Anda di halaman 1dari 1

Seribu Kunang-Kunang di Manhattan

Diceritakan ada sebuah sepasang orang yang bernama Jane dan Marno. Mereka sedang dudu
k bermalas-malasan di sofa. Marno dengan segelas scotch dan Jane dengan segelas martini. Mere
ka sama-sama sedang memandang di luar jendela. Mereka berdebat tentang warna bulan. Jane m
enganggap bulan itu berwarna ungu. Namun, tidak dengan Marno. Tidak putus asa, Jane tetap be
rsikeras untuk meyakinkan Marno. Marno berdiri, ke dapur untuk mengambil air serta es ke dala
m gelasnya. Setelah itu, ia kembali ke sofa di samping Jane. Kepalanya terasa tidak enak. Jane
ingat dengan Tommy, bekas suaminya dahulu. Ia bertanya kepada Marno bagaimana Alaska. Kon
disi dan hawa di Alaska. Jane juga berkata bahwa Tommy sekarang ada di Alaska. Marno berdir
i, berjalan menuju radio dan memutar knopnya. Diputar-putarnya knop itu beberapa kali hingga
menghasilkan suara yang aneh. Potongan-potongan suara itu tak tentu hingga seperti suara orang
yang sedang tercekik-cekik. Kemudian dimatikannya radio itu dan ia kembali ke sofa. Mereka ke
mbali membicarakan Tommy. Jane menganggap bahwa Tommy sedang ada di Alaska. Jane tidak
ingin Tommy kedinginan karena Alaska sangat dingin. Namun, Marno memberitahu Jane bahwa
belum tentu Tommy berada di Alaska sekarang. Marno kembali memasang rokok lalu pergi ber
diri di dekat jendela. Langit bersih waktu itu, kecuali di sekitar bulan. Beberapa awan menggero
mbol di sekitar bulan hingga cahaya bulan jadi muram karenanya. Ditengokkannya kepalanya ke
bawah dan satu belantara pencakar langit tertidur di bawahnya.
Sinar bulan yang lembut itu membuat seakan-akan bangunan-bangunan itu tertidur di bawahn
ya. Sinar bulan yang lembut itu membuat seakan-akan bangunan-bangunan itu tertidur dalam ked
inginan. Rasa senyap dan kosong tiba-tiba merangkak ke dalam tubuhnya. Jane ingat beberapa ta
hun yang lalu ia pernah dikirimi oleh Tommy boneka Indian dari Oklahoma City yang ternyata
ketika Jane bercerita kepada Marno, Marno sudah pernah mendengar cerita Jane.
Lampu-lampu berkelipan di belantara pencakar langit yang kelihatan di jendela. Mengingatka
n Marno pada ratusan kunang-kunang yang biasanya suka bertabur di malam hari di sawah emba
hnya, di desa.
Jane berkata kepada Marno bahwa ia dan Marno belum sempat berjalan-jalan ke Central Park Zo
o. Kemudian Jane ingat bahwa ia pernah berjalan-jalan ke sana dengan Tommy. Ternyata cerita i
ni sudah pernah didengar Marno sebelumnya. Jane merasa bahwa ia sangat membosankan. Lantar
an, semua cerita yang diceritakannya kepada Marno sudah pernah Marno dengar.
Jane mengajak Marno duduk di sofa di dekatnya. Namun, nampaknya Marno tak mau. Ia se
dang asik melihat ribuan kunang-kunang. Jane penasaran dengan kunang-kunang, Marnopun menj
elaskan kepada Jane apa kunang-kunang itu. Marno tetap menghadap ke luar jendela. Menatap k
e satu arah. Tiba-tiba Jane bertanya kepada Marno, punyakah ia dengan mainan kekasih. Jane be
rkata bahwa ia punya mainan kekasih. Ia menamainnya Uncle Tom. Jane menggambarkan bahwa
Uncle Tom adalah boneka hitam yang sangat jelek rupanya. Namun, Jane tak akan pernah bisa
tidur bila ia tidak bersamanya. Jane berpisah dengan Uncle Tom pada saat di high school pada
waktu bertemu dengan Tommy. Jane sangat ingin Uncle Tom berada di sampingnya lagi. Ternya
ta cerita tentang Uncle Tom sebelumnya belum pernah ia ceritakan kepada Marno. Jane merasa s
angat senang sekali. Jane memberikan Marno sebuah piyama dengan ukuran medium – large. Set
elah diberikannya piyama itu, Marno berpamitan pulang kepada Jane dan mencium dahi Jane. M
enghilanglah Marno dari balik pintu.
yusrinamalia22@

Anda mungkin juga menyukai