Anda di halaman 1dari 2

Biola Karen

Karen. Itulah namanya. Dia duduk dibangku kelas 5 SD, sama denganku. Sekelas lagi. Tapi,
kelakuannya sangat misterius. Setiap hari, saat istirahat, dia selalu pergi ke ruang musik tanpa
membawa peralatan musik apa-apa. Banyak yang beranggapan dia berlatih piano. Tapi, kalau
piano tak mungkin. Soalnya, pasti suaranya sudah terdengar sama anak-anak yang penasaran
sama kelakuan Karen. "Lydia!!" terdengar suara seseorang yang suaranya sudah akrab bagiku.
Tak salah lagi, itu adalah Vira, sahabatku. "Tau nggak, katanya Karen main Biola!" Vira berkata
dengan semangatnya. "Eh.. yang benar? tahu dari mana?" tanyaku penasaran. "itu, Rara si
Ilmuan kecil itu ternyata juga penasaran. Dia buat kunci bisa buka pintu apa saja, lalu masuk ke
ruang musik. Ternyata, karen sedang main biola, dan karen sudah profesional! karena terkejut,
Rara menyebarkan kemampuan Karen. Yaaa... kira-kira seperti itu deh, ceritanya!" jelas Vira ber
api-api. "Lho, perasaan aku nggak pernah liat Karen bawa-bawa Biola deh" aku kembali
bertanya. "Hemm.... menurut Rara, biola yang dia mainkan itu, biola yang selalu dibanggakan
guru-guru itu lho, kan biola itu punya ciri khas yang pasti murid-murid sekolah ini tahu. Sudah
gitu, suara biola itu sama seperti yang dimainkan Bu guru Amanda tahun lalu" Vira menjelaskan
sambil mengerutkan dahinya. "Ha!? biola itu? katanya harus orang terpilih kan yang bisa mainin
biola itu?" aku bertambah bingung saja. "Iya juga sih. Ah sudahlah aku pusing" tutur Vira. Tiba-
tiba bel tanda masuk kelas berbunyi. Aku dan Vira langsung balapan masuk ke kelas.
Saat di kelas, kulihat Karen tidak ada. Aku jadi cemas karenanya. Padahal, aku tidak pernah
mengobrol dengannya sekalipun. Karen orangnya terlalu tertutup. Karen juga tak pernah
sekalipun membolos kelas hanya untuk ke ruang musik. Tidak, tidak pernah begitu. Karen adalah
anak yang baik. Tapi.. sejak setahun lalu, Karen menjadi sangat tertutup dan agak kasar. Apalgi
saat teman-teman, adik kelas, atau kakak kelas membicarakan Bu Amanda. Memangnya kenapa
sih? sepanjng pelajaran bahasa Inggris, aku tidak bisa konsentrasi. Pikiranku hanya terfous pada
karen. Tok.. Tok.. Tok.. pintu diketuk tiga kali. Dengan segera, Ms. Ashley yang sedang
mengajar membuka pintu. "Karen!" teriaknya terkejut. Aku segera menoleh. "Ya ampun!" aku
berteriak keras. Terdapat luka-luka pada tubuh karen. Karen memegang biola. Dan benar kata
Vira, itu biola yang selalu dibanggakan guru-guru, dan itu adalah biola keramat! "Lydia, antar
Karen ke mobil sekolah, suruh Pak Scot ke rumah sakit! kamu juga ikut ke rumah sakit ya!" aku
bengong. 1 detik...2 detik... tiba-tiba kelas heboh. Dengan segera aku dan Vira(meskipun nggak
disuruh, Vira membantuku. Vira itu cewek yang berhati suci) membopong Karen ke mobil
sekolah. Dengan cepat, sudah sampai di rumah sakit. Saat dibawa suster dengan kasur, Karen
pingsan. Aku panik setengah mati. Susternya menyuruhku tenang. Tapi aku tidak bisa tenang.
Aku takut terjadi sesuatu yang sangat parah kepada Karen. Meskipun aku bukan sahabtnya,
bahkan bicara sekalipun pada Karen tidak pernah, aku khawatir sekali. Aku terus berdoa pada
yang diatas sana tolong selamatkan karen.... 
5 jam, kemudian, karen tersadar. "Lydia sedang apa kamu disini!?" Karen kelihatan marah. Aku
menunduk sedih. Dulu aku pernah bertengkar dengan Karen. Karena itulah aku tidak pernah

Cerpen Anak-anak : http://naskah-teater.blogspot.com


bebrbicara kepadanya lagi. "Dimana biola ibu!?" tanyanya dengan marah. "Tenang saja,
semuanya aman Karen. Tidak ada yang perlu ditakuti. Biola bu Amanda sudah ada di
sampingmu" ucapku tenang sambil tersenyum. Karen tercekat mendengar kata-kataku. "Karen,
tidak ada salahnya kan, kamu mengaku kepada teman-temanmu? memangnya ada yang salah?"
tanyaku. "B..bukan begitu" raut wajah Karen berubah menjadi sedih. "Semua tahu Biola itu milik
Bu Amanda alias ibu. Semua ingin coba memainkan biola itu, termasuk kamu bukan? waktu itu,
ada peramal yang bilang aku akan bisa memainkan alat musik yang berharga. Dan itu benar.
Lalu, aku berpikir jika orang tahu, orang-orang akan berpikir ibu menggunakan ilmu sihir supaya
aku bisa bermain biola itu. Begitu ceritanya" cerita Karen sambil agak sesenggukan. "Tenang
karen. Tak akan ada yang berpikiran seperti itu Karen. Biasanya bakat anak dan ibu itu menurun
kan? jadi memang wajar saja sih" jelasku. Karen tersenyum. "Kalau aku sudah bisa keluar dari
rumah sakit, aku akan mengaku aku anak Bu Amanda dan aku bisa memainkan biola itu" "Oh ya
hari ini, aku menginap disini. Ayahmu akan datang besok dari luar kota" jelasku. "Terimakaih
Lydia. Kau memang baik. Sebenarnya, pertengkaran kita itu aku pikir baik-baik malamnya. Dan
aku memutuskan, sebenarnya kau mau berbuat baik padaku" Aku dan Karen berbarengan
tersenyum.

Cerpen Anak-anak : http://naskah-teater.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai