PROPOSAL
MODAL
I. PENDAHULUAN
tepat dari pihak perusahaan. Salah satu keputusan yang penting bagi
Keputusan pendanaan berarti berkaitan dengan modal atau dana yang ada
dana atau modal dalam perusahaan dapat berasal dari internal dan eksternal
perusahaan. Sumber dana atau modal yang berasal dari internal berupa laba
yang ditahan dan penyusutan sedangkan untuk modal yang berasal dari
eksternal berupa hutang jangka panjang dan modal sendiri. Agar modal yang
dimiliki tersebut dapat dialokasikan atau digunakan dengan efisien dan efektif
modal yang baik dan tepat sangat diperlukan untuk dapat menjamin
2
pengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan struktur modal yang optimal maka
profitabilitas. Secara umum didalam struktur modal terdapat lima faktor yang
dapat mempengaruhi struktur modal itu sendiri, kelima faktor tersebut adalah
proyek-proyek jangka panjang atau sebaliknya. Masalah lain juga sering kita
lihat bahwa manajer keuangan tidak mampu melakukan kombinasi modal yang
dengan cara menghimpun dana dari dalam maupun luar perusahaan secara
efisien. Keputusan pendanaan atau struktur modal yang tidak cermat akan
Efek Indonesia (BEI) selama tiga tahun, yaitu 2008 sampai dengan 2010
mengalami perubahan yang cukup besar dari tahun ke tahun. Sebagian besar
panjang. Semakin kecil hutang akan menyebabkan semakin kecil risiko yang
Pada dasarnya pendanaan merupakan bagian yang sangat penting bagi dunia
berasal dari internal dan eksternal perusahaan. Pendanaan internal dapat berupa
laba ditahan dan depresiasi. Sedangkan dana yang diperoleh dari sumber
4
eksternal adalah dana yang berasal dari para kreditur, pemegang surat hutang
jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferens
dan saham biasa. Teori Modligliani dan Miller (1958) menyatakan bahwa
asumsi bahwa saham diperdagangkan pada pasar sempurna dan tidak ada
pajak. Teori ini dianggap tidak realistis karena hampir seluruh negara di dunia
membebankan pajak. Pada tahun 1963, Modigliani dan Miller mengoreksi teori
bahwa struktur modal dipengaruhi oleh pajak, likuiditas, dan struktur aset.
yang berasal dari hutang dan memilih untuk menggunakan pendanaan yang
berasal dari eksternal hal ini sesuai dengan Pecking Order Theory. Dari
penelitian yang dilakukan oleh Sakti (2002) dalam Aditya (2006) dan Ozkan
tetap terhadap jumlah aktiva. Kara (2009) menyebutkan bahwa trade-off teori
berhubungan positif dengan rasio hutang. Almeida dan Campeilo (2007) dalam
Kasenda (2008), Hadianto (2008), Niu (2008), Serrasqueiro dan Rogao (2009),
Zhang (2010), Najjar dan Petrov (2011), Sampebulu (2012) dan Putri (2012)
manajer perusahaan (Chen, 2004). Selain itu, kebijakan hutang dan struktur
pajak, biaya keagenan, dan biaya kesulitan keuangan sebagai imbangan dari
hutang dengan biaya kesulitan akibat penggunaan hutang, sebab biaya dan
manfaat akan saling meniadakan satu sama lain. Tingkat hutang optimal
terhadap ekspektasi cost of financial distress. Pada tingkat hutang yang optimal
apabila terjadi tingkat perubahan hutang sampai melewati tingkat optimal atau
biaya kebangkrutan dan biaya kesulitan keuangan financial distress cost lebih
besar dari pada efek interest tax-shield, hutang akan mempunyai efek negatif
struktur modal berada diatas target struktur modal optimalnya, maka setiap
(2011) menyatakan bahwa perusahaan dengan likuiditas yang besar akan lebih
menyukai menggunakan sumber dana internal, hal ini sejalan dengan pecking
Brigham dan Houston (2011) risiko bisnis merupakan risiko aset perusahaan
biaya atas pinjaman yang dilakukan perusahaan. Semakin besar beban biaya
semakin besar.Joni dan Lina (2012) menyebutkan bahwa risiko bisnis tidak
8
selain itu Prabansari dan Kusuma (2005) menunjukkan bahwa risiko bisnis
atau kecilnya usaha perusahaan yang dilihat dari total aktivanya. Di dalam
positif signifikan. Hal ini dikarenakan perusahaan besar akan cenderung lebih
produk atau jasanya dan jumlah tenaga kerja yang dimiliki yang dapat
dikatakan sebagai total aset dari perusahaan. Perusahaan yang memiliki ukuran
penelitian dikemukakan oleh Awan (2011) dan Liem (2013), bahwa ukuran
yang tinggi cenderung tidak banyak menggunakan utang. Hasil penelitian yang
penelitian ini sesuai dengan teori trade-off yang menyatakan bahwa perusahaan
tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu (Kennedy dkk., 2013). Kusumajaya
tinggi menghasilkan tingkat arus kas masa depan dengan kapitalisasi pasar
kemampuan yang lebih besar untuk dapat membayar hutang atau kewajiban-
profitabilitas. Menurut Hanafi dan Halim (2000), struktur aktiva biasanya akan
menentukan struktur utang jangka panjang maupun jangka pendek dalam suatu
Alat berat seperti ini memiliki manfaat dalam jangka waktuyang lama. Dengan
investasinya. Myers dan Majluf (1984) dalam santi., dkk (2012) menyatakan
bahwa semakin tinggi struktur aktiva, maka perusahaan akan lebih memilih
dari earning yang diperolehnya, kemudian prioritas kedua adalah hutang. Hal
ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Christianti (2006),
Frank dan Ghoyal (2007), serta Harris dan Raviv (1991) yang menunjukkan
adanya pengaruh negatif signifikan terhadap DER. Namun, hasil yang berbeda
Pada penelitian ini, peneliti mengacu pada Santi dan Toni (2018) yang
penelitian Bram dan Kristian (2010) yaitu struktur aktiva dan terakhir variabel
Bursa Efek Indonesia. Sejauh ini struktur modal merupakan topik yang
Motivasi yang melandasi penelitian ini yaitu penelitian ini tidak hanya
membahas tingkat utang tetapi terdapat struktur modal yang optimal dan
aktiva karena adanya ketidak konsistenan data hasil antara hasil dari satu tahun
dan hasil yang dirata-ratakan dari lima tahun. Serta penulis ingin mengangkat
berikut:
modal?
Agar pembahasan ini tidak menyimpang dari permasalahan yang ada, maka
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
modal.
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan informasi bagi
struktur modal.
masalah yang disajikan dalam proposal ini, maka penulisannya akan diuraikan
BAB I PENDAHULUAN
sasaran.
PEMIKIRAN
antara perusahaan yang memiliki nilai tinggi dengan perusahaan yang memiliki
penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan
menurun, karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang
di masa depan perusahaan, dimana perusahaan akan lebih profitable dan dapat
penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya
(agency costs) yang meningkat akibat dari turunnya kredibilitas suatu perusahaan.
beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya
pajak (tax shields) mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan
internal yang berlimpah. Dalam Pecking Order Theory tidak terdapat struktur
lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam atau pendanaan
18
internal daripada pendanaan eksternal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba
kali mulai dari sekuritas yang paling aman, yaitu hutang yang paling rendah
risikonya, turun ke hutang yang lebih berisiko, sekuritas hybrid seperti obligasi
dividen yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan, serta kesempatan
tersedia.
penggunaan modal pinjaman (hutang jangka pendek yang bersifat permanen, dan
hutang jangka panjang) dengan modal sendiri (saham preferen dan saham biasa).
Struktur modal merupakan campuran antara hutang jangka panjang dan ekuitas,
19
aktivitas bisnis menentukan struktur modal yang tepat merupakan tantangan bagi
dengan biaya modal yang minimal dengan hasil yang maksimal (Raharjaputra,
2009). Menurut Sukardi dan Herdinata (2009), struktur modal perusahaan terpusat
pada kombinasi antara hutang dan modal. Pilihan struktur modal secara
mengoptimalkan nilai pasar. Struktur modal yang optimal adalah salah satu hal
yang dapat memaksimalkan nilai pasar saham perusahaan. Jika kombinasi ideal
ini dapat diciptakan, maka saham perusahaan akan mencapai harga maksimal dan
struktur modal yang digunakan merupakan struktur modal yang optimal. Struktur
modal diukur berdasarkan Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio
(DER) adalah perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan
struktur modal optimal adalah salah satu dari tugas utama manajemen
perusahaan dalam menentukan struktur modal (bauran antara hutang dan ekuitas)
modal yang optimal suatu perusahaan adalah kombinasi dari utang dan ekuitas
yang mungkin merupakan struktur yang optimal, meskipun target tersebut dapat
perusahaan yang lebih besar pada umumnya lebih mudah memperoleh pinjaman
pinjaman perusahaan dapat berkembang lebih baik lagi (Mai, 2006). Menurut
trade off theory manajer dapat memilih rasio utang untuk memaksimakan nilai
memaksimalkan nilai perusahaan tidak hanya dengan nilai ekuitas saja yang
harus diperhatikan, tetapi jenis semua sumber keuangan seperti hutang, waran
maupun saham preferen. Fama dan French (1998) berpendapat bahwa optimalisasi
nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui fungsi
investasi pemegang saham (harga pasar ekuitas) dan atau ekspektasi nilai total
perusahaan (harga pasar ekuitas ditambah dengan nilai pasar hutang atau
pinjaman untuk memperoleh manfaat pajak. Hal ini karena pengurangan laba oleh
modal yang tidak dikenai bunga, namun penghasilan kena pajak akan lebih tinggi.
Pada variabel profitabilitas, hasil temuan (Mai, 2006) serta Suwarto dan
2.1.5 Likuiditas
dividen lebih baik pula. Penelitian Suharli (2004) sebelumnya sudah memberikan
keuangan seperti : current ratio, quick ratio dan cash acid-ratio. Likuiditas
perusahaan diasumsikan dalam penelitian ini mampu menjadi alat prediksi tingkat
utang usaha, wesel tagih jangka pendek, utang jatuh tempo yang kurang dari
setahun dan beban-beban lainya, sedangkan sumber daya jangka pendek terdiri
dari kas, sekuritas, piutang usaha, dan persediaan. Menurut Horne (2005) dalam
Nazir dan Afza (2009), perusahaan dihadapkan pada masalah adanya pertukaran
(trade off) antara faktor likuiditas dan profitabilitas. Jika perusahaan memutuskan
menetapkan modal kerja dalam jumlah yang besar, kemungkinan tingkat likuiditas
akan terjaga namun kesempatan untuk memperoleh laba yang besar akan menurun
semakin baik posisi perusahaan di mata kreditur. Menurut Khajar (2010), jika
bahwa perusahaan akan dapat membayar kewajibannya tepat pada waktunya. Jika
Oleh karena itu, perusahaan harus mencari sumber dana yang berasal dari luar
yang berasal dari luar perusahaan dapat diperoleh dari meminjam dana kepada
23
pihak kreditur seperti bank, lembaga keuangan bukan bank, atau dapat pula
2.1.6 Tangibility
mebel, dan lain sebagainya merupakan aktiva tetap yang biasanya dimiliki
menentukan seberapa besar hutang jangka panjang yang dapat diambil dan hal ini
sampel yang dipakai adalah 7 Perusahaan Asuransi yang diambil dari seluruh
linear berganda dijadikan sebagai metode analisis data. Pada penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Widjaja dan Kasenda (2008), Hadianto (2008), Niu (2008),
Serrasqueiro dan Rogao (2009), Zhang (2010), Najjar dan Petrov (2011),
Sampebulu (2012) dan Putri (2012) menemukan hasil bahwa tangibility assets
sendiri, sedang hutang sifatnya sebagai pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan
24
bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah
aktiva tetap plus aktiva lain yang sifatnya pemanen. Dan perusahaan yang
sebagian besar dari aktivanya terdiri atas aktiva lancar akan mengutamakan
didasarkan pada rasio antara total aktiva tetap terhadap total aktiva, maka secara
teoritis terhadap hubungan yang negatif antara tangibility dengan struktur modal.
Semakin besar tangibility (yang berarti semakin besar jumlah aktiva tetap) maka
penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi (yang berarti penggunaan modal
asing semakin sedikit) atau struktur modalnya makin rendah. Moh'd, Larry dan
manajer. Demikian pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Bhaduri (2002)
yang menunjukkan adanya pengaruh yang bersifat negatif dari struktur aktiva
terhadap struktur modal. Penelitian lain yang dilakukan oleh Krishnan (1996)
dapat meningkatkan laba per lembar saham dengan laverage (Weston dan
25
Gaver dan Kenneth (1993) yang menyatakan bahwa opsi investasi masa depan
setara dalam satu lingkungan industrinya. Selain itu opsi investasi masa depan
juga ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek yang didukung oleh kegiatan riset
dan pengembangannya. Hal ini membuat perusahaan dituntut untuk melihat hasil
riset yang dilakukan untuk mencari peluang terhadap perusahaan yang nantinya
mengambil manfaat dari peluang. Dengan kata lain, perusahaan yang dapat
depan dan juga lebih banyak mempertahankan laba. Selain itu, perusahaan yang
atas pinjaman yang dilakukan perusahaan. Semakin besar beban biaya yang harus
ditanggung maka semakin risiko yang dihadapi perusahaan juga semakin besar.
Joni dan Lina (2012) menyebutkan bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap struktur modal, selain itu Prabansari
dan Kusuma (2005) menunjukkan bahwa risiko bisnis berpengaruh negatif dan
salah satu risiko yang dihadapi perusahaan ketika menjalani kegiatan operasi,
dan signifikan terhadap struktur modal. Hal ini disebabkan perusahaan dengan
risiko bisnis besar harus menggunakan hutang lebih kecil dibanding perusahaan
yang mempunyai risiko bisnis rendah, karena semakin besar risiko bisnis,
perusahaan yang semakin besar, maka semakin besar pula aset yang dimiliki
Widjaja dan Kasenda (2008), Niu (2008), Psillaki dan Daskalakis (2009), Zhang
(2010), Kayo dan Kimura (2010) menemukan hasil bahwa ukuran perusahaan
pada suatu perusahaan. Konsisten dengan hasil penelitian tersebut, Reinhard dan
Li (2010), Yuliati (2011), Serrasqueiro (2011), Sheikh dan Wang (2011), Pauji
(2012), Putri (2012), Wijayati dan Janie (2012), Lusangaji (2013) dan
dan Manesh (2012) menemukan hasil bahwa terhadap struktur modal pada suatu
2.1.10 Provitabilitas
perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara, salah satunya dengan return on
asset (ROA) yang merupakan pengukuran profitabilitas dengan total aset. ROA
mengukur seberapa besar total aset yang telah dibelanjakan oleh perusahaan dari
(Subramanyam dan Wild, 2010). Jika perusahaan memiliki ROA yang tinggi,
maka profitabilitas yang diperoleh dari total aset semakin tinggi. Hal ini
karena laba ditahan yang dimiliki oleh perusahaan sudah dapat memenuhi
sebagian besar pendanaan perusahaan. Oleh karena itu, para manajer dituntut
tidak cermat akan mengurangi profitabiltas yang diperoleh karena pendanaan yang
tinggi. Selain itu, perusahaan yang menguntungkan akan memilih untuk tidak
penjualan yang tidak stabil tidak dapat menggunakan hutang yang besar,
sedangkan perusahaan dengan aliran kas yang relatif stabil dapat menggunakan
hutang lebih banyak, Sartono (2010). Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Niu (2008), Vries (2010), Serrasqueiro (2011) dan Lusangaji (2013) menemukan
Struktur aktiva adalah perbandingan antara total aktiva tetap dengan total
aktiva perusahaan. Pada perusahaan besar umumnya juga memiliki struktur aktiva
yang besar hal tersebut dapat dilihat dari aktiva lancar dan aktiva tidak lancar
(1996) dalam Nugroho (2006) menyatakan bahwa secara umum perusahaan yang
daripada perusahaan yang tidak memiliki jaminan. Teori tersebut juga konsisten
perusahaan yang memiliki aktiva yang dapat digunakan sebagai agunan hutang
growth opportunity, profitabilitas, fixed asset ratio dan risiko pasar terhadap
Pandey (2004) melakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji secara empiris
variabel independen yaitu profitabilitas, fixed aset ratio, kontrol kepemilikan, dan
signifikan terhadap struktur modal sedangkan fixed asset ratio dan struktur aktifa
tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Kartini dan Arianto (2008)
dividen dan risiko bisnis tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Hadianto
struktur aktifa dan jenis perusahaan terhadap struktur modal. Selain itu penelitian
ini bertujuan untuk menguji Hipotesis Static-Trade off. Objek penelitian yang
31
faktor ini terhadap struktur modal mendukung berlakunya hipotesis static trade-
off, sedangkan pengaruh struktur aktiva yang negatif terhadap struktur modal tidak
tangibilty, age of firm, liquidity, size, and growth opportunity. Hasil penelitian
Ringkasan dari penjelasan beberapa penelitian terdahulu diatas dapat dilihat pada
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
penelitian yang terdiri dari variabel dependen yaitu struktur modal dan variabel
variabel ini disajikan dalam kerangka pemikiran yang dituangkan dalam model
Gambar 2.1
Likuiditas Tangibility
Resiko Bisnis
Growth Opportunity
Struktur Modal
36
2.4 HIPOTESIS
penelitian yang terdiri dari variabel dependen yaitu struktur modal dan variabel
variabel ini disajikan dalam kerangka pemikiran yang dituangkan dalam model
Modal.
Modal.
Modal.
Modal
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi. Populasi dan sampel penelitian ini adalah
Efek Indonesia periode 2014 s/d 2019. Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan
pengamatan.
Tabel 3.1
Pemilihan Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah
Perusahaan
Sumani, 2017)
uangnya
Jumlah sampel 29
Tahun penelitian 3
39
Jumlah observasi 87
Tabel 3.2
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
merupakan data tidak langsung. Data sekunder adalah data yang sudah tersedia
dan dikumpukan oleh pihak lain, peneliti tinggal memanfaatkan data tersebut
diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory dan JSX Statistik yang
diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia, serta berbagai artikel, buku, dan beberapa
mengukur suatu variabel, sehingga menjadi variabel yang dapat diamati dan
diukur dengan menentukan hal yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor pengaruh struktur modal pada
terikat (dependent) dalam penelitian ini yaitu struktur modal, sedangkan variabel
penjualan
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam hal ini variabel bebas
a. Likuiditas
Likuiditas dalam hal ini digambarkan dengan rasio lancar (current ratio).
Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2008) rumus untuk menghitung current
b. Tangibility
c. Growth Opportunity
perusahaan yang akan terjadi dengan melihat keadaan pasar saat ini. Variabel
ini diukur dari perbandingan antara nilai pasar suatu saham (Market Value)
disbanding nilai buku (Book Value). Market to book ratio (MTB) dalam
Market Value
MTB = Book Value
d. Resiko Bisnis
merupakan beta sekuritas ke-I yang diperoleh dari teknik regresi. Dengan
Ri = ai + ßi . Rm + ei
43
e. Ukuran Perusahaan
penjualan dan rata-rata aktiva. Semakin besar jumlah aset perusahaan, maka
semakin besar ukuran perusahaan (Tiono dan Jogi. 2013). Hal ini
f. Provitabilitas
bersih setelah pajak dengan total aset, baik aset lancar maupun aset tidak
g. Struktur Aktiva
Struktur Aktiva dinyatakan dalam bentuk rasio. Menurut Joni dan Lina
h. Pertumbuhan Penjualan
berikutnya.
Formulasinya:
modal adalah gabungan antara equity dan debt. Dimana equity dapat berupa
internal euity dan external equity. Internal equity berasal dari preffered stock,
digunakan untuk mengukur capital structure dan long-term debt to asset ratio,
short-term debt to asset ratio (Serrasqueiro, 2011), total debt to ratio (Khan,
45
2010), dan debt to equity ratio (Hovey, 2007). Proksi struktur modal yan
digunakan pada penelitian ini menggunakan long-term debt to total assets ratio.
mengetahui kesimpulan yang akan diperoleh dari hasil penelitian. Metode dalam
aktiva dan risiko bisnis terhadap variabel dependen yaitu struktur modal (Total
Debt Ratio).
mean, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum dari masing-masing
bisnis.
harus memenuhi serangkaian uji asumsi klasik agar dapat dikatakan sebagai
model empiris.
pasti diantara beberapa atau semua variabel independen. Oleh sebab itu, uji
46
kesalahan standarnya tak terhingga, sehingga model regresi yang baik seharusnya
dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/ Tolerance). Nilai
nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Selain itu peneliti harus
menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastistas atau tidak terjadi
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu
2011).
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu yang
b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0
kelemahan yaitu tidak menjamin hasil yang akurat. Hasil ploting tidak akan
sampel berjumlah sedikit. Oleh sebab itu, diperlukannya uji statistik agar
mendapatkan hasil yang lebih detail dan dapat menjamin hasil yang akurat.
Terdapat beberapa uji statistik yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedesitas. Salah satunya yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
glejser. Menurut Gujarati (2003) dalam Ghozali (2011) uji glejser dilakukan
|Ut|= a+ßXt+vt
Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka tidak terjadi heteroskedesitas
normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik merupakan
salah satu cara termudah untuk melihat normalitas distribusi yaitu dengan melihat
normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal. Jika titik
berikut :
a. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 ; maka data berdistribusi
normal.
b. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 ; maka data tidak
berdistribusi normal
dependen dengan satu atau lebih variabel independen. Selain untuk mengetahui
hubungan antar variabel, analisis regresi juga menunjukan arah hubungan antara
sebagai berikut :
Keterangan :
ROA = Profitabiltas
e = Error
50
regresi sampel dalam menaksir nilai aktual yang dapat diukur dari Goodnes of Fit-
nya. Goodnes of fit dari sebuah model regresi diukur dengan nilai
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R berarti kemampuan variabel-
dependen
semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
statistik F terdapat kriteria untuk pengambil keputusan yaitu dengan melihat nilai
P-value pada tingkat signifikansi kurang dari 0,05 atau 5 %. Keputusan yang
diambil apabila :
Jika P-value < 0,05 maka variabel independen secara bersamaan mempengaruhi
variabel depeden.
51
Jika P-value > 0,05 maka variabel independen tidak berpengaruh signifikan
variasi variabel dependen. Selain itu uji statistik berguna untuk mengetahui arah
Pengaruh arah positif atau negatif pada variabel independen terhadap variabel
dependen dapat dilihat dari koefisien beta yang dihasilkan apakah positif atau
negatif.
variabel depeden
variabel dependen.
52
DAFTAR PUSTAKA
Leverage, Faktor intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan. Dalam
Susanti, Ayu Indira Mega. 2013. Determinan Struktur Modal Dan Dampaknya
Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Property And Real Estate Di Bursa
Pahuja, Anurag., and Anus Sahi. 2012. Factors Affecting Capital Structure
3622.
Kusumajaya, Dewa Kadek Oka. 2011. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan
Modigliani, F. and M.H. Miller. 1958. “The Cost of Capital. Corporation Finance
Myers, Stewart C., and Nicholas S Majluf. 1984. Corporate Financing and
Modal Perusahaan Properti yang Go-Public di Bursa Efek Jakarta untuk Periode
Saham Emiten LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008.
Yogyakarta.
Saleem, Sidra Tariq, and Ghazala Akram. 2013. The Determinants of Capital
Structure of Oil and Gas Firms Listed on Karachi stock Exchange In Pakistan.
55
235.
Santika, Rista Bagus dan Bambang Sudiyatno. 2011. Menentukan Struktur Modal
Sari, Ayu Pudak. 2013. Faktor – Faktor Yang Memengaruhi Struktur Modal Pada
Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-
Shin, Hyun-Han, and René M. Stulz. 2000. Firm value, risk, and growth
www.idx.co.id