Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada era modern ini, kata korupsi sudah tidak asing lagi di telinga
masyarakat Indonesia sebagai penyalahgunaan kedudukan, kekuasaan,
kesempatan untuk memenuhi kepentingan diri sendiri dan atau kelompoknya
yang melawan kepentingan bersama. Pakar hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Andi Safrani, menilai modus kasus korupsi dana pensiun Pertamina yang
melibatkan terdakwa Edward Seky Soeryadjaya (ESS) jarang ditemukan dalam
kasus-kasus korupsi.
Mahkamah Agung menjatuhkan hukuman 8 tahun penjara dan denda sebesar
250 juta kepada mantan Presdir Dana Pensiun Pertamina, M Helmi Kamal Lubis
yang dinyatakan korupsi bersama-sama hingga Negara merugi mencapai Rp612
miliar. Kasus bermula saat Helmi berkenalan dengan Edward Soeryadjaja pada
2014 sebagai pemegang saham mayoritas PT Sugih Energi Tbk (SUGI). Helmi
menggocek uang dari kas yayasan ke SUGI dengan cara membeli saham ratusan
miliar rupiah. Setelah melalui proses panjang, Majelis meyakini Helmi telah
memperkaya diri sendiri, orang lain yakni Edward Soeryadjaja serta suatu
korporasi yang mengakibatkan kerugian negara ratusan miliar rupiah untuk
membeli saham SUGI.

1.2 Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir
Semester mata kuliah Bahasa Indonesia. Serta mengetahui mengenai polemik
kasus Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; korupsi dana pensiun Pertamina.

1.3 Metode

1
Makalah ini ditulis dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu
prosedur penelitian yang menghasilkan penelitian data deskriptif berupa tertulis
atau lisan, perilaku yang dapat diamati sehingga menemukan kebenaran yang
dapat diterima oleh akal sehat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penulisan ini adalah teknik studi dokumen. Sumber data sekunder yaitu peneliti
melaporkan hasil observasi orang lain yang satu atau lebih yang telah lepas dari
kejadian aslinya.

BAB 2
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar


Menurut Pengertian UU No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi mengartikan bahwa Korupsi adalah setiap orang yang
dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri,
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara.
Perilaku korupsi telah berkembang dan menjalar ke segala segi dan lapisan
masyarakat, dan dilakukan oleh pejabat publik serta hampir seluruh unsur
masyarakat (Djulianto, 2009). Tindakan korupsi berkembang di tingkat
individu, lembaga dan kelompok sosial. Seiring dengan itu, muncul juga isu
soal kriminalisasi terhadap berbagai penanganan perkara tindak pidana termasuk
korupsi yang dilakukan oleh oknum penegak hukum, makin meramaikan
pemberitaan tentang korupsi diberbagai media cetak dan elektronik serta
menambah buramnya wajah penegakan hukum di negara ini.( Effendy, 2013)

2.2 Dampak Pemikiran

2
Tindak pidana korupsi merupakan perbuatan yang bukan hanya dapat
merugikan keuangan negara akan tetapi juga dapat menimbulkan kerugian-
kerugian pada perekonomian rakyat, dan merupakan perbuatan yang sangat
tercela. Korupsi merupakan kejahatan yang luar biasa, karena dapat merusak
sendi-sendi kehidupan bernegara. Namun demikian, penjatuhan hukuman kepada
pelakunya sangat ringan dibanding dengan ancaman pidananya. Dengan adanya
tindakan korupsi terdapat banyak dampak dalam berbagai sektor atau aspek
dalam kehidupan. Seperti perekonomian, dapat mengurangi pemerintahan dalam
perbaikan dan kontrol terhadap perekonomian.
Korupsi juga akan berdampak pada masyarakat, dengan membuat program
pemerintah menjadi terhambat dan terganggu, hal itu membuat kemiskinan
semakin menjamur. Pada bidang pendidikan, terhambatnya penyaluran untuk
pembiayaan dalam berpendidikan membuat pengajaran kurang sempurna.
Pertahanan dan keamanan, peluang korupsi, baik uang maupun kekuasaan
muncul karena ketidakberdayaan hukum terhadap masalah pertahanan dan
keamanan. Kerusakan lingkungan, permasalahan yang ada dalam lingkungan
terjadi karena masyarakat kurang peduli terhadap oknum usaha yang
menyebabkan lingkungan rusak dan ganti rugi yang hanya berjangka pendek.

2.3 Evaluasi Kritis


Melihat tindak pidana korupsi masih merajalela di Indonesia, maka perlu
solusi dengan meningkatkan dan memperbaiki sistem penegakan hukum di
Indonesia tentang korupsi. Selain menegakkan hukum, juga dengan menanamkan
nilai dan prinsip kejujuran. Solusi konkrit lain dalam menanggulangi
masalah korupsi yang terjadi adalah dengan mendesain ulang pelayanan
publik, terutama pada bidang yang berhubungan langsung dengan kegiatan
pelayanan masyarakat, memperkuat transparansi, pengawasan, dan sanksi
pada kegiatan pemerintah yang berhubungan dengan ekonomi dan
sumber daya manusia, meningkatkan pemberdayaan perangkat
pendukung dalam pencegahan korupsi. Penegakan hukum dalam rangka

3
pemberantasan korupsi ini harus dilakukan secara terpadu dan terintegrasi
dengan satu tujuan, yaitu untuk memberantas korupsi. SDM penegak
hukum harus berasal dari orang pilihan dan mempunyai integritas tinggi.
BAB 3
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Saat ini, kata korupsi sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia
sebagai penyalahgunaan wewenang individu. Perilaku korupsi telah
berkembang dan menjalar di segala segi dan lapisan masyarakat, dan dilakukan
oleh pejabat publik serta beberapa unsur masyarakat. Korupsi merupakan
kejahatan yang luar biasa, karena dapat merusak sendi-sendi kehidupan
bernegara. Tindak korupsi mempunyai dampak dalam berbagai sektor atau aspek
dalam kehidupan. Berkaca pada maraknya kasus yang terjadi, maka perlunya
upaya penanganan dari berbagai aspek seperti memperbaiki sistem penegakan
hukum, menanamkan rasa kejujuran, serta berbagai upaya yang mendukung
lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Andi, Hamzah. 1991. Korupsi di Indonesia dan Pemecahannya. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Djulianto. 2009. A to Z Korupsi : Menumbuhkan Spirit Anti Korupsi’ eds. Ulul
Albab. Surabaya: Jaringpena.
Detik.com (2019, 5 Maret) Korupsi Rp 612 M Eks Presdir Dana Pensiun Pertamina
Dibui 8 Tahun. Diakses pada tanggal 6 Desember 2019 Pukul 18.35.
https://news.detik.com/berita/d-4468955/korupsi-rp-612-m-eks-presdir-dana-
pensiun-pertamina-dibui-8-tahun.
Effendy, M. 2013. Korupsi dan Strategi Nasional. Jakarta : GP Press Group.
Muladi dan Barda Nawawi Arief. 1992. Bunga Rampai Hukum Pidana. Bandung:
Alumni.

4
Republik Indonesia. 1999. Undang- Undang No. 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Sekretariat Negara. Jakarta.
Soemanto, RB., Sudarto, Sudarsana. 2014. Pemahaman Masyarakat Tentang Korupsi.
Yustisia. Vol 3 No. 1. Januari- November 2014.
Tribunnews.com (2018, 15 November) Pengamat Sebut Modus Korupsi Dana
Pensiun Pertamina Termasuk Jarang Ditemukan. Diakses pada tanggal 6
Desember 2019 Pukul 15.39. .
https://www.tribunnews.com/nasional/2018/11/15/pengamat-sebut-modus-
korupsi-dana-pensiun-pertamina-termasuk-jarang-ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai