Anda di halaman 1dari 3

Permasalahan Moral dan Penyelesaian Masalah Moral Dalam

Keperawatan

Oleh Irma Widyasari, 1706038885, PDK-C


Moralitas merupakan standar yang dimiliki pribadi atau perorangan tentang memilih
benar atau salahnya dalam menggambarkan tingkah laku, karakter, atau sikap dari setiap
individu. Indikator utama sifat moral dalam menghadapi suatu situasi adalah timbulnya
kesadaran atau pemahaman terkait dengan perasaan, seperti rasa bersalah, harapan, ataupun
kurangnya percaya diri. Indikator lainnya adalah kecenderungan untuk merespon situasi
dengan diungkapkan melalui kata-kata, seperti sebaiknya, seharusnya, benar, salah, baik, atau
buruk. Moral muncul dari hati nurani seseorang. Mereka bertindak sebagai panduan untuk
perilaku individu dan apa adanya belajar melalui sistem keluarga, instruksi, dan sosialisasi.
Akhlak menemukan dasar mereka dalam individu nilai-nilai. Akhlak memiliki komponen
sosial yang lebih besar dari nilai-nilai dan lebih fokus pada baik versus perilaku buruk
(Kirschenbaum, 2000).

Kesalahan penerapan moral terjadi ketika perawat mengerti tindakan yang perlu
perawat terapkan pada suatu masalah. Akan tetapi untuk beberapa alasan, perawat tidak bisa
untuk melakukan tindakan tersebut. Oleh karena itu, aksi atau tindakan yang mereka ambil
menyebabkan konflik karena keputusannya bertentangan dengan mereka nilai-nilai pribadi,
profesional, moral, dan keyakinan. Hal ini menantang integritas dari seorang perawat. Moral
marabahaya dapat menyababkan masalah yang serius dalam praktik keperawatan dan perawat
merasa kehilangan integritas dan ketidakpuasan dalam pengaturan kerja. Hal tersebut akan
mengancam kualitas perawatan dan mungkin merugikan dalam biaya. Studi menunjukkan
bahwa perawat terpapar tekanan moral karena menderita secara emosional dan fisik dan
akhirnya meninggalkan sisi profesi (Redman & Fry, 2000). Sumber-sumber tekanan moral
bervariasi; namun, faktor yang berkontribusi termasuk tantangan akhir kehidupan, perawat-
dokter konflik, dan interaksi tidak sopan..

Contoh masalah

Ny. L, wanita, 67 tahun, dirawat akibat farktur multipel dan laserasi yang disebabkan oleh
kecelakaan mobil. Suaminya yang meninggal dalam kecelakaan tersebut, dibawa ke rumah
sakit yang sama. Ny. L, yang mengemudi mobil tersebut, terus bertanya menegenai keadaan
suaminya kepada perawat primer. Dokter bedah telah meminta perawat untuk tidak
mengatakan kepada Ny. L mengenai kematian suaminya. Tanpa memberi tahu perawat alasan
atas permintaannya tersebut. Perawat mengungkapkan masalahnya kepada ketua tim, yang
mengatakan bahwa permintaan dokter bedah tersebut harus diikuti. Namun, perawat tidak
merasa nyaman mengenai hal ini dan bertanya-tanya mengenai apa yang sebaiknya
dilakukan.

Penyelesaian Masalah

Tindakan keperawatan yang dilakukan dalam menyelesaikan masalah tersebut adalah


sebagai berikut:
1. Mengenali dengan tajam masalah yang terjadi apa intinya, apa sumbernya, dan hakikat
masalah.
2. Mengumpulkan data atau informasi yang berdasarkan fakta, meliputi semua data yang
termasuk variable masalah yang tidak dianalisis secara teliti.
3. Menganalisis data yang telah diperoleh dan menganalisis kejelasan yang terbaik,
bagaimana kedalaman dan infeksitas kertelibatannya, relevasi keterlibatannya dengan
masalah etika.
4. Berdasarkan analisis yang baik yang telah dibuat,mencari kejelasan etika yang relevan
untuk penjelasan masalah dengan mngemukakan konsep filsafat yang mendasari etika
maupun konsep social budaya yang menentukan ukuran yang diterima.
5. Mengonsepkan argumentasi sesuai jenis isu yang didapati merasionalisasikan kejadian,
kemampuan membuat alternatif tentang tindakan yang akan diambil.
6. Langkah selanjutnya mengambil tindakan,setelah semua alternatif diuji terhadap nilai
yang ada didalam masyarakat dan ternyata dapat diterima maka pilihan tersebut dikatakan
sah (valid) secara etis.
7. Langkah terakhir adalah mengevaluasi apakah tindakan yang dilakukan mencapai hasil
yang diinginkan, mencapai tujuan penyelesaian masalah. Bila belum berhasil, harus
mmengkaji lagi hal-hal apa yang menyebabkan kegagalan dan menjadi umpan balik
untuk masalah pencegahan atau penyesuaian masalah secara ulang.

Dalam bermasyarakat, banyak sekali permasalahan terkait moral dari setiap


individu. Hal ini dikarenakan lemahnya penerapan nilai-nilai dan kurang pendekatan spiritual
pada setiap individu. Salah satu upaya pencegahan masalah sosial kejahatan adalah
penanaman nilai moralitas. Cara ini bisa dilakukan di rumah, sekolah, masyarakat, serta
pemerintahan. Peran pranata keluarga bisa memberikan pengajaran etika dan moral di rumah
serta mencontohkannya dalam perbuatan sehari-hari. Hal juga harus dilakukan tenaga
pendidik di sekolah. Tak hanya mengajarkan, tetapi juga harus mengamalkannya dalam
keseharian agar dapat dicontoh oleh para murid. Pengajaran dan pengamalan etika dan moral
bisa dilakukan oleh pemuka agama dan pemimpin masyarakat seperti RT atau RW. Ditingkat
pemerintah, penegakkan etika dan moral bisa diterapkan dalam aturan hukum dan juga harus
diamalkan oleh pemerintah di dalam keseharian. Penyuluhan hukum kepada masyarakt juga
mesti dilakukan pemerintah agar masyarakat bisa sadar hukum dan tidak akan melakukan
kejahatan.
Bibliography
Kozier, B., Erb, G., Berman, A., & Snyder, S. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep ,
Proses, & Praktik Edisi 7. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Weiss, S., & Tappen, R. (2015). Essentials of Nursing Leadership and Management. United States of
America: F. A. Davis Company.

Potter. Perry, Fundamental Keperawatan, Konsep Proses Dan Praktik. Edisi 4. 2005. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai