Anda di halaman 1dari 15

PEMBAHASAN

A. Intervensi
1. Defenisi
Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk mengulangi masalah sesuai dengan diagnosis keperawatan
yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhnya kebutuhan klien
(Maryam,2008).
Intervensi keperawatan menurut Dochterman & Bulechek adalah “ semua
treatment yang didasarkan pada penilaian klinik dan pengetahuan perawat untuk
meningkatkan outcome pasien/klien”.
Berdasarkan prioritas keperawatan contoh intervensi dari suatu kasus yaitu
bersihan jalan nafas efektif berhubungan dengan akumulasi secret. Penulis
melakukan rencana tindakan perawatan selama 1x24 jam diharapkan bersihan
jalan nafas efektif dengan criteria hasil jalan nafas paten dengan nafas bersih,
pernafasan bersih, suara paru fasekuler (Wilkinson,2011). Intervensi atau rencana
yang akan dilakukan monitor tanda-tanda vital untuk mengetahui status kesehatan
klien (suparman,2012). Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi: tekanan darah,
nadi, perifri, dan nadi apical (HR), pernafasan (RR), dan suhu tubuh. Berikan
fisioterapi dada untuk mengeluarkan secret, kolaborasi dengan dokter untuk
mempercepat proses penyembuhan (Riksani,2012).
Tahap perencanaan dapat disebut sebagai inti atau pokok dari proses
keperawatan sebab perencanaan merupakan keputusan awal yang memberi arah
bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana,
kapan, dan siapa yang akan melakukan tindakan keperawatan. Karenanya, dalam
menyusun rencana tindakan keperawatan untuk klien, keluarga dan orang terdekat
perlu dilibatkan secara maksimal.

2. Tujuan Intervensi
Tujuannya yaitu untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya kembali
masalah dengan menganalisis kondisi lingkungan internal maupun eksternal yang
mengacu pada upaya pencapaian tujuan (Mc Namara,2010).

1
3. Tipe-Tipe Intervensi Keperawatan
Menurut Walkinson (2007) intervensi keperawatan terdiri dari tiga tipe :
a) Intervensi mandiri ( independent intervention )
Tipe intervensi ini adalah tipe dimana perawat diijinkan untuk meresepkan,
melakukan atau mendelegasikan intervensi berdasarkan pada pengetahuan dan
keterampilan perawat.
b) Intervensi ketergantungan ( dependent intervation)
Tipe intervensi ini adalah tipe dimana intervensi diresepkan oleh dokter dan
dilakukan oleh perawat. Medical order biasanya meliputi order untuk
pengobatan, terapi IV, tes diagnostic, penanganan, diet dan aktifitas. Perawat
bertanggungjawab untuk menjelaskan, mengkaji, kebutuhan untuk intervensi
ini, dan melaksanakan medical orders.
c) Intervensi saling ketergantungan ( interdependent intervention )
Tipe intervensi ini juga disebut dengan collaborative yang dilakukan secara
berkolaborasi dengan anggota tim kesehatan yang lain. Misalnya phsycal
therapy, pekerja social, ahli gizi dan dokter.Intervensi disini menggambarkan
tanggung jawab yang overlapping.

4. Tahapan dalam Intervensi


Tahapan dalam intervensi (perencanaan) menurut (Flores,2009) adalah:
a) Harus melakukan pengkajian terlebih dahulu
b) Memprioritaskan masalah
c) Menetapkan tujuan
d) Menganalisis hambatan dan keterbatasan
e) Membuat jadwal kegiatan (menetapkan kegiatan,personil yanga terlibat,
sarana dan prasarana,dukungan financial, dan tahapan-tahapan).

5. Penulisan Intervensi Dalam Keperawatan


No Tgl Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil
1 21 Nov Gangguan mobilitas fisik Untuk dapat Untuk dapat
2011 berhubungan dengan menyeimbangka Menyeimbang
inflamasi pada lutut : n fisik kan fisik :
tidak mampu berdiri 1. Dapat

2
seimbang dengan kaki kiri menggunakan
alat bantu
selama
seminggu
2. Berdiri
tanpa ada
bantuan
asisten selama
sebulan.
3.Mengajarka
n klien
bagaimana
menggunakan
alat bantu
4.Membimbin
g klien agar
terlepas dari
ketergantunga
n terhadap
alat bantu.

6. Standar Intervensi Keperawatan


Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengetahui masalah dan
meningkatkan kesehatan klien. Standar perencanaan terdiri dari kriteria stuktur,
kriteria proses, dan kriteria hasil.
a. Kriteria stuktur:
1) Tatanan praktek menyediakan sarana yang dibutuhkan untuk
mengembangkan perencanaan.
2) Adanya mekanisme pencatatan sehingga dapat dikomunikasikan.
b. Kriteria proses:
1) Perencanaan terdiri dari penetapan prioritas masalah, tujuan dan rencana
tindakan keperawatan.
2) Bekerjasama dengan klient dalam menyusun rencana tindakan
keperawatan.

3
3) Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
klien.
4) Mendokumentasikan rencana keperawatan.
c. Kriteria hasil:
1) Tersusunnya suatu rencana asuhan keperawatan klien.
2) Perencanaan mencerminkan penyelesaian terhadap diagnosis keperawatan.
3) Perencanaan tertulis dalam format yang singkat dan mudah di dapat
4) Perencanaan menunjukkan bukti adanya revisi pencapaian tujuan.

B. Implementasi
1. Pengertian Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana
perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil
yang diperkirakan dari asuhan keperawatan (Potter & Perry 1997, dalam
Haryanto, 2007).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke
status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 2011).
Implementasi keperawatan adalah kegiatan mengkoordinasikan aktivitas
pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk mengawasi dan mencatat
respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan (Nettina,
2002).
Jadi, implemetasi keperawatan adalah kategori serangkaian perilaku perawat
yang berkoordinasi dengan pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk
membantu masalah kesehatan pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria
hasil yang telah ditentukan dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien
terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.

2. Tipe implementasi keperawatan


Secara garis besar terdapat tiga kategori dari implementasi keperawatan
(Craven dan Hirnle, 2000) antara lain:
a. Cognitive implementations.

4
Meliputi pengajaran atau pendidikan, menghubungkan tingkat pengetahuan
klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk klien dengan
disfungsi komunikasi, memberikan umpan balik, mengawasi tim keperawatan,
mengawasi penampilan klien dan keluarga, serta menciptakan lingkungan
sesuai kebutuhan, dan lain lain.
b. Interpersonal implementations.
Meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan pelayanan, menciptakan
komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal, pengungkapan perasaan,
memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi klien, role model,
dan lain lain.
c. Technical implementations.
Meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan aktivitas rutin
keperawatan, menemukan perubahan dari data dasar klien, mengorganisir
respon klien yang abnormal, melakukan tindakan keperawatan mandiri,
kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain.

3. Jenis implementasi keperawatan


Sedangkan dalam melakukan implementasi keperawatan, perawat dapat
melakukannya sesuai dengan rencana keperawatan dan jenis implementasi
keperawatan. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi
keperawatan, antara lain:
a. Independent implementations
Adalah implementasi yang diprakarsai sendiri oleh perawat untuk membantu
klien dalam mengatasi masalahnya sesuai dengan kebutuhan, misalnya:
membantu dalam memenuhi activity daily living (ADL), memberikan
perawatan diri, mengatur posisi tidur, menciptakan lingkungan yang
terapeutik, memberikan dorongan motivasi, pemenuhan kebutuhan psiko-
sosio-spiritual, perawatan alat invasive yang dipergunakan klien, melakukan
dokumentasi, dan lain-lain.
b. Interdependen/ Collaborative implementations
Adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim keperawatan
atau dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter. Contohnya dalam hal
pemberian obat oral, obat injeksi, infus, kateter urin, naso gastric tube (NGT),
dan lain-lain. Keterkaitan dalam tindakan kerjasama ini misalnya dalam

5
pemberian obat injeksi, jenis obat, dosis, dan efek samping merupakan
tanggungjawab dokter tetapi benar obat, ketepatan jadwal pemberian,
ketepatan cara pemberian, ketepatan dosis pemberian, dan ketepatan klien,
serta respon klien setelah pemberian merupakan tanggung jawab dan menjadi
perhatian perawat.
c. Dependent implementations
Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi lain, seperti ahli
gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya, misalnya dalam hal:
pemberian nutrisi pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli
gizi, latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian
fisioterapi.

4. Prinsip implementasi keperawatan


Ada tiga prinsip pedoman implementasi keperawatan (Haryanto,2007), yaitu :
a. Mempertahankan keamanan klien
Keamanan merupakan focus utama dalam melakukan tindakan. Oleh karena,
tindakan yang membahayakan tidak hanya dianggap sebagai pelanggaran etika
standar keperawatan professional, tetapi juga merupakan suatu tindakan
pelanggaran hukum yang dapat ditutut.
b. Memberikan asuhan yang efektif
Asuhan yang efektif adalah memberiakan asuhan sesuai dengan yang harus
dilakukan semakin baik pengetahuan dan pengalaman seorang perawat, maka
semakin efektif asuhan yang diberikan.
c. Memberikan asuhan seefisien mungkin
Asuhan yang efisien berarti perawat dalam memberikan asuhan dapat
mengunakan waktu sebaik mungkin sehingga dapat menyelesaikan masalah
kilen.

5. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dan diperhatikan dalam implementasi


keperawatan
Dalam Implementasi tindakan keperawatan memerlukan beberapa
pertimbangan, antara lain:
a) Individualitas klien, dengan mengkomunikasikan makna dasar dari suatu
implementasi keperawatan yang akan dilakukan.

6
b) Melibatkan klien dengan mempertimbangkan energi yang dimiliki,
penyakitnya, hakikat stressor, keadaan psiko-sosio-kultural, pengertian
terhadap penyakit dan intervensi.
c) Pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi.
d) Mempertahankan kondisi tubuh agar penyakit tidak menjadi lebih parah
serta upaya peningkatan kesehatan.
e) Upayakan rasa aman dan bantuan kepada klien dalam memenuhi
kebutuhannnya.
f) Penampilan perawat yang bijaksana dari segala kegiatan yang dilakukan
kepada klien.
Secara operasional hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan adalah:

a. Pada tahap persiapan


1) Menggali perasaan, analisis kekuatan dan keterbatasan professional pada
diri sendiri
2) Memahami rencana keperawatan secara baik
3) Menguasai keterampilan teknis keperawatan
4) Memahami rasional ilmiah dari tindakan yang akan dilakukan
5) Mengetahui sumber daya yang diperlukan
6) Memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam pelayanan
keperawatan
7) Memahami standar praktik klinik keperawatan untuk mengukur
keberhasilan
8) Memahami efek samping dan komplikasi yang mungkin muncul
9) Penampilan perawat harus menyakinkan.
b. Pada tahap kerja
1) Mengkomunikasikan atau menginformasikan kepada klien tentang
keputusan tindakan keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat
2) Beri kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan perasaannya
terhadap penjelasan yang telah diberikan oleh perawat.
3) Menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar
manusia dan kemampuan teknis keperawatan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan yang diberikan oleh perawat

7
4) Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan tindakan adalah
energi klien, pencegahan kecelakaan dan komplikasi, rasa aman, privasi,
kondisi klien, respon klien terhadap tindakan yang telah diberikan.
c. Pada tahap terminasi
1) Terus memperhatikan respons klien terhadap tindakan keperawatan yang
telah diberikan
2) Tinjau kemajuan klien dari tindakan keperawatan yang telah diberikan
3) Lakukan pendokumentasian.

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi proses keperawatan kesehatan


jiwa
a. Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah menarik atau menuntun kemampuan-kemampuan yang
masih tidur menjadi aktif dan nyata. Tingkat aktif dan nyata yang timbul dari
dan bergantung dari kesadaran-kesadaran yang mendukungnya pada tiap-tiap
individu (Imam Barnadit, 1985).
b. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni : penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa
dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui indera
penglihatan dan pendengaran (Notoatmojo, 2007).
c. Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti mendorong dari dalam
diri manusia atau berperilaku (Notoatmodjo, 2007).
d. Formulir Pengkajian Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa
Adalah alat untuk mendapatkan data lengkap klien di RS Jiwa yang meliputi ;
identitas klien, alasan masuk RS, faktor predisposisi, fisik, psikososial, status
mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial
dan lingkungan, pengetahuan, aspek medik, daftar masalah keperawatan dan
diagnosa keperawatan (Keliat, 2006). Formulir pengkajian proses keperawatan
kesehatan jiwa tersebut diisi oleh perawat selama klien dirawat sampai
persiapan pulang dari RS.
e. Petunjuk teknis (Juknis) Pengisian Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa

8
Adalah pedoman yang dapat menuntun perawat dalam mengisi formulir
pengkajian proses keperawatan kesehatan jiwa yang meliputi cara pengisian
identitas klien, alasan masuk RS, faktor predisposisi, fisik, psikososial, status
mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, masalah psikososial
dan lingkungan, pengetahuan, aspek medik, daftar masalah keperawatan dan
diagnosa keperawatan (Keliat, 2006).
f. Prosedur Tetap (Protap) Kerja
Adalah standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa sehingga pelayanan
keperawatan kesehatan jiwa dapat dipertanggung jawabkan atau gugatkan
secara profesional. Standar tersebut merupakan komponen utama dalam
mengendalikan mutu keperawatan karena dapat dijadikan tolak ukur dalam
mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan (Depkes RI, 1995).

7. Cara mengukur implemantasi pada fase kerja


Untuk mengukur implementasi pedomannya adalah pada standar asuhan
keperawatan yang berlaku, oleh karena itu pengetahuan mengenai standar
keperawatan harus mutlak harus dimiliki. Untuk mengukur setiap parameter yang
harus diukur dapat mengunakan wawancara, kuesioner, observasi, dan sebagainya.

C. Intervensi dan implementasi pada penderita HIV/AIDS


Diagnosa, intervensi dan rasional tindakan keperawatan (Doenges, 1999) adalah :
1. Diagnosis Keperawatan :
Nyeri berhubungan dengan inflamasi/ kerusakan jaringan ditandai dengan keluhan
nyeri, perubahan denyut nadi, kejang otot, ataksia, lemah otot dan gelisah.
Hasil yang diharapkan :
Keluhan hilang, menunjukkan ekspresi wajah rileks,dapat tidur atau beristirahat
secara adekuat.
INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Kaji keluhan nyeri, Mengindikasikan kebutuhan Mengkaji keluhan nyeri,
perhatikan lokasi, untuk intervensi dan juga perhatikan lokasi, intensitas,
intensitas, frekuensi dan tanda-tanda frekuensi dan waktu.Tandai
waktu.Tandai gejala perkembangan komplikasi. gejala nonverbal misalnya

9
nonverbal misalnya gelisah, gelisah, takikardia, meringis
takikardia, meringis.
Instruksikan pasien untuk Meningkatkan relaksasi dan Menginstruksikan pasien untuk
menggunakan visualisasi perasaan sehat. menggunakan visualisasi atau
atau imajinasi, relaksasi imajinasi, relaksasi progresif,
progresif, teknik nafas teknik nafas dalam.
dalam.
Dorong pengungkapan Dapat mengurangi ansietas Mendorong pasien untuk
perasaan dan rasa sakit, sehingga mengungkapkann perasaannya
persepsi akan intensitas rasa
sakit.
Berikan analgesik atau Memberikan penurunan Memberikan analgesik atau
antipiretik narkotik. nyeri/tidak nyaman, antipiretik narkotik. Gunakan
Gunakan ADP (analgesic mengurangi demam. Obat ADP (analgesic yang dikontrol
yang dikontrol pasien) yang dikontrol pasien pasien) untuk memberikan
untuk memberikan berdasar waktu 24 jam dapat analgesia 24 jam.
analgesia 24 jam. mempertahankan kadar
analgesia darah tetap stabil,
mencegah kekurangan atau
kelebihan obat-obatan.
Lakukan tindakan paliatif Meningkatkan relaksasi atau Melakukan tindakan paliatif
misal pengubahan posisi, menurunkan tegangan otot. misal pengubahan posisi,
masase, rentang gerak pada masase, rentang gerak pada
sendi yang sakit. sendi yang sakit.

2. Diagnosis keperawatan :
Perubahan nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh dihubungkan dengan
gangguan intestinal ditandai dengan penurunan berat badan, penurunan nafsu
makan, kejang perut, bising usus hiperaktif, keengganan untuk makan, peradangan
rongga bukal.

Hasil yang harapkan :

10
Mmpertahankan berat badan atau memperlihatkan peningkatan berat badan yang
mengacu pada tujuan yang diinginkan, mendemostrasikan keseimbangan nitrogen
po;sitif, bebas dari tanda-tanda malnutrisi dan menunjukkan perbaikan tingkat
energy.
INTERIVENSI
RASIONAL IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Kaji kemampuan untuk Lesi mulut, tenggorok dan Mengkaji kemampuan
mengunyah, perasakan dan esophagus dapat untuk mengunyah,
menelan. menyebabkan disfagia, perasakan dan menelan.
penurunan kemampuan
pasien untuk mengolah
makanan dan mengurangi
keinginan untuk makan.
Auskultasi bising usus Hopermotilitas saluran Mengobservasi bising usus
intestinal umum terjadi dan klien
dihubungkan dengan muntah
dan diare, yang dapat
mempengaruhi pilihan diet
atau cara makan.
Rencanakan diet dengan orang Melibatkan orang terdekat Merencanakan diet dengan
terdekat, jika memungkinakan dalam rencana member orang terdekat, jika
sarankan makanan dari rumah. perasaan control lingkungan memungkinakan sarankan
Sediakan makanan yang sedikit dan mungkin meningkatkan makanan dari rumah.
tapi sering berupa makanan pemasukan. Memenuhi Menyediakan makanan
padat nutrisi, tidak bersifat asam kebutuhan akan makanan yang sedikit tapi sering
dan juga minuman dengan nonistitusional mungkin juga berupa makanan padat
pilihan yang disukai pasien. meningkatkan pemasukan. nutrisi, tidak bersifat asam
Dorong konsumsi makanan dan juga minuman dengan
berkalori tinggi yang dapat pilihan yang disukai pasien.
merangsang nafsu makan Mendorong konsumsi
makanan berkalori tinggi
yang dapat merangsang
nafsu makan

11
Batasi makanan yang Rasa sakit pada mulut atau Membatasi makanan yang
menyebabkan mual atau muntah. ketakutan akan mengiritasi menyebabkan mual atau
Hindari menghidangkan lesi pada mulut mungkin muntah. Hindari
makanan yang panas dan yang akan menyebabakan pasien menghidangkan makanan
susah untuk ditelan enggan untuk makan. yang panas dan yang susah
Tindakan ini akan berguna untuk ditelan
untuk meningkatakan
pemasukan makanan.
Tinjau ulang pemerikasaan Mengindikasikan status Meninjau ulang
laboratorium, misal BUN, nutrisi dan fungsi organ, dan pemerikasaan laboratorium,
Glukosa, fungsi hepar, elektrolit, mengidentifikasi kebutuhan misal BUN, Glukosa,
protein, dan albumin. pengganti. fungsi hepar, elektrolit,
protein, dan albumin.
Berikan obat anti emetic Mengurangi insiden muntah Memberikan obat anti
misalnya metoklopramid. dan meningkatkan fungsi emetic misalnya
gaster metoklopramid.

3. Diagnosa keperawatan :
Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan diare berat
Hasil yang diharapkan :
Mempertahankan hidrasi dibuktikan oleh membrane mukosa lembab, turgor kulit
baik, tanda-tanda vital baik, keluaran urine adekuat secara pribadi.
INTERVESI KEPERAWATAN RASIONAL IMPLEMENTASI
Pantau pemasukan oral dan Mempertahankan Memantau pemasukan oral
pemasukan cairan sedikitnya keseimbangan cairan, dan pemasukan cairan
2.500 ml/hari. mengurangi rasa haus dan sedikitnya 2.500 ml/hari.
melembabkan membrane
mukosa.
Buat cairan mudah diberikan Meningkatkan pemasukan Membuat cairan mudah
pada pasien; gunakan cairan cairan tertentu mungkin diberikan pada pasien;
yang mudah ditoleransi oleh terlalu menimbulkan nyeri gunakan cairan yang mudah
pasien dan yang menggantikan untuk dikomsumsi karena lesi ditoleransi oleh pasien dan
elektrolit yang dibutuhkan, pada mulut. yang menggantikan

12
misalnya Gatorade. elektrolit yang dibutuhkan,
misalnya Gatorade.
Kaji turgor kulit, membrane Indicator tidak langsung dari Mengkaji turgor kulit,
mukosa dan rasa haus. status cairan. membrane mukosa dan rasa
haus.
Hilangakan makanan yang Mungkin dapat mengurangi Menghilangakan makanan
potensial menyebabkan diare, diare yang potensial
yakni yang pedas, berkadar menyebabkan diare, yakni
lemak tinggi, kacang, kubis, yang pedas, berkadar lemak
susu. Mengatur kecepatan atau tinggi, kacang, kubis, susu.
konsentrasi makanan yang Mengatur kecepatan atau
diberikan berselang jika konsentrasi makanan yang
dibutuhkan diberikan berselang jika
dibutuhkan
Nerikan obat-obatan anti diare Menurunkan jumlah dan Memberikan obat-obatan
misalnya ddifenoksilat (lomotil), keenceran feses, mungkin anti diare misalnya
loperamid Imodium, paregoric. mengurangi kejang usus dan ddifenoksilat (lomotil),
peristaltis. loperamid Imodium,
paregoric.

4. Diagnosa keperawatan :
Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi dan
ketidak seimbangan muskuler (melemahnya otot-otot pernafasan)
Hasil yang diharapkan :
Mempertahankan pola nafas efektif dan tidak mengalami sesak nafas.

INTERVENSI
RASIONAL IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Auskultasi bunyi nafas, tandai Memperkirakan adanya Mengobservasi bunyi nafas,
daerah paru yang mengalami perkembangan komplikasi tandai daerah paru yang
penurunan, atau kehilangan atau infeksi pernafasan, mengalami penurunan, atau
ventilasi, dan munculnya bunyi misalnya pneumoni, kehilangan ventilasi, dan
adventisius. Misalnya krekels, munculnya bunyi

13
mengi, ronki. adventisius. Misalnya
krekels, mengi, ronki.
Catat kecepatan pernafasan, Takipnea, sianosis, tidak Mencatat kecepatan
sianosis, peningkatan kerja dapat beristirahat, dan pernafasan, sianosis,
pernafasan dan munculnya peningkatan nafas, peningkatan kerja
dispnea, ansietas menuncukkan kesulitan pernafasan dan munculnya
pernafasan dan adanya dispnea, ansietas
kebutuhan untuk
meningkatkan pengawasan
atau intervensi medis
Tinggikan kepala tempat tidur. Meningkatkan fungsi Meninggikan kepala tempat
Usahakan pasien untuk berbalik, pernafasan yang optimal dan tidur. Usahakan pasien
batuk, menarik nafas sesuai mengurangi aspirasi atau untuk berbalik, batuk,
kebutuhan. infeksi yang ditimbulkan menarik nafas sesuai
karena atelektasis. kebutuhan.
Berikan tambahan O2 Yng Mempertahankan oksigenasi Memberikan tambahan O2
dilembabkan melalui cara yang efektif untuk mencegah atau Yng dilembabkan melalui
sesuai misalnya kanula, masker, memperbaiki krisis cara yang sesuai misalnya
inkubasi atau ventilasi mekanis pernafasan kanula, masker, inkubasi
atau ventilasi mekanis.

5. Diagnose keperawatan :
Intoleransi aktovitas berhubungan dengan penurunan produksi metabolisme
ditandai dengan kekurangan energy yang tidak berubah atau berlebihan,
ketidakmampuan untuk mempertahankan rutinitas sehari-hari, kelesuan, dan
ketidakseimbangan kemampuan untuk berkonsentrasi.
Hasil yang diharapkan :
Melaporkan peningkatan energy, berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan
dalam tingkat kemampuannya.
INTERVENSI
RASIONAL IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Kaji pola tidur dan catat Berbagai factor dapat Mengkaji pola tidur dan
perunahan dalam proses berpikir meningkatkan kelelahan, catat perunahan dalam

14
atau berperilaku termasuk kurang tidur, proses berpikir atau
tekanan emosi, dan berperilaku
efeksamping obat-obatan
Rencanakan perawatan untuk Periode istirahat yang sering Rencanakan
menyediakan fase istirahat. Atur sangat yang dibutuhkan perawatan untuk
aktifitas pada waktu pasien sangat dalam memperbaiki atau menyediakan fase
berenergi menghemat energi. istirahat. Atur
Perencanaan akan membuat aktifitas pada waktu
pasien menjadi aktif saat pasien sangat
energy lebih tinggi, berenergi
sehingga dapat memperbaiki
perasaan sehat dan control
diri.
Dorong pasien untuk melakukan Memungkinkan Mendorong pasien untuk
apapun yang mungkin, misalnya penghematan energy, melakukan apapun yang
perawatan diri, duduk dikursi, peningkatan stamina, dan mungkin, misalnya
berjalan, pergi makan mengijinkan pasien untuk perawatan diri, duduk
lebih aktif tanpa dikursi, berjalan, pergi
menyebabkan kepenatan makan
dan rasa frustasi.
Pantau respon psikologis terhadap Toleransi bervariasi Memantau respon
aktifitas, misal perubahan TD, tergantung pada status psikologis terhadap
frekuensi pernafasan atau jantung proses penyakit, status aktifitas, misal perubahan
nutrisi, keseimbangan TD, frekuensi pernafasan
cairan, dan tipe penyakit. atau jantung
Rujuk pada terapi fisik atau Latihan setiap hari Merujuk pada terapi fisik
okupasi terprogram dan aktifitas atau okupasi
yang membantu pasien
mempertahankan atau
meningkatkan kekuatan dan
tonus otot

15

Anda mungkin juga menyukai