Anda di halaman 1dari 9

BISNIS INTERNASIONAL

EKM 414B6
Dosen Pengampu :
Ni Nyoman Rsi Respati, S.E., M.M.

KELOMPOK 1

A.A NGR SATRIA PARTHA WIJAYA DIPPA (1506205062)


LUH GEDE REGINA PUSPITASARI DEWI (1807521065)

NI PUTU DELLYA FEBRIANDA MELZICA (1807521074)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2020
2.1 Definisi Dari Kultur
Meskipun ada banyak pengertian kultur, sebagian besar antropolog memandang kultur
sebagai gabungan kepercayaan, peraturan, teknik, lembaga, dan artefak yang
menggambarkan karakteristik populasi manusia. Dengan kata lain, kultur terdiri dari
“pandangan individu terhadap dunia, peraturan sosial dan dinamika antarpersonal yang
mengkarakterisitikkan sekelompok orang dalam waktu dan tempat tertentu.” Sebagian besar
antropolog juga setuju bahwa:
 Kultur adalah hasil belajar, bukan pembawaan sejak lahir.
 Beragam aspek kultur saling terkait.
 Kultur digunakan bersama.
 Kultur mendfeinisikan batasan-batasan dari kelompok yang berbeda.

Karena masyarakat terdiri dari sejumlah orang dan kultur yang mereka miliki, hampir
tidak mungkin untuk membahas mengenai salah satunya tanpa mengacu kepada yang lain.
Antropolog biasa menggunakan istilah tersebut secara bergantian atau mengkombinasikan
keduanya ke dalam satu kata –sosiokultural. Ini adalah istilah yang akan kita gunakan, karena
variabel yang menarik bagi pelaku bisnis adalah keduanya, baik sosial maupun kultural.
Saat seseorang bekerja dalam masyarakat yang memiliki kultur yang berbeda dengan
daerah asal mereka, permasalahan yang mereka hadapi dalam berhubungan dengan
seperangkat kultur dilipatgandakan oleh sejumlah perangkat kultural yang mereka temui pada
setiap pasar asing. Sayangnya, sering kali orang yang hanya mengenal satu pola kultural
mungkin merasa yakin bahwa mereka memahami perbedaan kultural di tempat lain, padahal
kenyataannya mereka tidak memahami. Mereka mungkin tidak akan menyadari ciri-ciri
penting kultur mereka sendiri, kecuali mereka memperoleh kesempatan untuk
membandingkannya dengan kultur lain. Mereka akan lupa terhadap fakta bahw banyak
masyarakat menganggap kultur mereka lebih baik dari kultur masyarakat lain (etnosentris:
kepercayaan atas keunggulan klompok etniknya sendiri) dan usaha mereka untuk
memperkenalkan “cara Jerman” atau “cara Amerika” mungkin akan menemui perlawanan
yang kuat.
2.2 Pengaruh Budaya
Salah satu tantangan utama dalam melakukan bisnis internasional adalah untuk
menyesuaikan secara efektif terkait perbedaan budaya dimana dalam melakukan penyesuaian
membutuhkan pemahaman dari keragaman budaya, persepsi, dan nilai. Dalam kenyataanya,
budaya sangat berpengaruh terhadap kelancaran perkembangan dunia bisnis baik dalam skala
nasional maupun internasional. Hal ini dikarenakan sesuatu hal baru yang tidak sesuai dengan
kebudayaan lokal akan sukar diterima atau bahkan berkembang dalam suatu negara.
Kebudayaan suatu masyarakat sangat menentukan sejumlah ketentuan yang mengatur
bagaimana suatu perusahaan dapat dijalankan dalam masyarakat tersebut.
Dalam hal ini, cara bagi para pelaku bisnis internasional untuk dapat menyesuaikan diri
dengan budaya lain yaitu mempelajari karakteristik dari budaya-budaya tersebut kemudian
melibatkannya dengan bisnis mereka sehingga dapat beradaptasi. Budaya juga sangat
mempengaruhi semua fungsi bisnis misalnya dalam pemasaran karena keberagaman sikap dan
nilai dapat menghambat perusahaan untuk menggunakan bauran pemasaran yang sama
disemua pasar. Begitu pula dengan manajemen sumber daya manusia dan budaya nasional
yang merupakan kunci penentu untuk mengevaluasi para manajer dalam kegiatan produksi dan
keuangan. Selain itu, terdapat beberapa unsur dari kebudayaan suatu masyarakat yang
kemudian menentukan bagaimana anggota-anggotanya berkomunikasi dan berinteraksi satu
sama lain yaitu bahasa, agama, values, elemen material, edukasi, dan institusi sosial (Cateora
et al, 2011).
Dalam hal ini, dengan adanya pola perilaku konsumen dalam cakupan lintas budaya ini
menunjukkan bahwa para pelaku bisnis internasional membutuhkan lokasi pemasaran yang
tepat dalam cakupan luas, dibanding hanya sekedar berupaya memahami peran konsumen
dalam pasar tertentu. Pada tingkat yang lebih luas peran penting kebudayaan akan menjadi
lebih nyata dalam upaya manajemen serta penyusunan kebijakan perdagangan, perlindungan
terhadap hak intelektual, dan menciptakan sumber daya bagi manfaat suatu negara. Dalam hal
ini, kebudayaan akan memengaruhi keputuasan pengambilan kebijakan bagi kepentingan
masyarakat terkait masalah peraturan dalam menjalankan bisnis internasional dengan harapan
dapat melindungi warisan kebudayaan yang berlaku dalam perdagangan antar negara. Adanya
peran sejarah, kekuatan etnik dan religious minoritas, banyak perusahaan di suatu negara yang
kemudian memperkenalkan kebijakan dan programnya untuk membantu masyarakat adat
utama. Hal tersebut dapat terlihat di Malaysia dimana kekuatan ekonomi dan posisi minoritas
Tionghoa telah memupuk kebijakan ekonomi afirmatif untuk membantu orang Melayu dengan
memberikan insentif dermawan guna meningkatkan peran dan posisi orang Melayu dalam
perekonomian nasional (Bhaskaran & Sukumaran, 2007).
Dalam hal ini, dengan adanya nilai, kepercayaan, perilaku, dan pengaruh historis dapat
mendorong pertumbuhan bisnis entitas dengan budaya dan praktik manajemen yang berbeda.
Karena perbedaan budaya terdapat di seluruh Negara, sebuah pemahaman dari pengaruh
budaya dalam perdagangan internasional merupakan hal penting untuk diketahui manajemen
internasional. Jika manajer internasional tidak mengetahui sesuatu tentang budaya dari Negara
lainyang mereka tuju untuk berbidnis, maka hal tersebut akan menimbulkan bencana bagi
perusahaan.

2.3 Karakteristik budaya

Budaya suatu masyarakat menentukan bagaimana perusahaan beroprasi dalam


masyarakat. Beberapa karakteristik budaya berikut ini layak untuk di perhatikan karena
relevansinya terhadap bisnis internasional.
 Budaya mencerminkan perilaku yang dipelajari yang disebabkan dari satu anggota
masyarakat kepada anggota masyarakat lainnya. Beberapa unsur budaya ditularkan
secara antar generasi, seperti ketika orang tua mengajarkan anak-anak mereka tata
karma di meja makan. Unsur-unsur lainnya ditularkan secara intragenerasi, seperti
ketika senior mendidik mahasiswa baru mengenai tradisi sekolah.
 Unsur-unsur budaya yang saling berkaitan. Contoh, masyarakat jepang yang
berorientasi pada kelompok yang menekankan keselarasan dan kesetiaan, yang secara
historis diterjemhkan ke dalam pekerjaan seumur hidup dan perpindahan kerja yang
minimal.
 Oleh karena budaya merupakan perilaku yang dipelajari, maka budaya merupakan
sesuatu yang bersifat adaptif, yaitu budaya dapat berubah sebagai respons terhadap
kekuatan eksternal yang memengaruhi masyarakat
 Budaya adalah sesuatu yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakat dan
mendefinisikan keanggotaan dalam masyarakat. Individu yang mempunyai budaya
yang sama merupakan anggota sebuah masyarakat, mereka yang tidak berada di luar
perbatasan masyarakat tersebut.
Beberapa pendapat lain tentang karakteristik budaya adalah sebagai berikut:
 Dipelajari , yaitu budaya tidak diwariskan atau bersifat biologi , budaya diperoleh dari
pembelajaran dan pengalaman
 Dibagi, yaitu suatu kebudayaan merupakan kumpulan prinsip dan keyakinan baik,
sehingga manusia tersebut akan berusaha melestarikan dengan cara menyebarkan ke
manusia lain. Suatu kebudayaan dimiliki secara bersama-sama oleh sekelompok orang.
 Perubahan generasi, yaitu Budaya bersifat kumulatif, melewati dari generasi yang satu
ke generasi lainnya.
 Symbolic, yaitu Budaya berdasarkan pada kapasitas manusia untuk memberi tanda atau
menggunakan sesuatu untuk menggambarkan yang lain.
 Diteladani, yaitu Budaya mempunyai struktur dan terintegrasi , perubahan dari satu
bagian akan membawa perubahan pada bagian lain.
 Penyesuaian, yaitu Budaya berdasarkan pada kapasitas manusia untuk berubah dan
menyesuaikan diri, karena perbedaan budaya terdapat dalam dunia, sebuah pemahaman
dari pengaruh budaya dalam perilaku merupakan suatu kritik dari studi internasional
manajemen. Jika manajer internasional tidak mengetahui sesuatu tentang budaya dari
Negara lain yang mereka setujui, maka hal tersebut akan menimbulkan bencana.

2.3.1 Unsur- unsur budaya

Kebudayaan suatu masyarakat menentukan bagaimana anggota-anggotanya


berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain. Unsur-unsur dasar kebudayaan adalah struktur
sosial, bahasa, komunikasi, agama, dan nilai-nilai serta sikap. Interaksi unsur-unsur ini
mempengaruhi lingkungan local yang merupakan tempat bisnis internasional dijalankan.
 Struktur sosial

Struktur sosial adalah seluruh kerangka yang menentukan peran individu dalam
masyarakat, stratifikasi masyarakat dan mobilitas individu dalam masyarakat tertentu.

 Stratifikasi sosial yaitu semua masyarakat mengelompokkan orang-orang dalam


batas tertentu berdasarkan kelahiran , pekerjaan , tingkat pendidikannya dll.
Namun, pentingnya kategori ini dalam menentukan bagaimana individu-individu
berinteraksi satu sama lain dalam dan diantara kelompok-kelompok yang berbeda
dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
 Mobilitas sosial yaitu kemampuan individu berpindah dari suatu strata masyarakat
ke strata lainnya. Mobilitas sosial cenderung akan lebih tinggi dalam masyarakat
yang kurang terstratifikasi.
 Bahasa

Bahasa adalah cerminan utama kelompok-kelompok budaya karena bahasa merupakan


sarana penting yang dipakai anggota-anggota masyarakat untuk berkomunikasi satu sama
lain.
 Komunikasi

Komunikasi diluar batas budaya secara verbal maupun non verbal adalah suatu keahlian
yang sangat penting bagi para manajer internasional, walaupun komunikasi sering dapat
berlangsung salah diantara orang-orang yang mempunyai kebudayaan yang sama, peluang
miskomunikasi akan sangat meningkat apabila orang-orang tersebut berasal dari budaya
yang berbeda.
 Agama

Agama adalah aspek penting kebanyakan masyarakat . Agama mempengaruhi


bagaimana cara anggota-anggota masyarakat berhubungan satu sama lain dengan pihak
luar. Agama membentuk sikap yang dimiliki pemeluknya terhadap pekerjaan , konsumsi ,
tanggung jawab dan perencanaan untuk masa depan.
 Nilai dan sikap

Budaya juga mempengaruhi nilai dan sikap anggota-anggota suatu masyarakat . Nilai
adalah prinsip dan standar yang diterima anggota-anggota tersebut. Sementara sikap terdiri atas
tindakan, perasaan dan pemikiran yang dihasilkan nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai budaya sering
berasal dari kepercayaan yang sangat mendalam tentang kedudukan individu dalam hubungan
dengan Tuhan, keluarga dan lain-lain. Sikap budaya terhadap faktor-faktor seperti waktu,
umur, pendidikan dan status mencerminkan nilai-nilai ini dan pada gilirannya membentuk
perilaku dan kesempatan yang tersedia bagi bisnis-bisnis internasional dalam suatu Negara
tertentu.
2.4 Hambatan Dalam Memasuki Bisnis Internasional
Melaksanakan bisnis internasional tentu saja akan lebih banyak memiliki hambatan
ketimbang di pasar domestik. Negara lain tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan yang
sering kali menghambat terlaksananya transaksi bisnis internasional. Disamping itu kebiasaan
atau budaya negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena itu maka
terdapat beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu :
 Batasan perdagangan dan tarif bea masuk

Dalam melaksanakan bisnis internasional khususnya yang berbentuk perdagangan


internasional yaitu ekspor atau impor, hambatan utamanya akan berupa hambatan dalam hal
perdagangan serta sering terjadinya pembatasan-pembatasan tarif bea masuk. Hambatan inilah
yang selalu menjadi objek perdebatan antar bangsa-bangsa yang belangsung dalam sidang
internasional “GATT “ yaitu singkatan dari “General agreement on Tariffs and Trade”.
 Perbedaan bahasa, sosial budaya

Perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis
Internasional , hal ini disebabkan karena bahasa adalah merupakan sesuatu yang vital baik
bahasa lisan maupun bahasa tulis. Perbedaan kondisi sosial budaya merupakan suatu masalah
yang harus di cermati pula dalam melakukan bisnis internasional.
 Kondisi politik dan hukum/perundang-undangan

Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain juga
akan mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua negara tersebut. Ketentuan
hukum ataupun perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang juga membatasi
berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya Negara-negara di Timur Tengah melarang
barang-barang mengandung daging maupun minyak Babi.
 Hambatan operasional

Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah berupa masalah
operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan tersebut dari
negara yang satu ke negara yang lain.
 Perbedaan tingkat upah / salary
Setiap negara memiliki standarnya sendiri dalam bagian pengupahan. Ini bisa menjadi
suatu masalah mengingat bahwa setiap negara memiliki pekerjaan dengan tarif yang
berbeda satu dengan lainnya. Ini dikarenakan setiap profesi di suatu negara memiliki
upah/ salary yang berbeda-beda
DAFTAR PUSTAKA

Wild and Wild. 2013. 7th Edition International Business Management The Challange of
Globalization

Anda mungkin juga menyukai