Bisnis Internasional2
Bisnis Internasional2
EKM 414B6
Dosen Pengampu :
Ni Nyoman Rsi Respati, S.E., M.M.
KELOMPOK 1
Karena masyarakat terdiri dari sejumlah orang dan kultur yang mereka miliki, hampir
tidak mungkin untuk membahas mengenai salah satunya tanpa mengacu kepada yang lain.
Antropolog biasa menggunakan istilah tersebut secara bergantian atau mengkombinasikan
keduanya ke dalam satu kata –sosiokultural. Ini adalah istilah yang akan kita gunakan, karena
variabel yang menarik bagi pelaku bisnis adalah keduanya, baik sosial maupun kultural.
Saat seseorang bekerja dalam masyarakat yang memiliki kultur yang berbeda dengan
daerah asal mereka, permasalahan yang mereka hadapi dalam berhubungan dengan
seperangkat kultur dilipatgandakan oleh sejumlah perangkat kultural yang mereka temui pada
setiap pasar asing. Sayangnya, sering kali orang yang hanya mengenal satu pola kultural
mungkin merasa yakin bahwa mereka memahami perbedaan kultural di tempat lain, padahal
kenyataannya mereka tidak memahami. Mereka mungkin tidak akan menyadari ciri-ciri
penting kultur mereka sendiri, kecuali mereka memperoleh kesempatan untuk
membandingkannya dengan kultur lain. Mereka akan lupa terhadap fakta bahw banyak
masyarakat menganggap kultur mereka lebih baik dari kultur masyarakat lain (etnosentris:
kepercayaan atas keunggulan klompok etniknya sendiri) dan usaha mereka untuk
memperkenalkan “cara Jerman” atau “cara Amerika” mungkin akan menemui perlawanan
yang kuat.
2.2 Pengaruh Budaya
Salah satu tantangan utama dalam melakukan bisnis internasional adalah untuk
menyesuaikan secara efektif terkait perbedaan budaya dimana dalam melakukan penyesuaian
membutuhkan pemahaman dari keragaman budaya, persepsi, dan nilai. Dalam kenyataanya,
budaya sangat berpengaruh terhadap kelancaran perkembangan dunia bisnis baik dalam skala
nasional maupun internasional. Hal ini dikarenakan sesuatu hal baru yang tidak sesuai dengan
kebudayaan lokal akan sukar diterima atau bahkan berkembang dalam suatu negara.
Kebudayaan suatu masyarakat sangat menentukan sejumlah ketentuan yang mengatur
bagaimana suatu perusahaan dapat dijalankan dalam masyarakat tersebut.
Dalam hal ini, cara bagi para pelaku bisnis internasional untuk dapat menyesuaikan diri
dengan budaya lain yaitu mempelajari karakteristik dari budaya-budaya tersebut kemudian
melibatkannya dengan bisnis mereka sehingga dapat beradaptasi. Budaya juga sangat
mempengaruhi semua fungsi bisnis misalnya dalam pemasaran karena keberagaman sikap dan
nilai dapat menghambat perusahaan untuk menggunakan bauran pemasaran yang sama
disemua pasar. Begitu pula dengan manajemen sumber daya manusia dan budaya nasional
yang merupakan kunci penentu untuk mengevaluasi para manajer dalam kegiatan produksi dan
keuangan. Selain itu, terdapat beberapa unsur dari kebudayaan suatu masyarakat yang
kemudian menentukan bagaimana anggota-anggotanya berkomunikasi dan berinteraksi satu
sama lain yaitu bahasa, agama, values, elemen material, edukasi, dan institusi sosial (Cateora
et al, 2011).
Dalam hal ini, dengan adanya pola perilaku konsumen dalam cakupan lintas budaya ini
menunjukkan bahwa para pelaku bisnis internasional membutuhkan lokasi pemasaran yang
tepat dalam cakupan luas, dibanding hanya sekedar berupaya memahami peran konsumen
dalam pasar tertentu. Pada tingkat yang lebih luas peran penting kebudayaan akan menjadi
lebih nyata dalam upaya manajemen serta penyusunan kebijakan perdagangan, perlindungan
terhadap hak intelektual, dan menciptakan sumber daya bagi manfaat suatu negara. Dalam hal
ini, kebudayaan akan memengaruhi keputuasan pengambilan kebijakan bagi kepentingan
masyarakat terkait masalah peraturan dalam menjalankan bisnis internasional dengan harapan
dapat melindungi warisan kebudayaan yang berlaku dalam perdagangan antar negara. Adanya
peran sejarah, kekuatan etnik dan religious minoritas, banyak perusahaan di suatu negara yang
kemudian memperkenalkan kebijakan dan programnya untuk membantu masyarakat adat
utama. Hal tersebut dapat terlihat di Malaysia dimana kekuatan ekonomi dan posisi minoritas
Tionghoa telah memupuk kebijakan ekonomi afirmatif untuk membantu orang Melayu dengan
memberikan insentif dermawan guna meningkatkan peran dan posisi orang Melayu dalam
perekonomian nasional (Bhaskaran & Sukumaran, 2007).
Dalam hal ini, dengan adanya nilai, kepercayaan, perilaku, dan pengaruh historis dapat
mendorong pertumbuhan bisnis entitas dengan budaya dan praktik manajemen yang berbeda.
Karena perbedaan budaya terdapat di seluruh Negara, sebuah pemahaman dari pengaruh
budaya dalam perdagangan internasional merupakan hal penting untuk diketahui manajemen
internasional. Jika manajer internasional tidak mengetahui sesuatu tentang budaya dari Negara
lainyang mereka tuju untuk berbidnis, maka hal tersebut akan menimbulkan bencana bagi
perusahaan.
Struktur sosial adalah seluruh kerangka yang menentukan peran individu dalam
masyarakat, stratifikasi masyarakat dan mobilitas individu dalam masyarakat tertentu.
Komunikasi diluar batas budaya secara verbal maupun non verbal adalah suatu keahlian
yang sangat penting bagi para manajer internasional, walaupun komunikasi sering dapat
berlangsung salah diantara orang-orang yang mempunyai kebudayaan yang sama, peluang
miskomunikasi akan sangat meningkat apabila orang-orang tersebut berasal dari budaya
yang berbeda.
Agama
Budaya juga mempengaruhi nilai dan sikap anggota-anggota suatu masyarakat . Nilai
adalah prinsip dan standar yang diterima anggota-anggota tersebut. Sementara sikap terdiri atas
tindakan, perasaan dan pemikiran yang dihasilkan nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai budaya sering
berasal dari kepercayaan yang sangat mendalam tentang kedudukan individu dalam hubungan
dengan Tuhan, keluarga dan lain-lain. Sikap budaya terhadap faktor-faktor seperti waktu,
umur, pendidikan dan status mencerminkan nilai-nilai ini dan pada gilirannya membentuk
perilaku dan kesempatan yang tersedia bagi bisnis-bisnis internasional dalam suatu Negara
tertentu.
2.4 Hambatan Dalam Memasuki Bisnis Internasional
Melaksanakan bisnis internasional tentu saja akan lebih banyak memiliki hambatan
ketimbang di pasar domestik. Negara lain tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan yang
sering kali menghambat terlaksananya transaksi bisnis internasional. Disamping itu kebiasaan
atau budaya negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena itu maka
terdapat beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu :
Batasan perdagangan dan tarif bea masuk
Perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis
Internasional , hal ini disebabkan karena bahasa adalah merupakan sesuatu yang vital baik
bahasa lisan maupun bahasa tulis. Perbedaan kondisi sosial budaya merupakan suatu masalah
yang harus di cermati pula dalam melakukan bisnis internasional.
Kondisi politik dan hukum/perundang-undangan
Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain juga
akan mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua negara tersebut. Ketentuan
hukum ataupun perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang juga membatasi
berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya Negara-negara di Timur Tengah melarang
barang-barang mengandung daging maupun minyak Babi.
Hambatan operasional
Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah berupa masalah
operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan tersebut dari
negara yang satu ke negara yang lain.
Perbedaan tingkat upah / salary
Setiap negara memiliki standarnya sendiri dalam bagian pengupahan. Ini bisa menjadi
suatu masalah mengingat bahwa setiap negara memiliki pekerjaan dengan tarif yang
berbeda satu dengan lainnya. Ini dikarenakan setiap profesi di suatu negara memiliki
upah/ salary yang berbeda-beda
DAFTAR PUSTAKA
Wild and Wild. 2013. 7th Edition International Business Management The Challange of
Globalization