DOSEN :
RIFAT Y.Y.MAROMON,ST.,M.Si
MAHASISWA :
1706090025
JURUSAN ARSITEKTUR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan yang maha esa karena curahan rahmat
serta karunianya lah saya akhirnya sampai pada tahap menyelesaikan makalah dengan judul ”
Prinsi arsitektur berkelanjutan ”.
Saya sangat berharap sekali makalah ini bisa berguna pada tujuan untuk meningkatkan
pengetahuan sekaligus wawasan terkait arsitektur berkelanjutan.
Saya juga sadar bahwa pada makalah ini tetap ditemukan banyak kekurangan serta jauh
dari kesempurnaan. Dengan demikian, saya benar benar menantinya adanya kritik dan saran
untuk perbaikan makalah yang hendak saya tulis di masa yang selanjutnya, menyadari tidak ada
suatu hal yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Saya berharap makalah sederhana ini bisa dimengerti oleh setiap pihak terutama untuk
para pembaca. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada perkataan yang tidak berkenan
di hati.
Penyusun.
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN
Konsep pembangunan berkelanjutan tidak dapat dipisahkan dari Economi, Ekologi, dan
Sosial. Ketiga pilar ini sangat mempengaruhi satu sama lainnya dalam sebuah sistem dan
tidak berdiri sendiri.
Dunia Arsitektur erat sekali hubungannya dengan dibidang konstruksi. Pada saat ini pola
perancangan Arsitektur yang mengaku modern ternyata banyak menimbulkan dampak
lingkungan dan merusak biodiversity. Dalam kegiatan konstruksi banyak sekali prosesnya
yang menggunakan material-material dari alam. Bidang konstruksi adalah menyumbang
kerusakan alam terbesar di muka bumi. Bumi kehilangan hutan sebesar 50% dan 25% adalah
kayu, hampir 17% air digunakan bidang konstruksi. Penghasil gas CO2 meningkat 27%
selama 100 tahun terakhir. Membutuhkan energi 40% setiap tahun untuk konstruksi serta
hilangnya Sumber Daya Alam berupa mineral dan non-mineral sebanyak 50%.
Dari data-data di atas jelas sekali bidang konstruksi dalam hal ini Arsitektur adalah
penyebab utama kerusakan alam. Di samping itu dampak negatif dari pembangunan
konstruksi sangat beragam, antara lain adalah dieksploitasinya sumber daya alam secara
berlebihan. Simak saja, pertambangan sumber daya alam yang dikeruk habis-habisan,
penggundulan hutan tanpa penanaman kembali, dimana hal-hal semacam ini dapat
menurunkan kualitas sumber daya alam lain di bumi.
Tidak hanya itu, teknologi dan hasil teknologi yang digunakan manusia seperti
kendaraan, alat-alat produksi dalam sistem produksi barang dan jasa (misalnya pabrik),
peralatan rumah tangga dan sebagainya dapat menimbulkan dampak negatif akibat emisi
gasbuangan, limbah yang mencemari lingkungan.
Tampaknya, sangat tidak mudah untuk menghilangkan sama sekali dampak dari
pembangunan dan konstruksi terhadap lingkungan. Tentunya tidak mungkin untuk melarang
orang membangun, karena sudah menjadi kebutuhan manusia, sehingga yang dapat
dilakukan adalah pengelolaan sumber daya alam dengan memasukkan konsep arsitektur
berkelanjutan dalam rangka meminimalkan dampak negatif konstruksi terhadap lingkungan
dan menjaga ekosistem lingkungan.
Sumber: Saresa dalam Bunga Rampai Pembangunan Kota Indonesia dalam Abad 21 (Buku 1), hlm
376
2.1.1 Permasalahan
c. Polusi
Dengan adanya euphoria pembangunan, manusia seringkali lupa akan
dampak yang ditimbulkan dari pembangunan tersebut. Salah satunya adalah
dampak polusi yang menyebabkan tergangangu siklus perkembangan ekosistem
lingkungan. Bidang konstruksi menghasilkan banyak sekali polusi dari proses
pembangunannya. Dari polusi debu yang dihasilkan oleh kendaraan proyek,
penggunaan zat beracun dalam proses penyedotan air dan banyak lagi.
b. Socially acceptable, secara sosial kemasyarakatan dapat diterima sehingga tidak ada
’benturan’ di masa yang akan datang akibat dari pengelolaan lingkungan hidup.
Rekayasa Teknologi Ramah Lingkungan adalah penerapan multi disiplin ilmu terhadap
lingkungan hidup yang dapat mencegah terjadinya kerusakan lingkungan, serta memperkecil
atau mereduksi dampak aktivitas manusia pada lingkungan. Saat ini rekayasa lingkungan
dilakukan terhadap penerapan teknologi ramah lingkungan yang memanfaatkan ilmu teknik
lingkungan (environmental engineering) dalam melakukan rekayasa dengan fokus
utamaperlindungan terhadap lingkungan hidup dari kemungkinan terjadinya kerusakan
sebagai akibat dari dampak negatif aktivitas manusia.
Secara normatif, hal ini sudah terakomodasi dalam peraturan perundangan seperti
ketentuan tentang fungsi bangunan gedung, persyaratan tata bangunan yang berkaitan
dengan aspek lingkungan dan estetika pada berbagai skala dan cakupan baik ruangan,
bangunan, lingkungan, maupun persyaratan keandalan bangunan gedung yang meliputi
keselamatan, kesehatan, kenyamaman dan kemudahan. Dari sisi ini, kesadaran faktor
manusia dikedepankan dibanding faktor lain. Hal ini mengingat paradigma yang juga sudah
berubah dan mengalami perkembangan yang awalnya sebagai paradigma pertumbuhan
ekonomi, kemudian bergeser ke paradigma kesejahteraan. Di era reformasi dan
demokratisasi politik di Indonesia, mulai bergeser ke pola paradigma pembangunan yang
berpusat pada manusia (people centered development paradigm) yang lebih bernuansa
pemberdayaan komitmen internasional.
Sumber : http://www.facebook.com/notes/arcseven/arsitektur-sustainable-
berkelanjutan/10150163136335424
Berbagai konsep dalam arsitektur yang mendukung arsitektur berkelanjutan, antara lain
dalam efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan lahan, efisisensi penggunaan
material, penggunaan teknologi dan material baru, dan manajemen limbah.
Sumber : Google
Norviana, Syahida, Sejarah dan Pendiri Green School, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. (www.academia.edu)
Self Design
Self Design suatu tindakan atau perilaku manusia yang sadar/perduli terhadap
lingkungan sekitar. Dalam merancang sebuah desain tidak hanya memperhatikan
estetika desain itu, akan tetapi juga memperhatikan dampak-dampak yang
ditimbulkan oleh rancangan desain tersebut.
Eco Tone
Eco Tone merupakan pertemuan yang baik antara dua atau lebih karakter yang berbeda.
Karakter yang dimaksudkan adalah lingkungan itu sendiri yang dapat berarti hutan,
kebun, sawah, sungai, sungai, danau dan sebagainya. Penerapan prinsip eco tone pada
bangunan dapat dilakukan dengan upaya menggunakan karakter-karakter tersebut
sebagai penunjang dalam kebutuhan hidup.
Biodiversity
Biodiversity adalah prinsip bagaimana manusia menjaga keragaman alam. Alam
menyediakan sumber daya yang dapat digunakan untuk keberlangsungan hidup
manusia. Untuk itu menjaga dan melestarikan alam sangat penting karena alam akan
memberikan timbal-baliknya terhadap manusia itu sendiri. Keragaman tersebut
meliputi tumbuhan, pepohonan, hewan dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN DAN SARAN
Perlunya lebih banyak promosi bagi arsitektur berkelanjutan adalah sebuah
keharusan, mengingat kondisi bumi yang semakin menurun dengan adanya degradasi
kualitas atmosfer bumi yang memberi dampak pada pemanasan global. Semakin
banyak arsitek dan konsultan arsitektur yang menggunakan prinsip desain yang
berkelanjutan, semakin banyak pula bangunan yang tanggap lingkungan dan
meminimalkan dampak lingkungan akibat pembangunan. Dorongan untuk lebih
banyak menggunakan prinsip arsitektur berkelanjutan antara lain dengan mendorong
pula pihak-pihak lain untuk berkaitan dengan pembangunan seperti developer,
pemerintah dan lain-lain. Mereka juga perlu untuk didorong lebih perhatian kepada
keberlanjutan dalam pembangunan ini dengan tidak hanya mengeksploitasi lahan
untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa kontribusi bagi
lingkungan atau memperhatikan dampak lingkungan yang dapat terjadi.
Sebagai proses perubahan, pembangunan berkelanjutan harus dapat menggunakan
sumber daya alam, investasi, pengembangan teknologi, serta mampu meningkatkan
pencapaian kebutuhan dan aspirasi manusia. Dengan demikian, arsitektur
berkelanjutan diarahkan sebagai produk sekaligus proses berarsitektur yang erat
mempengaruhi kualitas lingkungan binaan yang bersinergi dengan faktor ekonomi
dan sosial, sehingga menghasilkan karya manusia yang mampu meneladani generasi
berarsitektur di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Purwaka, Tommy Hendra. 2011. Kuliah Hukum Lingkungan, Program Pascasarjana, Kajian
Ilmu Lingkungan, Universitas Indonesia.
Website,
http://www.facebook.com/notes/arcseven/arsitektur-sustainable-
berkelanjutan/10150163136335424. Diunduh Tanggal 27 Maret 2011, pukul 22.34
WIB