BAB VIII
FILUM NEMATHELMINTHES
8.1 Pengertian
Nemathelminthes (dalam bahasa yunani,
nema=benang, helminthes=cacing) disebut sebagai
cacing gilig karana tubuhnya berbentuk bulat panjang
atau seperti benang. Berbeda dengan Platyhelminthes
yang belum memiliki rongga tubuh, Nemathelminthes
sudah memiliki rongga tubuh meskipun bukan rongga
tubuh sejati. Oleh karena memiliki rongga tubuh semu,
Nemathelminthes disebut sebagai hewan pseudoselomata
(Rusyana, 2011).
8.2 Ciri-ciri
8.2.1 Ukuran dan bentuk tubuh
Ukuran tubuh Nemathelminthes umumnya
mikroskopis, meskipun ada yang panjangnya sampai 1
meter. Individu betina berukuran lebih besar daripada
individu jantan. Tubuh berbentuk bulat panjang atau
Muhammad Anang|FILUM 1
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 2
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 3
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
a. Memiliki pseudoselom.
b. Mempunyai usus tetapi tidak mempunyai
proboscis (belalai).
c. Tidak mempunyai kloaka.
d. Dinding tubuh terdiri atas lapisan-lapisan
kutikula, epidermis/hipodermis/sub-kutikula dan
otot.
e. Memiliki otot membujur yang berfungsi untuk
pergerakan.
3. Struktur Fisiologi
a. Sistem Pencernaan
Muhammad Anang|FILUM 5
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 6
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 7
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
e. Sistem Saraf
Sistem saraf meliputi sebuah cincin sirkum
faringeal yang mengelilingi faring. Saraf ini tersusun
oleh serabut-serabut saraf adan sel-sel saraf difus. Cincin
saraf sirkum faringeal itu berhubungan dengan banyak
ganglion, ada ganglion dorsal yang tidak berpasangan
dan ganglion sub-dorsal yang berpasangan. Pada tiap sisi
dari cincin saraf sirkum faringeal terdapat sebuah
ganglion lateral yang terbagi menjdi enam ganglion. Pada
sisi bawah dari cincin saraf terdapat satu pasang ganglion
Muhammad Anang|FILUM 8
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 9
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 10
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 11
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
(2) Morfologi
Cacing family Ascaridae adalah jenis
cacing gilig yang besar. Tubuh berbentuk bulat
panjang, memiliki kutikula yang tebal serta
memiliki tiga buah bibir pada bagian mulut.
Dua buah bibirnya terletak pada bagian dorsal.
Masing-masing bibir dilengkapi dengan papila
dibagian lateral dan sub-ventral dan dilengkapi
pula dengan sederetan gigi pada permukaan
sebelah dalam (Rusyana, 2011).
Muhammad Anang|FILUM 12
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
(3) Fisiologi
Hewan Ascaris lumbricoides hanya
berkembang biak secara seksual. Hewan jantan
memiliki sepasang alat berbentuk kait yang
menyembul dari anus disebut spikula. Spikula
ini berfungsi untuk membuka pori kelamin
cacing betina dan memindahkan sperma saat
kawin.
Alat ekskresi terdiri dari dua saluran
lateral dengan bermuara pada sebuah lubang
disebelah anterior dan ventral. Cincin saraf ini
selanjutnya bercabang-cabang meliputi seluruh
bagian tubuh.
(4) Siklus Hidup
Mula-mula telur akan keluar bersama-
sama feses hospes. Telur yang keluar bersama
feses dapat bertahan hidup selama berbulan-
bulan dalam tanah yang lembab. Telur tersebut
belum bersegmen. Segemntasi bermula di
dalam tanah, dan larvanya terbentuk dalam
Muhammad Anang|FILUM 13
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 14
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 15
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 16
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 17
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 18
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 19
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 20
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 21
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 22
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 23
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 24
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
(1) Morfologi
Cacing betina berukuran panjang 2-3 cm
dan jantan lebih pendek kira-kira 1 cm, betina
mempunyai flap anterior yang merupakan
bangunan untuk menutup permukaan vulva.
Flap interior ini mempunyai 3 bentuk, yaitu
linguiform, knob dan bentuk halus (Jasin,
1992).
(2) Siklus hidup
Muhammad Anang|FILUM 25
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 26
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 27
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 28
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 29
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
(3) Penyebaran
Cacing Wucheria bancrofti tersebar luas di
daerah tropis terutama di Suriname, Afrika
Selatan, Afrika Tengah, Afrika barat dan
beberapa pulau di Samudra Pasifik (Jasin,
1992).
4) Ordo Dioctophymoida
a) Family Dioctophymoidae
Anggota famili Dioctophymoidae hidup
parasit pada manusia seperti pada alat
pencernaan, ginjal, rongga tubuh, pada anus
dan vertebrata lainnya. Hospes intermedier
adalah ikan. Contoh spesies Dioctophyme
renale yang terdapat pada ginjal anjing,
dimana anjing tersebut dapat dijangkiti cacing
ini karena makan ikan yang masih mentah.
Parasit yang masuk dalam hospes, tetapi tidak
berkembang dan tetap hidup dan dapat
menginfeksi ke hospes difinitif (Kastawi,
2005).
Muhammad Anang|FILUM 30
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
5) Ordo Trichinellidae
a) Family Trichinelloidae
(1) Siklus hidup
Larva tinggal di dalam usus halus dan
bertelur disana. Telur menetas menjadi larva
dan masuk ke dalam otot lurik untuk membuat
kista. Cacing ini parasit masuk ke dalam tubuh
manusia karena makan babi yang kurang
masak yang mengandung larva cacing tersebut.
Babi yang mengandung larva cacing ini karena
makan daging tikus yang mengandung larva.
Sedangkan tikus yang mengandung larva
karena makan daging manusia atau babi yang
mengandung larva.
Dalam usus larva akan tumbuh menjadi
cacing muda. Cacing muda akan pergi ke otot
daging yang melalui pembuluh limpa atau
darah dan selanjutnya menjadi cacing dewasa
(Kastawi, 2005).
(2) Habitat dan Penyebaran
Muhammad Anang|FILUM 31
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 32
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
2. Struktur Anatomi
Acanthochepala memiliki alat pencernaan.
Didalam pseudoselom terdapat cairan bening yang
berperan seperti darah untuk mengedarkan sari-sari
makanan. Jenis kelamin terpisah dan sistem
reproduksinya kompleks (Jasin, 1992).
3. Fisiologi
a. Sistem Saraf
Cacing kelas Acanthocephala sudah memiliki
sistem saraf. Ganglion pusat dari sistem saraf terletak di
Muhammad Anang|FILUM 33
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 34
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 35
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 36
NEMATHELMINTHES
ZOOLOGI INVERTEBRATA 2017
Muhammad Anang|FILUM 37
NEMATHELMINTHES