Anda di halaman 1dari 24

BAB I

LATAR BELAKANG

Komunikasi adalah "suatu proses di mana seseorang atau beberapa


orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan
secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak, Apabila tidak
ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan
dengan menggunakan gerak-gerik tubuh atau menunjukkan sikap tertentu, misalnya
tersenyum, menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu, Cara seperti ini disebut
komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti 'sama'
Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to
common). Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara
penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung
pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication
depends on our ability to understand one another).
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung
dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah:

 Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada
pihak lain.
 Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak
kepada pihak lain.
 Saluran (channel) adalah media di mana pesan disampaikan kepada komunikan.
dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang
mengalirkan getaran nada/suara.
 Penerima atau komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak
lain
 Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang
disampaikannya.
 Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu
akan dijalankan ("Protokol")
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.

1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain


mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu
bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa
dimengerti kedua pihak.
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik
secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung
melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.
1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi
pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan
yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang
dimaksud oleh si pengirim

Berikut beberapa jenis-jenis komunikasi :

1. Komunikasi Intrapribadi
2. Komunikasi Antarpribadi
3. Komunikasi Kelompok
4. Komunikasi Organisasi
5. Komunikasi Massa
6. Komunikasi Publik
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komunikasi Interpersonal
1. Pengertian
Komunikasi intrapersonal atau komunikasi intrapribadi merupakan
keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam proses simbolik dari pesan-
pesan, seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan
umpan balik pada dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan.
2. Proses

Sensasi merupakan tahap paling awal dalam penerimaan informasi. Sensasi


berasal dari kata ”sense” yang artinya alat penginderaan, yang menghubungkan
organisme dengan lingkungannya. Proses sensasi terjadi bila alat-alat indera
mengubah informasi menjadi impuls-impuls saraf dengan ”bahasa” yang difahami
oleh otak. Melalui alat indera, manusia dapat memahami kualitas fisik
lingkungannya.apa saja yang menyenth alat indera-dari dalam atau dari luar disebut
stimuli. Alat penerima kita segera mengubah stimuli ini menjadi energi saraf untuk
disampaikan ke otak melalui proses transduksi. Ketajaman dan perbeaan penerimaan
sensasi juga ditentukan oleh faktor-faktor personal, seperti perbedaan pengalaman,
atau lingkungan budaya, disamping kapasitas alat indera yang berbeda. (Rakhmat,
1999:49-51).
Asosiasi merupakan proses kedua setelah sensasi terjadi. Asosiasi dapat
diartikan sebagai proses menyamakan makna-makna stimulus yang datang di sensasi
dengan pengalaman masa lalu. Asosiasi sangat berguna untuk memberikan
penyempurnaan persepsi. Dengan pengalaman-pengalaman tiap individu yang
berbeda, maka asosiasi tiap orang seringkali memiliki perbedaan walaupun sensasi
yang datang sama. Namun, hal ini dapat diminimalisir bilamana FOR dan FOE dari
individu memiliki homogenitas, seperti persamaan latar belakang suku agama,
budaya, tempat tinggal, dan lain sebagainya.

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan


yang dieroleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. . Organ-
organ kemudian menangkap sebuah stimulis dan mengirimkannya ke sistem saraf
pusat melalui sistem saraf peripheral. Ketika kita menerima seluruh stimuli yang
diarahkan kepada kita, kita memberi perhatian hanya kepada beberapa stimuli saja.
Hal ini disebabkan karena kita menerapkan persepsi selektif. Hanya stimuli yang
tinggi saja yang diterima sedangkan stimuli yang rendah akan dikesampingkan.

Tahap selanjutnya adalah memproses stimuli yang terjadi dalam tiga tingkatan
yaitu kognitif, emosional, dan fisiologis. Proses kognitif berhubungan dengan
intelektual diri termasuk penyimpanan, retrieval, pemilahan, dan asimilasi informasi.
Proses emosional berkaitan dengan emosi diri. Semua emosi dan sikap, kepercayaan,
dan pendapat berinteraksi untuk menentukan respon emosi terhadap berbagai
stimulus. Proses fisiologis terjadi pada tingkatan fisiologis dan hal ini berkaitan
dengan psikologis diri. Respon semacam ini direfleksikan melalui perilaku fisik
seperti aktivitas otak, tekanan darah, dan lain-lain.

Berpikir merupakan proses penafsiran kita terhadap simuli setelah kita melalu
tahapan sensasi, asosiasi, persepsi, memori. Secara garis besar, ada dua macam
berpikir, yaitu berpikir autistik yang sering dibahsakan dalam kehidupan sehari-hari
sebagai melamun. Dan yang kedua, yaitu berpikir realistik yang dibagi lagi dalam
tiga jenis, yaitu berpikir dedukif, berpikir induktif, dan berpikir evaluatif. Berpikir
deduktif adalah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan umum. Berpikir induktif
adalah mengambil kesimpulan umum dari hal khusus. Sedankan berpikir evaluatif
ialah berpikir kritis, menilai baik buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan.
Dalam berpikir evaluatif, kita tidak menambah atau mengurangi gagasan, kita
menilainya menurut kriteria tertentu.
3. Contoh
a. Diri sendiri kepada Tuhan YME
Contoh kasus komunikasi intrapersonal yang pertama adalah komunikasi
intrapersonal antara diri sendiri dan Tuhan Yang Maha Esa. Komunikasi kepada
Yang Maha Kuasa termasuk ke dalam komunikasi intrapersonal karena
komunikasi berupa doa yang diucapkan oleh diri sendiri dan untuk diri sendiri.
Selain itu, berdoa juga membuat manusia dapat berpikir lebih baik lagi untuk
kehidupan dengan memunculkan pemikiran-pemikiran positif yang berhubungan
dengan agama, sehingga manusia mampu meningkatkan keimanannya.
b. Komunikasi di Media Sosial
Komunikasi yang dilakukan di media sosial juga termasuk ke dalam contoh
kasus dalam komunikasi intrapersonal. Sebagai kaum milenial kita lebih banyak
melibatkan komunikasi dengan kecanggihan teknologi, sehingga komunikasi
menjadi lebih mudah dan cepat tersampaikan. Komunikasi yang dilakukan dalam
media sosial ini dapat dikategorikan sebagai komunikasi intrapersonal karena
kebanyakan pengguna media sosial menulis status tentang perasaannya sendiri
walaupun dengan tujuan untuk dilihat oleh publik.Informasi yang disampaikan
oleh pengguna media sosial memang cenderung memamerkan emosional diri
sendiri dan menceritakan kehidupan diri sendiri, sehingga dikategorikan sebagai
contoh kasus dalam komunikasi intrapersonal.
c. Komunikasi di Lingkungan Masyarakat
Ketika seseorang ingin membeli baju baru maka ia pergi ke toko baju yang
diinginkannya. Akan tetapi ketika sampai di lokasi ada beberapa baju yang ia
suka, hati pun terasa bimbang untuk memilih baju mana yang akan ia beli. Hal ini
terjadi komunikasi intrapersonal dimana orang yang ingin membeli baju tersebut
berpikir untuk memilih baju yang mana yang ingin dibeli untuknya.
d. Adaptasi dan Sosialisasi di Masyarakat
Proses adaptasi dengan lingkungan sekitar juga termasuk ke dalam
komunikasi intrapersonal. Pasalnya orang yang akan berinteraksi dengan orang
baru akan berpikir dan berdialog dalam hati apakah dirinya dapat beradaptasi
dengan keadaan lingkungan dan karakter masyarakat yang seperti itu. Dialog dan
pemikiran yang terjadi dalam diri sendiri ini terjadi secara spontanitas karena
manusia pasti akan berpikir dan bertanya pada hatinya sendiri ketika ingin
mengambil suatu tindakan termasuk beradaptasi di lingkungan yang baru
dikenalnya.
e. Keberadaan Persepsi
Persepsi termasuk ke dalam contoh kasus dalam komunikasi intrapribadi.
Setiap orang memiliki persepsi atau sudut pandang yang berbeda-beda. Persepsi
adalah tindakan menafsirkan suatu informasi dengan memberikan gambaran dan
pemahaman pada suatu permasalahan. Hal ini juga dikategorikan sebagai contoh
kasus dalam komunikasi intrapersonal.
f. Pencarian Jati Diri
Seorang yang sedang melakukan proses pencarian jati diri juga menggunakan
komunikasi intrapersonal. Pencarian jati diri dilakukan sebagai kenyamanan diri
sendiri untuk menghadapi kehidupan di dunia. Setiap orang memiliki karakter
yang berbeda-beda, untuk itu pencarian jati diri sangat penting dalam membangun
karakter yang baik dalam diri seseorang. Pencarian jati diri ini melibatkan
komunikasi intrapersonal karena dilakukan dengan terfokus mengandalkan diri
sendiri, menenangkan diri sendiri, membangun kepercayaan diri sendiri, dan
kebaikan lainnya yang berhubungan dengan diri sendiri.
g. Intropeksi Diri
Komunikasi intrapersonal juga digunakan dalam memperbaiki diri sendiri
misalnya dalam berintropeksi. Ketika seseorang dirundung berbagai masalah
maka ia akan merenungkan kesalahan apa saja yang pernah dibuat olehnya.
Komunikasi intrapersonal dilakukan untuk merenungkan diri, memaafkan masa
lalu, dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Komunikasi intrapersonal juga
membangun rasa optimis dalam diri sendiri untuk mencapai perubahan diri yang
lebih baik lagi dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
h. Jatuh Cinta
Seorang yang sedang jatuh cinta cenderung suka mengkhayal hal-hal yang
indah tentang dirinya dan orang yang disukainya. Orang yang mengkhayal
sebenernya ia sedang melakukan proses komunikasi intrapersonal karena
mengkhayal merupakan hal yang berhubungan dengan berpikir. Oleh karena itu,
berkhayal adalah salah satu contoh kasus dalam komunikasi intrapersonal.

B. Komunikasi Antarpribadi
1. Pengertian
Menurut Joseph A.Devito dalam buku The Interpersonal Communication
Book (Devito, 1989:4), komunikasi antar pribadi adalah proses pengiriman dan
penerimaan pesan antara dua individu atau antar individu dalam kelompok dengan
beberapa efek dan umpan balik seketika. Sedangkan menurut Evert M Rogers dalam
Depari, komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut, dengan
interaksi tatap muka antara beberapa orang pribadi.
Lain halnya dengan Dean Barnulus (Liliweri, 1991:12) yang mengemukakan
bahwa komunikasi antar pribadi, dihubungkan dengan pertemuan antara dua individu,
tiga individu ataupun lebih yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur. Begitu
pula Onong U.Effendy (Effendy,1993:61), mengutarakan komunikasi antar pribadi
adalah komunikasi antara dua orang dimana kontak langsung terjadi dalam bentuk
percakapan, bisa langsung berhadapan muka (face to face) atau bisa melalui media
seperti telepon. Ciri khas komunikasi antar pribadi yakni dua arah atau timbal balik.

2. Proses komunikasi Antar pribadi


1. Sumber memiliki sebuah ide atau gagasan
Proses komunikasi antar pribadi diawali dengan sumber yang memiliki sebuah
ide atau gagasan. Dari sinilah sejatinya efektivitas komunikasi antar pribadi atau
efektivitas komunikasi interpersonal ditentukan.

2. Sumber melakukan encoding terhadap ide atau gagasan tersebut menjadi


sebuah pesan

Ketika seseorang meletakkan sebuah ide atau gagasan ke dalam sebuah pesan,
sejatinya ia telah melakukan encoding terhadap ide atau gagasan yang ia miliki
sebelumnya. Pesan tersebut dapat berupa kata-kata atau gambar. Sebagai partisipan
komunikasi tentunya kita perlu mengembangkan berbagai keterampilan yang
dibutuhkan agar proses encoding terhadap ide atau gagasan yang kita miliki
menjadi sebuah pesan yang efektif berlangsung dengan sukses.

3. Sumber memilih saluran atau media komunikasi yang tepat

Ketika proses encoding telah selesai, pesan-pesan tersebut dikirimkan kepada


penerima yang dituju. Namun sebelumnya, sumber harus memilih dan menentukan
media yang tepat. Media yang digunakan untuk mentransmisikan pesan dapat
dibagi ke dalam beberapa bentuk yaitu lisan, tertulis, visual, dan elektronik.

4. Sumber menyampaikan pesan melalui saluran komunikasi atau media


komunikasi
Saluran komunikasi adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengirimkan
pesan. Saluran komunikasi dapat berupa komunikasi tatap muka, internet sebagai
media komunikasi, dan lain sebagainya. Sementara itu, media komunikasi adalah
bentuk dimana pesan ditempatkan. Semakin berkembangnya teknologi informasi
dan komunikasi, maka semakin banyak pula pilihan media komunikasi untuk
mengirimkan pesan kepada penerima. Di era globalisasi seperti sekarang, kita
disuguhkan dengan macam-macam media komunikasi yang beragam dan masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

5. Pesan diterima oleh penerima pesan

Jika saluran komunikasi yang digunakan untuk mengirim pesan berfungsi


dengan baik, maka pesan akan mencapai atau menjangkau penerima pesan yang
dituju. Namun perlu dipahami bahwa pesan yang diterima belum tentu akan
mendapat perhatian dan dipahami dengan benar oleh penerima pesan. Beberapa
pesan bahkan diabaikan atau disalahartikan oleh penerima pesan dengan
menganggapnya sebagai gangguan.

6. Penerima pesan melakukan decoding terhadap pesan yang diterima

Setelah pesan diterima oleh penerima pesan, penerima pesan perlu


mengekstraksi ide atau gagasan yang berasal dari pesan dan inilah yang disebut
dengan decoding.

7. Penerima pesan memberikan tanggapan atau respon terhadap pesan

Dalam menyusun sebuah pesan, sumber hendaknya menunjukkan kepada


penerima pesan bahwa dengan memberikan respon atau tanggapan terhadap pesan
yang dikirimkan akan memberikan beberapa keuntungan atau manfaat bagi
penerima pesan. Dengan demikian, kemungkinan penerima pesan memberikan
respon atau tanggapan terhadap pesan yang dikirimkan dengan cara yang positif
akan meningkat.

8. Penerima pesan menyuguhkan umpan balik kepada sumber

Dalam rangka memberikan respon atau tanggapan (atau tidak memberikan


respon atau tanggapan) terhadap pesan yang dikirimkan oleh sumber, penerima
pesan dimungkinkan untuk memberikan umpan balik yang membantu sumber
untuk mengevaluasi efektivitas komunikasi interpersonal. Umpan balik yang
diberikan dapat berupa verbal dengan menggunakan kata-kata tertulis atau lisan,
nonverbal dengan menggunakan ekspresi wajah atau bahasa tubuh dalam
komunikasi lainnya, atau verbal dan nonvebal sekaligus. Seperti pesan yang
dikirimkan oleh sumber, pesan umpan balik dari penerima pesan juga perlu di-
decode secara hati-hati.

9. Penerima pesan melakukan encoding terhadap pesan umpan balik

Tanggapan atau respon yang diberikan oleh penerima pesan dikemas dalam
bentuk pesan umpan balik. Proses pengemasan pesan umpan balik ini dinamakan
dengan encoding. Sebagaimana pesan yang dikirimkan oleh sumber, maka pesan
umpan balik yang diberikan oleh penerima pesan kepada sumber dapat berupa
kata-kata atau gambar. Penerima pesan juga perlu memiliki keterampilan agar
proses encoding yang dilakukan dapat berhasil.

10. Penerima pesan memilih saluran komunikasi atau media komunikasi

Setelah proses encoding, penerima pesan kemudian memilih saluran


komunikasi atau media komunikasi yang tepat untuk mengirimkan pesan umpan
balik kepada sumber. Saluran komunikasi atau media komunikasi yang
dibutuhkan untuk mengirim pesan umpan balik dapat berbentuk lisan, tulisan,
visual atau elektronik.

11. Penerima pesan mengirimkan pesan umpan balik kepada sumber

Setelah proses pemilihan saluran komunikasi atau media komunikasi yang


dirasa tepat dan sesuai, penerima pesan kemudian mengirimkan pesan umpan
balik tersebut melalui saluran komunikasi atau media komunikasi yang telah
ditentukan.

12. Pesan umpan balik diterima oleh sumber

Proses selanjutnya adalah pesan umpan balik diterima oleh sumber. Pesan
umpan balik dapat diterima dengan baik oleh sumber manakala saluran
komunikasi atau media komunikasi yang digunakan berfungsi dengan baik.

13. Sumber melakukan decoding terhadap pesan umpan balik dan memberikan
respon

Setelah pesan umpan balik diterima oleh sumber, sumber kemudian


melakukan proses decoding terhadap pesan umpan balik yang dikirimkan oleh
penerima pesan. Pesan umpan balik yang dikirimkan oleh penerima pesan
kemudian ditanggapi atau direspon oleh sumber. Langkah selanjutnya, sumber
dapat memberikan umpan balik kepada penerima pesan dan seterusnya.

Proses komunikasi antar pribadi berlangsung dalam sebuah konteks tertentu.


Tidak jarang, dalam setiap proses seperti yang diulas secara singkat di atas akan
menemui adanya berbagai macam gangguan atau hambatan-hambatan komunikasi
yang dapat mengganggu jalannya proses komunikasi antar pribadi sehingga
menyebabkan tidak tercapainya komunikasi yang efektif.

4. Contoh

1. Interaksi Langsung

Interaksi langsung memiliki pengertian dimana pertukaran pesan yang terjadi


tidak melalui bantuan pihak ketiga. Ini hanya antara dua individu yang terlibat
secara langsung. Komunikasi tersebut akan dinilai lebih efektif dibandingkan
dengan menggunakan bantuan pihak ketiga.
2. Bahasa yang Lugas

Penggunaan bahasa yang lugas dan mudah dimengerti merupakan salah satu
indikator dari efektivitas komunikasi yang sedang berlangsung. Tanpa adanya
bahasa yang lugas seseorang mungkin akan kesulitan dalam mencerna informasi
yang akan ia terima. Bahasa yang lugas juga memberikan tingkat kepercayaan diri
yang lebih bagi pelaku komunikasi.

3. Menghindari Penggunaan Makna Konotatif

Karena bahasa yang lugas merupakan sesuatu hal yang penting, maka
komunikasi interpersonal yang efektif juga hendaknya menghindari pengunaan
makna konotasi tertentu. Makna yang tidak sebenarnya ini membuat seseorang
bisa melakukan interpretasi tersendiri terhadap pesan atau informasi yang ia
terima. Akibatnya? Pesan menjadi kurang efektif untuk diterima oleh pihak yang
bersangkutan.

4. Penggunaan Waktu yang Efisien

Penggunaan waktu yang efisien menjadi sesuatu yang cukup penting.


Komunikasi yang berlangsung lama tetapi tidak menghasilkan kesepakatan atau
tujuan yang tidak tercapai bisa menjadi indikasi bahwa komunikasi tersebut
tidaklah efektif. Oleh karenanya, selalu tentukan target waktu dari proses
komunikasi yang akan dilakukan.

5. Tidak Bertele-tele

Tidak bertele-tele merupakan contoh efektivitas komunikasi antar pribadi yang


paling mudah untuk kita perhatikan. Ini juga ada kaitannya dengan penggunaan
waktu yang efisien. Tanpa adanya proses tersebut, seseorang mungkin akan lebih
sulit dalam menerima informasi.

6. Menghindari Penggunaan Istilah Asing

Penggunaan istilah yang terlalu asing juga patut untuk dihindari. Istilah-istilah
yang terlalu asing tersebut bisa memberikan efek yang kurang baik. Komunikasi
menjadi tidak terlalu efektif dan proses komunikasi tersebut berlangsung dengan
tidak semestinya.

7. Kalimat yang Mudah Dimengerti

Kalimat yang mudah dimengerti berarti kita bisa menyederhanakan


penggunaan kalimat-kalimat kompleks yang sebelumnya ada. Proses komunikasi
interpersonal ini memang tidak begitu mudah, namun pada dasarnya jika kita
menggunakan kalimat yang mudah dimengerti, proses komunikasi tersebut bisa
menjadi lebih efektif dan efisien.

8. Informasi yang Tidak Berubah


Terakhir, efektivitas komunikasi bisa terlihat jika informasi yang diterima oleh
penerima pesan tidak mengalami perubahan. Proses ini merupakan tahapan akhir
yang bisa menjadi bahan evaluasi. Kesalahan penerimaan pesan bisa saja terjadi
jika seseorang tidak memperhatikan hal tersebut dengan seksama.

C. Komunikasi Kelompok
1. Pengertian
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy
Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi,
kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk
mengambil suatu keputusan.
Menurut Walgito Komunikasi kelompok tediri dari dua kata komunikasi dan
kelompok, komunikasi dalam bahasa inggris Communication berasal dari kata latin
communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama, yakni
maksudnya menyamakan suatu makna. Sedangkan kelompok (Hariadi, 2011),
kelompok dapat dipandang dari segi presepsi, motivasi, dan tujuan, interdependensi,
dan juga dari segi interaksi. Berarti komunikasi kelompok adalah menyamakan suatu
makna didalam suatu kelompok.
Michael Burgoon (alam Wiryanto, (2005: 52) mendefinisikan komunikasi
kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan
tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan
masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi
anggota-anggota yang lain secara tepat.
2. Proses
Pola komunikasi kelompok adalah bagaimana menyampaikan informasi
keseluruh bagian kelompok dan bagaimana menerima informasi dari seluruh bagian
kelompok. Setiap anggota kelompok harus dapat melihat dan mendengar anggota
lainnya dan harus dapat mengukur umpan balik secara verbal maupun non verbal dari
setiap anggotanya Jumlah Partisipan yang terlibat dalam interaksi 3-20 Orang (>20
Orang kurang memungkinkan berlangsungnya suatu interaksi).
gambar pola komunikasi kelompok

gambar pola interaksi kelompok


Adanya interaksi satu dengan anggota yang lain terlihat pada gambar interaksi
diatas. Pengertian pola disini adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan
dari satu orang ke orang lain. Semua anggota di dalam interaksi diatas melakukan
interaksi komunikasi dengan baik. Gambar interaksi menujukkan adanya interaksi
yang efektif diantara anggota-anggotanya semua saling berinteraksi untuk
menyelesaikan permasalahan secara bersama-sama. Komunikasi yang efektif dimana
semuanya berinteraksi saling bertukar informasi tidak ada yang mendominasi satu
dengan yang lainnya. Faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi kelompok
menurut kelompok di gambar interaksi tersebut adalah adanya Faktor Personal, yaitu
peran anggota dalam sebuah kelompok sangat besar dalam ikut andil memberi
sebuah masukan-masukan untuk memecahkan sebuah masalah.
3. Bentuk Komunikasi Kelompok
a. Brainstorming
Brainstorming adalah jenis komunikasi yang dirancang untuk membantu
sebuah kelompok menyamakan gagasan atau ide. Selama proses berlangsungnya
brainstorming, setiap anggota kelompok berinisiatif untuk menyajikan ide atau
gagasan yang dimiliki. Kemudian, para anggota kelompok melakukan evaluasi
terhadap sejumlah ide atau gagasan yang telah disampaikan dan memutuskan ide
atau gagasan yang paling sesuai dengan tujuan kelompok. Agar brainstorming
menjadi lebih efektif, setiap anggota kelompok hendaknya tidak membatasi
kreativitas anggota kelompok lainnya.
b. Polarisasi
Polarisasi adalah proses pengambilan keputusan dalam kelompok yang
mengarah pada penguatan posisi terkait argumentasi yang mendukung sikap atau
tindakan tertentu. Polarisasi dapat terjadi manakala para anggota kelompok telah
memiliki sikap untuk mendukung tindakan tertentu sebelum dilakukannya diskusi
kelompok. Setelah diskusi kelompok dilakukan, sikap mendukung tindakan
tertentu ini menjadi semakin kuat. Polarisasi dapat berdampak negatif karena
memperbesar peluang terjadinya kesalahan, menurunnya produktivitas kerja
kelompok, serta mendorong ekstremisme.
c. Web Conferencing
Web conferencing dapat dilakukan melalui teks atau pertemuan. Web
conferencing pada umumnya digunakan sebagai sebuah diskusi kelompok. Dalam
web conferencing, setiap anggota kelompok mengekspresikan atau menyatakan
pendapatnya dalam bentuk teks dan menyimpan pendapat tersebut agar dapat
dibaca oleh anggota kelompok lainnya dan diberikan komentar. Metode ini
memiliki beberapa keuntungan, salah satunya adalah menjaga komentar tetap
utuh dan tidak mengalami perubahan serta dapat diakses oleh anggota kelompok
setiap saat.
d. Groupware dan Centralized Forum
Forum terpusat atau centralized forum merupakan salah satu jenis web
conferencing dimana pesan-pesan disimpan untuk menciptakan dialog yang
berkelanjutan antar anggota kelompok. Groupware maupun centralized forum
memiliki proses yang sama namun memiliki fitur-fitur yang jauh lebih komplet
seperti adanya fitur penjadwalan, templates, toolboxes, dan document sharing.
e. Diskusi Meja Bundar
Diskusi meja bundar merupakan salah satu format diskusi. Dalam diskusi meja
bundar, arus komunikasi antar anggota kelompok berlangsung bebas karena
susunan tempat duduk yang bundar. Susunan meja bundar ini memudahkan
partisipasi spontan yang lebih demokratis. Format meja bundar memungkinkan
individu berbicara kapan saja tanpa agenda yang tetap, tanpa batasan waktu,
setiap anggota memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi, dan bersifat
informal.
f. Diskusi Panel
Diskusi panel adalah format diskusi yang khusus. Dalam diskusi panel, setiap
anggota kelompok saling berinteraksi, baik secara tatap muka atau langsung
maupun melalui seorang mediator. Diskusi panel juga dapat terjadi antar anggota
kelompok dan hadirin. Diskusi panel umumnya membahas masalah-masalah yang
kontroversial. Biasanya, susunan tempat duduk diskusi panel meletakkan peserta
diskusi pada meja segi empat yang menghadap khalayak, dengan moderator yang
duduk di tengah-tengah di antara kedua pihak yang berdiskusi.
g. Simposium
Simposium adalah serangkaian pidato pendek yang menyajikan berbagai
aspek dari sebuah topik atau posisi yang pro dan kontra terhadap masalah yang
kontroversial dalam format diskusi yang sudah dirancang sebelumnya. Tujuan
simposium adalah untuk menyajikan informasi agar dapat dijadikan sebagai
sumber rujukan bagi khalayak guna mengambil keputusan di masa mendatang.
h. Forum atau Ceramah
Forum adalah tanya-jawab yang terjadi setelah diskusi terbuka. Khalayak
memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau memberikan tanggapan.
Terdapat lima macam forum, yaitu forum ceramah, forum debat, forum dialog,
forum panel, dan forum symposium.
i. Kolokium
Kolokium adalah sejenis format diskusi yang memberikan kesempatan kepada
wakil-wakil khalayak untuk mengajukan pertanyaan yang sudah dipersiapkan
kepada seorang atau beberapa orang ahli. Kolokium agak bersifat formal dan
jalannya diskusi diatur secara ketat oleh seorang moderator.
j. Rapat
Berbagai bentuk rapat seperti rapat-rapat inovasi dan rapat-rapat kreatif
seringkali diawali dengan adanya pemikiran yang out of the box atau pemikiran
yang tidak biasa. Biasanya rapat jenis ini terjadi dengan adanya brainstorming,
bergaul, dan saling berbagi gagasan atau ide dalam ruang lingkup yang luas.
Peserta rapat kemudian dapat menggunakan berbagai macam teknik dan proses
untuk memilah beragamnya gagasan atau ide dan menempatkannya ke dalam
sebuah daftar yang lebih rinci dan fokus. Pemilahan dan pemilihan gagasan atau
ide ini dilakukan berdasarkan penilaian, evaluasi, serta pengambilan keputusan
terhadap gagasan atau ide yang dianggap paling sesuai dan kemudian dibuat
sebuah rekomendasi dan pembagian tugas.

D. Komunikasi Publik
1. Pengertian
Komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada
dalam sebuah organisasi atau yang di luar organisasi, secara tatap muka atau melalui
media. Namun dalam bagian ini yang akan dibahas hanyalah tatap muka di antara
organisasi dan lingkungan eksternalnya. Brooks menguraikan tipe komunikasi publik
ini sebagai monological karena hanya seorang yang biasanya terlibat dalam
mengirimkan pesan kepada publik.

2. Proses
terjadi di tempat umum (publik), misalnya di auditorium, kelas, tempat ibadah
(masjid, gereja) atau tempat lainnya yang di hadiri sejumlah besar orang; merupakan
peristiwa sosial yang biasanya telah direncanakan alih-alih peristiwa relatif informal
yang tidak terstruktur; terdapat agenda; beberapa orang ditunjuk untuk menjalankan
fungsi-fungsi khusus, seperti memperkenalkan pembicara, dan sebagainya; acara-
acara lain mungkin direncanakan sebelum atau sesudah ceramah disampaikan
pembicara. Komunikasi publik sering bertujuan memberikan penerangan, menghibur,
memberikan penghormatan, atau membujuk.
Sarana komunikasi publik yaitu segala saluran yang bisa menyampaikan pesan
kepada publik:
a) Media Massa
b) Orasi pada rapat umum
c) Aksi demonstrasi
d) Blog
e) Situs Jejaring Sosial
f) Kolom komentar di website/blog
g) E-mail, milis
h) SMS
i) Surat
j) Surat Pembaca
k) Reklame
l) Spanduk
Komunikasi Publik memerlukan keterampilan komunikasi lisan dan tulisan agar
pesan dapat disampaikan secara efektif dan efisien.
3. Bentuk Komunikasi Publik
 Aksi Demo
 Seminar
 Pidato
 Ceramah
 Tabligh akbar
 Kuliah umum
E. Komunikasi Organisasi
1. Pengertian
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu
organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan berlangsung dalam jaringan yang
lebih besar daripada komunikasi kelompok. Oleh karena itu, organisasi dapat
diartikan sebagai kelompok dari kelompok-kelompok. Komunikasi formal adalah
komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke
atas, dan komunikasi horisontal, sedangkan komunikasi informal tidak bergantung
pada stuktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat, juga termasuk selentingan
dan gosip (Mulyana, 2007).
2. Proses
a. Komunikasi Internal
Proses komunikasi di antara para pengurus dan anggota dalam ruang lingkup
suatu organisasi, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan
secara horisontal dan vertikal, sehingga kerja organisasi dapat berjalan.
Komunikasi internal terdiri atas empat bagian, yaitu :
1) Downward Communication (komunikasi dari atas ke bawah) :
Komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada
tataran manajer atau supervisor mengirimkan pesan kepada bawahannya.
Fungsi komunikasi dari atas ke bawah antara lain :
a) Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja.
b) Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk
dilaksanakan.
c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku.
d) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
2) Upward Communication (komunikasi dari bawah ke atas) :
Komunikasi yang terjadi ketika bawahan mengirim pesan kepada atasannya.
Fungsi komunikasi dari bawah ke atas antara lain :
a) Penyampaian informai tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah
dilaksanakan.
b) Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun
tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan.
c) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan.
d) Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun
pekerjaannya.
3) Horizontal Communication (komunikasi sesama) :
Komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian
yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi komunikasi sesama antara
lain:
a) Memperbaiki koordinasi tugas.
b) Upaya pemecahan masalah.
c) Saling berbagi informasi.
d) Upaya pemecahan konflik.
e) Membina hubungan dan mempererat kekeluargaan melalui kegiatan
bersama.
4) Interline Communication (komunikasi lintas saluran) :
Komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional.
Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini
karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan
fungsional.
b. Komunikasi Eksternal
Proses komunikasi di antara para pengurus dan anggota suatu organisasi
dengan orang atau masyarakat umum.
1) Komunikasi dari organisasi kepada masyarakat. Contohnya : konferensi pers,
iklan, brosur
2) Komunikasi dari masyarakat kepada organisasi. Contohnya : menerima saran
kritik, hotline customer service 24 jam
F. Komunikasi Massa
1. Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah proses dimana organisasi media membuat dan
menyebarkan pesan kepada khalayak banyak (publik). Organisasi - organisasi media
ini akan menyebarluaskan pesan-pesan yang akan memengaruhi dan mencerminkan
kebudayaan suatu masyarakat, lalu informasi ini akan mereka hadirkan serentak
pada khalayak luas yang beragam. Hal ini membuat media menjadi bagian dari salah
satu institusi yang kuat di masyarakat. Dalam komunikasi masa, media masa
menjadi otoritas tunggal yang menyeleksi, memproduksi pesan, dan
menyampaikannya pada khalayak. Unsur-unsur penting dalam komunikasi massa
adalah :
a. komunikator,
b. media massa.
c. informasi (pesan).
d. gatekeeper.
e. khalayak (publik)
f. umpan balik.
2. Proses Komunikasi Massa
Komunikasi massa dalam prosesnya melibatkan banyak orang yang bersifat
kompleks dan rumit. Menurut McQuail proses komunikasi massa terlihat berproses
dalam bentuk:
a. Melakukan distribusi dan penerimaan informasi dalam skala besar. Jadi proses
komunikasi massa melakukan distribusi informasi kemasyarakatan dalam skala
yang besar, sekali siaran atau pemberitaan jumlahdan lingkupnya sangat luas dan
besar.
b. Proses komunikasi massa cenderung dilakukan melalui model satu arah yaitu
dari komunikator kepada komunikan atau media kepada khalayak. Interaksi
yang terjadi sifatnya terbatas.
c. Proses komunikasi massa berlangsung secara asimetris antara komunikator
dengan komunikan. Ini menyebabkan komunikasi antara mereka berlangsung
datar dan bersifat sementara. Kalau terjadi sensasi emosional sifatnya sementara
dan tidak permanen.
d. Proses komunikasi massa juga berlangsung impersonal atau non pribadi dan
anonim.
e. Proses komunikasi massa juga berlangsung didasarkan pada hubungan
kebutuhan-kebutuhan di masyarakat. Misalnya program akan ditentukan oleh
apa yang dibutuhkan pemirsa. Dengan demikian media massa juga ditentukan
oleh rating yaitu ukuran di mana suatu program di jam yang sama di tonton oleh
sejumlah khalayak massa.
3. Bentuk Komunikasi Massa
a. Surat Kabar
Menurut Agee, secara kontemporer surat kabar memiliki tiga fungsi utama dan
fungsi sekunder.
Fungsi utama media
1) To Inform
2) To Comment
3) To Provide
Fungsi sekunder
1) Untuk kampanye proyek-proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang sangat
diperlukan untuk membantu kondisi-kondisi tertentu.
2) Memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik, kartun,
dan cerita-cerita khusus
3) Melayani pembaca sebagai konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan
memperjuangkan hak
b. Majalah
c. Radio Siaran
Keunggulan radio siaran adalah berada dimana saja. Radio mempunyai
kemampuan menjual bagi pengiklan yang produknya dirancang khusus untuk
khalayak tertentu.
d. Televisi
Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh
pada kehidupan manusia.
e. Film
BAB III
KESIMPULAN

Komunikasi adalah "suatu proses di mana seseorang atau beberapa


orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar
terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan
secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak, Apabila tidak
ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan
dengan menggunakan gerak-gerik tubuh atau menunjukkan sikap tertentu, misalnya
tersenyum, menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu, Cara seperti ini disebut
komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.

3. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain


mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu
bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa
dimengerti kedua pihak.
4. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik
secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung
melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.

Jenis-jenis Komunikasi :
1. Komunikasi Intrapribadi

Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah komunikasi dengan


diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Misalnya berpikir.
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang
dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat
langsung diketahui balikannya. (Muhammad, 2005,p.158-159).
Klasifikasi Komunikasi Interpersonal, Redding yang dikutip Muhammad (2004, p.
159-160) mengembangkan klasifikasi komunikasi interpersonal menjadi interaksi
intim, percakapan sosial, interogasi atau pemeriksaan dan wawancara.
 Interaksi intim termasuk komunikasi di antara teman baik, anggota famili, dan
orang-orang yang sudah mempunyai ikatan emosional yang kuat.
 Percakapan sosial adalah interaksi untuk menyenangkan seseorang secara
sederhana. Tipe komunikasi tatap muka penting bagi pengembangan hubungan
informal dalam organisasi. Misalnya dua orang atau lebih bersama-sama dan
berbicara tentang perhatian, minat di luar organisasi seperti isu politik, teknologi
dan lain sebagainya.
 Interogasi atau pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang ada dalam
kontrol, yang meminta atau bahkan menuntut informasi dari yang lain. Misalnya
seorang karyawan dituduh mengambil barang-barang organisasi maka atasannya
akan menginterogasinya untuk mengetahui kebenarannya.
 Wawancara adalah salah satu bentuk komunikasi interpersonal di mana dua
orang terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab. Misalnya atasan yang
mewawancarai bawahannya untuk mencari informasi mengenai suatu
pekerjaannya.

2. Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara
orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan respon verbal maupun nonverbal
berlangsung secara langsung. Bentuk khusus komunikasi antarpribadi ini adalah
komunikasi diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua individu,
misalnya suami-istri, dua sejawat, guru-murid. Ciri-ciri komunikasi diadik adalah
pihak-pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat; pihak-pihak yang
berkomunikasi mengirim dan menerima pesan secara langsung dan simultan.
penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri
antara self dengan God. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal
secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan-pesan. Seorang
individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi
dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal
dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri
pribadi melalui proses-proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness)
terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk
memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu
untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh
melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang
mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek.
Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya
memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo'a, bersyukur, instrospeksi diri
dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan
kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif .
Pemahaman diri pribadi ini berkembang sejalan dengan perubahan perubahan
yang terjadi dalam hidup kita. Kita tidak terlahir dengan pemahaman akan siapa diri
kita, tetapi prilaku kita selama ini memainkan peranan penting bagaimana kita
membangun pemahaman diri pribadi ini
Kesadaran pribadi (self awareness) memiliki beberapa elemen yang mengacu pada
identitas spesifik dari individu (Fisher 1987:134). Elemen dari kesadaran diri adalah
konsep diri, proses menghargai diri sendiri (self esteem), dan identitas diri kita yang
berbeda beda (multiple selves).

3. Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok
kecil orang (small-group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan
orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk
mencapai tujuan bersama, saling mengenal satu sama lain, dan memandang mereka
sebagai bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi antarpribadi berlaku dalam
komunikasi kelompok.
4. Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu
organisasi, bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih
besar dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi
diadik, komunikasi antarpribadi, dan komunikasi publik tergantung kebutuhan.

5. Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan
media massa cetak maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga atau orang yang
dilembagakan yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim,
dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat
dan selintas.
6. Komunikasi Publik
Komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah
orang (khalayak), yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik meliputi
ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar, dan lain-lain. Ciri-ciri komunikasi publik
adalah: berlangsung lebih formal; menuntut persiapan pesan yang cermat, menuntut
kemampuan menghadapi sejumlah besar orang; komunikasi cenderung pasif; terjadi
di tempat umum yang dihadiri sejumlah orang; merupakan peristiwa yang
direncanakan; dan ada orang-orang yang ditunjuk secara khusus melakukan fungsi-
fungsi tertentu.

Anda mungkin juga menyukai