Ekonomi Makro Responsi 2.1
Ekonomi Makro Responsi 2.1
Kelompok 7
JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
ISI
Untuk dapat menghitung kenaikan dari tahun ke tahun barang dan jasa yang
dihasiilkan haruslah dihitung pada harga yang tetap yaitu harga yang
berlaku padda suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk
menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun – tahun yang lain.
Nilai pendapatan nasional yang didapat dalam perhitungan secara ini
dinamakan pendapatan nasional pada harga tetap atau pendapatan nasional rill
(Sukirno.S, 2008).
4. Jika pendapatan nasional tahun 1998 sebesar Rp 450,00 triliun (menurut tahun
dasar 1998) dan pendapatan nasional tahun 1999 sebesar Rp 460 triliun
menurut harga yang berlaku sedangkan indeks harga konsumen 1998 = 100
dan IHK tahun 1999 sebesar 110 maka berapakah besar pendapatan nasional
riil tahun 1999 ? Bagaimanakah laju perkembangan pendapatan nasional 1999
?
5. Berikut ini adalah data transaksi nasional yang dicatat oleh BPS pada tahun
2012 :
a. Investasi sektor swasta 450
b. Pembelian barang dan jasa oleh pemerintah 250
c. Pajak langsung 25
d. Gaji pegawai 15
e. Pendapatan ekspor 350
f. Pembelian barang dan jasa oleh konsumen 250
g. Deviden 100
h. Pembiayaan impor 200
i. Pembayaran asuransi 120
j. Nilai seluruh barang akhir 1050
k. Pendepatan sewa 25
l. Pendapatan kotor dan bunga 250
m. Bunga atas pendapatan bunga 15
Hitung pendapatan nasional menurut pendekatan produksi, pendapatan, dan
pengeluaran!
6. Apa yang akan terjadi dengan tingkat pendepatan nasional jika ekspor dan
impor masing-masing naik sebesar 20% ? jelaskan.
Nilai tukar mata uang suatu negara akan menguat ketika ekspor mengalami
kenaikan dan begitu pula sebaliknya nilai tukar mata uang akan melemah
ketika ekspor menurun. Nilai ekspor yang tinggi akan meningkatkan
produktifitas dalam negeri sehingga penyerapan tenaga kerja secara penuh dan
pengangguran berkurang. Berkurangnya pengangguran akan meningkatkan
pendapatan perkapita sehingga daya beli akan meningkat. Hal tersebut tidak
akan terjadi ketika peningkatan nilai ekspor bukan dikarenakan naiknya
volume ekspor melainkan karena harga barang-barang ekspor yang naik.
Sedangkan impor yang tinggi akan mengakibatkan produktifitas dalam negeri
menurun sehingga pengangguran lebih banyak terjadi dan pendapatan
perkapita menurun. Penurunan pendapatan perkapita akan menurunkan daya
beli masyarakat. Hal tersebut tidak terjadi jika barang-barang yang diimpor
ialah barang-barang modal maupun barang-barang setengah jadi. Nilai tukar
mata uang di negara tersebut melemah karena ketika impor meningkat maka
permintaan akan dollar naik. Bila mata uang di negara tersebut melemah, maka
cadangan devisa menjadi tergerus. Pelemahan nilai mata uang juga
mengakibatkan peningkatan beban pembayaran utang dan mengakibatkan
inflasi (Muzzaky, 2015).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa ketika ekspor mengalami kenaikan 20% maka
nilai tukar mata uang akan meningkat sehingga meenyebabkan pendapatan
meningkat. Sedangkan, ketika impor mengalami kenaikan sebanyak 20% maka
nilai mata uang akan melemah sehingga akan mengakibatkan cadangan devisa
menjadi tergerus, meningkatnya beban pembayaran utang dan mengakibatkan
inflasi.
Sukirno.S, 2008, “Makro Ekonomi, Teori dan Pengantar”. Raja Grafindo Persada,
Edisi 3, Jakarta.