Kerangka Acuan Sdidtk
Kerangka Acuan Sdidtk
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS LIMA KAUM I
Jl. Sudirman – Batusangkar, Telp.(0752) 72196
A. PENDAHULUAN
Deteksi dini tumbuh kembang anak / balita adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra
sekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan atau masalah tumbuh kembang
anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan.
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan sedini mungkin sejak
anak dilahirkan. Deteksi dini merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara
komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan mengetahui serta
mengenal faktor resiko pada balita, yang disebut juga anak usia dini. Melalui deteksi dini
dapat diketahui penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini, sehingga upaya
pencegahan, stimulasi, penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi
yang jelas pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang. Upaya-upaya tersebut
diberikan sesuai dengan umur perkembangan anak, dengan demikian dapat tercapai
kondisi tumbuh kembang yang optimal (Tim Dirjen Pembinaan Kesmas, 1997).
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan meliputi dua hal pokok, yaitu penilaian
pertumbuhan fisik dan penilaian perkembangan.Masing-masing penilaian tersebut
mempunyai parameter dan alat ukur tersendiri. Dasar utama dalam menilai pertumbuhan
fisik anak adalah penilaian menggunakan alat baku (standar). Untuk menjamin ketepatan
dan keakuratan penilaian harus dilakukan dengan teliti dan rinci.Pengukuran perlu
dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk menilai kecepatan pertumbuhan.Parameter
ukuran antropometrik yang dipakai dalam penilaian pertumbuhan fisik adalah tinggi
badan, berat badan, lingkar kepala, lipatan kulit, lingkar lengan atas, panjang lengan,
proporsi tubuh, dan panjang tungkai. Menurut Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Balita (Tim Dirjen Pembinaan Kesmas, 1997) dan Narendra (2003) macam-macam
penilaian pertumbuhan fisik yang dapat digunakan adalah:
1. Pengukuran Berat Badan (BB)
Pengukuran ini dilakukan secara teratur untuk memantau pertumbuhan dan
keadaan gizi balita.Balita ditimbang setiap bulan dan dicatat dalam Kartu Menuju
Sehat Balita (KMS Balita) sehingga dapat dilihat grafik pertumbuhannya dan
dilakukan interfensi jika terjadi penyimpangan.
2. Pengukuran Tinggi Badan (TB)
Pengukuran tinggi badan pada anak sampai usia 2 tahun dilakukan dengan
berbaring., sedangkan di atas umur 2 tahun dilakukan dengan berdiri. Hasil
pengukuran setiap bulan dapat dicatat pada dalam KMS yang mempunyai grafik
pertumbuhan tinggi badan.
3. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (PLKA)
PLKA adalah cara yang biasa dipakai untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan otak anak. Biasanya ukuran pertumbuhan tengkorak mengikuti
perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada pertumbuhan tengkorak
maka perkembangan otak anak juga terhambat.Pengukuran dilakukan pada
diameter occipitofrontal dengan mengambil rerata 3 kali pengukuran
sebagai standar.
B. LATAR BELAKANG
Upaya kesehatan dilakukan sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima
tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya
sekaligus meningkatkan kualitas hidup anak agar mencapai tumbuh kermbang optimal
baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki intelegensi majemuk
majemuk sesuai potensi genetiknya.
Mengingat jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu 10% dari seluruh populasi
maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita perlu
mendapat perhatian serius yaitu gizi yang baik, stimulasi yang memadai serta terjangkau
dan berkualitas. Termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang.
Selain hal-hal tersebut, berbagai faktor lingkungan yang mengganggu tumbuh kembang
anak juga eliminasi
C. TUJUAN
a. Tujuan Umum :
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah agar semua balita umur 0 – 5
tahun dan anak pra sekolah umur 5 – 6 tahun tumbuh dan berkembang secara
optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga berguna bagi nusa dan bangsa
serta mampu bersaing di era global melalui kegiatan deteksi dan stimulasi dini
b. Tujuan Khusus :
1. Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita dan
anak prasekolah di Wilayah Kerja Puskesmas
2. Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada
semua balita dan anak pra sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas
Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak pra sekolah
dengan penyimpangan tumbuh kembang di Wilayah Kerja Puskesmas
Terselenggaranya rujukan terhadap kasus – kasus yang tidak bisa di tangani di
Puskesmas
D. KEGIATAN POKOK
1. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraselurer,
berarti : bertambahnya ukuran fisik, dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan
sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
2. Perkembangan merupakan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam bidang motorik kasar, motorik halus, kemampuan berbahasa,
sosialisasi, dan kemandirian. Misalnya : kemampuan melakukan gerakan yang
kompleks, berinterakst dan berkomunikasi, kemampuan kognitif, bersosialisasi,
kreatifitas, dll.
3. Perkembangan terjadi secara bersamaan dengan pertumbuhan. Perkembangan
merupakan hasil interaksi kematangan susunan syaraf pusat dengan organ tubuh yang
dipengaruhinya. Misalnya : kemampuan berbicara merupakan hasil dari
perkembangan system syaraf yang mengendalikan proses bicara.
4. Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan pemeriksaan/skrining untuk
menentukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada anak balita dan
pra sekolah. Deteksi perlu dilakukan secara dini sebab semakin dini ditemukan
penyimpangannya maka semakin mudah dilakukan intervensi untuk perbaikannya,
selain itu agar tenaga kesehatan mempunyai waktu dalam menyusun rencana
tindakan/intervensi yang tepat. Bila penyimpangan terlambat diketahui maka
intervensi perbaikannya sulit dilakukan.
5. Tujuan deteksi/skrinning ini untuk mengetahui perkembangan anak apakah anak
normal atau tidak. Jadwal skrinning KPSP rutin dilakukan pada saat umur anak
mencapai 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66, dan 72 bulan.
6. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan social.
Fungsi bermain bagi anak adalah : perkembangan sensori motorik, perkembangan
intelektual atau kognitif, mengembangkan kreatifitas anak, merupakan media
sosialisasi anak, media kesadaran diri, perkembangan moral, sebagai alat komunikasi
dan terapi.
7. Tujuan bermain adalah agar anak dapat melanjitkan pertumbuhan dan perkembangan
yang normal, dapat mengekspresikan keinginan, perasaan dan fantasi. Anak dapat
mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat dan anak dapat
beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit.
8. Seimbangkan kegiatan fisik dengan kegiatan ditempat seperti main lego, meronce
atau menggambar. Meski anak tipe aktif yang tak suka permainan diam ditempat atau
sebaliknya, tetap harus menyeimbangkannya. Jadi, anak harus punya kesempatan
bermain yang melibatkan fisiknya, selain bermain yang memerlukan ketekunan.
Dengan begitu, wawasannya jadi luas. Bila ia hanya bemain fisik terus anak kurang
mendapatkan kesempatan memperoleh berbagai pengetahuan dab kurang terlatih
ketekunan serta konsentrasinya.
E. RINCIAN KEGIATAN
- Pelaksanaan DDTK diruang anak puskesmas Gurun
- Pelaksanaan DDTK di Posyandu
- Pelaksanaan DDTK di PAUD dan TK
Tindak Lanjut :
1. Untuk anak dengan perkembangan sesuai (S)
a. Orang tua pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik
b. Pola asuh anak selanjutnya terus dilakukan sesuai dengan bagan stimulasi
disesuaikan dengan usia dan kesiapan anak
2. Untuk anak dengan perkembangan meragukan (M)
a. Konsultasikan nomor jawaban tidak, mintalah stimulasi apa yang
diberikan lebih sering
b. Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu
c. Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu, jika masih meragukan
konsultasikan dengan dokter anak atau Rumah Sakit dengan fasilitas
klinik tumbuh kembang
3. Untuk anak dengan Penyimpangan Perkembangan
Segera rujuk ke Rumah sakit
G. SASARAN SDIDTK
Semua Balita mulai dari usia 0-60 bulan dan Anak Pra Sekolah usia 61-72 bulan.