Anda di halaman 1dari 2

Ketika Arwah Menjemput

Pagi itu Bayu, Ana, dan Lin sarapan di villa di daerah pegunungan.Mama dan Papa Jun,keduanya
dokter.Merekan sudah pergi kelurahan Sukadamai untuk bakti sosialAna dan LIn adalah saudara sepupu
Bayu.Ketiga anak itu ditinggalkan bersama Mbak Rosi, penjaga villa. Ana dan Lin ikut Mbak Ayu ke
pasar.
“Kalau kalian mau kepasar,pergi saja.Aku mau jalan jalan”Kata Bayu tegas.Mbak Rosi, Ana,
dan Lin pergi ke pasar.
Bayu berdiri di depan villa.Ketika itulah seorang anak laki laki sebaya dengan Jun mendekatinya.
“Hai....Bayu, mari kita pergi jalan jalan!” sapa anak laki laki dengan riang Badanya tegap dan
kulitnya gelap.Beda dengan Bayu yang imut dan berkulit cerah.
“Lo,kok,kamu tau namaku?” Bayu balik tanya.
“Ya,kan tadi ada berita di tv.Kamu datang kesini karena ikut ayah dan ibumu yg dokter.Mereka
sedang bakti sosial dikelurahan,kan?” Jawab anak laki laki itu tenang.Ia menyalamiu Jun dan menyebut
kan namanya “ARWAH” Bayu mengerutkan kening.
“Arwah?” Bayu menegaskan.
“Iya,jangan berpikir tentang arwah orang mati atau arwah kentayangan!”Kata Arwah langsung
menarik tangan Bayu.Mereka tidak mengelilingi kompleks villa, tetapi keluar menuju jalan raya. Bagai
disihir Bayu menurut.
“Kamu tinggal dimana? Tanya Bayu. ” Dan kita mau pergi kemana? ”
“Aku tinggal tak jauh dari sini.Aku akan membawamu ketempat yang menyenangkan! ”Jawab
Arwah.
“Woww,tempat yang menyenangkan ! Untung aku tidak kepasar! ”Kata Bayu dalam hati.
Didepan sebuah villa yang nyaris runtuh, kedua anak itu berhenti.Halaman villa itu ditumbuhi
rumput dan semak belukar. Ada kolam ikan kering dan patung kurcaci bertopi merah yang sudah pudar
warna cat nya.
“Inilah rumahku! Mau masuk?” Arwah menawarkan.Tiba tiba saja Bayu merasa takut. Jangan
jangan Arwah itu hantu.
“Tidak,aku mau pulang saja ke villa! ” Kata Bayu . Wajahnya mulai pucat. Tetapi ia tidak bisa
lari, karena Arwah memegang tanganya kuat kuat.
“Kamu tidak boleh pulang.Aku harus selesaikan tugasku!”Kata Arwah tegas. Bayu terpaksa
terus berjalan.Perasaan kurang enak menyelimuti hati Bayu.
“Tugas apa? Dari siapa?” Bayu memberikan diri bertanya.
“Tugas membawamu kesuatu tempat. Dari orang yang memlikimu!” Jawab Arwah
Mereka tiba dijembatan dan berhenti disana.Di bawah ada sungai berbatu batu dengan rumpun
bambu di tepi kiri kanan.Airnya mengalir deras.
“Lihatlah kebawah. Disini sering terjadi kecelakaan. Orang juga suka melempar mayat kesini
untuk menghilangkan jejak!” Cerita Arwah. Duh, Bayu mulai gemetar.Apa maksud Arwah
sebenarnya?Arwah terus menuntun Bayu. Tangan Jun terasa dingin.
“Aduh,tanganmu dingin. Katanya anak berani! Kok kamu jadi ketakutan begini!” Cela Arwah.
“Tau dari mana kalau ku anak berani?” Kata Jun mulai curiga.
“Hmm,Arwah memiliki banyak informasi.Kamu berani ikut jalan sama aku saja, sudah
menunjukan kamu anak berani!” Kata Arwah tersenyum “ Dan Arwah memang ahli menakuti anak
anak .Eeehh....Aku tidak boleh sombong. Tuhan,kan,tidak suka orang sombong!”
Kemudian mereka berbebelok ke kiri.Jalan menurun dan sepi.Tidak tampak rumah,hanya
kebun kebun.
“Orang bilang,kalau malan disini suka ada setan cekik.Mestinya dipasang lampu ya!”Kata
Arwah.Ia mengangkat kedua tanganya,membentuk cakar sambil menyeringai.Duh,Jun jadi gemetar dan
benar benar merasa tidak nyaman.Ia melihat kaki Arwah.Bukan hantu,karena kakinya menjejak tanah.
“Sebetulnya kita mau kemana?Kalau kamu macam macam,akan aku laprkan kekantor
polisi!”Ancam Jun.Ia mulai berpikir jangan jangan Arwah anak gila.Arwah hanya tertawa.
“Silahkan lapor.Dijamin polisi tidak bisa menangkap Arwah.Lebih baik polisi menangkap
penjahat atau teroris!”kata Arwah
“Nah,sekarang pejamkan matamu dan tutup lubang telingamu dengan telunjuk.Jangan sekali
kali membukanya.Nanti bisa celaka.Kita akan belok kejalan kecil,disebelah kanan ada jurang yang
dalam!”Perintah Arwah tegas.Jun tidak punya pilihan.Entah bagaimana akhir perjalananya bersama
Arwah yang aneh.
Arwah memegang lengan Bayu. Mereka belok kanan. Sekarang jalan sudah datar, tidak menurun
seperi tadi, tetapi berbatu. Waktu berjalan sangat lambat. ”Aku harus waspada!” pikir Bayu. Tiba tiba
Bayu merasa terdorong ke depan dan BUUUKKK...... ia terjerembab. Jatuh menimpa punggung Arwah.
Terdengar suara orang ramai.
“Si Ardi jatuh!”Seru seorang anak. Bayu membuka mata, menarik telunjuk dari telingat tadi.
Arwah juga bangkit memeriksa lutut dan sikunya berdarah.
“Ah,aku tersandung.Lutut dan sikuku luka deh!” Keluh Arwah.
Mama Bayu muncul dan mendekati mereka.Ternyata mereka sudah sampai dikelurahan.
Banyak pasien berobat.
“Dia itu ternyata anak nakal!” Seru Jun dalam hati.
“Benar,kan,aku membawamu ketempat yang menyenangkan!” kata Arwah. ”Ibumu menyuruh
aku menjemputmu!”
“Iya,mama menelpon Mbak Rosi, tapi dia sedang naik angkot bersama Ana dna LIn. Mereka
kepasar. Jadi mama bilang, coba saja Ardi jemput kamu kesini! Banyak pasien jadi kamu harus bantu!
”Kata mama menjelaskan.
“Hai, kamu pembohong. Katamu namamu Arwah. Kamu sengaja menakutiku,ya?” Kata Bayu
jengkel. ”Enak,ya tersandung!”
Arwah mengatubkan kedua tanganya. ”Maaf,aku sungguh sungguh minta maaf. Karena kamu
takut melihat rumah yang nyaris runtuh, aku jadi iseng dan ingin menakutimu.Soal nama,aku tidak
berbohong.Namaku Ardi Wahyudi.jadi disingkat ARWAH. Nama presiden saja boleh disingkat
SBY,masa aku tidak boleh?Tadi aku juga takut lo,takut kamu tidak mau ikut denganku!”
“Sudahlah,nanti saja bertengkarnya.Ardi,mari tante obati lukamu. Bayu, Bantu Mbak Nunung
menulis nama pasien dan siapkan obat!” Kata mama.
Siangnya, Bayu bersama orang tuanya makan dirumah pak Lurah.
Ternyata, Ardi anaknya Pak Lurah. Ia suka berakting karena cita citanya jadi pemain sinetron.

Anda mungkin juga menyukai