Anda di halaman 1dari 2

NAMA : PUTRA BANGSAWAN SIREGAR

KELAS :A

JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO

MATA KULIAH : BAHASA INGGRIS TEKNIK

NIM : 5193530017

TANGGAL / HARI : 5 – 12 -2019 / KAMIS

JAKARTA (jp) : Lebih dari 5. 0000 bangunan gubuk sepanjang tepi sungai dari
jakarta Utara sampai jakarta selatan akan menghalangi program pengendalian banjir kota,
kata kementrian pekerjaan umum.Soeparmono,direktur jenderal kemetrian pengembangan
sumber – sumber perairan,mengatakan kemarin bahwa hal ini merupakan dilemma yang
dihadapi pada proyek pengendalian banjir.

Saya sangat peduli akan hal ini, kata soeparmono.Tiap – tiap gubuk sedikitnya
mampu mempunyai tiga warga, tambah ia: proyek ini amat penting dalam pengcegahan
banjir, namun mungkin pihak kotamadya juga khawatir bila proyek ini akan menggusur
ribuan gubuk, lebih dari 10.000 orang akan dtang.

Soeparmono mengatakan gubuk- gubuk tersebut adalah dimuara Angke, Jakarta utara
sampai ke karet jakarata selatan.Siswoko, kepala proyek perbaikan sungai ciliwung dan
cisadane mengatakan bahwa dari 5.615 rumah 4.500 adalah pada jakarta Utara.

Pihak proyek mengatakan bahwa mereka telah menerima Rp 21 milyar untuk


memulai proyek tersebut namun dana ini hanya untuk konstruksi. dana tersebut tidak
termasuk pemindahan gubuk dari tepi sungai.soeparmono mengatakan masalah dikampung
Melayu, salah satu daerah terkena bahkan lebi rumit karena rumah – rumah tersbut tidak
dapat dikatagorikan illegal.

“Kita menemukan bahwa para penduduk telah memiliki izin bangunan dan telah
membayar pajak kepemilikan tahunan,” kata ia.soeparmono meminta pihak kotamadyan dan
administrasi lokal lainnya untuk memperbesar pengawasan pada daerah masing – masing
untuk mencegah pembangunan disepanjang tepi sungai atau daerah bendungan.

Ia mengatakan bahwa pihak yang berwenang sebaiknya juga menjalankan keputusan


presiden dalam menjaga daerah bendungan disepanjang sungai Ciliwung dan Cisadane dalam
keseluruhan lembah sungai. Setelah mengkaji banjir yang terjadi tahun lalu, pihak pemerintah
pusat dari badan perencanaan pembangunan nasional, kantor lingkungan negara dan kantor
kejaksaan agung telah menyatakan dukungan mereka pada pemerintah bogor setempat dan
cianjur, tahun lalu. Pembangunan vila dan rumah - rumah yang tak terkendalikan di daerah
sekitar puncak dituduh sebagai penyebab utama banjir yang menelan korban meninggal
sedikitnya 30 orang.
Namun Soeparmono mengatakan bahwa bagian tengah sungai dari bogor sampai
ciputat masih kurang adanya usaha – usaha yang dilakukan. Usaha – usaha yang dilakukan
menteri pekerjaan umum dan instansi – instansi terkait lainya, kata ia, telah berhasil dalam
mengurangi titik rawan banjir hingga 65 tahun terakhir.

Usaha- usaha tersebut amat penting kata Soeparmono, yang diberikan kepada daerah-
daerah kekurangan air yang parah didaerah administratif.”saya tidak hanya mendesak pihak
– pihak yang berkepentingan di daerah administratif jakarta namun juga daerah – daerah
diluar jawa.”

Seorang paling sedikit membutuhkan 2000 meter kubik air tiap tahun agar ia dapat
makan nasi yang cukup dan dapat memiliki makanan yang bergizi setiap harinya, kata ia.
Ditambahan pula bahwa hal itu termasuk juga kebutuhan sanitasi seperti mandi dan mencuci.
Persediaan air disini hampir tidak cukup untuk kebutuhan minimum, kata soeparmono.Ia
mengatakan bahwa pertanyaan yang harus muncul adalah mengenai berapa lama
pembangunan tersebut harus berlanjut terus dikota administratif jakarta dan daerah – daerah
lainnya yang mempunyai sumber yang terbatas:

“ Sekarang ini ,pembangunan didaerah administratif jakarta terus berlanjut seolah - olah
tak ada batasnya.kita harus serius mempertanyakan bagaimana kita dapat meratakan
pertumbuhan didaerah luar jakarta, di mana masyarakatnya masih padat seperti serangga
menyerbu sebuah lampu,” kata ia.

Sumber : the jakarta post, 21 - 1- 1997.

Anda mungkin juga menyukai