Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR

MODAL

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan ekonomi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun

mendorong para manajer perusahaan untuk dapat meningkatkan produksi,

pemasaran dan strategi perusahaan. Manajer perusahaan juga dituntut untuk

memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham (shareholder). Untuk dapat

memenuhi tujuan perusahaan, maka diperlukan pengambilan keputusan yang

tepat dari pihak perusahaan. Salah satu keputusan yang penting bagi

perusahaan yakni keputusan mengenai struktur modal.

Keputusan pendanaan berarti berkaitan dengan modal atau danayang ada

didalam perusahaan. Modal adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan

yang dijadikan pondasi untuk dapat menjalankan perusahaan.Sumber-sumber

dana atau modaldalam perusahaandapat berasal dari internal dan eksternal

perusahaan. Sumber dana atau modal yang berasal dari internal berupa laba

yang ditahan dan penyusutan sedangkan untuk modal yang berasal dari

eksternal berupa hutang jangka panjang dan modal sendiri.Agar modal yang

dimiliki tersebut dapat dialokasikan atau digunakan dengan efisien dan

efektifdan memperoleh kombinasi pendanaan yang optimalmaka dibutuhkan

struktur modal dimana struktur modal merupakanperbandingan antara hutang

jangka panjang perusahaan dengan modal sendiridi dalam suatu perusahaan.


Struktur modal yang baik dan tepat sangat diperlukan untuk dapat menjamin

keberlangsungan hidup perusahaan karena struktur modal memiliki dampak

terhadap posisi keuangan perusahaan yang nantinya akan memberikan

pengaruh terhadap nilai perusahaan. Dengan struktur modal yang optimal maka

perusahaan dapat terhindar dari masalah pembengkakan biaya modal.

Untuk menetapkan struktur modal, suatu perusahaan perlu

mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Menurut

Brigham dan Houston (2006) terdapat empat faktor yang mempengaruhi

keputusan skruktur modal yaitu risiko bisnis, posisi perpajakan perusahaan,

fleksibilitas keuangan, konservatisme atau keagresifan manajemen. Menurut

Atmaja (2008) terdapat berbagai faktor yang menjadi pertimbangan dalam

pembuatan keputusan mengenai struktur modal adalah kelangsungan hidup

jangka panjang, konservatisme manajemen, pengawasan, struktur aktiva, risiko

bisnis, tingkat pertumbuhan, pajak, cadangan kapasitas peminjaman, dan

profitabilitas. Secara umum didalam struktur modal terdapat lima faktor yang

dapat mempengaruhi struktur modal itu sendiri, kelima faktor tersebut adalah

profitabilitas, struktur aktiva, pertumbuhan, risiko bisnis, ukuran

perusahaandan yang terakhir adalah likuiditas.

Menurut Sudarno (2009) salah satu faktor yang menyebabkan

terpuruknya kondisi perusahaan adalah karena banyak perusahaan yang

menggunakan pinjaman untuk melakukan ekspansi usaha dan selalu

mengabaikan susunan struktur modal perusahaan. Akibatnya akan terjadi

ketidaksesuaian antara sumber pendanaan dan penggunaannya. Suatu contoh,


sumber dana jangka pendek yang seharusnya digunakan untuk pengeluaran-

pengeluaran operasional jangka pendek ternyata justru digunakan untuk

pembiayaan proyek-proyek jangka panjang atau sebaliknya. Masalah lain juga

sering kita lihat bahwa manajer keuangan tidak mampu melakukan kombinasi

modal yang baik, sehingga menimbulkan dampak risiko bisnis yang cukup

tinggi.

Masalah struktur modal merupakan masalah yang penting bagi setiap

perusahaan, karena tinggi rendahnya struktur modal suatu perusahaan akan

mencerminkan bagaimana posisi finansial perusahaan tersebut. Manajer

keuangan dituntut mampu untuk menciptakan struktur modal yang optimal

dengan cara menghimpun dana dari dalam maupun luar perusahaan secara

efisien. Keputusan pendanaan atau struktur modal yang tidak cermat akan

berpengaruh langsung terhadap penurunan profitabilitas perusahaan tersebut.

Secara kenyataan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tiga tahun, yaitu 2008 sampai dengan 2010

mengalami perubahan yang cukup besar dari tahun ke tahun. Sebagian besar

perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia, struktur

modalnya lebih banyak menggunakan modal sendiri daripada hutang jangka

panjang. Semakin kecil hutang akan menyebabkan semakin kecil risiko yang

harus dihadapi perusahaan, antara lain kesulitan keuangan, kegagalan

membayar bunga dan pokok pinjaman sampai kebangkrutan.


Pada dasarnya pendanaan merupakan bagian yang sangat penting bagi

dunia usaha, karena berkaitan dengan kepentingan banyak pihak, seperti

kreditur, pemegang saham, serta pihak manajemen perusahaan sendiri.

Pendanaan dapat berasal dari internal dan eksternal perusahaan. Pendanaan

internal dapat berupa laba ditahan dan depresiasi. Sedangkan dana yang

diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang berasal dari para kreditur,

pemegang surat hutang (bondholders) dan pemilik perusahaan. Keputusan

pendanaan keuangan perusahaan akan sangat menentukan kemampuan

perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya juga akan berpengaruh

terhadap risiko perusahaan itu sendiri (Fajriani, 2015).

Struktur modal adalah kombinasi penggunaan utang dan ekuitas untuk

mendanai kegiatan operasi perusahaan. Menurut Kamaludin (2011), struktur

modal merupakan kombinasi pendanaan jangka panjang. Sartono (2009)

menyatakan bahwa struktur modal merupakan kombinasi pendanaan utang

jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang, saham preferens

dan saham biasa. Teori Modligliani dan Miller (1958) menyatakan bahwa

struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Teori MM mengandung

asumsi bahwa saham diperdagangkan pada pasar sempurna dan tidak ada

pajak. Teori ini dianggap tidak realistis karena hampir seluruh negara di dunia

membebankan pajak. Pada tahun 1963, Modigliani dan Miller mengoreksi teori

MM dengan memasukkan faktor pajak ke dalam teorinya. Teori MM dengan

pajak menjadi cikal dari teori trade-off. Teori trade-offmenyatakan bahwa

perusahaan akan menggunakan utang sampai penghematan pajak sama dengan


biaya kesulitan yang dialami. Berbeda dengan teori trade-off, teori

packingordermenyatakan bahwa perusahaan akan menggunakan modal sendiri

semaksimal mungkin sebelum menggunakan utangAlipour et.al (2015)

menyatakan bahwa struktur modal dipengaruhi oleh ukuran perusahaan,

fleksibilitas keuangan, struktur aset, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan

perusahaan, dan kepemilikan perusahaan. Musriyanto (2017) menyatakan

bahwa struktur modal dipengaruhi oleh pajak, likuiditas, dan struktur aset.

Penelitian inimeneliti variabel likuiditas, profitabilitas, ukuran perusahaan,

struktur aset, risiko bisnis,tangibility, growth opportunity dan pertumbuhan

perusahaan sebagai faktor yang mempengaruhi struktur modal.

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, hal tersebut dikaitkan

dengan beberapa variable struktur modal antara lain, likuiditas, tangibility,

growth opportunity, risiko bisnis, ukuran perusahaan, profitabilitas,

pertumbuhan penjualan, dan struktur aktiva.

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutang

jangka pendek dengan menggunakan aset-aset lancar yang dimiliki perusahaan.

Dengan demikian, dalam berbagai penelitian likuiditas terhadap struktur modal

memiliki pengaruh negatif signifikan. Hal ini dikarenakan perusahaan yang

memiliki likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pendanaan

yang berasal dari hutang dan memilih untuk menggunakan pendanaan yang

berasal dari eksternal hal ini sesuai dengan Pecking Order Theory. Dari

penelitian yang dilakukan oleh Sakti (2002) dalam Aditya (2006) dan Ozkan
(2001) dalam Nugroho (2006) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh

negatif terhadap struktur modal.

Dessomak (2004), menyatakan tangibility didefinisikan sebagai rasio aktiva

tetap terhadap jumlah aktiva. Kara (2009) menyebutkan bahwa trade-off teori

berhubungan positif dengan rasio hutang. Almeida dan Campeilo (2007) dalam

Kayo dan Kimura (2010) menyebutkan bahwa tangibility merupakan faktor

penting dalam membatasi keuangan perusahaan, sehingga memberikan batasan

dalam menggunakan sumber pendanaan dari luar. Bagaimanapun juga,

tangibility tidak menjadi penting ketika perusahaan tidak memberikan batasan

penggunaannya. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Widjaja dan

Kasenda (2008), Hadianto (2008), Niu (2008), Serrasqueiro dan Rogao (2009),

Zhang (2010), Najjar dan Petrov (2011), Sampebulu (2012) dan Putri (2012)

menemukan hasil bahwa tangibility memiliki pengaruh yang positif signifikan

terhadap struktur modal perusahaan. Bertentangan dengan hasil penelitian

tersebut, Kesuma (2009), Yuliati (2011), Serrasqueiro (2011), Sheikh dan

Wang (2011) tangibility terhadap struktur modal pada perusahaan memiliki

pengaruh yang negatif signifikan.

Growth opportunity adalah peluang pertumbuhan suatu perusahaan di

masa depan (Mai, 2006). Perusahaan yang mempunyai prediksi akan

mengalami pertumbuhan tinggi di masa mendatang akan lebih memilih

menggunakan saham untuk mendanai operasional perusahaan.Dengan

demikian perusahaan yang memiliki peluang pertumbuhan yang rendah

akan lebih banyak menggunakan utang jangka panjang. Growth opportunity


bagi setiap perusahaan berbeda-beda, hal ini menyebabkan perbedaan

keputusan pembelanjaan yang diambil oleh manajer keuangan. Perusahaan

dengan growth opportunity tinggi cenderung membelanjai pengeluaran

investasi dengan modal sendiri untuk menghindari masalah underinvestment

yaitu tidak dilaksanakannya semua proyek investasi yang bernilai positif

oleh pihak manajer perusahaan (Chen, 2004). Selain itu, kebijakan hutang

dan struktur kepemilikan modal juga dapat mempengaruhi nilai perusahaan

dengan adanya pajak, biaya keagenan, dan biaya kesulitan keuangan sebagai

imbangan dari manfaat penggunanaan hutang. Menurut tradeoff model,

struktur modal yang optimal merupakan keseimbangan antara penghematan

pajak atas penggunaan hutang dengan biaya kesulitan akibat penggunaan

hutang, sebab biaya dan manfaat akan saling meniadakan satu sama lain.

Tingkat hutang optimal tercapai ketika pengaruh interest tax-shield

mencapai jumlah yang maksimal terhadap ekspektasi cost of financial

distress. Pada tingkat hutang yang optimal diharapkan nilai perusahaan akan

mencapai nilai optimal,dan sebaliknya apabila terjadi tingkat perubahan

hutang sampai melewati tingkat optimal atau biaya kebangkrutan dan biaya

kesulitan keuangan financial distress cost lebih besar dari pada efek interest

tax-shield, hutang akan mempunyai efek negatif terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan teori struktur modal, apabila posisi struktur modal berada

diatas target struktur modal optimalnya, maka setiap pertambahan hutang

akan menurunkan nilai perusahaan. Syeikh dan Wang (2011) menyatakan

bahwa perusahaan dengan likuiditas yang besar akan lebih menyukai


menggunakan sumber dana internal, hal ini sejalan dengan pecking order

theory. Namun penelitian yang dilakukan oleh Margaretha dan Ramadhan

(2010) menunjukkan hasil yang berbeda dimana likuiditas berpengaruh

positif terhadap DER.

Brigham dan Houston (2011) risiko bisnis merupakan risiko aset

perusahaan jika perusahaan tidak menggunakan hutang. Risiko bisnis dapat

meningkat ketika perusahaan menggunakan hutang yang tinggi untuk

memenuhi kebutuhan pendanaannya. Risiko timbul seiring dengan

munculnya beban biaya atas pinjaman yang dilakukan perusahaan. Semakin

besar beban biaya yang harus ditanggung maka semakin risiko yang

dihadapi perusahaanjuga semakin besar.Joni dan Lina (2012) menyebutkan

bahwa risiko bisnis tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

namun hal tersebut bertentangan dengan penelitian Indrajaya dkk.,(2012)

yang menyatakan bahwa risiko bisnis berpengaruh positif tidak signifikan

terhadap struktur modal, selain itu Prabansari dan Kusuma (2005)

menunjukkan bahwa risiko bisnis berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap struktur modal perusahaan.

Ukuran perusahaan adalah skala atau ukuran yang menggambarkan

besar atau kecilnya usaha perusahaan yang dilihat dari total aktivanya. Di

dalam struktur modal di berbagai penelitian, ukuran perusahaan memiliki

pengaruh positif signifikan. Hal ini dikarenakan perusahaan besar akan

cenderung lebih mudah untuk mendapatkan pendanaan eksternal karena

biasanya perusahaan besar memiliki jaminan aset yang lebih besar. Ukuran
perusahaan mencerminkan seberapa mampu perusahaan dalam melakukan

penjualan atas produk atau jasanya dan jumlah tenaga kerja yang dimiliki

yang dapat dikatakan sebagai total aset dari perusahaan. Perusahaan yang

memiliki ukuran perusahaan besar akan mempermudah memperoleh

tambahan modal di pasar modal dibandingkan dengan perusahaan yang

berukuran kecil (Kartika, 2009). Al-Shubiri (2010) menyatakan hal yang

sama bahwa, besarnya komponen hutang akan berhubungan positif dengan

ukuran perusahaan. Perbedaan hasil penelitian dikemukakan oleh Awan

(2011) dan Liem (2013), bahwa ukuran perusahaan (firm size) tidak

berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang negatif terhadap

struktur modal.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan

labadengan memanfaatkan aset yang dimiliknya. Hasil penelitian Hudan

et.al (2016) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif

signifikan terhadap struktur modal. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

tinggi profitabilitas perusahaan, semakin sedikit perusahaan menggunakan

utang. Brigham dan Houston (2011) menyatakan bahwa perusahaan dengan

tingkat profitabilitas yang tinggi cenderung tidak banyak menggunakan

utang. Hasil penelitian yang berbeda ditunjukkan oleh penelitian Wardhani

(2016) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif signifikan

terhadap struktur modal. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori trade-off

yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi

cenderung banyak menggunakan utang.


Pertumbuhan penjualan diartikan sebagai kenaikan jumlah penjualan

dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu (Kennedy dkk., 2013).

Kusumajaya (2011) mengemukakan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan

yang diukur dengan pertumbuhan penjualan mempengaruhi nilai perusahaan

atau harga saham perusahaan sebab pertumbuhan perusahaan menjadi tanda

perkembangan perusahaan yang baik yang berdampak respon positif dari

investor. Adanya kecenderungan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan

yang tinggi menghasilkan tingkat arus kas masa depan dengan kapitalisasi

pasar yang tinggi sehingga memungkinkan perusahaan memiliki biaya

modal rendah (Sriwardany, 2006). Menurut Barton et al (1998) perusahaan

dengan tingkat pertumbuhan akan mempengaruhi kemampuan

mempertahankan keuntungan. Sedangkan menurut Maryanti (2016)

pertumbuhan penjualan merupakan perubahan kenaikan ataupun penurunan

penjualan dari tahun ke tahun yang dapat dilihat pada laporan laba-rugi

perusahaan. Pertumbuhan penjualan adalah kesempatan bagi perusahaan

untuk mengembangkan atau meningkatkan penjualan perusahaan. Di dalam

struktur modal di berbagai penelitian, pertumbuhan perusahaan memiliki

pengaruh positif signifikan. Hal ini dikarenakan meningkatnya penjualan

akan menyebabkan perusahaan memiliki kemampuan yang lebih besar

untuk dapat membayar hutang atau kewajiban-kewajiban mereka jika

dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil (Suwardi,

2011).
Selain pendanaan/struktur modal juga dipengaruhi oleh struktur aktiva

dan profitabilitas. Menurut Hanafi dan Halim (2000), struktur aktiva

biasanya akan menentukan struktur utang jangka panjang maupun jangka

pendek dalam suatu perusahaan. Perusahaan yang bergerak dalam sektor

pertambangan sudah dapat dipastikan mempunyai alat-alat berat seperti

mesinpengolahan biji tambang. Alat berat seperti ini memiliki manfaat

dalam jangka waktuyang lama. Dengan demikian, perusahaan yang bergerak

pada sektor ini cenderung menggunakan pinjaman jangka panjang dari pada

jangka pendek dalam membiayai investasinya. Myers dan Majluf (1984)

dalam santi., dkk (2012) menyatakan bahwa semakin tinggi struktur aktiva,

maka perusahaan akan lebih memilih untuk mendanai perusahaan dengan

menggunakan modal internal yang berasal dari earning yang diperolehnya,

kemudian prioritas kedua adalah hutang. Hal ini tidak sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Christianti (2006), Frank dan Ghoyal (2007),

serta Harris dan Raviv (1991) yang menunjukkan adanya pengaruh negatif

signifikan terhadap DER. Namun, hasil yang berbeda ditunjukkan pada

penelitian yang dilakukan oleh Mas’ud (2008), Musthapa et.al(2011), Shah

dan Khan (2007), Mayangsari (2001) bahwasanya struktur aktiva

berpengaruh positif dan signifikan terhadap DER.

Pada penelitian ini, peneliti mengacu pada Santi dan Toni (2018) yang

menggunakan lima variabel independen yaitu likuiditas, tangibility, growth

opportunity, risiko bisnis, dan ukuran perusahaan. Peneliti menambah tiga

variabel independen yang terdiri dari variabel tambahan mengacu pada


penelitian Khairin (2015) yaitu profitabilitas, variabel yang mengacu pada

penelitian Bram dan Kristian (2010) yaitu struktur aktiva dan terakhir

variabel tambahan mengacu pada penelitian Made Ajeng (2012) yaitu

pertumbuhan penjualan, sehingga total variabel yang digunakan dalam

penelitian ini sebanyak delapan variabel independen. Peneliti juga ingin

menguji variabel-variabel tersebut karena hasil penelitian Struktur Modal

masih menghasilkan temuan jika diterapkan pada kondisi perusahaan yang

berbeda.

Pemilihan objek peneliti yaitu di perusahaan manufaktur yang tercatat

di Bursa Efek Indonesia. Sejauh ini struktur modal merupakan topik yang

komplek dan salah satu faktor yang menentukan nilai perusahaan.

Motivasi yang melandasi penelitian ini yaitu penelitian ini tidak hanya

membahas tingkat utang tetapi terdapat struktur modal yang optimal dan

penulistidak meneliti variabel pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan

total aktiva karena adanya ketidak konsistenan data hasil antara hasil dari

satu tahun dan hasil yang dirata-ratakan dari lima tahun. Serta penulis ingin

mengangkat fenomena penelitian ini mengkaitkan dengan variable-variabel

diatas yang secara garis besar belum memiliki kesimpulan.

Berdasarkan uraian di atas dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk

mengambil judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL”.

1.2 Perumusah Masalah


Penelitian ini membahas tentang Analisis Faktor-Faktor yang

mempengaruhi Struktur Modal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

struktur modal adalah likuiditas, tangibility, growth opportunity, risiko

bisnis, ukuran perusahaan, provitabilitas, pertumbuhan penjualan, dan

struktur aktiva.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini memiliki rumusan

sebagai berikut:

1. Apakah likuiditas berpengaruh positif terhadap struktur modal?

2. Apakah tangibility berpengaruh positif terhadap struktur modal?

3. Apakah growth opportunity berpengaruh positif terhadap struktur modal?

4. Apakah risiko bisnis berpengaruh positif terhadap struktur modal?

5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap struktur modal?

6. Apakah provitabilitas berpengaruh positif terhadap struktur modal?

7. Apakah pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap struktur

modal?

8. Apakah struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal?

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Agar pembahasan ini tidak menyimpang dari permasalahan yang ada,

maka dalam penulisan penelitian ini membahas tentang analisis faktor-

faktor yang mempengaruhi struktur aset periode 2014-2018.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yaitu

untuk menganalisis likuiditas, tangibility, growth opportunity, risiko bisnis,

ukuran perusahaan, provitabilitas, pertumbuhan penjualan, dan struktur

aktiva terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi struktur aset dalam

perusahaan manufaktur.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan pokok pembahasan, maka penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memberikan informasi dankontribusi serta memberi

perbendaharaan berupa tulisan bagi perkembangan ilmu pengetahuan

terutama penelitian yang berkaitan dengan determinan atau faktor-faktor

yang mempengaruhi struktur modal.

2.Manfaat Praktis

1.Bagi Perusahaan Manufaktur

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan

mengenai determinan atau faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

struktur modal.

2.Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan informasi bagi

peneliti-peneliti selanjutnya yang akan mengambil judul dan topik

mengenaideterminan atau faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

struktur modal.
1.5 Sistematika Penulisan

Tujuan dari sistematika penulisan ini yaitu untuk memberikangambaran

yang sistematis dan terarah serta mempermudah pemahaman tentang

masalah-masalah yang disajikan dalam proposal ini, maka penulisannya

akan diuraikan dalam bab yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi mengenai latar belakang yang akan

menjelaskan alasan pemilihan judul. Bab ini juga

memaparkan permasalahan-permasalahan yang akan

diteliti, tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dari

penulisan laporan ini yang semuanya akan ditulis

secara sistematis. Oleh karena itu dibuatlah suatu

sistematika penulisan agar penulisan laporan ini

tetap dapat berjalan sesuai dengan alurnya dan tepat

sasaran.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA

PEMIKIRAN

Dalam bab ini menguraikan tentang landasan teori

yang merupakan penjabaran dari kerangka yang

berkaitan dengan struktur modal, faktor-faktor yang

mempengaruhi struktur modal,penelitian terdahulu,

kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini berisi metodologi penelitian yang

menguraikan tentang bagaimana penelitian

dilakukan yang terdiri dari variabel penelitian,

definisi operasional, populasi dan penentuan

sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan

data, serta teknikanalisis data.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menjelaskan mengenai uraian hasil

dan pembahasan yang terdiri dari analisis data,

perhitungan statistik, serta pembahasan dari hasil

penelitian yang dilakukan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan atas pembahasan

yang dilakukan pada bab sebelumnya serta saran

sehubungan dengan pokok permasalahan yang

dibahas dalam penelitian.

Anda mungkin juga menyukai