Anda di halaman 1dari 23

Laporan Pembuatan Produk

Bedak Compact Powder

Disusun Oleh :

1. Citra ( 181251735)
2. Diah arum palupi (181251743)
3. M. Izar rizki (181251781)
4. Syafira aulia santoso (181251833)
5. Dwi fiftin aprilia a (181251750)
6. Erfita dewi ruswanti (181251757)
7. Melany eka aguswina (181251791)
8. Lisa vianda (181251779)

YAYASAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN


AKADEMI FARMASI JEMBER
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PENULISAN


 Mahasiswa mengetahui formula dari sediaan sirup kering amoksisilin.
 Mahasiswa mengetahui tahapan-tahapan dalam pembuatan sediaan sirup
kering amoksisillin.
 Mahasiswa mampu mengetahui tahapan evaluasi sediaan sirup kering
amoksisilin

DASAR TEORI

Laporan Pembuatan Produk

Bedak Compact Powder

Disusun Oleh :
9. Citra ( 181251735)
10. Diah arum palupi (181251743)
11. M. Izar rizki (181251781)
12. Syafira aulia santoso (181251833)
13. Dwi fiftin aprilia a (181251750)
14. Erfita dewi ruswanti (181251757)
15. Melany eka aguswina (181251791)
16. Lisa vianda (181251779)

YAYASAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN


AKADEMI FARMASI JEMBER
TAHUN 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.2 TUJUAN PENULISAN


 Mahasiswa mengetahui formula dari sediaan sirup kering amoksisilin.
 Mahasiswa mengetahui tahapan-tahapan dalam pembuatan sediaan sirup
kering amoksisillin.
 Mahasiswa mampu mengetahui tahapan evaluasi sediaan sirup kering
amoksisilin

DASAR TEORI

Bedak adalah bubuk yang digunakan sebagai kosmetik untuk mempercantik


muka atau sebagai obat kulit. Bedak membantu memberi rona pada wajah
dan mempercantik penampilan. Selain mengencangkan wajah, beberapa
bedak dengan tabir surya juga dapat mengurangi kerusakan kulit akibat
sinar matahari dan polusi lingkungan. Bedak dibedakan menjadi 2 yaitu
loose powder dan compact powder. Compact powder adalah loose powder
yang dipres menjadi bentuk cake. Komposisi bahan – bahan pengkikat
(binder) memperbesar adhesi pada kulit. Compact powder harus melekat
dengan mudah ke powder puff, dan cake itu harus cukup padat sehingga
tidak pecah dalam kondisi pemakaian biasa. Pada dasarnya bahan dasar
yang terkandung dalam bedak padat identik dengan yang digunakan dalam
bedak tabur. Namun, terdapat 2 karakteristik untuk bedak padat yang mana
tidak terdapat dalam bedak tabur, kemampuan mengikat dan mudah lepas.

Dasar dari padatan bedak harus dapat dikempa dengan mudah , kemudian
bersatu bersama tidak bergelombang atau retak di bawah kondisi
penggunaan yang normal. Untuk mencapai kondisi ini bahan pengikat
dinutuhkan. Bedak padat harus memiliki sifat mudah lepas ketika
digosokkan dengan spons bedak, ini harus mudah terlepas kepada pengguna
bedak.Tekanan yang terlalu rendah akan menghasilkan padatan yan mudah
hancur , tekanan yang terlalu besar akan menghasilkan padatan yang keras
yang mana tidak mudah terlepas.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 NAMA PRODUK REFERENCE


A. Pixy
B. Wardah
C. Marina
2.2 STUDI PRAFORMULASI BAHAN AKTIF
A Sifat fisika kimia Ti02 (Titan oksida)

titan dioksida memiliki massa jenis yang rendah, tahan karat, memiliki
biokompabilitas yang tinggi dengan tubuh sehingga dapat
digunakan sebagai produk implan dalam tubuh.Titanium dioksida memiliki
aplikasi yang luas, dari cat sampai tabir surya hingga pewarna. Kristal TiO2
bersifat asam dan tidak larut dalam air, asam klorida, asam sulfat encer dan
alkohol namun larut dalam asam sulfat pekat dan asam fluorida. (Supriyanto
dkk., 2007)
B. Alasan Pemilihan
Titanium dioksida memiliki kemampuan sebagai tabir surya sehingga dimanfaatkan
sebagai bahan perwarna putih dan penangkal cahaya .

2.3 STUDI PRAFORMULASI BAHAN TAMBAHAN


A. Sifat Fisika Kimia
1. Talk
Talk merupakan bahan dasar dalam pembuatan bedak dan memiliki sifat
mudah menyebar (ringan ) dan mudah merata. Batuan talk mengalami
proses cusshing , drying, dan milling untuk mengubah bentuk batuan
tersebut menjadi bentuk bubuk atau powder. Talc yang baik mempunyai
ukuran dari 74𝜇 atau lolos dari ayakan 200 mesh .
Talk tidak larut hampir semua pelarut ( FI edisi III hal 691)
2. Bolus alba

Bolus alba atau disebut juga dengan nama kaolin adalah alumunium silikat
yang telah dimurnikan dengan pencucian dan telah dikeringkan , mengandung
bahan dispersi. Pemerian : serbuk ringan , putih, bebas dari butiran kasar tidak
mempunyai rasa,licin ( FI edisi III hal 335 )

3. 3.Mg stearat

Magnesium stearat mengandung tidak kurang dari 6,5 % dan tidak lebih dan
tidak lebih dari 8,5% MgO, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : serbuk halus,putih,licin, dan mudah melekat pada kulit.
Magnesium stearat tidak larut dalam air, dalam etanol ( 95% ) P dan dalam
eter P. ( FI edisi III hal 354)

4. PGA
PGA atau disebut juga dengan nama gom arab pemeriannya hampir tidak
berbau , rasa tawar seperti lendir. PGA mudah larut dalam air,
menghasilkan larutan yang kental dan tembus cahaya, praktis tidak larut
dalam etanol ( 95% ) P. ( FI edisi III hal 279 )
5. Oleum rosae
Minyak mawar adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan
uap bunga segar Rosa. Oleum rosae tidak berwarna atau kuning , bau
menyerupai bunga mawar, rasa khas, pada suhu 25° kental, jika
didinginkan perlahan – lahan berubah menjadi massa hablur bening yang
jika dipanaskan mudah melebur. ( FI edisi III hal 459 )

B. Alasan pemilihan
1. Talk
Untuk membuat sediaan melekat baik dan memudahkan penyerapan serta
memiliki kemampuan menutupi yang baik, daya adhesinya kuat, daya
lenturnya juga baik
2. Bolus alba
Bolus alba dapat menyerap minyak dan keringat
3. Mg stearat
Untuk mencegah timbulnya keasaman dan bau yang tidak diinginkan.
4 PGA
Untuk menambah daya ikat pada bedak
6. Oleum rosae
Sebagai bahan tambahan untuk memberikan bau harum pada sediaan
bedak

2.3 SUSUNAN FORMULA DAN KOMPOSISI BAHAN YANG


DIRANCANGKAN SERTA FUNGSINYA
Bahan Bobot Fungsi

Talk 14gram Zat tambahan

Bolus Alba 3 gram Penyerap minyak dan keringat

𝑻𝒊𝑶𝟐 1gram Melindungi kulit dari paparan


sinar matahari, sebagai bahan
pemburam
Mg Stearat 1 gram Zat tambahan

PGA 1 gram Emulgator, Suspending Agent,


Pengikat
Air Untuk PGA Pelarut

OleumRosae 3 tetes CorigenOdorris

Cara kerja

2.4 METODE PEMBUATAN


A. ALAT
 Mortir dan stamper
 Sudip
 Sendok tanduk
 Batang pengaduk
 Gelas ukur
 Beaker glass
 Timbangan gr dan mg
 Anak timbangan gr dan mg
 Kertas perkamen
B. PENIMBANGAN BAHAN
1. Talk = 65 / 100 x 20 = 14 gram
2. Bolus Alba = 20/100 x 20 = 3 gram
3. TiO2 = 5/100 x 20 = 1gram
4. Mg Stearat =5/100 x 5 = 1 gram
5. PGA = 5/100 x 20= 1 gram
6. Air untuk PGA =
7. OleumRosae = 3 tetes
C. PROSEDUR PEMBUATAN
1. Setarakan timbangan alasi dengan perkamen.
2. Timbang Talk, masuk mortir gerus
3. Timbang TiO2, masuk mortir gerus ad homogen
4. Timbang Mg stearat masuk mortir gerus ad homogen
5. Timbang bolus alba masuk mortir gerus ad homogen
6. Ayak bedak dengan ayakan B-40 , timbang bedak seberat 20 g
7. Timbang PGA masuk mortir, tambahkan air 1 ml aduk sampai terbentuk
mucilago
8. Campurkan no 6 dan no 7 gerus ad homogen
9. Tambahkan 3 tetes ol. Rosae gerus ad homogen
10. Makukkan kedalam wadah, keringkan, dan beri etiket

10.5 HARGA RESEP


10.6 RANCANGAN WADAH DAN BROSUR
10.7 Produk reference
1. Wardah compact powder
2. Pixy compact powder
3. Marina compact powder
2.7 DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unila.ac.id/14353/2/BAB%20II.pdf
https://www.scribd.com/document/250526655/Formulasi-Bedak-Padat
https://www.scribd.com/document/347903168/Makala-Formulasi-Bedak-
Padat
http://repository.wima.ac.id/3838/2/BAB%201.pdf
Farmakope indonesia edisi III hal 691
Farmakope indonesia edisi III hal 354
Farmakope indonesia edisi III hal 335
Farmakope indonesia edisi III hal 279
Farmakope indonesia edisi III hal 459

2.1 NAMA PRODUK REFERENCE


A. Pixy
B. Wardah
C. Marina
2.2 STUDI PRAFORMULASI BAHAN AKTIF
A Sifat fisika kimia Ti02 (Titan oksida)
titan dioksida memiliki massa jenis yang rendah, tahan karat, memiliki
biokompabilitas yang tinggi dengan tubuh sehingga dapat
digunakan sebagai produk implan dalam tubuh.Titanium dioksida memiliki
aplikasi yang luas, dari cat sampai tabir surya hingga pewarna. Kristal TiO2
bersifat asam dan tidak larut dalam air, asam klorida, asam sulfat encer dan
alkohol namun larut dalam asam sulfat pekat dan asam fluorida. (Supriyanto
dkk., 2007)
B. Alasan Pemilihan
Titanium dioksida memiliki kemampuan sebagai tabir surya sehingga dimanfaatkan
sebagai bahan perwarna putih dan penangkal cahaya .

2.3 STUDI PRAFORMULASI BAHAN TAMBAHAN


A. Sifat Fisika Kimia
7. Talk
Talk merupakan bahan dasar dalam pembuatan bedak dan memiliki sifat
mudah menyebar (ringan ) dan mudah merata. Batuan talk mengalami
proses cusshing , drying, dan milling untuk mengubah bentuk batuan
tersebut menjadi bentuk bubuk atau powder. Talc yang baik mempunyai
ukuran dari 74𝜇 atau lolos dari ayakan 200 mesh .
Talk tidak larut hampir semua pelarut ( FI edisi III hal 691)

8. Bolus alba
Bolus alba atau disebut juga dengan nama kaolin adalah alumunium silikat
yang telah dimurnikan dengan pencucian dan telah dikeringkan , mengandung
bahan dispersi. Pemerian : serbuk ringan , putih, bebas dari butiran kasar tidak
mempunyai rasa,licin ( FI edisi III hal 335 )

9. 3.Mg stearat
Magnesium stearat mengandung tidak kurang dari 6,5 % dan tidak lebih dan
tidak lebih dari 8,5% MgO, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : serbuk halus,putih,licin, dan mudah melekat pada kulit.
Magnesium stearat tidak larut dalam air, dalam etanol ( 95% ) P dan dalam
eter P. ( FI edisi III hal 354)
10. PGA
PGA atau disebut juga dengan nama gom arab pemeriannya hampir tidak
berbau , rasa tawar seperti lendir. PGA mudah larut dalam air,
menghasilkan larutan yang kental dan tembus cahaya, praktis tidak larut
dalam etanol ( 95% ) P. ( FI edisi III hal 279 )
11. Oleum rosae
Minyak mawar adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan
uap bunga segar Rosa. Oleum rosae tidak berwarna atau kuning , bau
menyerupai bunga mawar, rasa khas, pada suhu 25° kental, jika
didinginkan perlahan – lahan berubah menjadi massa hablur bening yang
jika dipanaskan mudah melebur. ( FI edisi III hal 459 )

B. Alasan pemilihan
1. Talk
Untuk membuat sediaan melekat baik dan memudahkan penyerapan serta
memiliki kemampuan menutupi yang baik, daya adhesinya kuat, daya
lenturnya juga baik
2. Bolus alba
Bolus alba dapat menyerap minyak dan keringat
3. Mg stearat
Untuk mencegah timbulnya keasaman dan bau yang tidak diinginkan.
4 PGA
Untuk menambah daya ikat pada bedak
12. Oleum rosae
Sebagai bahan tambahan untuk memberikan bau harum pada sediaan
bedak
2.3 SUSUNAN FORMULA DAN KOMPOSISI BAHAN YANG
DIRANCANGKAN SERTA FUNGSINYA
Bahan Bobot Fungsi

Talk 14gram Zat tambahan

Bolus Alba 3 gram Penyerap minyak dan keringat

𝑻𝒊𝑶𝟐 1gram Melindungi kulit dari paparan


sinar matahari, sebagai bahan
pemburam
Mg Stearat 1 gram Zat tambahan

PGA 1 gram Emulgator, Suspending Agent,


Pengikat
Air Untuk PGA Pelarut

OleumRosae 3 tetes CorigenOdorris

Cara kerja

2.4 METODE PEMBUATAN


A. ALAT
 Mortir dan stamper
 Sudip
 Sendok tanduk
 Batang pengaduk
 Gelas ukur
 Beaker glass
 Timbangan gr dan mg
 Anak timbangan gr dan mg
 Kertas perkamen
B. PENIMBANGAN BAHAN
8. Talk = 65 / 100 x 20 = 14 gram
9. Bolus Alba = 20/100 x 20 = 3 gram
10. TiO2 = 5/100 x 20 = 1gram
11. Mg Stearat =5/100 x 5 = 1 gram
12. PGA = 5/100 x 20= 1 gram
13. Air untuk PGA =
14. OleumRosae = 3 tetes
C. PROSEDUR PEMBUATAN
11. Setarakan timbangan alasi dengan perkamen.
12. Timbang Talk, masuk mortir gerus
13. Timbang TiO2, masuk mortir gerus ad homogen
14. Timbang Mg stearat masuk mortir gerus ad homogen
15. Timbang bolus alba masuk mortir gerus ad homogen
16. Ayak bedak dengan ayakan B-40 , timbang bedak seberat 20 g
17. Timbang PGA masuk mortir, tambahkan air 1 ml aduk sampai terbentuk
mucilago
18. Campurkan no 6 dan no 7 gerus ad homogen
19. Tambahkan 3 tetes ol. Rosae gerus ad homogen
20. Makukkan kedalam wadah, keringkan, dan beri etiket

20.5 HARGA RESEP


20.6 RANCANGAN WADAH DAN BROSUR
20.7 Produk reference
4. Wardah compact powder

5. Pixy compact powder


6. Marina compact powder
2.7 DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unila.ac.id/14353/2/BAB%20II.pdf
https://www.scribd.com/document/250526655/Formulasi-Bedak-Padat
https://www.scribd.com/document/347903168/Makala-Formulasi-Bedak-
Padat
http://repository.wima.ac.id/3838/2/BAB%201.pdf
Farmakope indonesia edisi III hal 691
Farmakope indonesia edisi III hal 354
Farmakope indonesia edisi III hal 335
Farmakope indonesia edisi III hal 279
Farmakope indonesia edisi III hal 459

Anda mungkin juga menyukai