Anda di halaman 1dari 15

TUGAS ILMU KEPERAWATAN DASAR II

Perkembangan Ilmu Keperawatan


Dosen Pengampu : Deden Iwan S., S. Kep, NS., M.Kep

Di susun oleh :
Kelompok 6

PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2011
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas limpah dan
rahmat-Nya sehingga makalah Perkembangan Ilmu Keperawatan ini dapat terselesaikan.
Makalah Perkembangan Ilmu Keperawatan ini dibuat sebagai tugas mata kuliah Ilmu
Keperawatan Dasar II.
Terimakasih kami ucapkan kepada Dosen Pembimbing Bapak Deden Iwan S., S.
Kep, NS., M.Kep yang telah membimbing kelompok kami dalam pembuatan makalah ini dan
kepada teman-teman yang ikut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini disusun berdasarkan beberapa literatur yang kami ambil,Selain itu
makalah ini kami susun dengan agar dapat memberikan manfaat untuk pembaca dalam
mempelajari Perkambangan Ilmu Keperawatan.
Oleh karena itu, kami sangat mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, terutaman mahasiswa Keperawatan.

Yogyakarta, 23 Juli 2012

(Penulis)

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan


menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan
jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan
konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang
relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi
menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan
memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yan diberikan dapat diterima oleh
masyarakat dengan baik.

Dalam era modern seperti sekarang ini tuntutan profesionalisme semakin


menguat,demikian juga terhadap keperawatan dengan kondisi klien dan keluarga yang
semakin kritis terhadap upaya pelayanan kesehatan terutama bidang keperawatan. Perawat
sebagai garda terdepan dari pelayanan kesehatan dan sebagai mitra dokter (bukan sebagai
pembantu dokter) sudah seharusnya mampu untuk memberikan pelayanan kesehatan secara
maksimal dengan didukung dengan ilmu pengetahuan kesehatan, terutama ilmu keperawatan.

Perawat sebagai seorang anggota tim kesehatan, dalam memberikan askep (asuhan
keperawatan) terhadap klien haruslah dapat memberikan informasi tentang klien yang
dirawatnya secara akurat dan komplit dan dalam waktu dan cara yang memungkinkan.
Seorang klien tergantung pada pemberi perawatan untuk mengkomunikasikan kepada yang
lainnya untuk memastikan mutu terbaik dari perawatan, sesuai dengan ilmu keperawatan
yang dimilikinya.

Pada perkembangannya, ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain


mengingat ilmu ini merupakan ilmu terapan yang selalu berubah menurut tuntutan zaman.
Sebagai ilmu yang mulai berkembang, ilmu ini banyak mendapatkan tekanan dari luar dan
dalam. Sebagai contoh, tekanan dari luar yang berpengaruh pada perkembangan ilmu
keperawatan adalah adanya tuntuan kebutuhan masyarakat dan industri kesehatan dan
tekanan dari dalam yaitu masalah keperawatan yang secara terus menerus ada dan selalu
memerlukan jawaban.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mahasiswa memahami gambaran tentang perkembangan ilmu keperawatan.

2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Sejarah dan perkembangan keperawatan di dunia
b. Mengetahui Sejarah dan perkembangan keperawatan di Indonesia
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. SEJARAH & PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI DUNIA


Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (Primitive Culture) sampai
pada munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan yang berasal dari Inggris.
Perkembangan keperwatan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan
peradaban manusia.
Perkembangan keperawatan diawali pada :
1. Zaman Purbakala (Primitive Culture)
Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin pada seorang
ibu). Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah perawat harus memiliki naluri
keibuan (Mother Instinc). Dari masa Mother Instic kemudian bergeser ke zaman dimana
orang masih percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistic yang dapat mempengaruhi
kehidupan manusia. Kepercayaan ini dikenal dengan nama Animisme. Mereka meyakini
bahwa sakitnya seseorang disebabkan karena kekuatan alam/pengaruh gaib seperti batu-batu,
pohon-pohon besar dan gunung-gunung tinggi.
Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa itu
mereka menganggap bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa, sehingga kuil-kuil
didirikan sebagai tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta kesembuhan di kuil
tersebut. Setelah itu perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya Diakones &
Philantrop, yaitu suatu kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam
merawat orang sakit, sejak itu mulai berkembanglah ilmu keperawatan.
2. Zaman Keagamaan
Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana seseorang yang sakit
dapat disebabkan karena adanya dosa/kutukan Tuhan. Pusat perawatan adalah tempat-tempat
ibadah sehingga pada waktu itu pemimpin agama disebut sebagai tabib yang mengobati
pasien. Perawat dianggap sebagai budak dan yang hanya membantu dan bekerja atas perintah
pemimpin agama.
3. Zaman Masehi
Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana pada saat itu
banyak terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan untuk
mengunjungiorang sakit sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan perawatan untuk
mengubur bagi yang meninggal. Pada zaman pemerintahan Lord-Constantine, ia mendirikan
Xenodhoecim atau hospes yaitu tempat penampungan orang-orang sakit yang membutuhkan
pertolongan. Pada zaman ini berdirilah Rumah Sakit di Roma yaitu Monastic Hospital.
4. Pertengahan abad VI Masehi
Pada abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah, seiring
dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap perkembangan
keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama
Islam. Abad VII Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti Ilmu
Pasti, Kimia, Hygiene dan obat-obatan. Pada masa ini mulai muncul prinsip-prinsip dasar
keperawatan kesehatan seperti pentingnya kebersihan diri, kebersihan makanan dan
lingkungan. Tokoh keperawatan yang terkenal dari Arab adalah Rufaidah.
5. Permulaan abad XVI
Pada masa ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama menjadi kekuasaan,
yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja dan tempat-tempat ibadah
ditutup, padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde agama untuk merawat orang sakit.
Dengan adanya perubahan ini, sebagai dampak negatifnya bagi keperawatan adalah
berkurangnya tenaga perawat. Untuk memenuhi kurangnya perawat, bekas wanita tuna susila
yang sudah bertobat bekerja sebagai perawat. Dampak positif pada masa ini, dengan adanya
perang salib, untuk menolong korban perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela sebagai
perawat, mereka terdiri dari orde-orde agama, wanita-wanita yang mengikuti suami
berperang dan tentara (pria) yang bertugas rangkap sebagai perawat.

B. SEJARAH & PERKEMBANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA


Perkembangan keperawatan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kolonialismen pada
masa penjajahan. Perawat pada mulanya disebut sebagai verpleger dengan dibantu oleh
zieken oppaser sebagai penjaga orang sakit, perawat tersebut pertama kali bekerja di rumah
sakit Binnen Hospital yang terletak di Jakarta pada tahun 1799 yang ditugaskan untuk
memelihara kesehatan staf dan tentara belanda, sehingga akhirnya pada masa penjajahan
Belanda terbentuklah dinas kesehatan tentara dan dinas kesehatan masyarakat. Pada masa
tersebut juga didirikan beberapa rumah sakit seperti rumah sakit stadsverband yang sekarang
dikenal dengan nama Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo.
Setelah kemerdekaan pada tahun 1952 untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan
maka didirikan sekolah perawat, kemudian pada tahun 1962 dibuka pendidikan keperawatan
setara dengan diploma. Pada tahun 1985 untuk pertama kalinya pendidikan keperawatn
setingkat sarjana ada di Indonesia. Setelah lokakarya pada tahun 1983, proses menjadika
perawat sebagai tenaga profesional sudah mulai dirasakan dengan adanya proses pengakuan
dari profesi lainnya.
Mengikuti perkembangan keperawatan di dunia, keperawatan di Indonesia juga terus
berkembang, adapun perkembangannya adalah sebagai berikut :
1. Seperti halnya perkembangan keperawatan di dunia, di Indonesia pada awalnya
pelayanan perawatan masih didasarkan pada naluri, kemudian berkembang menjadi aliran
animisme, dan orang bijak beragama.
2. Penjaga orang sakit (POS/zieken oppasser) Sejak masuknya Vereenigge oost
Indische Compagine di Indonesia mulai didirikan rumah sakit, Binnen Hospital adalah RS
pertama yang didirikan tahun 1799, tenaga kesehatan yang melayani adalah para dokter
bedah, tenaga perawat diambil dari putra pertiwi. Pekerjaan perawat pada saat itu bukan
pekerjaan dermawan atau intelektual, melainkan pekerjaan yang hanya pantas dilakukan oleh
prajurit yang bertugas pada kompeni. Tugas perawat pada saat itu adalah memasak dan
membersihkan bagsal (domestik work), mengontol pasien, menjaga pasien agar tidak
lari/pasien gangguan kejiwaan.
3. Model keperawatan Vokasional (abad 19) Berkembangnya pendidikan keperawatan
non formal, pendidikan diberikan melalui pelatihan-pelatihan model vokasional dan
dipadukan dengan latihan kerja.
4. Model keperawatan kuratif (1920)Pelayanan pengobatan menyeluruh bagi
masyarakat dilakukan oleh perawat seperti imunisasi/vaksinasi, dan pengobatan penyakit
seksual.
5. Keperawatan semi profesional tuntutan kebutuhan akan pelayanan kesehatan
(keperawatan) yang bermutu oleh masyarakat, menjadikan tenaga keperawatan dipacu untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan. Pendidikan-pendidikan
dasar keperawatan dengan sistem magang selama 4 tahun bagi lulusan sekolah dasar mulai
bermunculan.
6. Keperawatan preventif Pemerintahan belana menganggap perlunya hygiene dan
sanitasi serta penyuluhan dalam upaya pencegahan dan pengendalian wabah, pemerintah juga
menyadari bahwa tindakan kuratif hanya berdampak minimal bagi masyarakat dan hanya
ditujukan bagi mereka yang sakit. Pada tahun 1937 didirikan sekolah mantri higene di
Purwokerto, pendidikan ini terfokus pada pelayanan kesehatan lingkungan dan bukan
merupakan pengobatan.
7. Menuju keperawatan profesional sejak Indonesia merdeka (1945) perkembangan
keperawatan mulai nyata dengan berdirinya sekolah pengatur rawat (SPR) dan sekolah bidan
di RS besar yang bertujuan untuk menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pendidikan
itu diberuntukan bagi mereka lulusan SLTP ditambah pendidikan selama 3 tahun, disamping
itu juga didirikan sekolah bagi guru perawat dan bidan untuk menjadi guru di SPR.
Perkembangan keperawatan semakin nyata dengan didirikannya organisasi Persatuan Perawat
Nasional Indonesia tahun 1974.
8. Keperawatan profesional melalui lokakarya nasional keprawatan dengan kerjasama
antara Depdikbud RI, Depkes RI dan DPP PPNI, ditetapkan definisi, tugas, fungsi dan
kompetensi tenaga perawat professional di Indonesia. Diilhami dari hasil lokakarya itu maka
didirikanlah akademi keperawatan, kemudian disusul pendirian PSIK FK-UI (1985) dan
kemudian didirikan pula program paska sarjana (1999).

BAB III
KASUS

Kasus yang kita dapat yang berkaitan dengan perkembangan ilmu keperawatan
adalah, kita ambil dari segi pelayanan kesehatan.Diaman salah satunya adalah, telenursing.
Penelitian-penelitian telenursing menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kepuasan
masyarakat dan telenurses terhadap pelayanan kesehatan. Telenursing itu sendiri merupakan
mekanisme efektif untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Telenursing saat
ini semakin berkembang pesat di banyak negara, terkait dengan beberapa faktor seperti
mahalnya biaya pelayanan kesehatan, banyak kasus penyakit kronik dan lansia, sulitnya
mendapatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, dan daerah yang penyebaran
pelayanan kesehatan belum merata.
Keuntungannya, telenursing dapat menjadi jalan keluar kurangnya jumlah perawat
terutama di negara maju, mengurangi jarak tempuh, menghemat waktu tempuh menuju
pelayanan kesehatan, mengurangi jumlah hari rawat dan jumlah pasien di RS, serta
menghambat infeksi nosokomial. Sama seperti telemedicine yang saat ini berkembang sangat
luas yang telah diaplikasikan di Amerika, Yunani, Israel, Jepang, Italia, Denmark , Belanda,
Norwegia, Jordania dan India bahkan Malaysia. Telenursing telah lama diaplikasikan di
Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Inggris.

BAB IV
PEMBAHASAN

Perkembangan teknologi komputer dan teknologi kesehatan serta makin tingginya


tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang berkualitas, murah dan cepat,
menuntut profesi perawat menggunakan teknologi kesehatan dalam memberikan asuhan
keperawatan yang profesional.
Dikaitkan dengan perkembangan ilmu keperawatan dengan kasus kerah pelayanan
kesehatan dengan menggunakan Telenursing atau pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh.
Keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan juga dituntut untuk
memberikan pelayanan yang professional dan mengedepankan perkembangan teknologi
kesehatan. Dalam dunia kesehatan dan keperawatan, maka saat ini telemedicine, telehealth
dan telenursing menjadi alternative dalam memberikan pelayanan kesehatan dan
keperawatan.
Telenursing (pelayanan asuhan keperawatan jarak jauh) adalah penggunaan teknologi
komunikasi dalam keperawatan untuk memenuhi asuhan keperawatan kepada klien yang
menggunakan saluran elektromagnetik (gelombang magnetik, radio dan optik) dalam
menstransmisikan signal komunikasi suara, data dan video. Atau dapat pula di definisikan
sebagai komunikasi jarak jauh, menggunakan transmisi elektrik dan optik, antar manusia dan
atau komputer.
Telenursing adalah informatika keperawatan mengintegrasikan ilmu keperawatan,
komputer, ilmu pengetahuan, dan ilmu informasi untuk mengelola dan mengkomunikasikan
data, informasi, dan pengetahuan dalam praktek keperawatan. Informatika keperawatan
memfasilitasi integrasi data, informasi, dan pengetahuan untuk dukungan klien, perawat, dan
penyedia lainnya dalam pengambilan keputusan mereka dalam semua peran dan pengaturan.
(Terhuyung & Bagley-Thompson, 2002).

 Media telenursing
1. Telepon ( telepon seluler )
2. Personal Digital System (PDA)
3. Mesin faksimili (faks)
4. Internet
5. Video atau audio conferencing
6. Teleradiolog
7. Komputer sistem informasi
8. Teleborotic

 Keuntungan telenursing :
1. Mengurangi waktu tunggu dan mengurangi kunjungan yang tidak perlu.
2. Mempersingkat hari rawatan dan mengurangi biaya perawatan
3. Membantu memenuhi kenutuhan kesehatan
4. Memudahkan akses petugas kesehatan yang berada di daerah yang terisolasi

5. Berguna dalam kasus-kasus kronis atau kasus geriatik yang perlu perawatan di rumah dengan
jarah yang jauh dari pelayanan kesehatan.
6. Mendorong tenaga kesehatan atau daerah yang kurang terlayani untuk mengakses penyedia
layanan melalui mekanisme seperti : konferensi video dan internet (American Nurse Assosiation,
1999)
 Prinsip-prinsip telenursing
Prinsip-prinsip telenursing adalah : tidak mengubah sifat dasar dari praktek asuahan
keperawatan, dimana perawat terlibat dalam telenursing mulai dari pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi asuhan keperawatan. Perawat juga terlibat dalam
informasi, pendidikan, arahan dan dukungan secara pribadi dalam telenursing hubungan dite
ditetapkan melalui penggunaan telepon, komputer, internet atau teknologi komunikasi lainnya
 Aplikasi Telenursing
Telenursing dapat diterapkan di rumah, rumah sakit melalui pusat telenursing dan
melalui unit mobil. Telepon triase dan home care berkembang sangat pesat dalam aplikasi
telenursing. Di dalam home care perawat menggunakan sistem monitor parameter fisiologi
seperti tekanan darah, glukosa darah, respirasi dan berat badan melalui internet. Melalui
sistem interaktif video, pasien contact on-call perawat setiap waktu untuk menyusun video
konsultasi ke alamat sesuai dengan masalah, sebagai contoh bagaimana mengganti baju,
memberikan injeksi insulin atau diskusi tentang sesak nafas. Secara khusus sangat membantu
untuk anak kecil dan dewasa dengan penyakit kronik dan kelemahan khususnya dengan
penyakit kardiopulmoner dan persyarafan. Telenursing membantu pasien dan keluarga untuk
berpartisipasi aktif di dalam perawatan, khususnya dalam managemen penyakit kronis. Hal
ini juga mendorong perawat menyiapkan informasi yang akurat dan memberikan dukungan
secara online.

Pedoman praktek lainnya yang menggunakan telenursing adalah :


1. Menyampaikan informasi penting klien seperti data elektrokardiogram, CT Scan, foto
rontgen, dsb.
2. Menggunakan video, komputer untuk memantau kondisi kesehatan klien.
3. Memantau status kesehatan klien di rumah sakit atau rumah misal, tekanan darah, nadi
pernafasan, suhu dan sebagainya.
4. Membantu wisatawan untuk mendapatkan perawatan kesehatan di tempat tujuan mereka.
5. Membantu operasi klien dari jarak jauh.
6. Menggunakan video konference untuk menyediakan sesi pendidikan keperawatan
berkelanjutan.
7. Mengembangkan website untuk memberikan informasi kesehatan dan waktu konseling.

 Kekurangan telenursing
Kekhawatiran dengan adanya telenursing ini adalah tidak adanya interaksi langsung perawat
dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan. Kekhawatiran ini muncul
karena beranggapan kontak langsung dengan pasien sangat penting terutama untuk dukungan
emosional dan sentuhan terapeutik. Sedangkan kekurangan lain dari telenursing ini adalah
kemungkinan kegagalan teknologi, meningkatkan risiko terhadap keamanan dan kerahasiaann
dokumen klien.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Perkembangan keperawatan di dunia diawali sejak manusia itu diciptakan , dimana pada
dasarnya manusia diciptakan telah memiliki naluri untuk merawat diri sendiri sebagai mana
tercermin dari seorang ibu. Kemudian dilanjutkan pada zaman purba yang memiliki
keyakinan akan mistis yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia, kepercayaan ini
dinamakan animisme. Selanjutnya pada zaman keagamaan , perkembangan keperawatan
mulai bergeser kearah spritual di mana seseorang yang sakit dapat disebabkan karena dosa-
dosa yang telah dilaksanakan sehingga mendapatkan kutukan dari Tuhan. Pusat perawatan
adalah rumah – rumah ibadah, sehingga pada saat itu pimpinan agama dapat disebut sebagai
tabib.
2. Kalau kita lihat perkembangan telenursing di Indonesia, masih sangat jauh ketinggalan
dibandingkan negara-negara lain. Di Indonesia masih sangat sedikit institusi kesehatan yang
menggunakan telenursing. Diantara RS tersebut adalah, RS Banyumas, RS Fatmawati dan
beberapa RS lainnya di Jakarta yang telah mengembangkan sistem pendokumentasian
keperawatan berbasis komputer. Namun memang kita tidak bisa menutup mata akan
hambatan-hambatan yang dihadapi oleh keperawatan di Indonesia. Diantara hambatan itu
adalah keterbatasan SDM yang menguasai bidang keperawatan dan teknologi informasi
secara terpadu, masih minimnya infrastruktur untuk menerapkan sistem informasi di dunia
pelayanan, dan masih rendahnya minat para perawat di bidang teknologi informasi
keperawatan. Apalagi belum adanya kebijakan institusi pelayanan bagi pengembangan sistem
informasi berbasis komputer.

B. SARAN

Dengan perkembangan ilmu keperawatan Kompetensi, kualifikasi dan keterampilan yang


harus dimiliki perawat dalam praktek telenursing adalah kompetensi klinis, keterampilan
penilaian dalam area praktek keperawatan. Selain itu perawat juga harus memiliki
karakteristik pribadi yang akan memfasilitasi keterlibatan mereka dalam telenusring,
misalnya : sikap positif, membuka pikiran terhadap teknologi, memiliki pengetahuan &
kemampuan untuk menavigasi sistem teknologi dan lingkungan misalnya pengetahuan dan
keterampilan untu mengoperasikan teknologi, memiliki pemahaman tentang keterbatasan
teknologi yang digunakan, misalnya dapat menentukan jika tanda-tanda vital sedang
dimonitor secara akurat dengan peralatan tertentu, memiliki pengetahuan dan penerapan
protokol operasional telehealth, memiliki keterampilan berkomunikasi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

A. Azizi Alimun Hidayat, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, , Salemba Medika, Jakarta,
2004, hal. 15.
International Telenursing Role. 2004-2006.
B.
http://www.itelehealthinc.com/Exec_Summary_2004_International_Telenursing_Survey_Exe
cSummary.htm.
C. Ernesa Annica. et.al.(2007).“Telenurses’ Experiences of Working with Computerized
Decision Support: Supporting, Inhibiting and Quality Improving”.The Authors. Journal
Compilation. Blackwell Publishing Ltd. Journal Of Advanced Nursing. (Ebscho) database.
D. Sejarah & Perkembangan Keperawatan di Dunia Posted by joe pada 09/09/2009

Anda mungkin juga menyukai