Anda di halaman 1dari 6

Perbedaan Pengenaan PPh atas Deviden, Bunga, Sewa Had

Nomor Jenis Penghasilan Jenis Pengenaan PPh


PPh Final Pasal 4 ayat (2)

PPh Pasal 23

1 Deviden PPh Pasal 26

Bukan Objek Pajak

Bukan Objek Pajak

PPh Pasal 17 ayat (2) huruf c

PPh Final Pasal 4 ayat (2)

2 Bunga PPh Pasal 23

PPh Pasal 26
Bukan Objek Pajak
Bukan Objek Pajak
PPh Final Pasal 4 ayat (2)

3 Sewa PPh Pasal 23

PPh Pasal 26
PPh Pasal 4 ayat (2)

PPh Pasal 21 (tidak final)


4 Hadiah dan Penghargaan
PPh Pasal 23 (tdak final)

PPh Pasal 26 (final)

PPh Pasal 21 (tidak final)

5 Imbalan
PPh Pasal 23
PPh Pasal 26
Ph atas Deviden, Bunga, Sewa Hadiah dan Penghargaan serta Imbalan

Perhitungan/tarif PPh
10% dari penghasilan bruto. Sebagaimana
diatur dalam PP No. 19 Tahun 2009 tanggal 9
Februari 2009.

15% dari penghasilan bruto sebagaimana


diatur dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a UU PPh.
Sepanjang tidak memenuhi ketentuan
sebagaimana disebutkan dalam pasal 4 ayat 3
huruf f UU PPh.

20% dari penghasilan bruto sebagaimana


diatur dalam Pasal 26 ayat (1) huruf a UU PPh.

10% dari jumlah bruto

20% dari penghasilan bruto. Berdasarkan


Pasal 4 (2) a UU PPh jo PP 131 Thn 2000 jo
KMK 51/KOM.04/2001

10% dari pengasilan bruto. Berdasarkan Pasal


4 (2) a & Pasal 17 (7) jo PP No.15 Thn 2009
15% dari jumlah bruto
15% (atau 30% jika tidak memiliki NPWP)
dikalikan dengan jumlah bruto bunga yang
terutang atau dibayarkan.

20% dari penghasilan bruto


-
-
10% dari jumlah bruto nilai persewaan tanah
dan/ atau bangunan

2% dari penghasilan bruto

20% dari penghasilan bruto atau Tax Treaty


(P3B)
Tarif 25% dari nilai hadiah undian (untuk
penghasilan berupa hadiah undian)

Tarif pasal 17 dari penghasilan kena pajak

15% dari jumlah bruto

20% dari jumlah bruto

50% dari jumlah penghasilan bruto untuk


setiap pembayaran imbalan
2% dari penghasilan bruto
20% dari penghasilan bruto
Sewa Hadiah dan Penghargaan serta Imbalan

Objek Pemotongan PPh


Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri

Wajib Pajak Badan Dalam Negeri atau Bentuk Usaha Tetap (BUT)

Wajib Pajak Luar Negeri yang menerima atau memperoleh penghasilan yang
bersumber dari Indonesia

Koperasi dengan syarat tertentu

PT, BUMN/BUMD dengan syrat tertentu

Wajib Pajak Orang Pribadi

Bunga deposito / tabungan, diskonto SBI dan jasa giro****

Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang
pribadi
Wajib Pajak dalam negeri atas bunga obligasi dan/atau diskonto obligasi
Subjek Pajak dalam negeri, termasuk BUT (bentuk usaha tetap atau permanent
establishment). Subjek Pajak dalam negeri yang dimaksud di sini adalah meliputi
orang pribadi maupun badan usaha.

Wajib Pajak Luar Negeri.


Bank penerima bunga dari nasabah
Anggota koperasi penerima simpanan (tidak lebih dari Rp240.000 sebulan)
Wajib Pajak Dalam Negeri atas sewa tanah atau bangunan

Wajib Pajak Dalam Negeri (orang pribadi dan badan) serta Badan Usaha Tetap
(BUT)

Wajib Pajak Luar Negeri (orang pribadi maupun badan)


Wajib Pajak dalam negeri penerima hadiah undian

Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri penerima hadiah penghargaan

Wajib Pajak badan dalam negeri penerima hadiah penghargaan

Wajib Pajak Luar Negeri selain BUT

Bukan Pegawai yang tidak bersifat berkesinambungan.

Imbalan jasa yang tidak dipotong PPh Pasal 21


Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan

Anda mungkin juga menyukai