Anda di halaman 1dari 7

Timor Timur dalam Integrasi dan Disintegrasi

Timor Timur merupakan sebuah wilayah bekas koloni Portugis yang dianeksasi oleh
militer Indonesia menjadi sebuah provinsi di Indonesia antara 17 Juli 1976 sampai resminya pada
19 Oktober 1999. Kala itu provinsi ini merupakan provinsi Indonesia yang ke-27. Timor Timur
berintegrasi dengan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia setelah dijajah selama 450 tahun
oleh Portugal. Wilayah provinsi ini meliputi bagian timur pulau Timor, pulau Kambing atau
Atauro, pulau Jaco dan sebuah eksklave di Timor Barat yang dikelilingi oleh provinsi Nusa
Tenggara Timur.

a. Timor Timur dalam Integrasi


Masuknya Timor Timur ke wilayah RI pada tahun 1976, dilatarbelakangi oleh adanya
perubahan politik di Portugal (penjajah Timor Timur) di Portugal telah terjadi kudeta militer pada
tanggal 25 April 1974 yang dipimpin oleh Jendral De Spinola atas Dr. Antonio de Oliveire Salazar.
Kudeta ini tidak hanya membawa perubahan di negeri Portugal tetapi juga membuka sejarah
politik baru didaerah koloninya, termasuk wilayahTimor Timur. Semua koloni Portugal diberi
kebebasan untuk berdiri dan berkembang. Rakyat mendapat kesempatan berpolitik.
Dalam rangka melaksanakan kebijakan mengenai masalah dekolonisasi daerah daerah
jajahannya, menteri seberang lautan Portugal Dr. Antonio de Almeida Santos pada pembicaraan
dengan Indonesia tentang kebijakan Portugal sepanjang menyangkut Timor Timur. Sebagai
tanggapan diperbolehkannya berpolitik maka muncul tiga partai politik yakni:
1. UDT (Uniao Democratica Timorense) yang menginginkan tetap dibawah bendera Portugal
2. Fretilin menginginkan Timor Timur merdeka penuh tanpa bergabung dengan Indonesia
dan Portugal.
3. Apodeti yang menginginkan mengintegrasikan Timor Timur dengan RI.
Apodeti berhasil menguasai kondisi dan mengumumkan Proklamasi yang isinya
penggabungan kepada Indonesia pada tanggal 29 November 1975. Penandatanganan Proklamasi
di lakukan di Balibo sehingga dinamakan Proklamasi Balibo.
Bagi rakyat yang kontra dengan keputusan ini masuknya tentara pada tanggal 7
Desember 1975 disebut dengan penyerbuan penuh kepada Timor Timur. Mereka menginginkan
Indonesia pergi. Tentara Indonesia pertama mendarat di Dili. Bagi yang kontra terhadap Integrasi
Timor Timur ke Indonesia, tentara Indonesia membunuh setiap orang yang mereke temui. Sekitar
200 orang kehilangan nyawa ditangan orang Indonesia yang berkeliaran di Deli.
Dalam sejarah Timor Timur, tentara Indonesia melakukan bnyak kerusakan disana sini.
Ada banyak mayat di jalan jalan yang bisa dilihat, tentara menjarah rumah rumah dan gereja,
mengangut sejumlah mobil, sepeda motormebel dan bahkan jendela ke dalam kapal kapal yang
menuju Indonesia. Tentara Indonesia bergabung dengan Fretelin merayakan Integrasi Timor
Timur ke NKRI.
Dalam perspektif militer Indonesia invasi ini bukan karya hebat. Selain kapal perang
Indonesia menembai pasukan mereka sendiri, TNI menerjunkan pasukan payung eitnyadi atas
pasukan felintil yang sedang mundur dari Dili dan menerjunkan lainnya ke laut sehingga para
tentara tenggelam karena beratnya peralatan mereka. TNI juga menderita kerugian besar ditangan
Falintil, lebih dari 450 tentara Indoensia gugur dalam waktu beberapa minggu invasi di Dili. Pada
bulan pertama 1976 , sebanyak 2.000 tentara Indonesia terbunuh.
Terjadi banyak perlawanan atas Integrasi Timor Timur ke Indonesia. Pada tahap awal
Fretilin memiliki sejumlah kelebihan atas militer Indonesia. Selama berbulan bulan Fretilin telah
menyiapkan diri menghadapi invasi , dengan membentuk basis basis di pedalaman untuk dijadikan
tempat pengungsian banyak penduduk ketika atau sebelum Indonesia datang pada tanggal 7
Desember 1975. TNI menghadapi kesulitan dalam upaya menguasai wilayah yang luas. Pada bulan
Agustus 1976 Pemerintah Indonesia dapat menguasai kota kota besar.
Filintil mempunyai kekuatan sekitar dua puluh ribu mantan tentara yang telah dilatih
oleh tentara kolonial. Falintil juga banyak senjata tinggalan oleh Portugis dan memiliki
pengetahuan yang rinci mengenai topografi Timor Timur. Pada 1979 kondisi Filintil mulai
terdesak dan 90 persen kehilangan senjata dan 80 persen kehilangan pasukannya.
Pada 1980 Fretilin kembali bangkit dibawah pimpinan Xanana Gusmao.
kesatuanFalintil mulai menyerang maras TNI. Pada 1981 TNI mengadakan operasi “pagar betis”.
Banyak orang falintil yang mati dalam operasi ini. Operasi pagar betis berdampak parah pada
produksi pertanian sehingga menimbulkan kelaparan.dari catatan sejarah Timor Leste, TNI
membunuh seitar 500 penduduk sipil kebanyakan perempuan dan anak anak.
Dari kejadian yang menelan banyak korbanjiwa, rakyat Timor Timur mengeklaim
ebohongan integrasi dengan Indonesia. Rakyat Timor Timur merasa Indonesia telah melakukan
“pencaplokan” terhadapa daerah bekasa jajahan Portugal tersebut. Rakyat Timor Timur menuntut
kemerdekaan yang penuh, tidak berintegrasi dengan Indonesia maupun iut dengan Portugal.
Demonstrasi di Santa Crus terjadi pada 1975 menuntut pro-kemerdekaan . sekitar 250 orang
ditembak oleh TNI karena mereka dirasa menjadai pengacau keamanan. Tetapi hal ini diselidiki
oleh KOmisi Hak Asasi Manusia PBB, bahwa para demonstran tidak membawa senjata apapun
saat menyampaikan aspirasinya. Sehingga tindakan TNI pada peristiwa Santa Cruz dikecam dunia
Internasional.
Terlepasa dari setuasi di Timor Timur pada 1975-1999. Indonesia banyak memberikan
perhatian yang cukap besar terhadap sekitar 4.000 anak tentang masa depan mereka dibidang
pendidikan. Anak anak yang masih membutuhkan asuhan orang tua dikirim ke Indonesia.
Sebagian anak dibawa berdasarkan keinginan mereka, sedangkan lainnya diselamatkan dari
kematian, sebagian orang tua dipaksa dan ditipu oleh orang yang membawa mereka.
Peristiwa di Timor Timur mengungkapkan kerumitan antar kedua belah pihak.
Hubungan yang lebih bersifat kolonialis.

b. Timor Timur dalam Disintegrasi


Sejak berkhirnya Orde baru pada tanggal 21 Mei 1998, yang menyebabkan terjadi pergantian
presiden dari Soeharto kepada B.J Habibie, hal itu membuka cakrawala baru bagi penyelesaian
masalah Timor Timur. Akhirnya, pada masa pemerintahan B.J Habibie ,pemerintah Indonesia
mengambil kebijakan untuk melakukan jajak pendapat di Timor Timur.
Referendum atau lebih dikenal dengan jajak pendapat akhirnya dilaksanakan pada
tanggal 30 Agustus 1999 di bawah pengawasan misi PBB untuk Timor Timur, yaitu UNAMET
(United Nations Mission for East Timor). Hubungan antara Indonesia da Timor Timur hancur
sepenuhnya ketika rakyat Timor Timur menolak tawaran otonomi Indonesia. Pejabat pejabat Orde
Baru yakin pada propagandanya sendiri , sejak awal proyek integrasi mereka telah menegaskan
bahwa rakyat Timor Timur akan menerima integrasi kalau mereka mengalami manfaat material
dari pembangunan Indonesia. Miter marah dan sangat kecewa dengan penolakan oleh rakyat Timor
Timur dan berakhirnya secara mendadak proyek integrasi. Terror yang dilakukan oleh militer pada
proyek ini bukanlah pengalaman baru bagi wilayah ini, selama masa pendudukan rakyat Timor
Timur menjadai sasaran tktik militer yang ekstrem. Sampai setengah dari seluruh penduduk telah
mengalami pemindahan paksa pada akhir dasawarsa 1970an dan pendukung pendukung serta
anggota Fretelin mengalami pembunuhan sewenang wenang. Pada minggu minggu setelah
pengumuman hasil Referendum pada awal September 1999, sekitar 1.400 orang Timor Timur yang
mendukung kemerdekaan dibunuh dan sampai 250.000 orang Timor Timur dipaksa keluar dari
wilayahnya memasuki kampung kampung yang kondisinya buruk, kebanyakan berada di seberang
perbatasan di Timor Barat.
Perusakan 70% infrastruktur fisik hampir seluruh pembangunan yang digembor
gemborkan diberikan dengan sangat murah oleh Indonesia kepada Timor Timur memperlihatkan
sifat kolonial dari hubungan ini dalam bentuknya yang terburuk. Karena pembangunan tidak
membuahkan hasil yang diharapkan kerangkanya tidak akan ditinggalkan untuk rakyat Timor
Timur yang tidak mau berterimakasih. Rakyat dengan paksa dipindahkan ke Indonesia dan ditahan
disanan oleh milisi untuk menunjukkan kepada dunia bahwa jumlah besar rakyat Timor Timur
ketakutan kalau Timor Timur terlepas dari Indonesia.
Jajak pendapat yang menunjukkkan 78,5 % rakyat Timor Timur melepaskan diri dari
Indonesiadan berdiri sebgai Negara merdeka diumumkan oleh Sekjen PBB Kofi Annan pada
tanggal 4 September 1999 dan selanjutnya pada tanggal 19 Oktober 1999, MPR RI mengeluarkan
ketetapan yang mengesahkan hasil jajak pendapat mengenai Timor Timor. Setelah melalui masa
transisi, maka pad atanggal 20 Mei 2002 Timor Timur mendapatkan kemerdekaan penuh dengan
nama Republik Demokraik Timor Leste dengan presidennya yang pertama Xanana Gusmao dari
Partai Fretilin.
Banyak orang Indonesia yang kecewa dengan penolakan rakyat Timor Timur dan
merasa putusnya hubungan itu menyakitkan. Mereka merasa bahwa mereka telah sangat bermurah
hati kepada Timor Timur membantu membangun wilayah itu. Departemen Luar Negri telah
melakukan banyak upaya sejak 1975 untuk mendapatkan pengakuan internasional pada kedaulatan
Indonesia atas Timor Timur. Pejabat pejabat Indonesia mengkritik Negara Negara Barat,
khususnya Australia, yang mengubah sikapnya tidak lagi mendukung integrasi.
Penghancuran 1999 sekali lagi menunjukkan betapa Timor Timur sangat
termiliterisasi meskipun militer Indonesia seperti yang mereka lakukan pada 1975 mengingkari
peran utamanya dalam kekerasan di Timor Timur. Pemimpin Timor Timur pada 1999 merasa akan
menang dan sadar mengenai kesempatan unik yang ditawarkan PBB, pemimpin pemimpn
Perlawanan Timor Timur setuju untuk tetap berada di dalam kantonisasi yang telah disepakati
dengan demikian menggagalkan strategi militer Indonesia untuk menimbulkan keadaan yang
membuat mereka bisa mengklaim bahwa mereka harus melakukan tindakan untuk menghentikan
pertikaian.
Pemindahan paksa diperkirakan 250.000 orang Timor Timur yang pro- maupun anti-
integrasi , dirancang untuk membuktikan bahwa penuduk menolak hasil referendum.
Keberangkatan mereka diorganisasikan dengan baik dan direncanakan sebelumnya serta dimulai
segera setelah hasil referendum diumumkan pada 4 September 1999. Kebanyakan dari mereka
dipindahkan melalui jalur darat atau dengan kapal ke Timor Barat, tetapi sebagian dipindahkan ke
pualu pulau lain Indonesia.

Kondisi Timor Timur Setelah Integrasi Ke Indonesia


Integrasi Timor Timur ke Indonesia dalam perkembangannya lebih banyak menyusahkan
pemerintahan Indonesia, sebab rakyat Timor Tmur memiliki latar belakang berbeda, sehingga
setiap pemerintahan Indoneisa mengeluarkan kebijakan-kebijakannya, baik di sektor politik,
ekonomi, maupun social budaya menimbulkan masalah-masalah baru dalam masyrakat yang
menggangggu keamanan dan kestabilan politik.
Situasi tersebut dimanfaatkan oleh pengikut Fretelin di luar negeri untuk mencari dukungan
dengan mengumumkan adanya pelanggaran HAM yag dilakukan oleh Jose ramos Horta. Namun
demikian, pemerintahan Indonesia berupaya membenahi dan menata kembali kehidupan
masyrakat Timor Timur agar lebih baik dan sejajar dengan provinsi-provinsi lainnya yang ada di
Indonesia. Perubahan dilakukan oleh pemerintah Indonesia menyangkut segala bidang kehidupan
yaitu:

1. Bidang Pertanian
Ada beberapa perubahan yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian yaitu:
 Pembangunan saluran-saluaran irigasi.
 Pembukaan lahan pertanian yang baru.
 Mendirikan Badan Unit Desa (BUD) dan Kopersai Unit Desa ( KUD).
 Memberikan penyuluhan kepada para petani tentang cara bertani.

2. Bidang transportasi digunakan untuk meningkatkan saran perhubungan dengan cara


 Pemerintah membangun jalan dan jembatan.
 Membuat rute angkutan umum.
 Membangun lapangan terbang.
 Memperbaiki pelbuhan laut.

3. Bidang Kesehatan
 Membangun beberapa rumah sakit dan puskesmas.
 Membangun pos pelayan terpadu di setiap desa atau kelurahan.

4. Bidang Pendidikan
 Membangun berbagai sarana pendidikan.
 Membangun gedung-gedung sekolah dan Universitas Cendrawasih.
 Membangun lembaga-lembaga penelitian dan pelatihan.
 Mengirimkan beberapa guru dari Jawa.
Usaha pemerintah Indonesia untuk memajukan Prvinsi Timor Timur tidak diimbangi dengan
pemberian kebebasan rakyat dalam menyalurkan pendapatnya, sehingga kebebasan untuk
berbicara diabaikan oleh pemerintahan Indonesia. Akibatnya, dalam masyarakat muncul konflik
antara pendukung integrasi dengan antiintegrasi. Namun setelah berakhirnya perang dingin yang
dimenangkan oleh Amerika serikat akibat keruntuhan Uni Soviet, integarsi Timor Timur
dipertanyakan oleh Amerika Serikat dan Australia yang semula mendukung integrsi Timor Timur
ke Indonesia. Mereka menekan Indonesia untuk melakukan referendum.

Faktor Penyebab Lepasnya Timor Timur dari Indonesia


Berikut ini terdapat beberapa penyebab lepasnya timor timur dari indonesia, yaitu sebagai
berikut:
 Tidak terpenuhinya hak-hak dasar rakyat seperti kesejahteraan, keadilan, keamanan,
pendidikan dan kesehatan. Belum lagi minimnya sarana pendidikan, kesehatan maupun
transportasi disana. Perkara inilah yang membuat saudara-saudara kita di Timor Timur
tertarik dengan ide kemerdekaan.
 Lemahnya kesadaran politik masyarakat. Ide-ide disintegarsi merupakan alat permainan
Negara-negara kapitalis penjajah. Yang diuntungkan dari disintergasi adalah Negara-
negara penjajah. Karena itu, meminta bantun kepada Negara kapitalis penjajah
sesungguhnnya bukanlah solusi, tetapi justru akan menimbulkan penderitaan baru.

Anda mungkin juga menyukai