Anda di halaman 1dari 28

SKENARIO 2

KUNJUNGAN RUMAH PASIEN

Seorang dokter berkunjung ke rumah pasien laki-laki, umur 50 tahun yang sebelumnya
sudah berulang kali berkunjung ke klinik dengan keluhan batuk berulang. Pasien mengeluh
penyakitnya ini mengganggu pekerjaannya sebagai guru honorer yang menyebabkan ia tidak
bisa mengajar.keluhan seperti ini timbul terutama saat malam hari dan musim hujan atau cuaca
dingin, dokter mendiagnosis pasien dengan asma bronkial, karena sering berulang dan timbul
hamper setiap hari dokter ingin mengunjungi rumah pasien untuk mengetahui lebih jauh
tentang kondisi pasien dan keluarganya.
Pasien mempunyai kebiasaan merokok 1 bungkus per hari, menggunakan motor
sebagai sarana transportasi untuk menuju tempat kerja yang jaraknya sekitar 25 km dari rumah.
Pasien tinggal di sebuah rumah dikawasan padat penduduk dengan ukuran 6 x 10 m
bersama keluarganya. Keluarganya ini terdiri dari orangtua pasien, pasien, istri dan dua orang
anak, yang pertama berumur 17 tahun dan yang kedua berumur 13 tahun. Anak kedua
menderita asma sama seperti ibu pasien atau neneknya. Kondisi dalam rumah kurang
pencahayaan dan ventilasi.

Sebagai dokter keluarga bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini,


dan bagaimana kaitannya dengan penyakit yang diderita anggota keluarga tersebut ?
Sebagai dokter muslim, bagaimana pandangan saudara terhadap keluarga ini
dan bagaimana hak dan kewajiban pasien baik sebagai individu maupun sebagai anggota
keluarga ?

1
PERTANYAAN
1. Bagaimana kriteria rumah sehat?
2. Apakah terdapat pengaruh dari kondisi lingkungan keluarga dengan kondisi pasien?
3. Apa saja pola hidup yang dapat diperbaiki dari kasus tersebut?
4. Bagaimana pengaruh dari rokok dan asap kendaraan bermotor yang terjadi pada pasien?
5. Apakah hal yang harus dilakukan oleh dokter saat berkunjung ke rumah pasien?
6. Apakah pengaruh dari kurangnya ventilasi terhadap gejala pasien?
7. Fungsi keluarga dalam islam adalah?
8. Mengapa keluhan sering muncul pada malam hari?
9. Ukuran ruangan 6x10 meter dan padatnya anggota keluarga didalamnya apakah
memenuhi kriteria rumah sehat?
10. Apa peran keluarga untuk mengurangi keluhan?
11. Apa pengaruh pencahayaan terhadap gejala pasien?
12. Apa saja dinamika dalam keluarga?
13. Bagaimana cara menganalisis kasus sesuai diagnosis holistic?

2
JAWABAN
1. Kriteria rumah sehat, antara lain:
 Terdapat atap, ventilasi, pencahayaan yang cukup
 Ventilasi harus mencangkup 10% dari luas bangunan
 Terdapat pembuangan limbah dan kotoran
 Terdapat air bersih
 Aspek perilaku orang dirumah, seperti mencuci pakaian kotor, membersihkan
rumah, membuang sampah, dll
2. Ya ada, karena ukuran rumah yang kecil dan dihuni oleh banyak orang (suasananya
padat)
3. Pola hidup yang dapat diperbaiki:
 Berhenti merokok
 Menggunakan masker saat berkendara menggunakan kendaraan bermotor
 Membersihkan rumah setiap hari
 Berjemur dipagi hari
 Menggunakan jaket saat cuaca dingin
4. Asap rokok dan asap kendaraan bermotor menyebabkan saluran nafas pasien sering
terpapar udara yang tidak sehat, sehingga terjadi perubahan pada struktur epitel
disaluran nafas. Hal tersebut menyebabkan pasien rentan terhadap pathogen maupun
allergen
5. Hal yang dilakukan:
 Melakukan diagnostic holistic, meliputi pemahaman dan pencarian data
mengenai aspek:
o Aspek personal: merupakan gejala dari pasien, yaitu batuk berulang.
Selain gejala, adapula persepsi, kekhawatiran, dan harapan
o Aspek medis: asma
o Aspek external: rumah dengan ukuran 6x10m, kurang ventilasi dan
pencahayaan, dihuni oleh banyak orang
o Aspek internal: merokok dan terpapar asap kendaraan bermotor
o Aspek fungsional: mengganggu pekerjaan
 Melakukan penyuluhan, konseling, dan pengobatan

3
6. Ventilasi yang kurang menyebabkan pertukaran udara tidak baik, sehingga allergen
(baik dari asap rokok si pasien) maupun pathogen (mikroorganisme) dapat
memperburuk gejala pasien maupun anggota keluarga lain yang memiliki gejala sama
7. Fungsi keluarga dalam islam:
 Memberikan kasih saying
 Memberikan dukungan
 Memberikan perlindungan
 Mencapai keluarga samawa
 Membina agama dan norma
8. Karena udara dingin menjadi pemicu
9. Tidak, karena umumnya rumah ukuran 70 m2 dihuni oleh 4 orang
10. Peran keluarga:
 Memberikan edukasi untuk berhenti merokok
 Mengawasi pengobatan
11. Pencahayaan yang baik membuat suhu ruangan hangat. Sedangkan pencahayaan
kurang menyebabkan suhu ruangan dingin sehingga dapat memicu gejala
12. Dinamika keluarga:
 Tiap anggota keluarga memiliki harga diri
 Tiap anggota keluarga memiliki cara komunikasi
 Tiap anggota keluarga memiliki sikap bertindak
 Tiap anggota keluarga memiliki sikap kemasyarakat
13. Dengan melihat lima aspek, meliputi aspek personal, medis, ekternal, internal dan
fungsional

4
HIPOTESIS

Dalam melakukan diagnostic holistic terdapat lima aspek yang perlu diperhatikan,
meliputi aspek personal, medis, eksternal, internal, dan fungsional. Peran keluarga dan kondisi
fisik rumah merupakan aspek eksternal. Keluarga dapat mengurangi keluhan yang dirasakan
oleh penderita/pasien dengan cara memberikan edukasi untuk berhenti merokok dan
mengawasi pengobatan. Menurut pandangan islam, fungsi keluarga meliputi Memberikan
kasih saying, memberikan dukungan, memberikan perlindungan, mencapai keluarga samawa,
dan membina agama dan norma.

5
SASARAN BELAJAR

LO 1. Memahami dan Menjelaskan Tentang Konsep Keluarga


LI 1.1. Definisi
LI 1.2. Bentuk dan Struktur Keluarga
LI 1.3. Fungsi dan Peran
LI 1.4. Dinamika Keluarga
LI 1.5. Siklus Kehidupan Keluarga

LO 2. Memahami dan Menjelaskan Diagnostik Holistik


LI 2.1. Definisi
LI 2.2. Aspek
LI 2.3. Cara Menganalisis

LO 3. Memahami dan Menjelaskan Keluarga Dalam Islam

LO 4. Memahami dan Menjelaskan Hak dan Kewajiban Keluarga Saat Anggota


Keluarga Sakit

6
LO 1. Memahami dan Menjelaskan Tentang Konsep Keluarga
LI 1.1. Definisi
Definisi keluarga dikemukakan oleh beberapa ahli
 Reisner (1980) : keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang
atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri
dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek, dan nenek
 Logan’s (1979) : keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan
beberapa komponen yang saling berinteraksi satu sama lain.
 Gillis (1983) : keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks
dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang
masing-masing mempunyai arti sebagaimana unit individu.
 Duvall dan logan (1986) : keluarga merupakan sekumpulan orang yang
dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan untuk
meningkatkan dan mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari tiap anggota.
 Bailon dan Maglaya (1989) : keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih
individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau adopsi,
hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam
perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya.
 Johnson’s (1992) : keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam
kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu atap, yang mempunyai
ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan orang
yang lainnya.
 Lancester dan Stanhope (1992) : keluarga adalah dua atau lebih individu yang
berasal dari kelompok keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling
menikutsertakan dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya bertempat
tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan emosional dan adanya pembagian
tugas antara satu dengan yang lainnya.
 Jonasik and Green (1992) : keluarga adalah sebuah sistem yang saling
tergantung, yang mempunyai dua sifat (keanggotaan dalam keluarga dan
berinteraksi dengan anggota yang lainnya).
 Bentler et. Al (1989) : keluarga adalah sebuah kelompok sosial yang unik yang
mempunyai kebersamaan seperti pertalian darah/ikatan keluarga, emosional,
7
memberikan perhatian/asuhan, tujuan orientasi kepentingan, dan memberikan
asuhan untuk berkembang.
 National Center for Statistic (1990) : keluarga adalah sebuah kelompok yang
terdiri dari dua orang atau lebih yang berhubungan dengan kelahiran,
perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama dalam satu rumah.
 Spradley dan Allender (1996) : keluarga adalah satu atau lebih individu yang
tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan
dalam interelasi sosial, peran, dan tugas.
 BKKBN (1992) : keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri
dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau
ibu dengan anaknya.
 Depkes (1998) : keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
 WHO (1996) : keluarga merupakan anggota rumah tangga yang saling
berhubungan melalui pertalian darah, adaptasi, atau perkawinan.
 Helvie (1981) : keluarga adalah sekelompok manusia yang tinggal dalam suatu
rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang erat
 Friedman (1998) : keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga
 Suprajitno (2004) : keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
dari suami istri dan anaknya,atau ayah dan anaknya,atau ibu dan anaknya

LI 1.2. Bentuk dan Struktur Keluarga


A. TRADISIONAL
1. Nuclear Family atau Keluarga Inti
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
2. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama
dalam satu rumah.
3. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah
memisahkan diri.
8
4. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang
terjadi pada wanita.
5. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
keponakan, dll).
6. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan).
7. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul
pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end).
8. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
dalam satu rumah.
9. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan
dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya :
dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll).
10. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
11. The single adult living alone/single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya
atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.

9
B. NON TRADISIONAL
1. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikah.
2. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri.
3. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
4. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
5. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana
pasangan suami-istri (marital partners).
6. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan karena beberapa
alasan tertentu.
7. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama,
yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
8. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu
sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
9. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam
waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan
untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya

10
10. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen
karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau
problem kesehatan mental.
11. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang
dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya

LI 1.3. Fungsi dan Peran


A. Menurut WHO (1978)
 Fungsi biologis
Meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak; memenuhi
kebutuhan gizi keluarga; memelihara dan merawat anggota keluarga
 Fungsi psikologis
Memberikan kasih sayang dan rasa aman; memberikan perhatian di antara
anggota keluarga; membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga;
memberikan identitas keluarga.
 Fungsi sosialisasi
Membina sosialisasi pada anak; membina norma-norma tingkah laku sesuai
dengan tingkah perkembangan anak; meneruskan nilai-nilai keluarga.
 Fungsi ekonomi
Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga;
pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga; menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di
masa yang akan datang (misalnya pendidikan anak, jaminan hari tua)
 Fungsi pendidikan
Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki;
mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam

11
memenuhi perannya sebagai orang dewasa; mendidik anak sesuai dengan
tingkat-tingkat perkembangannya.
B. Menurut Friedman (1998)
 Fungsi affective
Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental,
saling mengasuh, menghargai, terikat, dan berhubungan; mengenal identitas
individu; rasa aman.
 Fungsi sosialisasi peran
Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi
sosial dan belajar berperan; fungsi dan peran di masyarakat; sasaran untuk
kontak sosial di dalam atau di luar rumah.
 Fungsi reproduksi
Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat.
 Fungsi ekonomi
Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga; menambah penghasilan
keluarga sampai dengan pengalokasian dana.
 Fungsi perawatan kesehatan
Konsep sehat-sakit keluarga; pengetahuan dan keyakinan tentang sakit
sebagai tujuan kesehatan keluarga untuk membentuk keluarga yang
mandiri.
C. Menurut Undang-Undang (1992)
 Fungsi keagamaan
o Membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup
seluruh anggota keluarga,
o Menerjemahkan ajaran dan norma agama kedalam tingkah laku
hidup sehari-hari bagi seluruh anggota keluarga,
o Memberi contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari dalam
pengalaman ajaran agama,
o Melengkapi dan menambah proses belajar anak tentang keagamaan
yang tidak/kurang diperoleh disekolah atau masyarakat,
o Membina rasa, sikap ,dan praktik kehidupan beragama.
 Fungsi Budaya

12
o Membina tugas keluarga sebagai sarana untuk meneruskan norma
budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan,
o Membina tugas keluarga untuk menyaring norma dan budaya asing
yang tidak sesuai,
o Membina tugas keluarga sebagai saran anggota nya untuk mencari
pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi
dunia,
o Membina tugas keluarga sebagai sarana bagi anggotanya untuk
mengadakan kompromi/adaptasi dan praktik (positif) serta
globalisasi dunia,
o Membina budaya keluarga yang sesuai ,selaras , dan seimbang
dengan budaya masyarakat /bangsa untuk menunjang terwujudnnya
norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
 Fungsi Cinta kasih
o Menumbuh kembangkan potensi simbol cinta kasih sayang yang
telah ada diantara anggota keluarga dalam simbol yang nyata, seperti
ucapan dan tingkah laku secara optimal dan terus menerus,
o Membina tingkah laku ,saling menyayangi diantara anggota
keluarga maupun antara keluarga yang satu dengan yang lainnya
secara kuantitatif dan kualitatif,
o Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan
uhkrawi dalam keluarga secara serasi, selaras, dan seimbang,
o Membina rasa ,sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu
memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal
menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera
 Fungsi perlindungan
o Memenuhi kebutuhan akan rasa aman diantara anggota
keluarga.Bebas dari rasa tidak aman yang tumbuh dari dalam
maupun dari luar keluarga,
o Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai
bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar maupun dalam,
o Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai
modal menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

13
 Fungsi reproduksi
o Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan
reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga maupun keluarga
sekitarnya.
o Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembetukan
keluarga dalam hal usia , kedewasaan fisik dan mental,
o Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat baik yang berkaitan
dengan jangka waktu melahirkan, jarak antara kelahiran dua anak,
dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga,
o Mengembang kan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang
kondusif menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
 Fungsi sosialisasi
o Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga
sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan
utama,
o Menyadari ,merencanakan, dan menciptakan kehidupan keluarga
sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan masalah dari
berbagai konflik dan permasalahan yang dijumpainya baik
lingkungan masyarakat maupun sekolahnya. Membina proses
pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal yang perlu
dilakukannya untuk meningkatkan kemantangan dan kedewasaan
baik fisik maupun mental, yang tidak/kurang diberikan lingkungan
sekolah maupun masyarakat.
o Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam
keluarga sehingga tidak saja bermamfaat positif bagi anak, tetapi
juga orang tua untuk perkembangan dan kematangan hidup bersama
menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
 Fungsi Ekonomi
Adalah melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam
kehidupan keluarga dalam rangka menopang perkembangan hidup keluarga,
mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselamatan dan
keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga, mengatur
waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah dan perhatiaanya terhadap

14
anggota rumah tangga bejalan serasi, selaras, dan seimbang, membina
kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
 Fungsi Pelestarian Lingkungan
Adalah membina kesadaran dan praktik kelestarian lingkungan internal
keluarga, membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkunga
hidup yang serasi, selaras, dan seimbang antara lingkungan keluarga dan
lingkungan hidup sekitarnya.

Untuk mengukur fungsi keluarga dikembangkan instrumen penilaian yang disebut APGAR
Keluarga (Family APGAR). Instrumen ini menilai lima fungsi pokok keluarga (Balgis,
2009):
1. Adaptasi (Adaptation)
Tingkat kepuasan anggota keluarga dalam menerima bantuan yang diperlukannya dari
anggota keluarga lainnya
2. Kemitraan (Partnership)
Tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap berkomunikasi, musyawarah dalam
mengambil suatu keputusan dan atau menyelesaikan suatu masalang sedang dihadapi
dengan anggota keluarga lainnya
3. Pertumbuhan (Growth)
Tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebebasan yang diberikan keluarga dalam
mematangkan pertumbuhan dan atau kedewasaan setiap anggota keluarga.
4. Kasih Sayang (Affection)
Tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kasih sayang serta interaksi emosional
yang berlangsung dalam keluarga.
5. Kebersamaan (Resolve)
Tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kebersamaan dalam membagi waktu,
kekayaan dan ruang antar anggota keluarga

LI 1.4. Dinamika Keluarga

15
Dinamika keluarga adalah danya interaksi (hubungan) antara individu dengan
lingkungan sehingga tersebut dapat diterima dan menyesuaikan diri baik dalam
lingkungan keluarga maupun kelompok sosial yang sama. Dinamika keluarga adalah
interaksi atau hubungan pasien dengan anggota keluarganya dan juga bisa mengetahui
bagaimana kondisi keluarga di lingkungan sekitarnya. Keluarga diharapkan mampu
memberikan dukungan dalam upaya kesembuhan pasien. Ada empat aspek yang selalu
muncul dalam dinamika keluarga:
 Pertama, tiap anggota keluarga memiliki perasaan dan idea tentang diri sendiri
yang biasa dikenal dengan harga diri atau self-esteem.
 Kedua, tiap keluarga memiliki cara tertentu untuk menyampaikan pendapat dan
pikiran mereka yang dikenal dengan komunikasi.
 Ketiga, tiap keluarga memiliki aturan permainan yang mengatur bagaimana
mereka seharusnya merasa dan bertindak yang berkembang sebagai sistemnilai
keluarga.
 Yang terakhir, tiap keluarga memiliki cara dalam berhubungan dengan orang
luar dan institusi di luar keluarga yang dikenal sebagai jalur ke masyarakat.

GENOGRAM
Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari silsilah
keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera
mendapatkan informasi tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan
antar anggota keluarga. Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang
mencatat tentang siklus kehidupan keluarga, riwayat sakit di dalam keluarga serta
hubungan antar anggota keluarga.
Di dalam genogram berisi : nama, umur, status menikah, riwayat perkawinan,
anak-anak, keluarga satu rumah, penyakit-penyakit spesifik, tahun meninggal, dan
pekerjaan. Juga terdapat informasi tentang hubungan emosional, jarak atau konflik
antar anggota keluarga, hubungan penting dengan profesional yang lain serta
informasi-informasi lain yang relevan. Dengan genogram dapat digunakan juga untuk
menyaring kemungkinan adanya kekerasan (abuse) di dalam keluarga.
Genogram idealnya diisi sejak kunjungan pertama anggota keluarga, dan selalu
dilengkapi (update) setiap ada informasi baru tentang anggota keluarga pada
kunjungan-kunjungan selanjutnya. Dalam teori sistem keluarga dinyatakan bahwa
keluarga sebagai sistem yang saling berinteraksi dalam suatu unit emosional. Setiap

16
kejadian emosional keluarga dapat mempengaruhi atau melibatkan sediktnya 3 generasi
keluarga. Sehingga idealnya, genogram dibuat minimal untuk 3 generasi.
Dengan demikian, genogram dapat membantu dokter untuk :
 Mendapat informasi dengan cepat tentang data yang terintegrasi antara
kesehatan fisik dan mental di dalam keluarga
 Pola multigenerasi dari penyakit dan disfungsi

17
LI 1.5. Siklus Kehidupan Keluarga
Siklus Hidup Keluarga (Family Life Cycle) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota, komposisi dan fungsi
keluarga sepanjang hidupnya. Siklus hidup keluarga juga merupakan gambaran
rangkaian tahapan yang akan terjadi atau diprediksi yang dialami kebanyakan keluarga
Duvall (1967) mengklasifikasikan siklus kehidupan keluarga menjadi 8 tahap yaitu :
 Tahap awal perkawinan (newly married), suatu pasangan yang baru saja
kawin dan belum mempunyai anak.
 Tahap keluarga dengan bayi (birth of the first child), keluarga tersebut telah
mempunyai bayi, dapat satu atau dua orang.
 Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah (family with preschool
children), keluarga tersebut telah mempunyai anak dengan usia prasekolah
(30 bulan sampai 6 tahun).
 Tahap keluarga dengan anak usia sekolah (family with children in school),
keluarga tersebut telah mempunyai anak dengan usia sekolah (6-13 tahun).
 Tahap keluarga dengan anak usia remaja (family with teenager), keluarga
tersebut telah mempunyai anak dengan usia remaja (13-20 tahun).

18
 Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga (family as
launching centre), satu persatu anak meninggalkan keluarga, dimulai oleh
anak tertua dan diakhiri oleh anak terkecil.
 Tahap orang tua usia menengah (parent alone in middle years), semua anak
telah meninggalkan keluarga, tinggal suami istri usia menengah.
 Tahap keluarga usia jompo (aging family members), suami istri telah
berusia lanjut sampai dengan meninggal dunia.

LO 2. Memahami dan Menjelaskan Diagnostik Holistik


LI 2.1. Definisi
Diagnosis holistik adalah kegiatan untuk mengidentifikasi dan menentukan
dasar dan penyebab masalah kesehatan, penyakit (disease), luka (injury) serta
kegawatan secara holistik.
LI 2.2. Aspek
A. Diagnosis Aspek Personal
 Alasan kedatangan  Mengarah pada alasan subyektif yang
melatarbelakangi pasien dating
 Harapan  Harapan pasien kepada dokter
 Persepsi  Persepsi pasien terhadap penyebab masalahnya
 Upaya  Upaya yang telah dilakukan pasien untuk mengatasi masalahnya
B. Diagnosis Klinis
Diagnosa klinis yang ditemukan pada pasien berdasarkan anamnesa, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang (disease). Diagnosa yang ditemukan ini bisa lebih
dari satu. Contoh :
 Diagnosa klinis 1 : Hipertensi stage 2
 Diagnosa klinis 2 : Diabetes mellitus
C. Diagnosis Faktor Resiko Internal
o Genetik
Riwayat penyakit yang ada di keluarga pasien terutama yang 
berkaitan
dengan permasalahan kesehatannya. Contoh : seorang pasien didiagnosa
menderita Hipertensi stage 2 dan setelah di-anamnesa ditemukan bahwa
ayah pasien juga menderita Hipertensi
o Kondisi biologis

19
Adanya kondisi biologis (atau masalah kesehatan lain) pada pasien yang
dapat menjadi faktor resiko timbulnya masalah kesehatan saat ini. Contoh :
overweight, riwayat alergi
o Perilaku/ Gaya Hidup
Kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi faktor resiko
permasalahan kesehatan yang dimilikinya. Termasuk perilaku saat bekerja.
Contoh :Seorang pasien yang didiagnosa Hipertensi diketahui memiliki
riwayat kebiasaan merokok dan makan makanan terlalu asin. Seorang
pasien low back pain yang bekerja sebagai buruh pelabuhan dan
mengangkan benda berat
o Kondisi Psikologis
Faktor personality pasien atau tingkat stress yang dialami oleh pasien.
Contoh : pasien mulai sering merasa murung dan menyendiri sejak
suaminya meninggal.
D. Diagnosis Faktor Resiko Eksternal
o Ekonomi
Kondisi status finansial atau pendapatan yang dihasilkan oleh seseorang
dalam satu keluarga. Contoh : Pada anamnesa diketahui bahwa pekerjaan
pasien hanya sebagai kuli bangunan. Sehingga karena status ekonominya
yang rendah maka pasien jarang memeriksakan kesehatannya.
o Lingkungan Sosial, Kondisi hubungan sosial pasien dengan lingkungan
sekitarnya. Contoh : Pada kasus scabies, pasien sering kontak dengan
temannya satu bangku di sekolah yang juga terkena scabies sehingga
tertular.
o Lingkungan Budaya, Budaya yang berkembang di masyarakat mengenai
suatu kasus kesehatan.Contoh : Budaya di keluarga besar tidak suka minum
obat kimia
o Lingkungan Fisik
Kondisi fisik lingkungan tempat tinggal, tempat kerja, dan sekitar yang
menjadi faktor resiko permasalahan kesehatan yang dialami oleh pasien.
Contoh : pada kasus TBC paru, pasien tidur satu ruangan dengan kakaknya
yang juga menderita TBC paru karena tidak ada lagi ruangan kosong di
rumah pasien.

20
o Lingkungan Kimia

Faktor resiko berupa paparan kimia baik di rumah, lingkungansekitar , dan
tempat kerja. Contoh : pada kasus pembantu rumah tangga yang mengalami
dermatitis kontak akibat alergi detergen.
o Lingkungan Biologi

Faktor resiko berupa agen biologis penyebab penyakit dari lingkungan.
Contoh : Memelihara kucing berhubungan dengan toksoplasmosis
E. Diagnosis Derajat Fungsional
 Kemampuan individu untuk melakukan aktifitas sehari-hari baik secara fisik
maupun emosional didalam dan diluar ruangan
 Ada 5 tingkatan, mulai dari dapat melakukan aktivitas fisik sampai sangat
sulit melakukan aktivitas sehari-hari (FKUI).
Aktifitas menjalankan score Keterangan
fungsi social dalam
kehidupan
Mampu pekerjaan 1 Mandiri dalam
seperti sebelum sakit perawatan diri, bekerja
didalam dan diluar
rumah
Mampu melaksanakan 2 Mulai mengurangi
pekerjaan ringan sehari- aktifitas kerja
hari didalam dan luar
rumah
Mampu melakukan 3 Mandiri dalam
perawatan diri, tetapi perawatan diri, tidak
tidak mampu melakukan mampu kerja ringan
pekerjaan ringan
Dalam keadaan tertentu 4 Tidak melakukan
masih mampu merawat aktivitas kerja,
diri, tetapi sebagian tergantung pada keluarga
besar aktivitas hanya
duduk dan berbaring

21
Perawatan diri oleh 5 Tergantung pada pelaku
orang lain, hanya rawat
berbaring pasif

LI 2.3. Cara Menganalisis


A. ASPEK PERSONAL
 Keluhan utama: batuk berulang, keluhan timbul terutama saat malam hari
dan musim hujan atau cuaca dingin
 Yang diharapkan pasien atau keluarga: kesembuhan pasien
 Yang dikhawatirkan pasien atau keluarga: penyakit dapat mengganggu
pekerjaan pasien sebagai guru honorer
B. ASPEK KLINIS
 Diagnosis klinis: asma bronkial
C. ASPEK RISIKO INTERNAL
 Jenis kelamin: laki-laki
 Umur: 50 tahun
 Penyakit keturunan: ibu pasien memiliki asma
 Kebiasaan yang menunjang dan memperberat terjadinya penyakit: merokok
1 bungkus sehari, menggunakan motor untuk menuju tempat kerja yang
berjarak jauh
D. ASPEK EKSTENAL
 Masalah bangunan dan kepadatan pemukiman yang mempengaruhi
penyakit: Pasien tinggal di kawasan padat penduduk dengan ukuran 6x10
meter yang dihuni oleh 3 generasi (extended family). Kondisi rumah kurang
pencahayaan dan ventilasi
 Masalah ekonomi yang mempunyai pengaruh terhadap penyakit: pekerjaan
pasien yang hanya sebagai guru honorer tidak memungkinkan pasien untuk
memiliki tempat tinggal yang ideal serta mencukupi kebutuhan nutrisi
keluarga.
E. ASPEK FUNGSIONAL
 Derajat fungsional 2: Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di
dalam dan di luar rumah serta mulai mengurangi aktivitas kerja kantor.

22
LO 3. Memahami dan Menjelaskan Keluarga Dalam Islam
Dalam Islam fungsi keluarga meliputi :

 Penerus misi umat Islam


Dalam sejarah, dapat kita lihat bagaimana islam sanggup berdiri tegap dalam
menghadapi berbagai ancaman dan bahaya. Demikianlah berlomba-lomba
untuk mendapatkan keturunan yang bermutu merupakan faktor penting yang
telah memelihara keberadaan umat islam yang sedikit. Pada waktu itu menjadi
pendukung islam dalam mempertahankan kehidupannya ( Berkeluarga )
 Perlindungan terhadap akhlak
Islam memandang pembentukan keluarga sebagai sarana efektif memelihara
pemuda dari kerusakan dan melindungi masyarakat dari kekacauan. Karena
itulah Rasulullah bersabda : “Wahai pemuda, siapa diantara kalian yang
berkemampuan maka menikahlah, karena nikah lebih melindungi mata dan
farji, dan barang siapa yang tidak mampu maka hendaklah shoum, karena
shoum itu baginya daalah penenang”. ( HR. AL-Khosah dari Abdullahbin
Mas’ud )
 Wahana pembentukan generasi Islam
Keluarga lah sekolah kepribadian pertama dan utama bagi anak. Penyair
kondang Hafidz Ibrohim mengatakan :” Ibu adalah sekolah bagi anak-anaknya.
Bila engkau mendidiknya berarti engkau telah menyiapkanbangsa yang baik
perangainya.” Ibu sangat berperan dalam pendidikan keluarga, sementara ayah
mempunyai tugas yaitu menyediakansarana bagi berlangsungnya pendidkan
tersebut. Keluarga lah yang menerapkan sunnah Rasul dari bangun tidur sampai
sampai akan tidur lagi. Maka tercipta lah generasi islam yang handal dan
berkualitas
 Memelihara status sosial dan ekonomi
Dalam pembentukan keluarga, islam mewujudkan ikatan dan persatuan.
Dengan adanya ikatann keturunan maka diharapkan akan mempererat tali
persaudaraan anggota masyarakat dan bangsa. Islam memperbolehkan
pernikahan antar bangsa Arab dan Ajam ( Non Arab ),antara kulit putih dan
kulit hitam, anatara orang timur dengan orang barat. Berdasarkan fakta ini
Islam sudah mendahului semua “system Demokrasi” dalam mewujudkan
persatuan ummat
23
Fungsi ekonomi dalam keluarga akan Nampak. Rasul bersabda : “ Nikahilah
wanita, karena ia akan mendatangkan Maal.” (HR. Abu Dawud, dari Urwah
RA). Perkawinan adalah sarana untuk mendapakan sarana keberkahan
dibandingkan dengan bujangan, berkeluarga lebih hemat ekonomis dan lebih
giat dalam mencari nafkah.
 Menjaga kesehatan
Pernikahan memelihara para pemuda yang sering melakukan kebiasaan onani
yang menguras tenaga dan dapat mencegah penyakit kelamin.
 Memantapkan spiritual (Ruhiyyah)
Pernikahan sebagai pelengkap dari keimanan dan pelapang jalan menuju
sabilillah, hati menjadi tenang bersih dari berbagi kecenderungan dan jiwa
terlindung dari berbagai was was
 Menegakan keluarga yang Sakinah
Keluarga Sakinah adalah keluarga yang terbentuk dari pasangan yang baik
kemudian menerapakan nilai nilai Islam dalam melakukan hak dan kewajiban
rumah tanggasertam mendidik anak dalam suasana mawadah warohmah. Dan
difirmankan Allah SWT dalam surat Ar-Ruum ayat 21 artinya : “ Dan diantara
tanda-tanda ia ciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri agar
kamu merasa tenang kepadanya dan dijadikannyadiantaramu rasa cinta dan
kasih sayan. Sesungguhnyadalam hal ini terdapat tanda-tanda kebesaran Allah
bagi orang-orang yang memikirkan “. (QS. Ar-Ruum : 21).

24
LO 4. Memahami dan Menjelaskan Hak dan Kewajiban Keluarga Saat Anggota
Keluarga Sakit

Kewajiban-Kewajiban Orang yang Sakit:


1) Orang yang sakit memiliki kewajiban untuk senantiasa ridha terhadap qadha Allah
Subhanahu wa Ta’ala, bersabar atas taqdir-Nya serta berbaik sangka kepada Rabbnya.
Itu yang lebih baik baginya.
2) Seyogyanya orang yang sedang sakit memiliki perasaan antara rasa takut dan harap,
yaitu takut akan siksa Allah ‘Azza wa Jalla atas dosa-dosanya dan berharap akan
rahmat Allah ‘Azza wa Jalla kepadanya. Sikap ini didasarkan pada hadits dari Anas
bin Malik Radhiyallahu’anhu yang mengatakan:

‫َّللاِ أَ ِني أَ ْر ُجو‬َّ ‫سو َل‬ َّ ‫ْف ت َِجد ُكَ قَا َل َو‬
ُ ‫َّللاِ َيا َر‬ َ ‫ت فَقَا َل َكي‬ ِ ‫َاب َوه َُو ِفي ْال َم ْو‬ ٍّ ‫سلَّ َم دَ َخ َل َعلَى ش‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي‬ َّ ‫أَ َّن النَّ ِب‬
ُ‫طاه‬َ ‫ب َع ْب ٍّد فِي ِمثْ ِل َهذَا ْال َم ْو ِط ِن إِ ََّل أ َ ْع‬
ِ ‫ان فِي قَ ْل‬
ِ ‫سلَّ َم ََل يَجْ ت َِم َع‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫سو ُل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫َاف ذُنُوبِي فَقَا َل َر‬ ُ ‫َّللاَ َوإِنِي أَخ‬ َّ
َّ
ُ ‫َّللاُ َما يَ ْر ُجو َوآ َمنَهُ ِم َّما يَخ‬
‫َاف‬
3) Seberat apapun sakit yang diderita, tidak boleh baginya untuk berangan-angan ingin
mati. Hal ini karena ada hadits Ummul Fadhl Radhiyallahu’anha, bahwa
Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam pernah datang kepada mereka tatkala
‘Abbas Radhiyallahu’anhu (paman Rasulullah) menderita sakit, hingga ‘Abbas
berangan-angan ingin mati.
4) Jika ia masih memiliki tanggungan atas hak-hak orang lain, hendaklah ia tunaikan
kepada yang berhak apabila hal itu mudah baginya. Jika tidak mudah, hendaklah ia
berwasiat (kepada keluarganya). Sesungguhnya Nabi Shallallahu’alaihi wa
Sallam berkata:

‫َار َوَل د ِْر َه ٌم إِ ْن‬ ٌ ‫ض ِه أ َ ْوماله فليؤده اليه قَ ْب َل أ َ ْن يَأتي يوم القيامة َل يقبل فيه دِين‬ِ ‫ظلَ َمةٌ َلَ ِخي ِه ِم ْن ِع ْر‬
ْ ‫َت عنده َم‬ ْ ‫َم ْن كَان‬
‫اح ِب ِه َف ُح ِم َلت َع َل ْي ِه‬
ِ ‫ص‬َ ‫ت‬ َ ‫صا ِل ٌح أ ُ ِخذَ ِم ْنهُ وأعطي صاحبه َو ِإ ْن لَ ْم َي ُك ْن َلهُ عمل صالح أ ُ ِخذَ ِم ْن‬
ِ ‫س ِيئ َا‬ َ ‫َكانَ َلهُ َع َم ٌل‬
“Barang siapa pernah mendhalimi hak saudaranya dalam hal harga diri[1] atau
hartanya, hendaklah ia selesaikan sebelum datang hari kiamat, hari yang tidak
diterima dinar tidak pula dirham. Jika ia punya amalan shalih maka diambil darinya
lalu diberikan kepada orang yang punya hak. Jika ia tidak punya amalan shalih, maka
diambil dosa-dosa orang yang bersangkutan lalu dibebankan kepadanya.”
5) Orang yang sakit hendaknya bersegera untuk menyiapkan wasiat karena ada sabda
RasulullahShallallahu’alaihi wa Sallam:

ُ‫صيَّتُهُ َم ْكتُوبَةٌ ِع ْندَه‬


ِ ‫ي فِي ِه ِإَل َو َو‬ ِ ‫ش ْي ٌء ي ُِريد ُ أ َ ْن ي‬
َ ‫ُوص‬ َ ُ‫ئ ُم ْس ِل ٍّم يَ ِبيتُ لَ ْيلَتَي ِْن و لَه‬
ٍّ ‫َما َح ُّق ْام ِر‬
25
“Tidak benar bagi seorang muslim yang bermalam dua malam sedangkan ia punya
sesuatu yang ingin diwasiatkannya kecuali semestinya wasiat itu telah ditulis di
sisinya.”
Ibnu Umar Radhiyallahu’anhuma berkata: “Tidaklah berlalu satu malam sejak aku
mendengar RasulullahShallallahu’alaihi wa Sallam mengatakan itu kecuali sudah
kutulis wasiatku.” Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim juga Ashabus
Sunan maupun yang lain.
6) Wajib baginya untuk memberikan wasiat kepada sanak kerabatnya yang tidak
menerima warisan darinya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:

‫صيَّةُ ِل ْل َوا ِلدَي ِْن‬


ِ ‫ض َر أ َ َحدَ ُك ُم ْال َم ْوتُ ِإ ْن ت ََركَ َخي ًْرا ْال َو‬
َ ‫ب َعلَ ْي ُك ْم ِإذَا َح‬
َ ِ‫ُكت‬
َ‫وف َح ًّقا َع َلى ْال ُمتَّقِين‬ ِ ‫َو ْاْل َ ْق َر ِبينَ ِب ْال َم ْع ُر‬
“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda)
kematian, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiatlah untuk ibu-bapak dan
karib kerabatnya secara ma`ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang
bertakwa.” (Al-Baqarah: 180)
7) Boleh baginya untuk berwasiat dengan sepertiga hartanya, tidak boleh lebih.
8) Hendaklah dalam berwasiat ini disaksikan oleh dua orang yang jujur yang
muslim. Jika tidak ada maka bisa dengan dua orang (yang jujur) non muslim dengan
diminta agar keduanya bersumpah untuk bisa dipercaya apabila ragu akan
persaksiannya
9) Adapun berwasiat agar hartanya diberikan kepada kedua orang tua dan sanak kerabat
yang berhak menerima warisan dari orang yang meninggalkan warisan itu, maka ini
tidak boleh dilakukan. Karena hal ini sudah dimansukh dengan ayat tentang warisan.
Dan telah dijelaskan pula oleh RasulullahShallallahu’alaihi wa Sallam dengan
penjelasan yang paling sempurna, ketika beliau berkhutbah pada haji Wada’. Kata
beliau:

ٍّ ‫صيَّةَ ِل َو ِار‬
‫ث‬ ِ ‫ق َحقَّهُ َوَل َو‬ َ ‫َّللاَ أ َ ْع‬
ٍّ ‫طى ُك َّل ذِي َح‬ َّ ‫إِ َّن‬
“Sesungguhnya Allah telah memberikan hak kepada setiap yang punya hak,
dan tidak ada wasiat bagi ahli waris.”
10) Diharamkan membuat wasiat yang mendatangkan mudharat (kerugian) bagi orang
lain, seperti berwasiat agar sebagian ahli waris jangan diberikan hak warisnya atau

26
berwasiat agar melebihkan sebagian ahli waris atas sebagian yang lain. Hal ini
disebabkan adanya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

ِ َ‫َصيبٌ ِم َّما ت ََركَ ْال َوا ِلد‬


‫ان َو ْاْل َ ْق َربُونَ ِم َّما قَ َّل ِم ْنهُ أ َ ْو َكث ُ َر‬ ِ ‫اء ن‬
ِ ‫س‬ ِ َ‫َصيبٌ ِم َّما ت ََركَ ْال َوا ِلد‬
َ ِ‫ان َو ْاْل َ ْق َربُونَ َو ِللن‬ ِ ‫ِل ِلر َجا ِل ن‬
‫َصيبًا َم ْف ُروضًا‬ ِ ‫ن‬
“Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan
bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya,
baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.” (An-Nisaa’: 7)
11) Wasiat yang lalim (tidak adil) hukumnya batil lagi tertolak, karena adanya sabda
RasulullahShallallahu’alaihi wa Sallam:

‫من احدث في امرنا هذا ما ليس منه فهو رد‬


“Barang siapa yang mengada-adakan perkara baru dalam (agama) kami ini yang
tidak ada asal darinya, maka ia tertolak.”
12) Ketika banyak terjadi kebid’ahan pada sebagian besar kaum muslimin di masa ini.
Begitu pula dalam permasalahan yang berkaitan dengan jenazah. Maka termasuk
kewajiban seorang muslim adalah untuk berwasiat agar disiapkan (urusan
kematiannya) dan agar dikuburkan berdasarkan Sunnah (tuntunan Nabi
Shallallahu’alaihi wa Sallam), sebagai pengamalan terhadap firman Allah Subhanahu
wa Ta’ala (At-Tahrim: 6)

Kewajiban Keluarga Terhadap Orang Sakit


Menjenguk Orang Sakit dan Hukumnya
Orang sakit adalah orang yang lemah, yang memerlukan perlindungan dan
sandaran. Perlindungan (pemeliharaan, penjagaan) atau sandaran itu tidak hanya berupa
materiil sebagaimana anggapan banyak orang, melainkan dalam bentuk materiil dan spiritual
sekaligus.
Karena itulah menjenguk orang sakit termasuk dalam bab tersebut. Menjenguk si
sakit ini memberi perasaan kepadanya bahwa orang di sekitarnya (yang menjenguknya)
menaruhperhatian kepadanya, cinta kepadanya, menaruh keinginan kepadanya, dan
mengharapkan agar dia segera sembuh. Faktor-faktor spiritual ini akan memberikan
kekuatan dalam jiwanya untuk melawan serangan penyakit lahiriah. Oleh sebab itu,
menjenguk orang sakit, menanyakan keadaannya, dan mendoakannya merupakan bagian
dari pengobatan menurut orang-orang yang mengert. Maka pengobatan tidak seluruhnya

27
bersifat materiil (kebendaan). Karena itu, hadits-hadits Nabawi menganjurkan "menjenguk
orang sakit"
Dari abu musa r.a. berkata, bersabda Rasulullah saw.: jenguklah orang sakit, dan
berikanlah makanan kepada orang yang lapar, dan bebaskanlah tawanan. (HR Bukhari)
Hak orang islam terhadap orang islam lainnya ada enam:
1. Apabila engkau berjumpa dengannya berilah salam kepadanya
2. Apabila ia mengundangmu penuhilah undangnnya itu.
3. Apabila ia meminta nasehat kepadamu, nasehatilah dia.
4. Apabila ia bersin, lalu memuji allah, maka doakanlah ia olehmu
5. Apabila ia sakit, tengoklah ia, dan apabila ia meninggal dunia, maka iringkanlah dia.
(HR Muslim)

Menjenguk orang yang terbaring sakit.Sebagian ulama telah menetapkan menjenguk orang
sakit ini sebagai fardhu kifayah, seperti halnya memberi makan orang yang kelaparan dan
membebaskan tawanan. Jumhur ulama berpendapat bahwa menjenguk ini pada dasarnya
hukumnya sunnah. Namun pada perkembangannya ia menjadi wajib di beberapa kalangan
tertentu.
Perintah menjenguk orang sakit mengandung hikmah, dapat meringankan beban mental
keluarganya, sebagai ungkapan kasih sayang, mengingatkan manusia akan mati, memberikan
dorongan kejiwaan dan menghibur, dan lain-lain

28

Anda mungkin juga menyukai