FRAKTUR MONTEGGIA
Disusun oleh:
Zahra Aruma Puspita 1102016233
Zila Meifanza Hanifah 1102016235
Pembimbing:
dr. Ryan Indra, Sp.Rad
II. EPIDEMIOLOGI
Fraktur monteggia merupakan penyebab 1% - 2% dari semua
fraktur lengan bawah. Fraktur lengan bawah jauh lebih sering
terjadi daripada fraktur lengan tengah. Kejadian fraktur lengan
bawah yaitu 1 hingga 10 dari 10.000 orang per tahun. Factor risiko
paling signifikan yaitu olahraga (sepak bola dan gulat),
osteoporosis, dan pasca menopause. Faktor-faktor risiko ini juga
didukung dengan tingginya kejadian pada pria muda (10:10.000)
dan perempuan lansia (5:10.000) (Johnson P dan Silberman,
2019).
B. FISIOLOGI
Tulang pada siku terdiri dari tulang pada lengan bawah (radius
dan ulna) dan tulang lengan atas (humerus). Berdasarkan anatomi
otot-otot yang terkait dalam proses fleksi dan ekstensi adalah otot
bisep, trisep, brachioradialis, brachialis, dan anconeus. Selama
gerakan, brachioradialis dan anconeus memainkan peran
koordinasi, sedangkan bisep dan trisep adalah otot utama yang
bertanggung jawab untuk fleksi dan ekstensi sendi siku. (Zhang,
2019)
IV. PATOFISIOLOGI
Lengan terdiri dari tulang radius dan ulna. Caput os. radial
berartikulasio dengan capitellum humerus (sendi radiocapitelar)
yang akan bergerak memutar dalam ligamentum annular selama
pronasi dan supinasi. Pada bagian distal, os. Radius terhubung
dengan os. Schapoideum dan os. Lunatum. Caput os. Ulnaris akan
melengkapi kompleks fibrokartilago triangular (TFCC) pada
pergelangan tangan (Foran, 2017). Pada proksimal, os. Ulna
terdapat olecranon dan processus coronoideus. Dalam melakukan
stabilisasi jari-jari dan os. Ulna terdiri dari tiga struktur ligament
yaitu, membran interosseous, ligamentum annulare, dan TFCC.
Membran interossesous bertanggung jawab untuk
mendistribusikan gaya beban aksial ke lengan 60% ke sendi
radiocapitellar dan 40% ke sendi ulnohumeral. Sendi
radiocapitellar berfungsi untuk menstabilkan lengan proksimal
sementara TFCC mendukung lengan bawah (Johnson P dan
Silberman, 2019).
Berdasarkan klasifikasi Babo fraktur monteggia di bagi
menjadi 4 tipe yaitu :
1. Tipe I
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium dapat diperoleh sesuai
dengan riwayat medis pasien untuk membantu saat anastesi
dan manajemen perioperatif (Floriano P, 2018).
Fraktur Olecranon
Dislokasi siku
Gambar 12. Diagnosis banding fraktur monteggia.
VII. PENATALAKSANAAN
Semua fraktur monteggia dianggap tidak stabil dan
membutuhkan interfensi. Konsultasi pada bagian ortopedi sangat
penting untuk fraktur terbuka dengan gangguan pembuluh darah
dan pada kejadian dengan defisit neurologis tanpa gangguan
vaskular.
Tatalaksana awal pada curiga kasus fraktur adalah istirahat, es,
imobilisasi dan elevasi. Dalam banyak kasus, reduksi tertutup
harus dilakukan kecuali saat keadaan dimana ligamentum
annulare terperangkap di dalam sendi. Pasien dengan fraktur
monteggia harus distabilisasikan dengan Teknik balut sugar-tong
dan segera rujuk ke spesialis ortopedi (Johnson P dan Silberman,
2019).
Pediatrik
Anak-anak biasanya memiliki hasil yang lebih baik daripada
orang dewasa. Hal ini diduga oleh beberapa faktor, termasuk
kemampuan remodelling deformitas, waktu penyembuhan lebih
pendek, dan kejadian secara keseluruhan fraktur monteggia pada
anak-anak (Johnson P dan Silberman, 2019).
VIII. PROGNOSIS
Pasien dengan fraktur monteggia sering datang dalam keadaan
darurat, diagnosis fraktur ini tidak sederhana dan sering terjadi
kesalahan pada saat diagnosis sehingga fraktur ini angka
morbiditasnya juga tinggi. Dokter di unit gawat darurat harus
secepatnya merujuk ke ahli bedah ortopedi. Fraktur monteggia
sangat tidak stabil dan membutuhkan penanganan secepatnya,
konsultasi secepatnya dengan ortopedi apabila terjadi fraktur
terbuka dan ganggua vaskular (Stragier, 2018).
Pada tahun 1991, Anderson dan Meyer menggunakan kriteria
berikut untuk mengevaluasi fraktur lengan bawah dan
prognosisnya :
- Luar biasa – union dengan kehilangan kurang dari 10°
pada siku dan pergelangan tangan fleksi/ekstensi dan
kurang dari 25% rotasi pergelangan tangan.
- Memuaskan – union dengan kehilangan kurang dari
20° pada siku dan pergelangan tangan fleksi/ekstensu
dan kurang dari 50% rotasi pergelangan tangan.
- Tidak memuaskan – union dengan kehilangan lebih
dari 30° pada siku dan pergelangan tangan
fleksi/ekstensi dan kehilangan lebih dari 50% rotasi
lengan bawah.
- Gagal – malunion, nonunion, atau osteomyelitis
kronik.
Nyeri, disfungsi saraf, dan deformitas adalah faktor yang
harus dipertimbangkan saat evaluasi hasil tatalaksana pada
fraktur-dislokasi monteggia. Lesi tipe II dihubungkan dengan
dislokasi ulnohumeral yang tercatat memiliki menyebabkan
kecacatan lebih besar dibandingkan tanpa dislokasi
ulnohumeral (Stragier, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
Foran I, Upasani VV, Wallace CD, Britt E, Bastrom TP, Bomar JD, Pennock
AT. Acute Pediatric Monteggia Fractures: A Conservative Approach to
Stabilization. J Pediatr Orthop. 2017. 37(6):335-341.
He Peng Jin, Hao Yun, Shao Fan Jing. 2019. Comparison of treatment
methods for pediatric for pediatric Monteggia fracture. Medicine (Baltimore).
2019 Jan; 98(2):e13942.