Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara


global. Data WHO menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di
dunia pada tahun 2008, sebanayak 36 juta atau hampir dua pertiganya
disebabkan oleh penyakit tidak menular. (Kemenkes RI tahun 2009-2010).
Penyakit tidak menular (PTM) juga adalah penyebab kematian terbanyak di
Indonesia. Morbiditas dan mortalitas PTM makin meningkat.. Ini di buktikan
oleh data dari kemenkes bahwa proporsi angka kematian akibat PTM
meningkat dari 41,7 % pada tahun 1995 menjadi 49,9% pada tahun 2001 dan
59, 5 % pada tahun 2007. (Kemenkes, 2011). Peningkatan kejadian PTM
berhubungan dengan peningkatan faktor resiko akibat perubahan gaya hidup
seiring dengan perkembangan dunia yang makin modern, pertumbuhan
populasi, dan peningkatan usia harapan hidup.

Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi makanan yang tidak benar akan
menimbulkan penyakit dan masalah kesehatan salah satunya adalah gangguan
pada lambung seperti gastritis. Hasil penelitian (Sukandar, 2016) menunjukkan
bahwa ada hubungan pola konsumsi dan tingkat stress dengan kejadian gastritis.
Berdasarkan penelitiannya mengenai hubungan antara stress dengan kejadian
gastritis di Puskesmas Pakuan Baru Jambi 2016 didapatkan hasil adanya
hubungan antara stres dengan kejadian gastritis dengan prevalensi rasio 9.416
dan anatara pola konsumsi dengan kejadian gastritis dengan prevalensi 38.5.
Penelitan yang sama juga oleh (Prasetyo, 2015) menunjukkan bahwa ada
hubungan antara stress dengan kejadian gastritis dimana semakin tinggi tingkat
stress maka semakin rentan terkena gastritis.
Kata “stres” sudah tidak asing lagi didengar dikalangan masyarakat di
seluruh dunia. Stres adalah fakta dalam kehidupan. Istilah stres sendiri
sesungguhnya berasal dari istilah latin yaitu berasal dari kata “stringere” yang
berarti ketegangan dan tekanan (Yosep, 2011).

Siapapun dapat mengalami stres, bukan hanya orang dewasa, tapi


remaja juga bisa mengalami stres. Stanley Hall mengemukakan bahwa masa
remaja merupakan masa penuh gejolak emosi dan ketidakseimbangan, yang
tercakup da lam “storm and stress”. Stres pada remaja disebabkan karena
munculnya: 1) kekecewaan dan penderitaan; 2) meningkatnya konflik,
pertentangan- pertentangan dan krisis penyesuaian; 3) impian dan khayalan; 4)
pacaran dan percintaan; 5) keterasingan dari kehidupan dewasa dan norma
kebudayaan (Gunarsa & Yulia, 2008). Stres memiliki efek negatif melalui
mekanisme neuroendokrin terhadap saluran pencernaan sehingga beresiko
untuk mengalami gastritis (Prio, 2009).

Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan


yang paling sering terjadi. Gastritis lambung merupakan gangguan umum
diskontinuitas dari mukosa lambung, yang disebabkan oleh berbagai faktor
seperti alkohol, stres, obat antiinflamasi, dan lain-lain. Penderita gastritis
umumnya mengalami gangguan pada saluran pencernaan atas, berupa nafsu
makan menurun, perut kembung dan perasaan penuh di perut, mual, muntah,
dan bersendawa (Boyers, 2010).

Penelitian mengenai ketepatan waktu makan, asupan kafein, protein dan


tingkat stres terhadap kejadian gastritis pada mahasiswa S1 FKM Universitas
Hasanudin yang dilakukan oleh Wahyuni (2012) dengan total sampel 260 orang
ditemukan bahwa ada hubungan antara tingkat stres dengan kejadiaan gastritis
pada mahasiswa. Dimana responden dengan tingkat stres tinggi beresiko untuk
terkena gastritis daripada responden dengan tingkat stres rendah (Wahyuni,
2012).

Studi pendahuluan yang dilakukan di SMA Negeri 2 Majene didapatkan


data bahwa terdapat beberapa siswa yang masuk ke Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) dengan keluhan sakit pada perut bagian atas. Ketika diwawancara
tentang aktivitas mereka didapati bahwa beberapa dari siswa/i tersebut sering
mengabaikan atau melupakan waktu makan mereka. Hasil wawancara dari 15
orang terdapat 8 orang yang mengalami gastritis. Ini disebabkan karena
kesibukan mereka dalam megikuti kegiatan sekolah seperti ekstra kuriikuler,
belajar, mengerjakan PR, dan aktivitas diluar sekolah lainnya. Khususnya di
jurusan IPA ada beberapa pelajaran yang membuat siswa/i berpikir keras seperti
fisika, kimia, matematika, dan lain sebagainnya. Hal inilah yang membuat
siswa/i ini merasa lelah dan tidak bisa mengatur waktu makannya dengan baik
sehingga mengalami gangguan pencernaan seperti gastritis.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk


mengadakan penelitian tentang “Hubungan Stres Dengan Kejadian Gastritis
Pada Remaja Kelas XI IPA di SMA Negeri 2 Majene Tahun 2018”.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini


adalah sebagai berikut :

Apakah ada Hubungan Antara Stres Dengan Kekambuhan Gastritis Pada


Remaja Kelas XI IPA Di SMA Negeri 2 Majene Tahun 2018”.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Antara Stres Dengan Kekambuhan Gastritis
Pada Remaja Kelas XI IPA Di SMA Negeri 2 Majene Tahun 2018”.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripskan tingkat stres yang dialami pada remaja Kelas XI IPA
Di SMA Negeri 2 Majene
b. Mendeskripskan kekambuhan gastritis yang terjadi pada remaja Kelas
XI IPA Di SMA Negeri 2 Majene
c. Menganalisis hubungan antara stres dengan kekambuhan gastritis pada
remaja Kelas Xi Ipa Di Sma Negeri 2 Majene

D. Manfaat
1. Manfaat Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Dinas
Kesehatan dan sebagai bahan pertimbangan dalam usaha pencegahan
gastritis.
2. Manfaat Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mejadi sumber informasi dan
bahan bacaan bagi praktisi kesehatan dan para peneliti
3. Manfaat Bagi Peneliti
Proses penelitian ini merupakan pengalaman yang sangat
berharga, untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam
melaksanakan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Marendeng
Majene.
4. Manfaat Bagi Tempat Kerja
Memeberikan gambara tentang hubungan anatara stress dengan
kekambuhan gastritis sehingga dapat dipergunakan sebagai dasar
penentuan pemilihan pengobatan dan penyuluhan yang terkait dengan
peningkatan kualitas pelayanan dan tingkat pencegahan oleh tenaga
kesehatan dan tenaga pendidik yang ada di SMA Negeri 2 Majene.

Anda mungkin juga menyukai