Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

DISUSUN OLEH :

1. Alvian Sahari

2. Gabriella Deo G

3. Heny Fitriyani

4. Kathleen Hutajulu

5. Lilis Dermawan

6. Sonya Karenina
KATA PENGATAR

Puji syukur kami ucapkan kepada tuhan yang Maha Kuasa atas berkat dan kemurahannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “KONSEP KEPERAWATAN
KELUARGA” sebagai tugas dari mata kuliah keperawatan keluaraga.

Kami mengucapa syukur juga kepada teman yang sudah membantu kami dalam membuat
makalah ini sehingga makalah ini dapat kami selesaikan. Sekiranya makalah ini dapat
bermanfaat untuk teman teman sekalian yang membaca makalah ini.

Kami tau bahwa maklah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga kami berharap kepada
teman-teman yang membaca maklah ini dapat memberikan kritik dan saran yang
membanggun sehingga kedepannya kita dapat membuat makalh yang lebih baik dari ini
sekian dan terima kasih.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ada banyak faktor yang dapat menyebakkan suatu penyakit seperti hal nya malas beolah raga
makanan yang tidah sehat contohnya seafood atau makan siap saji tentu salah satu faktor penyebab
diaman di zaman yang moderen ini banayak masyarakat baik kaya miskin mulai merehmehkan
tentang kesehatan diman pengobatan sudah mulai banyak dan mulai canggi itu semua berpengaruh
dari kehidupan sehari-hari daman dalam pebentukan pribadi paling penting di lingkungan keluarga.
Oleh karena itiu masyarakat harus mengenal yang namanya kesehatan keluarga dimana dalam
makalah ini kami akan membahas tenrtang pentingnya keperawatan keluarga. Tujuan dari
keperawatan keluarga adalah meningkatkan kesehatan keluarga secara menyeluruh kepada seluruh
anggota keluarga. Sala satu aspek yang paling penting dari keperawatan adalah keluarga. Keluarga
adalah suatu init terkecil di masyarakat dan sebagai penerima asuhan kleperawatan. Keluarga
menetukan pola asuhan keperawatan bagi anggota keluarga yang sakit. Perawatan yang di terima
oleh pasien du ruama sakit akan sia-sia bilah tidak dilanjutkan dengan baik diruma oleh keluarga.
Dalam memeberikan asuhan keperawatan pada keluarga perawat juga harus mempehatikan budaya
yang ada pada masyarakat sehingga dalam asuhan keperawatan daapat maksimal.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Jelaskan pelayanan kesehatan primer?
1.2.2 Apa definisi keluarga?
1.2.3 Jelaskan tipe keluarga?
1.2.4 Bagaimana struktur keluarga?
1.2.5 Apa saja peran keluarga?
1.2.6 Jelaskan fungsi keluarga?
1.2.7 Jelaskan tugas perkembangan keluarga?
1.2.8 Jelaskan keluarga sebagai sasaran pelayanan kesehatan?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Khusus
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga
1.3.2 Tujuan Umum
a. Untuk mendeskripsikan pelayanan kesehatan primer
b. Untuk memahami definisi keluarga
c. Untuk memahami tipe keluarga
d. Untuk memahami struktur keluarga
e. Untuk memahami peran keluarga
f. Untuk memahami fungsi keluarga
g. untuk memahami tugas perkembangan keluarga
h. untuk memahami keluarga sebagai sasaran pelayanan kesehatan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pelayanan Kesehatan Primer


Upaya kesehatan primer dapat di bedakan menjadi dua, yaitu pelayanan kesehatan perorangan
primer dan masyarakat primer.
a. Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer
Pelayanan ini berfokus pada pengobatan, pemulihan tanpa membiarkan upaya
peningkatan dan pencegahan termasuk gaya hidup sehat. PKPP dapat di aplikasikan
dalam bentuk seperti pelayanan bergerak (ambulatory) atau menetap.
b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer
Pelayanan ini berfokus pada pelayanan peningkatan dan pencegahan tanpa membiarkan
pengobatan dan pemulihan yang mengarah kepada keluarga, kelompok masyarakat, dan
masyarakat itu sendiri. Pelaksanaan PKMP didukung dengan kegiatan surveilans,
pencatatan, dan pelaporan yang dilaksanakan oleh institusi kesehatan berwenang.

2.2 Definisi Keluarga

a. Duvall dan Logan ( 1986 ) :


Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
b. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) :
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu
dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya.
c. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) :
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.

2.3 Tipe Keluarga

Keluarga merupakan salah satu bagian pendukung di dunia keperawatan, karena itu supaya
perawat bisa memberikan asuhan keperawatan dengan tepat, perawat harus pahami tipe
keluarga sebagai berikut :
a. Tradisional
a. The Nuclear family (keluarga inti) : tipe keluarga ini terdiri dari suami, istri dan anak
b. The dyad family : tipe keluarga ini mempunyai suami dan istri dengan tanpa anak yang
hidup bersama dalam satu rumah.
c. Keluarga usila : tipe keluarga ini terdiri dari suami dan istri yang sudah berusia lanjut
dengan anak yang sudah pisah dari mereka.
d. The childless family : tipe keluarga ini terlambat memiliki anak karena telat menikah dan
terlalu berfokus pada karier/pendidikan di pihak wanitanya.
e. The extended family : tipe keluarga ini tersusun dari tiga generasi yang hidup dalam satu
rumah, seperti nuclear family dengan disertai tambahan anggota keluarga lain seperti
paman, tante, kakek-nenek,atau keponakan
f. The single parent family : tipe keluarga ini terdiri dari salah satu orang tua (ayah atau ibu)
dengan anak, hal itu terjadi karena adanya proses perceraian, kematian, atau ditinggalkan.
g. Commuter family : tipe keluarga ini orang tuanya bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah
satu kota tersebut di jadikan tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota bisa
berkumpul pada anggota keluarga pada saat libur panjang
h. Multigenerational family : tipe keluarga ini memiliki beberapa generasi atau kelompok
umur yang tinggal dalam satu rumah.
i. Kin-network family : tipe keluarga ini tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama (contoh: dapur, kamar
mandi, televisi, telepon,dll)
j. Blended family : tipe ini beranggotakan duda atau janda di karenakan bercerai atau wafat,
lalu menikah kembali dan membesarkan anak dari hasil perkawinan sebelumnya.
k. The single adult living alone/single adult family : tipe keluarga ini hanya beranggotakan
orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau
ditinggal mati)

b. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother : tipe keluarga ini terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
b. The stepparent family : tipe keluarga yang memiliki orang tua tiri.
c. Commune family : tipe keluarga ini tersusun dengan pasangan keluarga dengan anak
mereka yang tidak ada hubungan saudara yang hidup dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok/membesarkan anak bersama.
d. The nonmarital heterosexsual cohabiting family : tipe keluarga ini yang hidup dengan
berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
e. Gay and lesbian families : tipe ini memiliki seseorang yang mempunyai persamaan sex
hidup bersama sebagaimana ”marital pathners”
f. Cohabitating couple : tipe keluarga ini dengan orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan pernikahan karena beberapa alasan.
g. Group-marriage family : tipe keluarga ini hidup dengan beberapa orang dewasa yang
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu
dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk seksual dan membesarkan anak.
h. Group network family : tipe keluarga ini hidup dengan dibatasi oleh aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan, dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
i. Foster family : tipe keluarga ini menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
di dalam waktu sementara dan saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan
untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
j. Homeless family : tipe keluarga ini terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi atau
problem kesehatan mental.
k. Gang : tipe keluarga ini dibentuk dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional
dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal
dalam kehidupannya.

2.4 Struktur Keluarga


Struktur keluarga di bedakan menjadi 4 bagian, yaitu :

1. Berdasarkan garis keturunan


a. Patrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak,saudara sedarah, dalam
berbagai generasi dimana hubungan itu menurut garis keturunan ayah.
b. Matriliniar adalah keluarga sedarah yang terdiri dari anak, saudara dalam berbagai
generasi dimana hubungan itu menurut garis keturunan ibu.
2. Berdasarkan jenis perkawinan
a. Monogami adalah keluarga dimana terdapat sepasang suami dan istri.
b. Poligami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dan lebih dari satu istri
3. Berdasarkan pemukiman
a. Patrilokal adalah pasangan suami istri yang tinggal bersama dan dekat keluarga sedarah
suami
b. Matrilokal adalah pasangan suami istri yang tinggal bersama dan dekat dengan sedarah
istri.
c. Neolokal adalah pasangan suami istri yang tinggal jauh dari keluarga suami maupun istri.
4. Berdasarkan kekuasaan
a. Keluarga kabapaan adalah keluarga di mana suami menjadi peranan paling penting
b. Keluarga keibuan adalah keluarga di mana istri menjadi peranan paling penting
c. Keluarga setara adalah pasangan suami istri yang kurang seimbang.
2.5 Peran Keluarga

Peranan individu dalam keluarga didasari oleh pola harapan dan sistem dari keluarga, kelompok
dan masyarakat. Berbagai peranan di dalam keluarga yaitu :
1. Peranan Ayah :
Seorang ayah sebagai peran utama dalam pencari nafkah, pendidik, pelindung dan
pemberi rasa aman, selain itu menjadi kepala keluarga dan sebagai anggota dari
kelompok sosialnya sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan Ibu :
Seorang ibu menjadi peran untuk mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3. Peranan Anak :
Anak-anak menjadi peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik,
mental, sosial, dan spiritual.

2.6 Fungsi Keluarga

1. Fungsi Pendidikan
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan masa depan anak bila kelak dewasa.
2. Fungsi Sosialisasi Anak
Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan
anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3. Fungsi Perlindungan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4. Fungsi Perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan
suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama
anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi Religius
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota
keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.
6. Fungsi Ekonomis
Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam
memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari
penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif
Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi
yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga
sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang
pengalaman masing-masing, dsb.
8. Fungsi Biologis
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai
generasi penerus.
Memberikan kasih sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara keluarga, serta membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

2.7 Tugas Perkembangan Keluarga

Menurut Rodgers Cit Friedman (1998), meskipun setiap keluarga melalui tahapan
perkembangan secara unik, tetapi secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama.
Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller (Friedman, 1998) yaitu:

1. Pasangan Baru
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki (suami) dan perempuan (istri)
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga masing-
masing. Meninggalkan keluarga bisa berarti psikologis karena kenyataannya banyak keluarga
baru yang masih tinggal dengan orang tuanya.
Dua orang yang membentuk keluarga baru membutuhkan penyesuaian peran dan fungsi.
Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan sendiri dan
pasangannya misalnya makan, tidur, bangun pagi dan sebagainya. Adapun tugas
perkembangan, yaitu :
1. Membina hubungan intim dan memuaskan.
2. membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
3. mendiskusikan rencana memiliki anak.

2. Keluarga “child bearing” kelahiran anak pertama


Dimulai sejak hamil sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak berumur 30
bulan atau 2,5 tahun. Tugas perkembangan keluarga yang penting pada tahap ini adalah:
1. Persiapan menjadi orang tua.
2. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan seksual dan
kegiatan.
3. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang tuan
berinteraksi dan merawat bayi. Perawat perlu menfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang
positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.
3. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5
tahun. Tugas perkembangan :
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman.
2. Membantu anak untuk bersosialisasi.
3. Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga harus
terpenuhi.
4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan
masyarakat.
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
6. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

4. Keluarga dengan anak sekolah


Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir padasaat anak
berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlahmaksimal sehingga
keluarga sangat sibuk.Selain aktivitas di sekolah, masing-masinganak memiliki minat
sendiri.Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas yangberbeda dengan anak.Tugas
perkembangan keluarga :
1. Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada anak untuk
bersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.

5. Keluarga dengan anak remaja


Dimulai saat anak berumur 13 tahun dan berakhir 6 sampai 7 tahun kemudian.Tujuannya
untuk memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan
diri menjadi orang dewasa.Tugas perkembangan :
1. Memberikan kebebasan yang seimbnag dengan tanggung jawab.
2. Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
3. Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua. Hindari
perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
4. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya danmembimbing
anak untuk bertanggung jawab.Seringkali muncul konflik orang tuadan remaja.

6. Keluarga dengan anak dewasa


Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir
meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah anak dan adaatau tidaknya
anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua.Tugas perkembangan
dalam tahap ini adalah :
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua memasuki masa tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

7. Keluarga usia pertengahan


Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhirsaat pensiun
atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa pasangan fase inidianggap sulit karena
masa usia lanjut, perpisahan dengan anak dan perasaan gagal sebagai orang tua.Tugas
perkembangan :
1. Mempertahankan kesehatan.
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak.
3. Meningkatkan keakraban pasangan.
Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga rutin,
menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.

8. Keluarga usia lanjut


Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal dan keduanya meninggal.
Tugas perkembangan :
1. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan.
3. Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5. Melakukan life review.
6. Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama keluarga pada tahap
ini.

2.8 Keluarga Sebagai Sasaran Pelayanan Kesehatan

Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam
memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, agar keluarga tersebut dapat
meningkatkan produktifitasnya, bila produktifitas keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan
keluarga akan meningkat pula.
Tujuan umum :
1. Untuk meningktakan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka
sehigga dapat meningkatkan status kesehatan keluarga.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan kemampuan keluarga dlam mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi oleh keluarga.
2. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan
dasar dalam keluarga.
3. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam
mengatasi masalah kesehatan keluarga.
4. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
anggota keluarga yang sakit dan dalam megatasi masalah kesehatan anggota keluarga.
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Keperawatan keluarga ada lebih dari satu pengertian menurut para ahli kesimpulan yang
kelompok dapatkan dari meteri ini, keluarga adalah suatu bagian kecil dari suatu kelompok
masyarakat yang memiliki seorang kepala keluarga dan juga mempunyai anggota keluarga baik
terikat dengan perkawinan maupun adopsi, dalam keluarga juga dapat saling membutuhkan atau
ketergantungan dimana dapat saling membantu baik secara bio,psiko,sosio,dan spritual. Keluarga
juga adalah tempat membangun pribadi atau budaya yang berfungsi untuk hubungan sosisl individu
itu sendiri.

Keluarga juga mempunyai peranan masing masing sesuai bidang dang kemampuan keluarga
itu sendiri sebagai contoh seorng ayah harus menjadi selayaknya seorang ayah bagi anak anaknya
dan menjadi kepala keluarga yang bisa mengabil keputusan dalam keadaan sesulit apapun begitu
sebaliknya seorang anak dan istri melakukan tugas dan tanggung jawab masing-masing sesua
dengan kapasitas sehingga keluarga tersebut bisa berkembang dengan baik.

2. Saran

Upaya meningkatkan kemampuan keluarga dalam peningkatan kesehatan keluarga


membutuhkan beberapa pihak yang peduli terhadap kesehatan keluarga sehingga keluaga dapat
bertumbuh dengan baik seperti sosialisasi edukasi dan pembinaan terhadap keluarga, sehingga
keluarga dapat bertumbuh dan dan dapat menjalankan peranan masing masing keluarga baik secara
bio psiko sosio dan spritual.
Daftar Pustaka
Mubarak, Wahid Iqbal. 2009. Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta : Salemba Medika.

Andarmoyo, S. 2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori, Proses dan Praktik Keperawatan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Effendy, F.2009.Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktek dalam Keperawatan.


Jakarta : Salemba Medika

Friedman,M.M.2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga Riset, Teori Dan Praktek. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai