Anda di halaman 1dari 7

1.

Spesifikasi Engine
Diperoleh dari produk Hyundai iLoad
Nama : Hyundai iLoad Single Cycle
Transmisi : Otomatis 5 speed
Tipe Bahan Bakar : Diesel
Isi Silinder : 2.5liter (2500cc)
Jumlah Silinder : 4 in-line
Jumlah Katup : DOHC, 4 katup per silinder
Diameter (B) x Langkah (S) : 91mm x 96mm
Daya Maksimum : 125kW pada 3800RPM
Torsi Maksimum : 441Nm pada 2000RPM - 2500RPM
Rasio Kompresi : 16,4 : 1

Analisa termodinamika Mesin

Gambar 4.1 Siklus udara tekanan konstan


Untuk menganalisa perhitungan termodinamika ditetapkan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
- Tekanan udara luar p0 = p1 = 14,7 psia
- Temperatur udara luar T1 = 280C = 540,27oR
- Panas spesifik konstan,
cp
k = 1,4 (Wiliam C. Reynold)
cv
- Panas jenis pada tekanan konstan Cp = 0,24 Btu/lbm
- Panas jenis pada volume konstan Cv = 0,171 Btu/lbm
- R (Konstanta gas untuk udara) = 53,34 lb ft/ 0R

Analisa tingkat keadaan siklus :


Proses 0-1 : langkah hisap
Pada proses ini, tekanan konstan, katup buang tertutup katup masuk
terbuka. Udara dianggap sebagai gas ideal. Udara dihisap masuk ke
silinder dengan kondisi sebagai berikut :
p1 = 14,7 psia
T1 = 28oC = 540,27oR
R = 53,34 lb ft/mol 0R

V1 = Vd + Vc

a. Volume langkah (Vd)


Merupakan volume dari langkah piston dari titik mati bawah
(TMB) ketitik mati atas (TMA). Kapasitas 4 silinder adalah 2500
cc, maka volume langkah untuk satu silinder :
2500
Vd 
4

Vd = 625 CC

b.
Volume sisa (Vc) :

Volume sisa adalah volume minimum silinder pada saat torak

berada dititik mati atas (TMA). Dengan rasio kompresi sebesar

16,4:1 dan volume langkah sebesar 625 CC maka besarnya

volume sisa dari pers.(2.1) :

Vd
vc 
r 1

625cc
vc   40,58cc
16,4  1

c.
Volume pada titik 1 :
Volume pada titik 1 merupakan hasil penjumlahan volume

langkah (Vd) dengan volume sisa (Vc) :

V1 = Vd + Vc

= (625 + 40,58)cc
3
= 665,58cc = 40,61 in

d.
Massa bahan bakar dan udara :
2
Dengan tekanan 1 atm atau 14,7 lb/in dan volume silinder
3 o
665,58cc atau 40,61 in pada temperatur 540,27 R, massa bahan

bakar dan udara yang masuk ke ruang bakar adalah :

14,7lb/in 2 . 40,61in 3

53,34 lb.ft/ 0 R .540,27 0 R

= 0,0207 lb = 0.00939 kg

e.
Massa udara pembakaran (ma) dan massa bahan bakar (mf)

Sejumlah udara dihisap masuk kedalam silinder dengan

perbandingan 16,4:1 terhadap bahan bakar pada tekanan konstan.

Udara mengisi ruangan silinder yang bertambah besar seiring

bergeraknya torak dari titik mati atas (TMA) ketitik mati bawah

(TMB). Untuk 1 kg bahan bakar diperlukan 14,7 kg udara dengan

massa campuran (mm) sebesar 0,00939kg, maka besarnya massa udara

dan massa bahan bakar adalah :


 14,7 
ma    x0,000135kg  0,0001264kg
 15,7 

 1 
mf    x 0,000135kg  0,000008598kg
 15,7 

Proses 1-2 : Langkah kompresi isentropik, semua katup tertutup. Piston bergerak
dari mati bawah (TMB) ketitik titik mati atas (TMA).
a. Tekanan pada titik 2 :
Udara yang berada didalam silinder ditekan dan dimampatkan
oleh piston yang bergerak ketitik mati atas (TMA). Akibatnya,
tekanan dalam silinder naik menjadi P2 :
k
V 
P2  P1 .  1 
 V2 

P2  P1 (r ) k

2 1,4 2
= 14,7 lb/in x (18) = 840,812 lb/in

b. Temperatur pada titik 2 :

Campuran bahan bakar dan udara yang dimampatkan oleh torak

yang bergerak ketitik mati atas (TMA) juga mengakibatkan suhu

dalam silinder naik menjadi T2 .


k 1
T1  V2 
 
T2  V1 

k 1
T1 1
 
T2  r 

T2  T1 (r ) k 1

0
 540 0 R.(18)1, 4 1 = 1715,943 R
c. Volume pada titik 2 :

V2 = Vc

= 36,8 CC

Proses 2-3 : Pemasukan kalor pada tekanan konstan

a. Temperatur pada titik 3 :


T3  V3 
 
T2  V2 
T3
 
T2
T3  T2 .(  )
0
 1715,943 0 R.( 2,7) = 4633,045 R

b. Tekanan pada titik 3 :

Dari diagram P–v siklus diesel ideal dapat dilihat bahwa p3 sama

dengan p2.
2
p3 = p2 = 840,812 lb/in

c.
Volume pada titik 3 :

Seiring dengan bertambahnya temperatur selama siklus tertutup

tekanan konstan, maka bertambah pula volume didalam silinder.

T 
v 3  v 2  3 
 T2 

 4633,045 0 R 
 36,8CC . 0
 = 292,56 CC
 1715,943 R 

d. Kalor masuk :
Qin = mm.Cp(T3-T2)
0 0
= 0,0002969 lb.0,17Btu/lbm. R(4633,045–1715,943) R
= 0,851 Btu

Proses 3-4 : Langkah ekspansi isentropik

a.
Volume pada titik 4 :

Dari diagram P-v siklus ideal diesel V4 sama dengan V1 .

V4 = V1 = 665,58cc

b.
Temperatur pada titik 4 :

Setelah torak mencapai titik mati bawah (TMB) sejumlah kalor

dikeluar kan dari dalam silinder sehingga temperatur fluida kerja

akan turun menjadi T4.


k
V 
T4 = T3  3 
 V4 

1, 4
 292,56CC 
= 4633,0450R.  
0
 662CC  = 1476,95 R

c.
Tekanan pada titik 4 :

Begitu juga dengan tekanan didalam silinder, mengalami

penurunan menjadi P4.


k
V 
P4  P3  3 
 V4 
1, 4
 292,56CC 
= 840,812 psi.  
 662CC  = 268 psi
Proses 4 – 1: Proses pembuangan kalor pada tekanan konstan

a. Kalor yang dibuang :

Pada saat torak mencapai titik mati bawah (TMB) kalor dibuang

sebesar Q4-1 .

Qout = mm.CV(T1-T4)
0 0
= 0,0002969kg.0,24Btu/lbm. R(540–1715,943) R
= - 0,385 Btu

Kerja satu siklus :

Kerja yang dihasilkan dari satu siklus termodinamika adalah

sebagai berikut :

Wnett = Qin + Qout

= (0,851 Btu) + (-0,385 Btu)

= 0,466 Btu

= 0,466 x 107,6 kg.m = 50,14 kg.m

Anda mungkin juga menyukai