Di Amerika Utara dan Eropa, pubertas terlihat saat dimulainya perkembangan payudara pasa usia antara 8 dan 10 tahun. Ciri-ciri sekunder lain akan terlihat 2,5 tahun kemudian. Pubertas mencapai puncak saat terjadi menstruasi. Perubahan fisik pada pubertas anak perempuan dibagi menjadi 5 tahap menurut sistem yang dikembangkan oleh Marshall dan Tanner. Yang memeriksa sekelompok anak perempuan Inggris saat mengalami pematangan seksual. Mereka kemudian mengelompokan perubahan relative dan absolut dari ciri-ciri seksual anak-anak tersebut. Walau pun mereka tidak menempatkan penemuan mereka ini untuk dapat digunakan secara universal, namun sistem tersebut telah digunakan secara luas dalam menggambarkan waktu dan progresivitas perbuahan. 1. Adrenarke Istilah ini menggambarkan peran kelenjar adrenal pada pubertas baik pada anak laki-kali maupun perempuan. Pada adrenal terdapat peningkatan sintesis dan sekresi androgen lemah oleh adrenal, yaitu: androsrenedion, dehidroepiandrosteron (DHEA), dan dehidroepiandrosteron sulfat (DHES-S). Adrenarke terjadi pada usia 6-8 tahun pada anak perempuan. Sekresi androgen lemah oleh adrenal terjadi lebih awal 2 tahun sebelum masa pubertas. DHEA dan DHES bertanggung jawat terhadap awal pertumbuhan rambut pubis dan aksila dan juga pertumbuhan dan sekresi kelenjar sebasea. Rambut aksila dan pubis tumbuh secara bersamaan dengan dimulainya perkembangan payudara dan menandai masa pubertas pada anak perempuan. Pemicu yang pasti untuk terjadinya adrenarke belum diketahui. Adrenarke tidak tergantung pada pelepasan ACTH, pelepasan gonadotropin, dan fungsi ovarium. Adrenarke berbeda dengan peristiwa lain pada pubertas dan masing-masing dapat terjadi tampa keadaan lain yang menyertai. 2. Menarke Istilah ini digunakan untuk menggambarkan masa siklus menstruasi. Yang merupakan puncak dari rangkaian peristiwa yang kompleks yang meliputi pematangan aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium (H-H-O) untuk memproduksi ovum ataupun endometrium matang segingga dapat menunjang zigot jika terjadi pembuahan. Tiga tahap pematangan aksis H-H-) meliputi(i) pningkatan pelepasan FSH dan LH dari kelenjar hipofisis; (ii) pengenalan dan respons ovarium terhadap gonadotropin sehingga memungkinkan terjadinya produksi steroid ovarium (estrogen dan progesterone); (iii) terbentuknya pengaturan umpan balik positif pada kelenjad hipotalamus dan hipofisis oleh estrogen. Kombinasi dari peristiwa-peristiwa pematangan ini akan menyebabkan terjadinya ovulasi. Selama masa kanak-kanak, konsentrasi FSH dan LH dalam kelenjar hipofisis dan plasma pada ank laki-kali dan perempuan adalah rendah. Amplitudo dab frekuensi denyut pelepasan FSH dan LH juga rendah, yang menunjukkan bahwa generator denyut GnRH juga berlangsung lambat. Pola khas ini dikenal sebagai juvenile pause. Manifestasi endokrinologis pertama paa pubertas adalah peningkatan amplitude denyut FSH dan LH hampir menghilang pada akhir pubertas. Permulaan terjadinya pubertas tetap belum dipahami debfab sempurna. Namun, hampir semua setuju bahwa hal ini berkaitan dengan lepasnya generator denyut GnRH di hipotalamus dari inhibisi SSP. Banyak penelitian yang menunjukan bahwa usia menarke menurun sebanyak 2-3 bulan per dekade selama 150 tahun sebelum perang dunia II dan kemudia stabil selama 50 tahun kemudian. Penurunan usia menarke ini kembali terjadi pada penelitian akhir-akhir ini, akibat adanya pengaruh nutrisi yang optimal. Masa usia menarke sangat berhubungan dengan jumlah presentase lemak tubuh. Akhir-akhir ini telah diketahui bahwa terdapat dua tanda metabolik yang dapat bekerja secara sentral dan merupakan penyebab peristiwa- peristiwa dalam pubertas, yaitu IGF-I dan letin. Kadar IGF-I dalam serum meningkat selama masa kanak-kanak dan memuncak saat pubertas: peningkatan ini terjadi bersamaan dengan DHE-S, yang merupakan penanda adrenarke. Leptin, sebuah hormon yang merupakan tanda dari rasa kenyang, bekerja menghambat neuropeptide-Y (NPY). NPY merupakan mediator pada asupan makanan dan juga mengontrol aktivitas neuronal GnRH di hipotalamus. Kadar leptin sebelum pubertas. Peningkatan kadar leptin akan menghambat NPY. Hal ini selanjutnya, akan melepaskan GnRH dari keadaan inhibisi pada masa prapubertas. Kadar leptin akan terus meningkat selam pubertas pada wanita sehat, namun pada pria, kadarnya menurun dengan cepat setelah pubertas. Pematangan ovarium saat pubertas menyebabkan dimulainya produksi dengan estrogen oleh sel-sel granulosa yang mengelilingi ovum. Siklus dari sel granulosa menyebabkan perkembangan dan atresia saat pubertas. Ovum mulai matang di bawah pengaruh estrogen ovarium yang diprodeuksi oleh sel granulosa tersebut. Selain untuk pematangan obat, estrogen dari sel granulosa akan mengatur reproduksi gonadotropin oleh kelenjar hipofisis. Dengan aksis H-H-O yang telah mengalami pematangan sempurna, estrogen akan menyebabkan pematangan folikel ovarium yang dominan, yang selanjutnya menyebabkan ovulasi. Setelah ovum yang pertama berovulasi, folikel ovarium yang kolaps mengubah dirinya menjadi korpus luteum dan mulai memproduksi progesterone. Respon endrometrium tehadap estrogen adalah poliferasi dan terhadap progesterone adalah dengan berubah menjadi jaringan sekretorik yang mampu menunjang implantasi embrio. Pada tahun-tahun pertama setelah menarke, banyak terjadi siklus mentruasi yang anovulatoir. Ini menggambarkan kurang matangnya respons umpan balik positif hipotalamus terhadap estrogen ovarium. Pola perdarahan saat mentruaso seringkali terjadi lebih awal setelah menarke yang menggambarkan paparan estrogen yang terus-menerus pada ovarium dan peluruhan endometrium yang berproliferasi atau hiperplastik. Karena tidak terbentuknya korpus luteum pada keadaan anovulasi., endometrium tidak dapat memperlihatkan efek progesterone yang membuat menstruasi menjadi fenomena yang berhenti-sendiri (self- limited). Perdarahan anovulatoir ini tidak dapat terduga dan sangat parah. Setelah 5 tahun sejak masa menarke, 90% anak perempuan akan mengalami siklus mestruasi yang teratur dan ovulatoir.
Heffner, L. J. & Schust, D. J., 2005. At a Glance Sistem Reproduksi. 2 ed. Jakarta: Erlangga.