Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL KEGIATAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI SESI


1 DAN 2

Disusun Oleh :

1. ANNISA RIF’ATUL HASANAH


2. BADI’ ATUL MAHBUBAH
3. ROBIYANTO YAHYA
4. ROHMANA ROHIM ISLAM
5. SIRAJUDDIN

AKADEMI KEPERAWATAN RUSTIDA


KRIKILAN
2014

BAB 1

1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan

orang lain disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial

untuk melakukan interaksi sesama manusia. Kebutuhan sosial yang

dimaksud adalah rasa dimiliki oleh orang lain, pengakuan dari orang lain,

penghargaaan orang lain, serta pernyataan diri. Interaksi yang dilakukan

tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh individu sehingga mungkin terjadi suatu gangguan

terhadap kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain.

Untuk mengatasi gangguan interaksi pada klien jiwa, terapi

aktivitas kelompok sering diperlukan dalam praktek keperawatan

kesehatan jiwa karena merupakan keterampilan terapeutik. Terapi aktivitas

kelompok merupakan bagian dari terapi modalitas yang berupaya

meningkatkan psikotherapi dengan sejumlah klien dalam waktu yang

bersamaan.

Ada dua tujuan umum dari terapi aktivitas kelompok ini yaitu

tujuan terapeutik dan tujuan rehabilitatif.

 Tujuan terapeutik meliputi :


1) Menggunakan kegiatan untuk memfasilitasi interaksi.
2) Mendorong sosialisasi dengan lingkungan (hubungan dengan

luar diri klien).


3) Meningkatkan stimulus realitas dan respon individu.
4) Memotivasi dan mendorong fungsi kognitif dan afektif
5) Meningkatkan rasa dimiliki.

2
6) Meningkatkan rasa percaya diri.
7) Belajar cara baru dalam menyelesaikan masalah.
 Tujuan rehabilitatif meliputi :
1) Meningkatkan kemampuan untuk ekpresi diri.
2) Meningkatkan kemampuan empati.
3) Meningkatkan keterampilan sosial.
4) Meningkatkan pola penyelesaian masalah.

Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam penjaringan

klien yang akan diberikan aktivitas kelompok adalah :

1. Aspek emosi

Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai,

tidak diperhatikan, merasa disisihkan, merasa terpencil, klien

merasakan takut dan cemas, menyendiri, menghindar dari orang lain

2. Aspek intelektual

Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya

klien menjawab seperlunya, jawaban klien sesuai dengan pertanyaan

perawat.

3. Aspek sosial

Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat,

klien mengatakan bersedia mengikuti therapi aktivitas, klien mau

berinteraksi minimal dengan satu perawat lain ke satu klien lain

Terapi aktivitas kelompok sosialisasi dan stimulasi persepsi

merupakan sebagian dari terapi aktifitas kelompok yang bisa dilaksanakan

dalam praktek keperawatan jiwa. Terapi ini diharapkan dapat memacu

3
klien untuk melakukan hubungan interpersonal yang adekuat dan

mengidentifikasi secara benar stimulus persepsi eksternal.

B. TUJUAN:

1. Tujuan Umum:

Klien mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota

kelompok dan memotivasi proses pikir dan afektif

2. Tujuan Khusus:

a. Klien mampu menyebutkan identitas dirinya

b. Klien mampu menyebutkan identitas klien lain

c. Klien mampu berespon terhadap klien lain dengan mendengarkan

klien lain yang sedang berbicara

d. Klien mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan yang

diajukan

e. Klien mampu menterjemahkan perintah sesuai dengan permainan

f. Klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditetapkan

g. Klien mampu memilih topik yang dibicarakan

h. Klien mampu mengemukakan pendapat mengenai therapi

aktivitas kelompok yang dilakukan

C. Manfaat
a. Meningkatkan kemampuan interaksi antara klien-perawat
b. Sebagai evaluasi keberhasilan pemberian asuhan

keperawatan.

4
BAB 2

LANDASAN TEORI

A. Menarik Diri

1. Pengertian

Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi

dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain

5
(Rawlins,1993). Terjadinya perilaku menarik diri dipengaruhi oleh faktor

predisposisi dan stressor presipitasi. Faktor perkembangan dan sosial

budaya merupakan faktor predispoisi terjadinya perilaku menarik diri.

Kegagalan perkembangan dapat mengakibatkan individu tidak percaya

diri, tidak percaya orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa

terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak

mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan

menimbulkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain,

menghindar dari orang lain, lebih menyukai berdiam diri sendiri,

kegiatan sehari-hari hampir terabaikan.

2. Gejala Klinis

Adapun gejalanya menurut (Budi Anna Keliat, 1998) antara lain sebagai

berikut:

a. Apatis, ekspresi sedih, afek tumpul

b. Menghindar dari orang lain (menyendiri)

c. Komunikasi kurang/tidak ada. Klien tidak tampak

bercakap-cakap dengan klien lain/perawat

d. Tidak ada kontak mata, klien sering menunduk

e. Berdiam diri di kamar/klien kurang mobilitas

6
f. Menolak berhubungan dengan orang lain, klien

memutuskan percakapan atau pergi jika diajak bercakap-cakap

g. Tidak melakukan kegiatan sehari-hari

3. Penyebab dari Menarik Diri

Salah satu penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah. Harga

diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan

menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana

gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif

terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai

keinginan.

4. Akibat dari Menarik Diri

Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakita adanya terjadinya

resiko perubahan sensori persepsi (halusinasi). Halusinasi ini

merupakan salah satu orientasi realitas yang maladaptive, dimana

halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus

yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa

stimulus/ rangsangan eksternal.

5. Pohon Masalah

Resiko Perubahan Sensori-persepsi

7
Halusinasi

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

B. Terapi Aktivitas Kelompok


1. Pengertian

Menurut Direktorat kesehatan jiwa terapi kelompok adalah

psikoterapi yang dilakukan pada sekelompok klien bersama-sama dengan

jalan berdiskusi satu sama lain dipiampin oleh seorang terapis atau petugas

kesehatan jiwa yang terlatih.

2. Tujuan
a. Tujuan umum

o Meningkatkan kemampuan uji realitas

o Membentuk sosialisasi

o Meningkatkan fungsi psikiososial kesadaran tentang hubungan

antara reaksi emosional dengan perilaku defensive

o Membangkitkan motivasi bagi kemampuan fungsi kognitif dan

afektif

b. Tujuan khusus

o Meningkatkan identitas diri

o Menyalurkan emosi

o Keterampilan hubungan social

8
c. Tujuan rehabilitatif

o Meningkatkan kemampuan hidup mandiri

o Sosialisasi ditengah masyarakat

o Empati

o Meningkatkan pengetahuan problema hidup dan penyelesaian

3. Jenis-jenis TAK

Terapi aktivitas kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa yang

paling banyak ditemukan dikelompokkan sebagai berikut:

a) TAK sosialisasi(untuk klien dengan menarik diri yang sudah sampai pada

tahap mampu berintraksi dalam kelompok kecil dan sehat secara fisik).
b) TAK stimulus persepsi sensori (untuk klien yang yang mengalami

gangguan sensori).
c) TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah dapat mengontrol

halusinasinya, klien waham yang telah dapat berorientasi kepada realita

dan sehat secara fisik).


d) TAK stimulus persepsi: halusinasi (untuk klien dengan halusinasi).
e) TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan harga diri rendah).
f) TAK penyaluran energi (untuk klien perilaku kekerasan yang telah dapat

mengekspresikan marahnya konstruktif, klien menark diri yang telah

dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap)

C. Indikasi dan Kontra Indikasi

a. Indikasi

a. Klien dengan masalah menarik diri

b. Klien dengan kondisi fisik sehat.

b. Kontra indikas

9
a. Waham

b. Hal yang tidak terkontrol

c. Depresi berat

d. Sosio/psikopat

e. Sedang menjalani terapi lain

f. Tidak ada harapan sembuh

g. Pembosan

D. Terapi aktivitas kelompok sosialisasi


a. Pengertian
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi TAKS adalah upaya memfasilitasi

kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan social.


b. Tujuan TAKS
a. Tujuan Umum yaitu klien dapat meningkatkan hubungan social

dalam kelompok secara bertahap.


b. Tujuan khususnya yaitu :
 Klien mampu memperkenalkan diri
 Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
 Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
 Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topic

percakapan
 Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah

pribadi pada orang lain


 Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi

kelompok
 Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat

kegiatan TAKS yang telah dilakukan


c. Kriteria dan Indikasi

Aktivitas TAKS dilakukan 3 sesi yang melatih kemampuan

sosialisasi klien. Klien yang mempunyai indikasi TAKS adalah klien

dengan gangguan hubungan social sebagai berikut:

10
a. Klien menarik diri yang telah melakukan interaksi interpersonal
b. Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai

dengan stimulus.

BAB 3

PROSES PELAKSANAAN

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI ( TAKS )

A. TOPIK
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi sesi 1 dan 2.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok secara
bertahap.
2. Tujuan Khusus
 Klien mampu memperkenalkan diri
 Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok
C. LANDASAN TEORI
Menurut Direktorat kesehatan jiwa terapi kelompok adalah psikoterapi
yang dilakukan pada sekelompok klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi
satu sama lain dipimpin oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang
terlatih.
Terapi aktivitas kelompok sosialisasi TAKS adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Indikasi:

11
klien baru, klien yang mengalami kerusakan komunikasi, interaksi sosial, isolasi
sosial yang sudah siap memulai interaksi interpersonal.
Tujuan TAKS :
a) Tujuan Umum yaitu klien dapat meningkatkan hubungan social dalam
kelompok secara bertahap.
b) Tujuan khususnya yaitu :
 Klien mampu memperkenalkan diri.
 Klien mampu berkenalan dengan anggota kelompok.
 Klien mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok.
 Klien mampu menyampaikan dan membicarakan topik percakapan.
 Klien mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi
pada orang lain.
 Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok.
 Klien mampu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan
TAKS yang telah dilakukan.
Aktivitas TAKS dilakukan 2 sesi yang melatih kemampuan sosialisasi klien.
Klien yang mempunyai indikasi TAKS adalah klien dengan gangguan hubungan
sosial sebagai berikut:
a) Klien menarik diri yang telah mulai melakukan interaksi interpersonal.
b) Klien kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon sesuai dengan
stimulus.
D. KLIEN
Perilaku yang diharapkan
a. Setiap peserta kooperatif dengan perawat
b. Peserta bisa melakukan permainan (arahan) yang di berikan dengan benar
c. Peserta mematuhi peraturan
Kriteria klien :
a. Menarik diri yang sudah sampai pada tahap mampu berinteraksi dalam
kelompok kecil,kooperatif
b. Sehat secara fisik
E. PENGORGANISASIAN
a. Pelaksanaan

Jenis TAK Sesi Hari Tanggal Waktu Tempat

12
Ruang Cucak
Rowo RSJ
1 dan 29 Maret
Sosialisasi Sabtu 09.00 Dr.Radjiman
2 2014
Wediodiningrat
Lawang

b. Pengorganisasian

Jenis TAK Sesi Leader Co Fasilitator Observer

Leader
Sosialisasi 1 Badi’ Rohmana Annisa Sirajuddin
Robiyanto
dan
Badi’atul
2 robi annisa sirajuddin rohmana

c. Persiapan lingkungan
 Ventilasi baik
 Penerangan cukup
 Suasanan tenang
 Pengaturan posisi tempat duduk
d. Peran dan fungsi terapis
1. Leader
 Pemimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.
 Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya terapi.
 Menyampaikan materi sesuai tujuan TAk.
 Memimpin diskusi kelompok
2. Co. leader
 Membuka acara.
 Mendampingi leader.
 Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
 Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
 Menutup acara diskusi
3. Fasilitator
 Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
 Memberikan stimulasi dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif

mengikuti jalannya terapi


4. Observer

13
 Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang

tersedia).
 Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses,

hingga penutupan.
e. Setting

O
K K

F
F

K
K
K
Co L

Keterangan :

 L : Leader
 Co : Co Leader
 F : Fasilitator
 O : Observer
 K : Klien

Petunjuk : Klien duduk melingkar bersama perawat

F. PROSES PELAKSANAAN
 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI (TAKS) SESI 1:
1. Jenis kegiatan : memperkenalkan diri pada kelompok
2. Kriteria klien :

14
f. Menarik diri yang sudah sampai pada tahap mampu berinteraksi
dalam kelompok kecil,kooperatif
g. Sehat secara fisik
3. Alat/media :
a. HP
b. Bola Warna
c. Name taks
Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Kontrak :
- Waktu : 30 menit
- Tempat: Ruang Cucak Rowo RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat
Lawang.
- Topik : Cara memperkenalkan diri kepada orang lain
3. Tujuan aktivitas : Klien dapat menyebutkan jati dirinya.

4. Aturan main :
a. Setiap peserta harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan
akhir
b. Bila ingin keluar acara harus seijin pemimpin TAK.

Fase Kerja
1. Hidupkan Lagu pada HP
2. Edarkan bola warna searah dengan arah jarum jam
3. Pada saat HP dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola warna
mendapat giliran untuk menyebutkan : salam, nama lengkap, nama
panggilan yang disenangi, asal, dan hobi. Dimulai oleh terapist sebagai
contoh.
4. Minta klien menuliskan nama panggilan pada kertas dan tempelkan pada
klien.

15
5. Ulangi nomor 1 dan 2 sampai semua anggota mendapat giliran
6. Beri pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan memberi tepuk
tangan.

Fase Terminasi
1. Evaluasi :
a. Leader TAK mengeksplorasikan perasaan anggota kelompok setelah
memperkenalkan diri. Contoh : “Bagaimana perasaannya setelah
mengikuti kegiatan hari ini?”
b. Leader TAK memberikan umpan balik positif pada anggota
kelompok
c. Leader TAK meminta anggota kelompok untuk mencoba
mengenalkan diri pada orang lain dalam kehidupan sehari – harinya.
2. Kontrak yang akan datang :
- Waktu : 30 menit
- Tempat : Ruang Cucak Rowo RSJ Dr.Radjiman
Wediodiningrat
Lawang.

- Topik/kegiatan : memperkenalkan diri dan memperkenalkan


salah
satu anggota kelompok.
4. Hasil yang diharapkan :
Klien mampu mempekenalkan diri : Dengan mengucap salam,menyabut
nama lengkap,nama panggilan, asal dan hobi.

 TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) :SOSIALISASI SESSI II :


1. Jenis kegiatan : Memperkenalkan salah satu anggota kelompok
2. Kriteria klien :
a.Menarik diri yang sudah sampai pada tahap mampu berinteraksi dalam
kelompok kecildan selesai mengikuti TAKS Sesi I

16
b. Sehat secara fisik
3. Alat/media :
a.HP
b. Bola warna
Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Kontrak :
- Waktu : 30 menit
- Tempat : Ruang Cucak Rowo RSJ Dr.Radjiman Wediodiningrat
Lawang.
- Topik : Cara memperkenalkan anggota kelompok yang lain
3. Tujuan aktivitas : Klien dapat menyebutkan jati dirinya dan anggota
kelompok.
4. Aturan main :
a.Setiap peserta harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan akhir
b. Bila ingin ke kamar kecil harus seijin pemimpin TAK.

Fase Kerja
1. Tempelkan label nama masing – masing klien
2. Evaluasi kemampuan yang lalu dan tugas untuk berkenalan dengan
orang lain
3. Hidupkan Lagu pada HP
4. Edarkan bola warna berlawanan dengan arah jarum jam
5. Pada saat lagu dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
warna mendapat giliran untuk memperkenalkan klien yang berada
disebelah pada kelompok, yaitu : salam, nama lengkap, nama panggilan
yang disenangi, asal, dan hobi. Dimulai oleh terapist sebagai contoh.
6. Ulangi nomor 3 sampai 5 sampai semua anggota mendapat giliran
7. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberi tepuk tangan.

17
Fase Terminasi
1. Evaluasi :
a. Leader TAK mengeksplorasikan perasaan anggota kelompok
setelah memperkenalkan diri. Contoh : “Bagaimana perasaannya
setelah mengikuti kegiatan hari ini?”
b. Leader TAK memberikan umpan balik positif pada anggota
kelompok
c. Leader TAK meminta anggota kelompok untuk mencoba
mengenalkan diri pada orang lain dalam kehidupan sehari – harinya.
2. Kontrak yang akan datang :
- Waktu : 30 Menit
- Tempat : Ruang Cucak Rowo RSJ Dr.Radjiman
Wediodiningrat Lawang.
- Topik/kegiatan : Mengeksplorasi perasaan
3. Hasil yang diharapkan :
Anggota kelompok mampu :
a. Mengenal satu orang klien lain dengan cara : memberi salam,nama
lengkap,nama panggilan, asal dan hobi.
b. Memperkenalkan satu orang klien kepada kelompok dengan cara :
menyebutkan nama lengkapnya, nama panggilan, asal dan hobi.

18
G. Evaluasi dan Dokumentasi hasil kemampuan klien dalam mengikuti
TAKS Sessi I dan II

FORMAT EVALUASI
Sessi 1 : TAKS
KEMAMPUAN MEMPERKENALKAN DIRI

A. KEMAMPUAN VERBAL
N ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN
O
1 Menyebutkan nama lengkap
2 Menyebutkan nama panggilan
3 Menyebutkan asal

19
4 Menyebutkan hobi
Jumlah

B. KEMAMPUAN NON VERBAL

N ASPEK YANG DINILAI NAMA KLIEN


O
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh yang
sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
Jumlah

Petunjuk :
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang
ikut TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi
tanda v Jika ditemukan pada klien atau tanda x jika
tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan, jika nilai 3 atau 4
klien mampu, dan jika nilai 0,1 atau 2 klien belum mampu
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien ketika TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Misalnya klien mengikuti sesi 1 TAKS, klien
mampu memperkenalkan diri secara verbal dan nonverbal, dianjurkan klien
memperkenalkan diri pada klien lain diruang rawat (buat jadwal).

20
Sessi 2 : TAKS
KEMAMPUAN BERKENALAN
A. KEMAMPUAN VERBAL
ASPEK YANG DINILAI Nama Klien

1 Menyebutkan nama lengkap


2 Menyebutkan nama panggilan
3 Menyebutkan asal
4 Menyebutkan hobi
5 Menanyakan nama lengkap
6 Menanyakan nama panggilan
7 Menanyakan asal

21
8 Menanyakan hobi
Jumlah

B. KEMAMPUAN NONVERBAL
N ASPEK YANG DINILAI Nama Klien
O
1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh yang
sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
Jumlah

Petunjuk:
1. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang
ikut TAK
2. Untuk tiap klien, semua aspek dimulai dengan memberi
tanda v Jika ditemukan pada klien atau tanda x jika
tidak ditemukan.
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan.
 Kemampuan verbal disebut mampu jika mendapat nilai
≥ 6 disebut belum mampu jika mendapat nilai ≤ 5.
 Kemampuan nonverbal, disebut mampu jika mendapat
nilai 3 atau 4 ; disebut belum mampu jika mendapat
nilai ≤ 2.
Dokumentasi :

Dokumentasikan kemampuan yang klien milki ketika TAK pada catatan

proses keperawatan tiap klien. Misalnya, jika nilai klien 7 untuk verbal dan 3

untuk nonverbal, catatan keperawatan adalah : Klien mengikuti TAKS Sesi 2,

22
klien mampu berkenalan secara verbal dan nonverbal, anjurkan klien berkenalan

dengan klien lain, Buat jadwal.

23

Anda mungkin juga menyukai