Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang di butuhkan oleh
manusia dalam mempertahanankan keseimbangan fisiologi maupun psikologi.
Salah satunya adalah kebutuhan oksigen. Oksigen adalah salah satu komponen gas
dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan
hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara
menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas.
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan
manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolisme sel
tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berarti bagi tubuh, salah
satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk
mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik.
Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan tugas perawat
tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat
pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang
terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen
merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem
pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem
respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali
individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan
dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang
menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan
oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini,
individu merasakan pentingnya oksigen.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam makalah
ini sebagai berikut:
1. Pengertian Oksigenasi
2. Klasifikasi saluran pernapasan atau oksigenasi
3. Penyakit atau gangguan yang berhubungan dengan oksigenasi
4. Penyakit yang berhubungan dengan temperature

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Menjelaskan pengertian oksigenasi
2. Mengemukakan klasifikasi saluran pernapasan atau oksigenasi
3. Mengemukakan penyakit atau gangguan yang berhubungan dengan
oksigenasi
4. Mengemukakan penyakit atau gangguan yang berhubungan dengan
temperatur

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Oksigenasi


Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2). Sistem
pernapasan berperan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi sistem terdiri atas
saluran pernapasan bagian atas, dan saluran pernapasan bagian bawah.
2.2 Klasifikasi saluran pernapasan
Klasifikasi saluran pernapasan terdiri dari:
1. Saluran Pernapasan Bagian Atas
Saluran pernapasan bagian atas terdiri dari:
a. Hidung
Proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung. Pada
hidung terdapat nares anterior (saluran di dalam lubang hidung) yang
mengandung kelenjar sebaseus dan ditutupi rambut yang kasar. bagian ini
bermuara ke rongga hidung, sebagai bagian hidung lainnya, yang dilapisi oleh
selaput lendir dan mengandung pembuluh darah. Udara yang masuk melalui
hidung akan disaring oleh rarmbut yang ada di dalam vestibulum (bagian rongga
hidung) kemudian dihangatkan dan dilembabkan.
b. Faring
Faring merupakan pipa yang memiliki otot, memanjang dari dasar
tengkorak sampai dengan esofagus. yang terletak di belakang hidung
(nasofaring) di belakang mulut (orofaring) dan dibelakang laring (laringofaring).
c. Laring (tenggorokan)
Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring yang terdiri atas
bagian dari tulang rawan yang diikat bersama ligament dan membran yang terdiri
atas dua lamina yang bersambung di garis tengah.
d. Epiglotis
Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu
menutup laring saat proses menelan.

3
2. Saluran Pernapasan Bagian Bawah
Saluran pernapasan bagian bawah terdiri atas trachea, bronchus, dan
bronkhiolus, dan paru-paru. Saluran ini berfungsi mengalirkan udara dan
memproduksi surfaktan.
a. Trakea
Trakea (batang tenggorok) merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-
kira ketinggian vertebra torakalis kelima. Trakea memiliki panjang ± 9 cm dan
tersusun atas 16-20 lingkaran tak lengkap yang berupa cincin. Trakea dilapisi oleh
selaput lendir dan epithelium bersilia yang dapat mengeluarkan debu atau benda
asing.
b. Bronkus
Bronkus merupakan kelanjutan dari trakea yang bercabang menjadi
bronkus kanan dan kiri. Pada bagian kanan lebih pendek dan lebar daripada
bagian kiri. Bronkus kanan memiliki tiga lobus atas, tengah, dan bawah.
Sedangkan Bronkus kiri lebih panjang dari bagian kanan yang berjalan dari lobus
atas dan bawah.
c. Bronkhiolus
Bronkiolus merupakan saluran percabangan setelah bronkus, yaitu anak
cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga tenggorokan kita dan
akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang bronkiolus yang menuju
paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan
mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-paru sebelah kiri
hanya bercabang 2.
Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih
tipis, pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung kecil
yang dinamakan alveolus. fungsi dari bronkiolus adalah sebagai media yang
menghubungkan oksigen yang kita hirup agar mencapai paru-paru.
d. Paru-paru
Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru terletak di
dalam rongga torak setinggi tulang selangka sampai dengan diafragma. Paru

2
terdiri atas beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura yaitu pleura parfetalis dan
pleura viseralis, serta dilindungi oleh cairan pleura yang berisi cairan surfaktan.
Paru sebagai alat pernapasan utama terdiri dari dua bagian (paru kanan dan paru
kiri) dan pada bagian tengah dari organ tersebut terdapat organ jantung beserta
pembuluh darah yang berbentuk kerucut, dengan bagian puncak di sebut apeks.
Paru memiliki jaringan yang bersifat elastik, berpori dan memiliki fungsi sebagai
tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
Paru-paru merupakan sebuah organ yang sebagian terdiri dari gelembung-
gelembung udara atau alveoli. Paru-paru dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1) Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus, yaitu lobus superior, lobus media, dan
lobus inferior.
2) Paru-paru kiri, terdiri dari 2 lobus, yaitu lobus superior dan lobus inferior.

2.3Proses Oksigenasi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia
atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang
sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah
karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi
batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna
terhadap akrivitas sel. (wahit iqbal Mubarak, 2007)
Udara masuk secara berurutan, yaitu : Rongga hidung – faring – laring –trakea –
bronkus – bronkiolus- alveolus.
Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu :
1. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam
alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa
hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi
tempat maka tekanan udara semakin rendah, demikian sebaliknya, semakin rendah
tempat tekanan udara semakin tinggi. Pengaruh proses ventilasi selanjutnya
adalah complienci dan recoil. Complience merupakan kemampuan paru untuk
mengembang. sedangkan recoil adalah kemampuan CO2 atau kontraksi

5
menyempitnya paru. Pusat pernapasan, yaitu medulla oblongata dan pons, dapat
dipengaruhi oleh ventilasi. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain :
- Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer.
- Adanya kondisi jalan napas yang baik.
- Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam
melaksanakan ekspansi atau kembang kempis.
2. Difusi
Merupakan pertukaran antara O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru dan
CO2 dari kapiler ke alveoli. Proses difusi gas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu :
- Luasnya permukaan paru-paru
- Tebal membran respirasi/permeabilitas (epitel alveoli dan interstisial).
- Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2.
- Afinitas gas
3. Transportasi
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke
jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi,
O2 akan berikatan dengan Hb membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut dalam
plasma (3%). Sedangkan CO2 akan berikatan dengan Hb membentuk
karbominohemoglobin (30%), larut dalam plasma (5%), dan sebagian menjadi
HCO3 berada dalam darah (65%).
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya :
- Kardiak output
- Kondisi pembuluh darah
- Latihan (exercise )
- Hematokrit
- Eritrosit dan kadar Hb

2
2.4Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi
Kebutuhan yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi antara lain:
1. Saraf Otonom
Pada rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat
mempengaruhi kemampuan untuk dilartasi dan kontriksi. Hal ini dapat terlihat
ketika terjadi rangsangan baik oleh simpatis maupun parasimpatisketika terdjadi
rangsangan. Ujung saraf dapat mengeluarkan neurotransmitter (simpatis
mengeluarkan noradrenalin yang berpengaruh pada bronkodilatasi, Parasimpatis
mengeluarkan esetilkolin yang berpengaruh pada bronkokonstirksi) karena pada
saluran pernapasan terdapat reseptor adrenergic dan reseptor kolinergik.
2. Hormonal dan Obat
Semua hormon termasuk devirat katekolamin dapat melebarkan saluran
pernapasan. Obat yang tergolong parasimpatis dapat melebarkan saluran napas,
seperti sulfas atropine, ekstrak Belladona dan obat yang menghambat adrenergic
tipe beta (khususnya beta-2) dapat mempersempit saluran napas (bronkokontriksi)
seperti obat yang tergolong beta bloker nonselektif.
3. Alergi pada saluran napas
Banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi antara lain debu, bulu binatang,
serbuk benang sari bunga, kapuk, makanan dan lain-lain.
4. Faktor perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan
oksigenasi karena usia organ di dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan
anak.
5. Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi,
seperti faktor alergi, ketinggian dan suhu. Kondisi-kondisi tersebut memengaruhi
kemampuan adaptasi.
6. Faktor perilaku
Perilaku yang di maksud diantaranya adalah perilaku dalam
mengkonsumsi makanan (status nutrisi), seperti orang obesitas dapat

7
mempengaruhi dalam proses pengembangan paru, kemudian perilaku aktivitas,
seperti perilaku merokok dapat menyebabkan proses penyempitan pada pembuluh
darah dan lain-lain.

2.5Penyakit atau gangguan Kebutuhan Oksigenasi


1. Hipoksia
Tidak kuatnya pemenuhuan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang
didinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia
dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi,
menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok, berkurannya konsentrasi O2 jika
berada dipuncak gunung. Tanda tanda Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan
menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan
dalam sianosis, sesak nafas, Perubahan pola pernapasan.
2. Takipnea
Takipnea adalah frekuensi pernapasan teratur namun cepat secara tidak
merata (> 24/ menit)
3. Bradipnea
Adalah frekuensi pernapasan teratur namun lambat secara tiak normal (
kurang dari 12 /menit)
4. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru
agar pernafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena
kecemasan, infeksi, keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti
osidosis metabolik Tanda-tanda hiperventilasi adalah takikardi, nafas pendek,
nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.
5. Kussmaul
Adalah pernapasan cepat secara tidak normal dan frekuensi meningkat,
misal dalam keadaan asidosis metabolik
6. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi
penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya

2
terjadi pada keadaaan atelektasis (Kolaps Paru). Tanda-tanda dan gejalanya pada
keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi,
ketidak seimbangan elektrolit.
7. Dispnea
Merupakan perasaan sesak dan berat saat bernafas.
8. Ortopnea
Merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan pola ini
sering di temukan pada seseorang yang mengalami kongestik paru.
9. Cheyne stokes
Merupakan frekuensi dan kedalaman pernapasan tidak teratur, di tandai
dengan periode apnea dan hiperventilasi yang berubah-ubah.
10. Pernapasan paradoksial
Merupakan pernapasan dimana dinding paru-paru bergerak berlawanan
arah dari keadaan normal.
11. Biot
Merupakan pernapasan dangkal secara tidak normal untuk dua atau tiga
napas di ikuti periode apnea yang tidak teratur.
12. Stridor
Merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada
saluran pertanyaan.
13. Obstruksi jalan napas
Merupakan gangguan yang menimbulkan penyumbatan pada saluran
pernapasan.
14. Pertukaran gas
Merupakan proses pengambilan gas oksigen dari lingkungan dan
pengeluaran karbon dioksida dari dalam tubuh makhluk hidup. Bernafas
merupakan salah satu ciri utama makhluk hidup. Proses pertukaran gas oksigen
dan karbon dioksida berlangsung secara difusi. Oksigen akan menuju semua sel
dalam semua jaringan melalui alat-alat pernafasan.

9
2.6Tindakan untuk mengatasi masalah kebutuhan oksigenasi
1. Latihan napas
Latihan napas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi
alveoli atau memelihara pertukaran gas, mencegah atelektaksis, meningkatkan
efisiensi batuk, dan dapat mengurangi stress.
2. Latihan batuk efektif
Latihan batuk efektif merupakan cara melatih pasien yang tidak memiliki
kemampuan batuk secara efektif untuk membersihkan jalan napas (laring, trachea,
dan bronkhiolus) dari secret atau benda asing.
3. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen kedalam
paru-paru melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian
oksigen pada pasien dapat melalui tiga cara yaitu, : melalui kanula, nasal, dan
masker.
4. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan tindakan melakukan postural drainage,
clapping, dan vibrating pada pasien dengan gangguan system pernapasan untuk
meningkatkan efisiensi pola pernapasan dan membersihkan jalan napas.
5. Pengisapan lendir
Pengisapan lender (suction) merupakan tindakan perawatan yang
dilakukan pada yang tidak mampu mengeluarkan secret dan lendir secara mandiri
dengan mnggunakan alat penghisap.
2.7Penyakit atau gangguan yang berhubungan dengan temperature
A. Temperatur Rendah
Gangguan yang disebabkan oleh temperature rendah yaitu:
1. Hipotermia
yaitu perasaan yang sangat dingin sampai menggigil dan menyebabkan
denyut jantung pelan dan kadang-kadang tidak teratur, tekanan darah lemah, kulit
dingin, pernapasan tidak teratur, dan bisa terjadi kolaps. Hal ini terjadi pada
temperatur 2-100C, pengruh tersebut juga tergantung dari keadaan individu yaitu:
tergantung dari daya tahan tubuh, keadaan fitness, umur dan budaya.

2
2. Raynound’s phenomenon
adalah keadaan pucat pada daerah jari. Raynound’s phenomenon ini
dikaitkan dengan jumlah penyakit termasuk sistemik skleroderma,
pulmonary hipertension,multiple sklerosis yang juga disebut penyakit
Raynound’s.
3. Chilblains
adalah kelainan pada bagian-bagian tubuh menjadi bengkak, merah, panas,
dan sakit yang diselingi dengan gatal-gatal.
4. Trench foot
adalah kerusakan anggota tubuh terutama pada kaki oleh kelembabanyang
dingin.
5. Frostbite
adalah akibat terpapar temperatur yang sangat dingin dan
dapatmenimbulkan gangren.
Keadaan Tubuh Saat Kondisi Dingin:
 37°C (98.6°F) - Suhu tubuh normal (36-37.5°C / 96.8-99.5°F).
 36°C (96.8°F) - Menggigil ringan hingga sedang.
 35°C (95.0°F) - (Hipotermia suhu kurang dari 35°C / 95.0°F).Menggigil
keras,kulit menjadi biru/keabuan. Jantung menjadi berdegup.
 34°C (93.2°F) - Mengigil yang sanagat keras, jari kaku, kebiruan dan
bingung.Terjadi perubahan perilaku.
 33°C (91.4°F) - Bingung sedang hingga parah, mengantuk, depresi,
berhenti menggigil, denyut jantung lemah, napas pendek dan tidak mampu
merespon rangsangan.
 32°C (89.6°F) - Kondisi gawat. Halusinasi, gangguan hebat, sangat
bingung,tidur yang dalam dan menuju koma, detak jantung rendah , tidak
menggigil.
 31°C (87.8°F) - Comatose, tidak sadar, tidak memiliki reflex, jantung
sangatlamabat. Terjadi gangguan irama jantung yangs serius.
 28°C (82.4°F) - Jantung berhenti berdetak pasien menuju kematian.
 24-26°C (75.2-78.8°F) - Terjadi kematian namun beberapa pasien adayang
mampu bertahan hidup hinggan dibawah 24-26°C (75.2-78.8°F).

B. Temperatur Tinggi (Heat Stres)


Hazards temperatur tinggi (heat stres) dapat ditemukan pada
operasi perusahaan yang menggunakan peralatan yang memerlukan panas tinggi,
misalnya pengecoran biji besi atau baja, ruang pembakaran, ruang boiler, atau per
alatan- peralatan lainnya yang dalam operasinya memerlukan suhu
tinggi.Pengaruh heat stres terhadap tubuh adalah:
1. Heat Train adalah serangkaian respon fisiologis terhadap heat stres
yangdirefleksikan pada derajat heat stres yang dapat menimbulkan
gangguan perasaan tidak nyaman sampai terjadi heat disorder.2.

11
2. Heat Rash merupakan gejala awal dari yang berpotensi menimbulkan
penyakitakibat tekanan panas. Penyakit ini berkaitan dengan panas,
kondisi lembabdimana keringat tidak mampu menguap dari kulit dan
pakaian. Penyakit inimungkin terjadi pada sebgaian kecil area kulit atau
bagian tubuh. Meskipun telahdiobati pada area yang sakit produksi
keringat tidak akan kembali normal untuk 4 sampai 6 minggu.3.

3. Heat Syncope adalah ganggunan induksi panas yang lebih serius. Ciri
darigangguan ini adalah pening dan pingsan akibat berada dalam
lingkungan panas pada waktu yang cukup lama.4.

4. Heat Cramp merupakan penyakit yang menimbulkan gejala seperti rasa


nyeridan kejang pada kakai, tangan dan abdomen banyak mengeluarkan
keringat. Halini disebabkan karena ketidak seimbangan cairan dan garam
selama melakukankerja fisik yang berat di lingkungan yang panas.

5. Heat Exhaustion merupakan penyakit yang diakibatkan oleh


berkurangnyacairan tubuh atau volume darah. Kondisi ini terjadi jika jumlah
air yangdikeluarkan seperti keringat melebihi dari air yang diminum selama
terkena panas. Gejalanya adalah keringat sangat banyak, kulit pucat, lemah,
pening,mual, pernapasan pendek dan cepat, pusing dan pingsan. Suhu tubuh
antara(37°C-40°C).
6. Heat Stroke merupakan penyakit gangguan panas yang mengancam nyawa
yangterkait dengan pekerjaan pada kondisi sangat panas dan lembab.
Penyakit inidapat menyebabkan koma dan kematian.Gejala dari penyakit
ini adalah detak jantung cepat, suhu tubuh tinggi 40ºC atau lebih, panas,
kulit kering dan tampak kebiruan atau kemerahan, tidak ada keringat di
tubuh korban, pening, menggigil,mual, pusing, kebingungan mental dan
pingsan.

7. Multiorgan-dysfunction Syndrome Continuum merupakan rangkaian


sindrom/gangguan yang terjadi pada lebih dari satu/ sebagian anggota
tubuh akibat heat stroke, trauma dan lainnya.

2
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan fisiologis yang merupakan
kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel
tubuh, untuk mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau
sel. Sistem pernapasan berperan dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi terdiri
atas saluran pernapasan bagian atas yaitu, hidung, faring, laring, epiglottis. Dan
saluran pernapasan bagian bawah yaitu, trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-
paru yang merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Proses pemenuhan
oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan yaitu, ventilasi, difusi dan
transpor. Dimana tahapan-tahapan itu mempunyai prosedur-prosedur tersendiri
dalam mempraktekkanya. Selain itu, ada juga cara untuk dapat mengatasi masalah
kebutuhan oksigenasi yaitu dengan latihan napas, latihan batuk efektif, pemberian
oksigen, dan fisioterapi dada.
3.2 Saran
Semoga, apa yang kita pelajari dalam makalah ini dapat kita pelajari
dengan sungguh-sungguh, dan dapat kita terapkan dengan baik. Demikianlah
makalah tentang kebutuhan dasar oksigenasi ini kami buat, semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua baik kami yang membuat maupun anda yang
membaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca ,kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://wordpress.com/2015/05/20/pemenuhan-kebutuhan-dasar-pada-manusia-
oksigenasi/
https://www.academia.edu/10554306/LAPORAN_PENDAHULUAN_KDM_OK
SIGENASI_OKSIGENASI
https://www.scribd.com/doc/156975038/Penyakit-Akibat-Kerja-Karena-
Temperatur-Ekstrim

Anda mungkin juga menyukai