INTERVENSI KEPERAWATAN
HASSTIKA MARDERINA
NIM : AKX.17.031
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN
TUJUAN UMUM
TUJUAN KHUSUS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam
beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang
diharapkan (Gordon, 1994). Intervensi keperawatan adalah semua tindakan asuhan
yang perawat lakukan atas nama klien. Tindakan ini termasuk intervensi yang
diprakarsai oleh perawat, dokter, atau intervensi kolaboratif (McCloskey & Bulechek,
1994).
Tahap perencanaan dapat disebut sebagai inti atau pokok dari proses keperawatan
sebab perencanaan merupakan keputusan awal yang memberi arah bagi tujuan yang
ingin dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana, kapan, dan siapa yang
akan melakukan tindakan keperawatan. Karenanya, dalam menyusun rencana
tindakan keperawatan untuk klien, keluarga dan orang terdekat perlu dilibatkan secara
maksimal.
Tahap perencanaan ini memiliki beberapa tujuan penting, diantaranya sebagai alat
komunikasi antara sesama perawat dan tim kesehatan lainnya; meningkatkan
kesinambungan asuhan keperawatan bagi klien; serta mendokumentasikan proses dan
kriteria hasil asuhan keperawatan yang ingin dicapai.
Unsur terpenting pada tahap perencanaan ini adalah membuat prioritas urutan
diagnosis keperawatan, merumuskan tujuan, merumuskan kriteria evaluasi dan
merumuskan intervensi keperawatan.
Tipe intervensi
Terdapat tiga kategori intervensi keperawatan yaitu intervensi yang diprakarsai oleh
perawat, dokter dan intervensi kolaboratif. Kategori pemilihan didasarkan pada
kebutuhan klien. Satu klien mungkin membutuhkan semua dari ketiga kategori,
sementara klien lainnya mungkin hanya membutuhkan intervensi yang diprakarsai
oleh perawat dan dokter.
Intervensi Perawat
Intervensi ini tidak membutuhkan supervisi atau arahan dari orang lain. Sebagai
contoh, intervensi untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi yang
adekuat atau aktivitas kehidupan sehari – hari yang berhubungan dengan higiene
adalah tindakan keperawatan mandiri.
Intervensi perawat tidak membutuhkan instruksi dokter atau profesi lainnya. Dokter
seringkali dalam instruksi tertulisnya mencakup intervensi keperawatan mandiri.
Namun demikian berdasarkan undang – undang praktik keperawatan di sebagian
besar negara bagian, tindakan keperawatan yang berkaitan dengan aktivitas
kehidupan sehari – hari, penyuluhan kesehatan, promosi kesehatan, dan konseling
berada dalam domain praktik keperawatan.
Intervensi Dokter
Intervensi dokter didasarkan pada respon dokter terhadap dioagnosa medis, dan
perawat menyelesaikan instruksi tertulis dokter (Bulechek & McCloskey, 1994).
Memberikan medikasi, mengimplementasikan suatu prosedur invasif, mengganti
balutan dan menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik adalah contoh – contoh
dari intervensi tersebut.
Intervensi ini tidak selalu berada dalam praktik legal keperawatan bagi perawat untuk
meresepkan atau menginstruksikan tindakan ini, tetapi intervensi tersebut berada
dalam praktik keperawatan bagi perawat untuk menyelesaikan instruksi tersebut dan
untuk mengkhususkan pendekatan tindakan.
Intervensi Kolaboratif
Sebagai contoh, Tn. J adalah pria yang berusia 78 tahun yang mengalami hemiplegia
akibat stroke dan juga mempunyai riwayat demensia lama. Fungsi kognitifnya
terbatas, ia beresiko mengalami masalah yang berhubungan dengan kerusakan sensasi
dan mobilitas, dan tidak mampu secara mandiri menyelesaikan aktivitas kehidupan
sehari – hari. Dengan tujuan agar Tn. J mempertahankan tingkat kesehatannya saat
ini, ia membutuhkan intervensi keperawatan spesifik untuk mencegah luka dekubitus;
intervensi terapi fisik untuk mencegah perubahan muskuloskeletal akibat imobilitas;
dan intervensi terapi okupasi untuk makan dan kebutuhan higiene. Perawatan klien
ini membutuhkan koordinasi intervensi kolaboratif dari berbagai profesional
perawatan kesehatan yang semuanya diarahkan pada tujuan jangka panjang untuk
mempertahankan tingkat kesehatan Tn. J saat ini.
Menurut Carpenito dan Moyet (2007), ada dua tipe intervensi keperaawatan :
1. Intervensi perawat, yaitu intervensi yang dibuat oleh perawat dan akan
dilaksanakan oleh tim perawat lain.
2. Intervensi medis / intervensi delegasi, yaitu intervensi yang dibuat oleh medis
/ perawat senior dan akan dilaksanakan oleh tim perawat lain. Intruksi dokter
bukan merupakan intruksi untuk perawat, melainkan untuk klien yang akan
dibantu oleh perawat jika ada indikasi.
Kedua intervensi tersebut merupakan pengambilan keputusan independen perawat
secara legal. Sebenarnya kalau kita bicara profesi, ini disebutkan sebagai masalah
bersama sehingga bukan disebut instruksi.
Sedangkan menurut Potter dan Perry (1997) ada tiga tipe intervensi keperawatan :
Syarat intervensi
Tanggal penulisan rencana penting untuk evaluasi, tinjauan dan rencana yang akan
datang. Tanda tangan perawat menunjukkan tanggung gugat terhadap pasien dan
terhadap profesi keperawatan karena keefektifan tindakan keperawatan dapat
dievaluasi.
Gunakan judul katogori “Intervensi Keperawatan” dan sertakan tanggal
evaluasi pada tiap tujuan.
Gunakan simbol medis atau bahasa baku dan kata kunci, bukan kalimat
lengkap untuk menyampaikan ide anda.
Misalnya, tulis “Ubah posisi dan perbaiki posisi q2h” bukan “Ubah posisi
dan perbaiki posisi pasien setiap 2 jam”.
Spesifik
Perawat kini bekerja dalam sif dengan lama waktu yang berbeda, sebagian bekerja
dalam sif 12 jam dan dalam sif 8 jam,sehingga penting untuk menyebutkan dengan
spesifik waktu intervensi diharapkan.
Misalnya, perawat dapat menulis program untuk menanyakan ahli gizi atau ahli terapi
fisik tentang aspek khusus perawatan pasien.
BAB 3
KASUS
Kasus
Pasien A datang ke RS mengatakan bahwa sudah lima hari tidak bisa BAB. Pasien
tersebut jarang minum dan makan sayur. TD 140 / 90 mmHg, suhu 38,7 °C, dan
denyut nadinya 100 x / menit.
Intervensi :
Hari / TTD /
No Dx Tujuan Intervensi
Tanggal Nama
a. – Menganjurkan
makan makanan berserat.
Tujuan: Setelah
dilakukan tidakan
Selasa, b. – Menganjurkan
keperawatan selama
banyak minum air.
1×24 jam. Diharapkan
20 – 9 –
Pasien mampu BAB
11 c. – Kolaborasi
pemberian analgetik.
Dengan normal
d. – Mengukur TTV.
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam
beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang
diharapkan.
Terdapat tiga kategori intervensi keperawatan yaitu, intervensi yang diprakarsai oleh
perawat, dokter, dan intervensi kolaboratif. Kategori pemilihan didasarkan pada
kebutuhan klien. Satu klien mungkin membutuhkan semua dari ketiga kategori,
sementara klien lainnya mungkin hanya membutuhkan intervensi yang diprakarsai
oleh perawat dan dokter.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC
Salemba medika
https://books.google.co.id/books?id=g6SCcVhmbMkC&pg=PA76&dq=intervensi+k
perawatan&hl=en&sa=X&ved=0CCEQ6AEwATgKahUKEwjB94vvZ7HAWCBo4K
HVzPCyM#v=onepage&q=intervensi%20keperawatan&f=false diakses tanggal 10
Agustus 2015.