Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH METODOLOGI KEPERAWATAN

INTERVENSI KEPERAWATAN

HASSTIKA MARDERINA
NIM : AKX.17.031

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN KONSENTRASI


ANESTESI DAN GAWAT DARURAT MEDIK
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas


segala rahmat dan hidayah yang telah dilimpahkan-Nya penulis masih
bisa diberikan nikmat kesehatan, kekuatan, dan pikiran sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan mata kuliah metodologi
keperawatan
Penulis mengucapkan terima kasih yang kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan baik berupa moril maupun materil yang
sangat berarti bagi penulis. Sehingga atas kerjasama yang terjalin,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Penulis menyadari bahwa tugas makalah yang penulis selesaikan
ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna
penulisan tugas makalah yang lebih baik.

Bandung, 20 November 2019

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam dunia keperawatan dikenal proses keperawatan, langkah ketiga


dari proses keperawatan adalah rencana (intervensi) keperawatan. Intervensi
diidentifikasi untuk memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien.
Intervensi mempunyai maksud mengindividualkan perawatan dengan
memenuhi kebutuhan spesifik pasien serta harus menyertakan kekuatan –
kekuatan pasien yang telah diidentifikasi bila memungkinkan.

Perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara


mendalam, tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan
pembuatan keputusan dan pemecahan masalah (Kozier et al 1995).

Langkah – langkah dalam membuat perencanaan keperawatan meliputi


: penetapan prioritas, penetapan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan,
menentukan intervensi keperawatan yang tepat dan pengembangan rencana
asuhan keperawatan. Setelah diagnosa keperawatan dirumuskan secara
spesifik, perawat menggunakan kemampuan berfikir kritis untuk segera
menetapkan prioritas diagnosa keperawatan dan intervensi yang penting
sesuai dengan kebutuhan klien (Potter & Perry, 1997).

2. RUMUSAN MASALAH

Adapun permasalahan yang ingin kami bahas yaitu :

 Mengidentifikasi pengertian intervensi?


 Mengidentifikasi tipe intervensi?
 Mengidentifikasi syarat intervensi?
 Mengidentifikasi langkah – langkah intervensi?
 Mengidentifikasi faktor dalam tekhnik penulisan intervensi keperawatan?
 Mengidentifikasi hal – hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan
intervensi?

3. TUJUAN
 TUJUAN UMUM

Setelah mengikuti proses pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu


memahami intervensi keperawatan.

 TUJUAN KHUSUS

Setelah mengikuti proses pembelajaran mahasiswa dapat :

1. Menjelaskan pengertian intervensi


2. Menjelaskan tipe intervensi
3. Menjelaskan syarat intervensi
4. Menjelaskan langkah – langkah intervensi
5. Menjelaskan faktor dalam tekhnik penulisan intervensi keperawatan
6. Menjelaskan hal – hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan intervensi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

 Pengertian

Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam
beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang
diharapkan (Gordon, 1994). Intervensi keperawatan adalah semua tindakan asuhan
yang perawat lakukan atas nama klien. Tindakan ini termasuk intervensi yang
diprakarsai oleh perawat, dokter, atau intervensi kolaboratif (McCloskey & Bulechek,
1994).

Intervensi (perencanaan) adalah kegiatan dalam keperawatan yang meliputi;


meletakkan pusat tujuan pada klien, menetapkan hasil yang ingin dicapai, dan
memilih intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan (Potter dan Perry, 1997).
Tahap perencanaan memberi kesempatan kepada perawat, klien, keluarga dan orang
terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan guna mengatasi
masalah yang dialami klien. Perencanaan ini merupakan suatu petunjuk tertulis yang
menggambarkan secara tepat rencana tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap
klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan.

Tahap perencanaan dapat disebut sebagai inti atau pokok dari proses keperawatan
sebab perencanaan merupakan keputusan awal yang memberi arah bagi tujuan yang
ingin dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana, kapan, dan siapa yang
akan melakukan tindakan keperawatan. Karenanya, dalam menyusun rencana
tindakan keperawatan untuk klien, keluarga dan orang terdekat perlu dilibatkan secara
maksimal.

Tahap perencanaan ini memiliki beberapa tujuan penting, diantaranya sebagai alat
komunikasi antara sesama perawat dan tim kesehatan lainnya; meningkatkan
kesinambungan asuhan keperawatan bagi klien; serta mendokumentasikan proses dan
kriteria hasil asuhan keperawatan yang ingin dicapai.

Unsur terpenting pada tahap perencanaan ini adalah membuat prioritas urutan
diagnosis keperawatan, merumuskan tujuan, merumuskan kriteria evaluasi dan
merumuskan intervensi keperawatan.

 Tipe intervensi
Terdapat tiga kategori intervensi keperawatan yaitu intervensi yang diprakarsai oleh
perawat, dokter dan intervensi kolaboratif. Kategori pemilihan didasarkan pada
kebutuhan klien. Satu klien mungkin membutuhkan semua dari ketiga kategori,
sementara klien lainnya mungkin hanya membutuhkan intervensi yang diprakarsai
oleh perawat dan dokter.

 Intervensi Perawat

Intervensi perawat adalah respon perawat terhadap kebutuhan perawatan kesehatan


dan diagnnosa keperawatan klien. Tipe intervensi ini adalah “Suatu tindakan
autonomi berdasarkan rasional ilmiah yang dilakukan untuk kepentingan klien dalam
cara yang diprediksi yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan dan tujuan
klien” (Bulechek & McCloskey, 1994).

Intervensi ini tidak membutuhkan supervisi atau arahan dari orang lain. Sebagai
contoh, intervensi untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi yang
adekuat atau aktivitas kehidupan sehari – hari yang berhubungan dengan higiene
adalah tindakan keperawatan mandiri.

Intervensi perawat tidak membutuhkan instruksi dokter atau profesi lainnya. Dokter
seringkali dalam instruksi tertulisnya mencakup intervensi keperawatan mandiri.
Namun demikian berdasarkan undang – undang praktik keperawatan di sebagian
besar negara bagian, tindakan keperawatan yang berkaitan dengan aktivitas
kehidupan sehari – hari, penyuluhan kesehatan, promosi kesehatan, dan konseling
berada dalam domain praktik keperawatan.

 Intervensi Dokter

Intervensi dokter didasarkan pada respon dokter terhadap dioagnosa medis, dan
perawat menyelesaikan instruksi tertulis dokter (Bulechek & McCloskey, 1994).
Memberikan medikasi, mengimplementasikan suatu prosedur invasif, mengganti
balutan dan menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik adalah contoh – contoh
dari intervensi tersebut.

Intervensi ini tidak selalu berada dalam praktik legal keperawatan bagi perawat untuk
meresepkan atau menginstruksikan tindakan ini, tetapi intervensi tersebut berada
dalam praktik keperawatan bagi perawat untuk menyelesaikan instruksi tersebut dan
untuk mengkhususkan pendekatan tindakan.

Sebagai contoh, dokter menginstruksikan untuk mengganti balutan 2x sehari,


medikasi intravena setiap 6 jam, dan pemindaian tulang untuk Tn. D. Perawat
memadukan setiap instruksi ini kedalam rencana perawatan Tn. D sehingga instruksi
ini diselesiakan secara aman dan efisien.

Setiap intervensi dokter membutuhkan tanggung jawab keperawatan spesifik dan


pengetahuan keperawatan teknik spesifik. Ketika memberikan obat – obatan, perawat
bertanggung jawab untuk mengetahui kalasifikasi dari obat, kerja fisiologisnya, dosis
normal, efek samping, dan intervensi keperawatan yang berhubungan dengan kerja
obat atau efek sampingnya. Intervensi keperawatan yang berkaitan dengan pemberian
medikasi bergatung pada instruksi tertulis dokter.

 Intervensi Kolaboratif

Intervensi kolaboratif adalah terapi yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan,


dan keahlian dari berbagai profesional perawatan kesehatan.

Sebagai contoh, Tn. J adalah pria yang berusia 78 tahun yang mengalami hemiplegia
akibat stroke dan juga mempunyai riwayat demensia lama. Fungsi kognitifnya
terbatas, ia beresiko mengalami masalah yang berhubungan dengan kerusakan sensasi
dan mobilitas, dan tidak mampu secara mandiri menyelesaikan aktivitas kehidupan
sehari – hari. Dengan tujuan agar Tn. J mempertahankan tingkat kesehatannya saat
ini, ia membutuhkan intervensi keperawatan spesifik untuk mencegah luka dekubitus;
intervensi terapi fisik untuk mencegah perubahan muskuloskeletal akibat imobilitas;
dan intervensi terapi okupasi untuk makan dan kebutuhan higiene. Perawatan klien
ini membutuhkan koordinasi intervensi kolaboratif dari berbagai profesional
perawatan kesehatan yang semuanya diarahkan pada tujuan jangka panjang untuk
mempertahankan tingkat kesehatan Tn. J saat ini.

Jadi, intervensi perawat, intervensi dokter, dan intervensi kolaboratif membutuhkan


penilaian keperawatan yang kritis dan pembuatan keputusan. Ketika menghadapi
intervensi dokter atau intervensi kolaboratif, perawat tidak secara otomatis
mengimplementasikan terapi, tetapi harus menentukan apakah intervensi yang
diminta sesuai untuk klien.

Menurut Carpenito dan Moyet (2007), ada dua tipe intervensi keperaawatan :

1. Intervensi perawat, yaitu intervensi yang dibuat oleh perawat dan akan
dilaksanakan oleh tim perawat lain.
2. Intervensi medis / intervensi delegasi, yaitu intervensi yang dibuat oleh medis
/ perawat senior dan akan dilaksanakan oleh tim perawat lain. Intruksi dokter
bukan merupakan intruksi untuk perawat, melainkan untuk klien yang akan
dibantu oleh perawat jika ada indikasi.
Kedua intervensi tersebut merupakan pengambilan keputusan independen perawat
secara legal. Sebenarnya kalau kita bicara profesi, ini disebutkan sebagai masalah
bersama sehingga bukan disebut instruksi.

Sedangkan menurut Potter dan Perry (1997) ada tiga tipe intervensi keperawatan :

1. Intervensi perawat adalah respons perawat terhadap kebutuhan klien terhadap


perawatan kesehatan dan diagnosis keperawatan. Tindakan memiliki otonomi
yang berdasarkan pada rasional ilmiah. Intervensi ini tidak membutuhkan
intruksi dokter atau profesi.
2. Mencegah timbulnya masalah.
3. Memonitor kejadian.

 Syarat intervensi

Berikut merupakan syarat dalam pembuatan intervensi :

 Aman dan sesuai usia, kesehatan, dan kondisi individu.


 Dapat dicapai dengan sumber yang tersedia.
 Sesuai dengan nilai, kepercayaan, dan budaya klien.
 Sesuai dengan terapi lain.
 Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman keperawatan atau pengetahuan dari
ilmu pengetahuan yang relevan.
 Memenuhi standar asuhan baku yang ditentukan oleh hukum negara bagian,
asosiasi profesional (American Nurses Association), dan kebijakan institusi.

 Langkah – langkah intervensi

Berikut langkah – langkah dalam pembuatan intervensi :

 Beri tanggal dan tanda tangan rencana.

Tanggal penulisan rencana penting untuk evaluasi, tinjauan dan rencana yang akan
datang. Tanda tangan perawat menunjukkan tanggung gugat terhadap pasien dan
terhadap profesi keperawatan karena keefektifan tindakan keperawatan dapat
dievaluasi.
 Gunakan judul katogori “Intervensi Keperawatan” dan sertakan tanggal
evaluasi pada tiap tujuan.
 Gunakan simbol medis atau bahasa baku dan kata kunci, bukan kalimat
lengkap untuk menyampaikan ide anda.

Misalnya, tulis “Ubah posisi dan perbaiki posisi q2h” bukan “Ubah posisi
dan perbaiki posisi pasien setiap 2 jam”.

 Spesifik

Perawat kini bekerja dalam sif dengan lama waktu yang berbeda, sebagian bekerja
dalam sif 12 jam dan dalam sif 8 jam,sehingga penting untuk menyebutkan dengan
spesifik waktu intervensi diharapkan.

 Rujuk ke buku prosedur atau sumber informasi lain, bukan mencantumkan


semua langkah pada rencana tertulis.

Misalnya “Lihat buku prosedur unit untuk perawatan trakeostomi”.

 Sesuaikan rencana dengan karakteristik unit pasien dengan memastikan


bahwa pilihan pasien, seperti pilihan tentang waktu perawatan dan metode
yang digunakan, dicantumkan.
 Pastikan bahwa rencana keperawatan menggabungkan aspek pencegahan dan
pemeliharaan kesehatan serta aspek pemulihan.
 Pastikan bahwa rencana berisi intervensi untuk pengkajian pasien yang
bersinambungan (Misal, inspeksi insisi q8h).
 Sertakan aktivitas kolaboratif dan kordinasi dalam rencana.

Misalnya, perawat dapat menulis program untuk menanyakan ahli gizi atau ahli terapi
fisik tentang aspek khusus perawatan pasien.

 Sertakan rencana pemulangan pasien dan kebutuhan perawatan di rumah.

Perawat perlu melakukan konsultasi dan membuat pengaturan bersama perawatan


komunitas, petugas dinas sosial, dan lembaga khusus yang menyediakan informasi
dan peralatan yang diperlukan pasien.

 Faktor – faktor intervensi


Demikian juga dalam tehnik penulisan rencana intervensi keperawatan, ada beberapa
faktor yang harus diperhatikan oleh perawat antara lain:

 Kalimat yang ditulis harus berupa kalimat instruksi, berfungsi untuk


menjelaskan tindakan yang akan dilakukan. Instruksi dibuat secara ringkas,
tegas, tepat dan kalimat mudah dimengerti.
 Dapat dijadikan alat komunikasi antar anggota keperawatan/ tim kesehatan
lain untuk kesinambungan asuhan keperawatan yang akdiberikan kepada
klien.
 Memuat informasi yang selalu baru.
 Didokumentasikan pada tempat / kolom yang ditentukan sebagai
pertanggung-jawaban dan pertanggunggugatan perawat terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien.

 Hal – hal yang harus diperhatikan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan rencana intervensi keperawatan


adalah:

 Mengidentifikasi alternatif tindakan.


 Menetapkan dan menguasai teknik serta prosedur keperawatan yang akan
dilakukan.
 Melibatkan klien dan keluarganya.
 Melibatkan anggota tim kesehatan lainnya.
 Mengetahui latar belakang budaya dan agama klien.
 Mempertimbangkan lingkungan, sumber, dan fasilitas yang tersedia.
 Memperhatikan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku. Harus dapat
menjamin rasa aman klien.
 Mengarah pada tujuan dan kriteria hasil yang akan dicapai.
 Bersifat realistik dan rasional.
 Rencana tindakan disusun secara berurutan sesuai prioritas.

BAB 3
KASUS

 Kasus

Pasien A datang ke RS mengatakan bahwa sudah lima hari tidak bisa BAB. Pasien
tersebut jarang minum dan makan sayur. TD 140 / 90 mmHg, suhu 38,7 °C, dan
denyut nadinya 100 x / menit.

Intervensi :

Hari / TTD /
No Dx Tujuan Intervensi
Tanggal Nama
a. – Menganjurkan
makan makanan berserat.
Tujuan: Setelah
dilakukan tidakan
Selasa, b. – Menganjurkan
keperawatan selama
banyak minum air.
1×24 jam. Diharapkan
20 – 9 –
Pasien mampu BAB
11 c. – Kolaborasi
pemberian analgetik.
Dengan normal
d. – Mengukur TTV.

BAB 4
PENUTUP

 Kesimpulan

Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam
beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang
diharapkan.

Terdapat tiga kategori intervensi keperawatan yaitu, intervensi yang diprakarsai oleh
perawat, dokter, dan intervensi kolaboratif. Kategori pemilihan didasarkan pada
kebutuhan klien. Satu klien mungkin membutuhkan semua dari ketiga kategori,
sementara klien lainnya mungkin hanya membutuhkan intervensi yang diprakarsai
oleh perawat dan dokter.

 Saran

Untuk membuat perencanaan, anda harus belajar menentukan prioritas, merumuskan


tujuan, dan membuat intervensi. Melalui perencanaan perawatan yang berkomitmen
pada waktu, maka anda akan dapat memiliki kemampuan dalam memecahkan
masalah dan memiliki kemampuan menentukan validitas keputusan yang dibuat.

DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC

Haryanto. 2007. Konsep Dasar Keperawatan dengan Pemetaan Konsep. Jakarta :

Salemba medika

https://books.google.co.id/books?id=g6SCcVhmbMkC&pg=PA76&dq=intervensi+k
perawatan&hl=en&sa=X&ved=0CCEQ6AEwATgKahUKEwjB94vvZ7HAWCBo4K
HVzPCyM#v=onepage&q=intervensi%20keperawatan&f=false diakses tanggal 10
Agustus 2015.

Anda mungkin juga menyukai