Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN

PADA KLIEN DENGAN RESIKO BUNUH DIRI


DI RSJD. Dr. AMINO GONDOHUTOMO
SEMARANG

Disusun Oleh :
RASTIA IRMACHATSHALIHAH (G3A019142)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
RESIKO BUNUH DIRI

A. Pengertian
Bunuh diri adalah suatu upaya yang disadari untuk mengakhiri
kehidupan individu secara sadar berhasrat dan berupaya melaksanakan
hasratnya untuk mati (Yosep, 2007). Bunuh diri menurut Edwin Schneidman
dalam Kaplan 2010 adalah tindakan pembinasaan yang disadari dan
ditimbulkan diri sendiri, dipandang sebagai malaise multidimensional pada
kebutuhan individual yang menyebabkan suatu masalah di mana tindakan
yang dirasakan sebagai pemecahan yang terbaik.
Bunuh diri berhubungan dengan kebutuhan yang dihalangi atau tidak
terpenuhi, perasaan ketidakberdayaan, keputusasaan, konflik ambivalen antara
keinginan hidup dan tekanan yang tidak dapat ditanggung, menyempitkan
pilihan yang dirasakan dan kebutuhan meloloskan diri; orang bunuh diri
menunjukkan tanda-tanda penderitaan (Kaplan & Saddock, 2010) Perilaku
yang muncul meliputi :
1. Isyarat, Ditunjukkan dengan perilaku secara tidak langsung ingin bunuh
diri Pada kondisi ini mungkin klien sudah memiliki ide untuk mengakhiri
hidupnya, namun tidak disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri.
Klien umumnya mengungkapkan perasaan bersalah/sedih/marah/putus
asa/tidak berdaya. Klien juga mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri
sendiri yang menggambarkan harga diri rendah.
2. Ancaman, Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh klien, berisi
keinginan untuk mati disertai dengan rencana untuk mengakhiri hidupnya
dan persiapan alat untuk melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif klien
telah memikirkan rencana bunuh diri, namun tidak disertai percobaan
bunuh diri.
3. Percobaan Percobaan bunuh diri adalah tindakan klien mencederai atau
melukai diri untuk mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, klien aktif
mencoba bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun, memotong
urat nadi atau menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi.
B. Tanda dan gejala
1. Isyarat Bunuh Diri Klien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri
hidupnya, namun tidak disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri
a. Subyektif :
1) “Tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi jauh!” atau “Segala
sesuatu akan lebih baik tanpa saya.”
2) Mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah / sedih / marah /
putus asa / tidak berdaya.
3) Mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri sendiri yang
menggambarkan harga diri rendah
b. Obyektif :
1) Sedih
2) Murung
3) Marah
4) Menangis
5) Banyak diam
6) Kontak mata kurang
7) Emosi labil
8) Tidak tidur
2. Ancaman Bunuh Diri
a. Subyektif:
1) Ungkapan ingin mati diucapkan oleh pasien berisi keinginan untuk
mati
2) Ungkapan rencana untuk mengakhiri kehidupan
3) Ungkapan dan tindakan menyiapkan alat untuk melaksanakan
rencana tersebut.
b. Obyektif:
1) Banyak melamun
2) Menyiapkan alat untuk rencana bunuh diri
3) Gelisah
4) Mudah emosi
5) Sedih
6) Murung
7) Menangis
8) Jalan mondar-mandir
3. Percobaan Bunuh Diri
a. Subyektif :
1) Mau mati
2) Jangan tolong saya
3) Biarkan saya
4) Saya tidak mau ditolong
5) Emosi labil
b. Obyektif
klien aktif mencoba bunuh diri dengan cara gantung diri, minum racun,
memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi ,
membenturkan kepala

C. Diagnosa keperawatan
Resiko bunuh diri

D. Pohon Masalah

Resiko menciderai diri sendiri,


orang lain dan lingkungan Akibat

Resiko Bunuh Diri Core Problem

Harga diri rendah Penyebab


E. Tindakan Keperawatan pada klien percobaan bunuh diri
1. Tindakan keperawatan pasien
a. Tujuan Klien mampu:
1) Tetap aman dan selamat / Klien tidak menciderai diri sendiri.
2) Latihan cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri dengan
membuat daftar aspek positif diri sendiri.
b. Tindakan Keperawatan generalis klien (Strategi Pelaksanaan)
1) SP 1 Pasien : Mengidentifikasi beratnya masalah risiko bunuh diri:
isarat, ancaman, percobaan (jika percobaan segera rujuk)
2) SP 2 Pasien : Mengidentifikasi benda-benda berbahaya dan
mengamankannya (lingkungan aman untuk pasien)
3) SP 3 Pasien : Latihan cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh
diri: buat daftar aspek positif diri sendiri, latihan afirmasi/berpikir
aspek positif yang dimiliki
4) SP 4 Pasien : Mendiskusikan harapan dan masa depan
2. Tindakan Keperawatan generalis pada keluarga klien Percobaan Bunuh
diri
a. Tujuan umum: Keluarga berperan serta merawat dan melindungi
anggota keluarga yang mengancam atau mencoba bunuh diri
Tujuan khusus : Keluarga mampu keluarga mengenal tanda gejala dan
proses terjadinya resiko bunuh diri
b. Tindakan Keperawatan generalis (Strategi Pelaksanaan) pada keluarga
1) SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yg dirasakan dalam
merawat pasien
2) SP 2 Keluarga : Menjelaskan pengertian, tanda & gejala, dan
proses terjadinya risiko bunuh diri (gunakan booklet)
3) SP 3 Keluarga : Menjelaskan cara merawat pasien dengan risiko
bunuh diri, melatih cara memberikan pujian hal positif pasien,
memberi dukungan pencapaian masa depan, melatih cara memberi
penghargaan pada pasien dan menciptakan suasana positif dalam
keluarga.
4) SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan
E. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Strategi Pelaksanaan Pasien
SP 1 Pasien : Percakapan untuk melindungi pasien dari isyarat bunuh diri

ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu, perkenalkan saya Yuli dari UNIMUS.. Apakah benar ini Ibu Y. Ohh,
senang dipanggil apa ? Ohh Ibu Y”.
Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu Y hari ini? Saya akan selalu menemani Ibu disini mulai dari
pukul 08.00-14.00, nanti akan ada perawat yang menggantikan saya untuk
menemani Ibu selama dirawat di rumah sakit ini”.
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang mbak rasakan selama ini, saya
siap mendengarkan sesuatu yang ingin mbak sampaikan. Bagaimana kalau kita lakukan
disini saja? Jam berapa kita akan berbincang – bincang? Bagaimana kalau jam 13.00
setelah makan siang Ibu?”.
KERJA
“Bagaimana perasaan Ibu setelah bencana itu terjadi? Apakah dengan bencana
tersebut Ibumerasa paling menderita di dunia ini? Apakah Ibu kehilangan kepercayaan diri?
Apakah Ibu merasa tidak berharga dan lebih rendah dari pada orang lain?
Apakah Ibu sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi? Apakah Ibu berniat untuk
menyakiti diri sendiri seperti ingin bunuh diri atau berharap Ibu mati? Apakah Ibu mencoba
untuk bunuh diri? Apa sebabnya?”
Jika klien telah menyampaikan ide bunuh diri, segera memberikan tindakan untuk melindungi
klien”.
“Baiklah tampaknya Ibu memerlukan bantuan untuk menghilangkan keinginan untuk bunuh
diri. Saya perlu memeriksa seluruh kamar Ibu untuk memastikan tidak ada benda-benda yang
membahayakan Ibu”.
“Nah, karena Ibu tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri
hidupIbu, maka saya tidak akan membiarkan Ibu sendiri”.
“Apakah yang akan Ibu lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul? Ya, saya setuju. Ibu
harus memaggil perawat yang bertugas di tempat ini untuk membantu Ibu. Saya percaya
Ibu dapat melakukannya”.
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bincang – bincang selama ini ?
Coba ibu sebutkan cara tersebut ?”.
RTL
“Ibu, untuk pertemuan selanjutnya kita membicarakan tentang meningkatkan harga diri
pasien isyarat bunuh diri. Jam berapa Ibu bersedia bercakap-cakap lagi? mau berapa
lama?Ibu, mau dimana tempatnya?”

SP 2 Pasien : Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat


bunuh diri

ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu, masih ingat dengan saya? Ya betul sekali. Saya perawat
Yuli”.
Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu saat ini? Masih adakah dorongan mengakhiri
kehidupan? Baik, sesuai janji kita kemarin sekarang kita akan membahas
tentang rasa syukur atas pemberian Tuhan yang masih Ibu miliki. Mau
berapa lama? Dimana?baiklah 30 menit disini ya bu”.
KERJA
“Apa saja dalam hidup Ibu yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yang
sedih dan rugi kalau Ibu meninggal. Coba Ibu ceritakan hal-hal yang baik
dalam kehidupan Ibu. Keadaan yang bagaimana yang membuat Ibu merasa
puas? Bagus. Ternyata kehidupan Ibu masih ada yang baik yang
patut Ibu syukuri. Coba Ibu sebutkan kegiatan apa yang masih
dapatIbu lakukan selama ini. Bagaimana kalau Ibu mencoba melakukan
kegiatan tersebut, Mari kita latih”.
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan
kembali apa-apa saja yang Ibu patut syukuri dalam hidup Ibu? Ingat dan
ucapkan hal-hal yang baik dalam kehidupan Ibu jika terjadi dorongan
mengakhiri kehidupan. Bagus Ibu. Coba Ibu ingat lagi hal-hal lain yang
masih Ibu miliki dan perlu di syukuri!”.
RTL
“Nanti jam 2 siang kita bahas tentang cara mengatasi masalah dengan baik.
Tempatnya dimana? Baiklah, tetapi kalau ada perasaan-perasaan yang
tidak terkendali segera hubungi saya ya!”.

SP 3 Pasien : Percakapan untuk meningkatkan kemampuan dalam


menyelesaikan masalah pada pasien isyarat bunuh diri

ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu. Masih ingat saya? Iya betul, saya perawat Yuli”.
Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Masihkah ada keinginan bunuh diri?
Apalagi hal-hal positif yang perlu disyukuri? Bagus!”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Sekarang kita akan berdiskusi tentang bagaimana cara mengatasi masalah Ibu selama ini.
Mau berapa lama Ibu? Mau disini saja?”
KERJA
“Coba ceritakan situasi yang membuat Ibu ingin bunuh diri. Selain bunuh diri apalagi kira-
kira jalan keluarnya. Wow, banyak juga ya Ibu. Nah, sekarang coba kita diskusikan tindakan
yang menguntungan dan merugikan dari seluruh cara tersebut. Mari kita pilih cara
mengatasi masalah yang paling menguntungkan! Menurut Ibu cara yang mana? Ya saya juga
setuju dengan pilihan Ibu. Sekarang kita buat rencana kegiatan untuk mengatasi perasaan
Ibu ketika mau bunuh diri dengan cara tersebut”.
TERMINASI
“Evaluasi subjektif: Bagaimana perasaan Ibu, setelah kita bercakap-cakap?
Evaluasi objektif: Apa cara mengatasi masalah yang Ibu gunakan. Coba Ibu melatih cara
yang Ibu pilih tadi”.
RTL
“Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi untuk membahas pengalaman Ibu
menggunakan cara yang Ibu pilih”.

SP 4 Pasien : Mendiskusikan harapan dan masa depan

ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu. Masih ingat saya? Iya benar, saya perawat Yuli”.
Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu hari ini? Masihkah ada keinginan bunuh diri?
Apalagi hal-hal positif yang perlu disyukuri? Bagus!”.
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Sekarang kita akan berdiskusi tentang harapan dan masa depan ibu. Mau berapa lama Ibu?
Mau disini saja?”.
KERJA
“Coba ceritakan apa harapan yang ingin ibu capai? Oh iyaa bagus ibu ingin menjadi istri dan
ibu yang baik untuk suami dan anak ibu, ibu juga ingin menjoba berjualan sayur d rumah
setelah pulang dari Rumah Sakit”.
TERMINASI
Evaluasi
“Baiklah ibu sudah mengungkapkan harapan masa depan ibu, dengan demikian kemungkinan
ibu untuk bunuh diri dapat dicegah”.
RTL
“Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi untuk membahas pengalaman Ibu
menggunakan cara yang Ibu pilih”.

2. Strategi Pelaksanaan Keluarga


SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat
pasien
ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi !”perkenalkan saya Ira. Perawat yang merawat Ny. Y”.
Validasi
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Bagaimana kalau pagi ini kita ngobrol tentang masalah yang dihadapi Bapak/ibu dalam
merawat ibu Y? Berapa lama waktu Bapak/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan
wawancara!”.
KERJA :
“Apa masalah yang Ibu hadapi dalam merawat ibu Y?ohh baiklah ternyata ibu tidak
mengetahuhi penyakit yang diderita ibu Y? iya bu Tn.S memiliki masalah resiko bunuh diri.”
Oleh karena itu Ibu Y membutuhkan perawatan untuk mengatasi penyakitnya. Maka dari itu
ibu harus tau bagaimana cara merawat Ibu Y”.
TERMINASI
Evaluasi
”Bagaimana perasaan ibu setelah percakapan kita ini?” oh iya ibu ingin mengetahui
bagaimana cara merawat ibu Y”.
RTL
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk meberitahu bagaimana penyakit RBD dan cara
merawat ibu Y. Jam berapa Bp/Ibu datang? Baik saya tunggu. Sampai jumpa”.

SP 2 Keluarga : Menjelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses


terjadinya risiko bunuh diri

ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi !”perkenalkan saya Ira. Perawat yang merawat ibu Y”
Validasi
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Bagaimana kalau pagi ini kita ngobrol tendang cara merawat ibu Y? Berapa lama
waktu Bapak/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”
KERJA
“Apa yang Ibu ketahui tentang masalah Bapak”
“Ya memang benar sekali Bu, ibu Y mengalami resiko bunuh diri yaitu upaya yang
disadari untuk mengakhiri kehidupan individu secara sadar berhasrat dan berupaya
melaksanakan hasratnya untuk mati. klien aktif mencoba bunuh diri dengan cara gantung
diri, minum racun, memotong urat nadi, atau menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi ,
membenturkan kepala.” Jika benar seperti itu sebaiknya ibu harus memperhatikan ibu Y
agar tidak melakukan hal-hal percobaan bunuh diri”.
TERMINASI
Evaluasi
”Bagaimana perasaan ibu setelah percakapan kita ini?”
“Dapatkah Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi ibu Y dan bagaimana cara
merawatnya?”
“Bagus sekali Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Ibu kemari lakukan
seperti itu. Nanti di rumah juga demikian”.
RTL
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendadang untuk latihan cara memberi
pujian langsung kepada ibu Y”
“Jam berapa Bp/Ibu datang? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”
SP 3 Keluarga: Melatih keluarga cara merawat pasien risiko bunuh diri

ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Assalamu’alaikum. Selamat pagi Bapak/Ibu. Benar kalian adalah orang tua dari Ibu Y ?
Kenalkan saya perawat Yuli dari UNIMUS yang merawat ibu Y selama disini”.
Validasi
“Bagaimana bu sudah mengerti apa itu RBD?”
“Bagus sekali ibu sudah mengerti”.
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Sekarang kita akan mendiskusikan tentang car merawat ibu Y”.
“Dimana kita akan mendiskusikannya? Berapa lama bapak dan ibu ingin
mendiskusikannya?”.
KERJA
“Apa yang bapak/ibu lihat dari perilaku Ibu selama ini?”
“Bapak/Ibu sebaiknya lebih sering memperhatikan tanda dan gejala bunuh diri. Pada
umumnya orang yang akan melakukan tindakan bunuh diri menunjukkan tanda melalui
percakapannya seperti “ saya tidak ingin hidup lagi”. Apakah Ibu Y sering
mengatakannya pak?”
“Kalau bapak/ibu mendengarkan Ibu Y berbicara seperti itu, maka sebaiknya bapak
mendengarkan secara serius. Pengawasan terhadap kondisi Ibu Y perlu ditingkatkan,
jangan biarkan Ibu Y mengunci diri di kamar. Bapak perlu menjauhkan benda berbahaya
seperti gunting, silet, gelas dan lain-lain. Hal ini sebaiknya perlu dilakukan untuk
melindungi Ibu Y dari bahaya dan memberi dukungan untuk tidak melakukan tindakan
tersebut”.
“Usahakan 5 hari sekali bapak dan ibu memuji dengan tulus”.
“Tetapi kalau sudah terjadi percobaan bunuh diri, sebaiknya bapak dan ibu mencari
bantuan orang lain. Apabila tidak dapat diatasi segeralah ke rumah sakit terdekat untuk
mendapatkan perawatan yang lebih serius. Setelah kembali ke rumah, bapak/ ibu perlu
membantu Ibu terus berobat untuk mengatasi keinginan bunuh diri”.
TERMINASI
“Evaluasi Subjektif: Bagaimana bapak/ibu ada yang mau ditanyakan?”
“Evaluasi objektif: Bapak/ibu dapat mengulangi lagi cara-cara merawat anggota
keluarga yang ingin bunuh diri? Ya, Bagus”.
RTL
“Jangan lupa untuk selalu mengawasi Ibu Y ya pak jika ada tanda-tanda keinginan bunuh
diri segera menghubungi kami. Terima kasih Bapak/Ibu. Selamat Siang”.
SP 4 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga

ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu. Masih ingat dengan saya? Iya saya perawat Yuli”.
Validasi
“Bagaimana kabar ibu? Sudah bisa kan merawat ibu Y?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
”Karena hari ini bapak direncanakan pulang, maka kita akan membicarakan jadwal Ibu Y
selama di rumah”
”Berapa lama Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor”
KERJA:
”Bu ini jadwal kegiadan Ibu Y selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah semua
dapat dilaksanakan di rumah?”Bu, jadwal yang telah dibuat selama Ibu Y dirawat
dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiadan maupun jadwal minum
obatnya”.
”Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
Bapak selama di rumah. Misalnya kalau Ibu Y terus menerus menyalahkan diri sendiri dan
berpikiran negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan
perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi rumah sakit atau
bawa bapak lansung kerumah sakit”.
TERMINASI
Evaluasi
”Bagaimana Bu? Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiadan harian Bapak”.
RTL
“Jangan lupa kontrol ke rumah sakit sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak.
Silakan selesaikan administrasinya!”
DAFTAR PUSTAKA

NANDA. (2012). Diagnosa Keperawatan definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Cetakan 2012.Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Keliat, BA, Akemat. (2010). Model Praktek Keperawatan Profesional. Jiwa
Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Keliat, BA, Akemat, Helena C D, Nurhaeni , H (2012). Keperawatan Kesehatan
Jiwa Komunitas: CMHN(Basic Course). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Stuart, G.W.(2013) Principles and Practise 0f Psychiatric Nursing. 8 ed.
Missouri:Mosby

Anda mungkin juga menyukai