TEMPAT :
Ruang Rawat Inap dan Ruang IGD
IBS
UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap
HCU
RUMAH SAKIT PELAYANAN RUMATAN ANESTESI DI KAMAR
PKU MUHAMMADIYAH OPERASI
BLORA Nomer Dokumen Halaman : ½
69/SPO-IBS/RSPKU/I/2018 Revisi ke : 00
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 13 Januari 2018
Suatu keadaan yang dihasilkan oleh efek pemberian obat yang membuat
pasien dapat menoleransi kondisi atau prosedur yang tidak
PENGERTIAN menyenangkan. Dimana fungsi pernafasan dan cardiovascular tidak
terganggu atau terpengaruh. Walaupun mungkin fungsi kognitif dan
koordinasi terpengaruh
1. Memberikan acuan kepada dokter Spesialis Anastesi dalam
memberikan pelayanan sedasi yang aman dan nyaman dengan tetap
mengedepankan patient safety
TUJUAN
2. Meminimalisasi kesalahan yang dibuat dokter spesialis Anestesi yang
bekerja dan terdaftar mempunyai SIP di RS PKU Muhammadiyah
Blora dalam pemberian obat sedasi
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :
KEBIJAKAN 0092/KEP.IV.6.AU/01/2018 Tentang pedoman Pelayanan Anestesi dan
sedasi di RS PKU Muhammadiyah Blora
1. Dosis
obat yang diberikan tidak boleh sampai menghilangkan kesadaran
(hanya resposn dengan rangsangan nyeri).
Obat bolus yang diberikan tidak boleh melebihi dosis maksimal
untuk sedasi ,yang direkomendasikan
Untuk anak-anak < 12 th sebaiknya tidak diberikan kecuali dalam
kondisi khusus dikarenakan alasan obstruksi jalan nafas yang
tidak terdeteksi serta bila tidak dalam pengawasan dan oleh orang
yang terlatih
Pemberian obat diberikan secara titrasi, tetapi tetap tidak boleh
melebihi dosis maksimal sedasi
3. Persiapan
- Jelaskan kepada pasien atau keluarga pasien tentang prosedur
pemberian sedasi bila diperlukan ada penandatanganan surat
persetujuan
- Tersedi O2 suply dan alat-alat bantuan nafas, baik pembebasan
jalan nafas maupun ventilasi tekanan positif
- Vital sign diukur sebelum pemberian
RUMAH SAKIT PELAYANAN SEDASI RINGAN
PKU MUHAMMADIYAH
BLORA Nomer Dokumen Halaman :
Revisi ke : 00
054/PAB/SPO/01/2018 2/2
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30
4. Tenaga dan alat
Personnel:
Setidaknya ada satu orang tenaga yang terlatih Bantuan Hidup
Dasar (BLS)
Alat dan obat-obatan
Alat pembebasan jalan nafas dan bantuan nafas harus tersedia
dan mudah dijangkau segera
Obat-obatan emergency tersedia
Tersedia antidote
PROSEDUR
5. Dokumentasi dan Monitoring
yang melakukan monitoring haruslah orang yang terbiasa atau terlatih
melakukan monitoring dan mengenali dengan baik alat-alat monitor
yang digunakan.Yang dimonitor setidaknya:
Tensi
Nadi
FrekwensiNafas
Skor sedasi
Skoring Nyeri
UNIT TERKAIT IBS
RUMAH SAKIT PELAYANAN SEDASI MODERAT
PKU MUHAMMADIYAH
BLORA Nomer Dokumen Halaman :
Revisi ke : 00
055/PAB/SPO/01/2018 1/2
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 16 Januari 2018
2. Evaluasi Pasien
Lakukan sedasi minimal pada pasien dengan status fisik ASA I dan II.
Pasien tetap harus diperiksa terlebih dahulu, riwayat kesehatan dan
penggunaan obat sebelumnya. Pasien dengan status fisik ASA III dan
IV mungkin memerlukan konsultasi dan kerjasama dengan spesialis
lain
3. Persiapan
Beritahu pasien atau keluarga pasien tentang prosedur pemberian
PROSEDUR
sedasi, pasien dipuasakan minimal 6 jam atau dipuasakan seperti
pada persiapan anastesi umum, harus dilakukan penandatanganan
surat persetujuan tersedianya O2 suply dan alat-alat bantuan nafas,
baik pembebasan jalan nafas maupun ventilasi tekanan positif Vital
sign diukur sebelum pemberian
Persiapan Pasien
1. Jelasan tentang tujuan dan tindakan yang akan dilakukan.kedapa
pasien dan keluarga
2. Siapkan Informed consent.
3. Puasakan pasien.
4. Pasang infus, bila sudah terpasang yakinkan infus dalam keadaan
lancar.
5. Lakukan Support mental.
6. Posisikan pasien diatur posisi lateral.
7. Identifikasi area injeksi
B. Teknik :
1. Posisikan pasien lateral,prone atau jack-knife position
2. Identifikasi sacral cornua
3. Lakukan teknik steril anastetist dan sterilisasi /desinfeksi sacral
cornua
4. Infiltrasi local anastesi kulit dan underlying ligament
5. Insersi jarum 45⁰ dari sacrum diantara dua cornua
PROSEDUR 6. pastikanmenembus sacrococcygeal membrane ujung jarum akan
menyentuh ventral plate sacral canal
7. Tarik sedikit Jarum 1-2 millimeters dari periostium,kemudian sudut
dengan sacrum diturunkan 5 sampai 15 derajat
8. Perdalam Jarum (pada dewasa bisa sampai 2 cm)
9. Jika jarum pada posisi benar pada sacral canal,tidak didapatkan CSF
saat diaspirasi,dan beberapa millimeter air dapat diinjeksikan.
C. Lokal Anastesi :
1. penambahan ephineprine untuk single-dose local anestesi 5 mcg/cc
atau konsentrasi 1 : 200.000
2. Dosis local anastesi untuk sacral 0,5 cc/kg ,low thorax sampai sacral 1
cc/kg, sacral sampai mid thorax 1,25 cc/kg
3. Lokal anestesi yang digunakan bisa bupivacain 0,125 % - 0,25 %,
lidocain 1 %, ropivacain 0,2 %
4. Dosis maksimal lidocain 5 mg/kg, Bupivacain 2 mg/kg, Ropivacaine 3
mg/kg.
5. Dosis maksimal dengan penambahan ephineprine lidocaine 10 mg/kg,
Bupivacaine 3 mg/kg, tidak direkomendasikan penambahan
Ropivacaine.
PERSIAPAN PASIEN
8. Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tujuan dan
tindakan yang akan dilakukan.
9. Informed consent.
10. Puasa.
11. Pemasangan infus, bila sudah terpasang yakinkan infus dalam
keadaan lancar.
12. Support mental.
13. Posisi pasien diatur posisi lateral.
14. Identifikasi area injeksi
PERSIAPAN OBAT
1. Obat Lokal anestesi,tanpa campuran adrenalin.
2. Obat lokal anestesi hyperbarik (Lidocain hyperbarik,
Bupivacaine hyperbarik, LevoBupivacain,Ropivacaine).
3. Adjuvan lokal anestesi; adrenalin, Nabic.
RUMAH SAKIT PELAYANAN ANESTESI TEKNIK REGIONAL
PKU MUHAMMADIYAH EPIDURAL
BLORA Nomer Dokumen Halaman 3/3
Revisi ke : 00
062/PAB/SPO/01/2018
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 16 Januari 2018
1. Petugas IBS
UNIT TERKAIT 2. Dokter Bedah
3. Dokter Anestesi
RUMAH SAKIT PELIMPAHAN WEWENANG KEPADA PERAWAT
PKU MUHAMMADIYAH ANESTESI
BLORA
Nomer Dokumen Halaman 1/1
Revisi ke : 00
065/PAB/SPO/01/2018
Direktur
Ketentuan :
1. Melakukan tindakan anaesthesiologi pada pasien yang akan dilakukan
operasi baik di ruang instalasi bedah sentral ataupun emergency.
2. Tindakan perawatan dari persiapan hingga melakukan pengawasan
selama pasien belum sadar secara penuh.
3. Memberikan obat-obatan anestesi bila diperlukan baik dalam
persiapan, selama maupun pasca pembedahan sesuai perintah dokter
PROSEDUR anestesi.
Prosedur
1. Jika ada dokter spesialis anestesiologi, maka dapat dimintakan
instruksi tertulis serta berikut parafnya.
2. Jika dokter spesialis anestesiologi tidak ada di tempat tetapi masih
dapat dijangkau, maka dapat dimintakan instruksi secara lisan yang
kemudian dapat dikonfirmasikan tertulis berikut paraf.
Kontra Indikasi :
1. Kontaindikasi relatif
- Infeksi di sekitar tempat injeksi
- Lama pembedahan yang tidak jelas
2. Kontraindikasi absolut
- Pasien menolak
- Hipovolemia
- Koagulopati
- Adanya defisit dan kelainan neurologis
- Kenaikan tekanan intrakranial
- Infeksi di tempat tusukan
PROSEDUR
Komplikasi :
1. Trauma neurologis yang permanen
2. Sindrom kauda equina
3. Spinal hematom
4. Arachnoiditis
5. Meningitis
6. PDPH
7. High spinal
8. Gangguan kardiovaskular
Peralatan :
1. Satu unit steril set berisi: Handscun Steril, kasa steril, povidone iodine dan
alcohol.
2. Spinocan dengan ukuran yang sesuai
3. Spuit 5 cc untuk injeksi obat spinal
RUMAH SAKIT PELAYANAN ANESTESI TEKNIK REGIONAL SAB
PKU MUHAMMADIYAH
Blora Nomer Dokumen Halaman 2/3
Revisi ke : 00
067/PAB/SPO/01/2018
Direktur
PERSIAPAN PASIEN
1. Jelasan Pasien dan keluarga tentang tujuan dan tindakan yang akan
dilakukan.
2. Informed consent.
3. Puasa.
4. Pasang infus, bila sudah terpasang yakinkan infus dalam keadaan
lancar.
5. Support mental.
6. Atur Posisi pasien posisi lateral.
7. Identifikasi area injeksi
PERSIAPAN OBAT
1. Obat Lokal anestesi,tanpa campuran adrenalin.
2. Obat anestesi hyperbarik (Lidocain hyperbarik, Bupivacaine
hyperbarik, LevoBupivacain,Ropivacaine).
3. Adjuvan lokal anestesi; adrenalin, Nabic.
RUMAH SAKIT PELAYANAN ANESTESI TEKNIK REGIONAL SAB
PKU MUHAMMADIYAH
BLORA Nomer Dokumen Halaman 3/3
Revisi ke : 00
067/PAB/SPO/01/2018
Direktur
TEKNIK :
1. Monitor tanda-tanda vital (Irama ECG, Tekanan darah, Nadi, saturasi
oksigen, respirasi rate) sebelum, selama dan sesudah pemasangan
2. Pasien diberitahu
3. Cuci tangan sebelum melaksanakan tindakan
4. Petugas memakai sarung tangan steril
5. Desinfeksi area yang sudah diidentifikasi SAB
6. Lakukan lokal anestesi di area SAB.
7. Lakukan penyuntikan jarum spinal dengan tehnik pendekatan
paramedian.
8. Cek liquor (+), barbotage (+).
9. Injeksi Obat Anestesi hyperbarik secara perlahan sesuai dengan
PROSEDUR keinginan ketinggian blok,disela dengan barbotage untuk meningkatkan
ketinggian blok.
10. Cek ketinggian blok dengan test pin prick, suhu
11. Atur posisi head up atau head down sesuai dengan ketinggian yang
diinginkan.
12. Setelah yakin posisi blok tercapai maka posisi meja operasi
dipertahankan.
13. Siapan dan lakukan terapi efek samping dari hasil ketinggian
blok,mungkin mengalami hypotensi, mual, muntah bahkan apnue.
14. Segera lakukan penatalaksana emergensi jika terjadi komplikasi
15. Monitor ketat pada menit pertama sampai dengan posisi stabil blok
16. Cuci tangan.
Pelaksanaan
1. Siapkan perlengkapan terlebih dahulu sebelum pasien post operasi
dipindahkan ke ruang recovery room.
2. Pindahkan pasien ketempat tidur dengan posisi tidur yang
memungkinkan patensi jalan nafas terjaga sesuai indikasi.
3. Lakukan pengawasan terhadap air way, breathing, circulation,
PROSEDUR tingkatkesadaran, keadaan umum, status hemodinamik pasien post
operasi.
4. Catat hasil pengawasan / monitoring pada status pasien.
5. Apabila terjadi kegawatan yang menyangkut anestesi/ pembedahan
laporkan segera kepada dokter penanggungjawab masing-masing.
6. Lakukan pemindahan pasien dari RR apabila telah memenuhi
criteria pemindahan yaitu: berdasarkan Aldrete score untuk pasien
dengan anestesi umum, Steward score untuk pasien anak, dan
bromage score untuk pasien dengan regional anestesi.
7. Pindahkan segera pasien post operasi yang membutuhkan
penanganan medis dan perawatan intensif dengan peralatan
khusus (ICU, HCU, PICU, NICU).
1. Ruang rawat jalan
UNIT TERKAIT 2. Ruangrawatinap
3. IBS
PEMBERIAN INFORMASI PASCA BEDAH
RUMAH SAKIT
PKU MUHAMMADIYAH Nomer Dokumen Revisi ke:00 Halaman
BLORA 072/PAB/SPO/01/2018 1/1
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30.