Anda di halaman 1dari 40

RUMAH SAKIT PELAYANAN PRE OPERATIF

PKU MUHAMMADIYAH ANESTESI OPERASI ELEKTIF


BLORA Nomer Dokumen Halaman :
Revisi ke : 00
67/SPO- 1/1
IBS/RSPKU/I/2018
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 12 Januari 2018
dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes
NBM: 042006.30

Tindakan pre operasi elektif ini kondisi pasien dapat dipersiapkan


sebelumnya sehingga pada saat akan dilakukan operasi, kondisi pasien
diharapkan dalam kondisi yang optimal.
PENGERTIAN
Tindakan pre operatif dilakukan selain untuk mengetahui kondisi pasien
untuk pembedahan keesokan harinya, juga untuk mengoptimalkan
kondisi pasien sebelum dilakukan operasi.
Memberikan acuan kepada dokter Spesialis Anestesiologi dalam
TUJUAN memberikan pelayanan anestesi yang aman dan nyaman dengan tetap
mengedepankan patient safety
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor : /
KEBIJAKAN / / Tentang pedoman Pelayanan Anestesi di RS PKU Muhammadiyah
Blora
Jadwal Pre-Op visite dilakukan minimal 24 jam sebelum operasi
berlangsung.
Tata laksana Pre op visite :
1. Pelajari status rekam medis penderita
2. Perkenalkan diri pada penderita dan keluarga penderita
3. Lakukan anamnesa penderita (riwayat penyakit dahulu, penyakit
sekarang, operasi sebelumnya, terapi medikamentosa saat ini)
PROSEDUR
4. Lakukan pemeriksaan fisik secara teliti ( B1-B6 )
5. Lakukan assesment PS ASA penderita
6. Jelaskan dan Inform consent pasien dan keluarga pasien
(puasa,pembiusan, prosedur pembiusan, resiko, komplikasi, alternatif
tindakan)
7. Tulis pesanan pre op di status rekam medis
8. Operkan pesanan pre op pada perawat yang bertugas

- Unit Rawat Inap


UNIT TERKAIT - IGD
- IBS
RUMAH SAKIT PELAYANAN PRE OPERATIF ANESTESI PASIEN
PKU MUHAMMADIYAH OPERASI EMERGENCY
BLORA Nomer Dokumen Halaman : ½
Revisi ke : 00
68/SPO-
IBS/RSPKU/I/2018
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 12 Januari 2018

dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes


NBM: 042006.30
Proses penilaian klinis yang mendahului pemberian perawatan untuk
pembedahan dan prosedur non pembedahan dan yang terkait dengan
pemberian sedasi/anestesi yang melibatkan penelaahan informasi dari
PENGERTIAN
berbagai sumber termasuk rekam medis pasien, anamnesa, pemeriksaan
fisik dan hasil dari medical test dan evaluasi pada pasien rencana operatif
emergency
Memberikan acuan dalam memberikan pelayanan anestesi yang aman
TUJUAN
dan nyaman dengan tetap mengedepankan patient safety
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor : /
KEBIJAKAN / / Tentang pedoman Pelayanan Anestesi dan sedasi di RS PKU
Muhammadiyah Blora
ALAT :
- Stetoskop
- Tensimeter
- Thermometer
- Pen light
- SpO2 portable
- Status anestesi
- Alat tulis

TEMPAT :
Ruang Rawat Inap dan Ruang IGD

1. Permintaan pre operatif pasien emergency dari sejawat lain


2. Lakukan evaluasi praoperasi anestesi melalui langkah berikut :
PROSEDUR Identifikasi penyakit:
Lakukan dengan memperoleh riwayat kesehatan yang akurat.:
1. Anamnesa (baik dari pasien, keluarga, dokter pribadi pasien)
2. Memeriksa catatan medis.
3. Melakukan pemeriksaan fisik
4. Meninjau laboratorium yang tersedia atau tes diagnostik.
3. Lakukan penilaian dari tingkat keparahan penyakit yang mendasari.
Didasarkan pada asimilasi informasi yang diperoleh dari langkah 1
dan dimodifikasi oleh laboratorium lebih lanjut atau tes diagnostik.
4. Optimalisasi atau pengobatan penyakit yang diidentifikasi.
Ini termasuk penambahan terapi lebih agresif sebelum operasi
(misalnya : pemantauan hemodinamik, dll) atau penundaan operasi
untuk memungkinkan lebih banyak waktu untuk terapi medis.
(misalnya pengobatan hipertensi tidak terkontrol, rehidrasi pasien
dengan dehidrasi).
RUMAH SAKIT PELAYANAN PRE OPERATIF ANESTESI PASIEN
PKU MUHAMMADIYAH OPERASI EMERGENCY
BLORA Nomer Dokumen Halaman :
68/SPO-
Revisi ke : 00
2/2
IBS/RSPKU/I/2018
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 12 Januari 2018
dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes
NBM: 042006.30

5. Lakukan penilaian risiko anestesi praoperasi yang didasarkan pada


penyakit medis yang mendasari, hasil evaluasi preanestesi dan
prosedur pembedahan yang direncanakan.
6. Jelaskan dan Inform consent pasien dan keluarga pasien (pembiusan,
prosedur pembiusan, resiko, komplikasi, alternatif tindakan)
7. Berikan resep untuk preoperatif medikasi serta menyiapkan darah
PROSEDUR untuk persiapan operasi jika dibutuhkan.
8. Tulis pesanan pre op di status rekam medis
9. Operkan pesanan pre op pada perawat yang bertugas.
10. Dokter Anestesiologi yang bertanggung jawab membuat rencana kerja
Setelah kondisi pasien sudah cukup optimal untuk dilakukan anestesi
dan pembedahan pasien di antar ke ruang operasi dengan monitoring
dan membawa obat dan alat emergency selama proses transport.

IBS
UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap
HCU
RUMAH SAKIT PELAYANAN RUMATAN ANESTESI DI KAMAR
PKU MUHAMMADIYAH OPERASI
BLORA Nomer Dokumen Halaman : ½
69/SPO-IBS/RSPKU/I/2018 Revisi ke : 00
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 13 Januari 2018

dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes


NBM: 042006.30
Pelayanan rumatan anestesi adalah tindakan anestesi yang mendukung
tindakan medis meliputi: pemberian sedasi, analgesi dan relaksasi serta
PENGERTIAN
back up resusitasi selama prosedur operasi yang disesuai kan dengan
evaluasi kondisi klinis penderita
1. Membuat dokter spesialis Anestesi yang bekerja dan terdaftar
mempunyai SIP di RS PKU Muhammadiyah Blora mempunyai
tutunan dalam pemberian rumatan anesthesia pasien operasi di Unit
TUJUAN Bedah Sentral RS PKU Muhammadiyah Blora.
2. Meminimalisasi kesalahan oleh dokter spesialis Anestesi yang bekerja
dan terdaftar mempunyai SIP di RS PKU Muhammadiyah Blora
dalam pemberian rumatan anestesi pasien operasi.
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :
KEBIJAKANRUMAH0092/KEP.IV.6.AU/01/2018
SAKIT PELAYANAN RUMATAN ANESTESI DI KAMAR
Tentang pedoman Pelayanan Anestesi dan
sedasi di RS PKU Muhammadiyah Blora.OPERASI
PKU MUHAMMADIYAH
BLORA
Tempat: Nomer Dokumen Halaman :
Revisi ke : 00
052/PAB/SPO/01/2018
Ruang Kamar Operasi Instalasi Bedah Sentral RS Aisyiah Bojonegoro 2/2
1. periksa dan pastikan Alat monitor dan mesin anestesi berfungsi Direktur
STANDAR dengan baik sebelum dilakukan tindakan rumatan anestesi oleh
Tgl diterbitkan :
dokter spesialis 16 Anestesiologi yang bekerja di kamar operasi tersebut.
PROSEDUR Januari 2018
2. Dokter spesialis Anestesiologi yang melakukan rumatan anestesi
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes
OPERASIONAL harus menyiapkan obat-obatan emergency dan obat-obatan tertentu
sesuai kondisi klinis penderita dan tindakan operasi NBM:yang
042006.30
diakukan.
3. Monitoring yang dilakukan adalah monitoring
9. Dokter spesialis Anestesiologi yang melakukan rumatan tanda–tanda vitalanestesi
berupa
saturasi oksigen dengan pulse oxymetri, tekanan
diharapkan untuk senantiasa berkomunikasi dengan operator selama darah yang
kontinyu, monitor EKG,
tindakan operasi dilakukan. suhu, CVP, EtCO2, ABP, Produksi Urin, dan
precordial stetoskop yang disesuaikan dengan
10. Dokter spesialis Anestesiologi yang melakukan rumatan anestesi kebutuhan dan kondisi
PROSEDUR klinis penderita
diharapkan untuksertasenantiasa
tindakan operasi
tahu yangakandilakukan.
resiko tindakan yang
4. dilakukan
Monitoringoleh hal-hal tersebut diatas dilakukan setiap 3-5
operator dan siap dengan tindakan atau obat-obatan menit satu kali
dan dicatat di
untuk mengatasinya.dalam kartu anestesi.
5. Dokter
11. Lakukanspesialis
rumatan Anestesiologi
anestesi dengan yangmemberikan
melakukan sedasi, analgesi
rumatan dan
anestesi
relaksasi sesuai dengan kondisi klinis penderita
diharapkan untuk senantiasa mengutamakan patient safety selama dan tindakan operasi
PROSEDUR yang dilakukan.
melakukan rumatan anestesia.
6. Dokter
12. Monitoring dilakukan
spesialis oleh Dokter
Anestesiologi yang spesialis
melakukan Anestesiologi dalam
rumatan anestesi
rumatan anestesi harus melakukan dan
diharapkan untuk senantiasa melakukan konsultasi kepada menggantikan cairan yang
supervisor anestesi yang bertanggung jawab pada hari itu dan
keluar selama operasi sesuai dengan hemodinamik penderita bila
jumlah dankesulitan
mengalami jenis cairan yang disesuikan dengan kondisi klinis
penderita
13. Dokter dan tindakan
spesialis operasiyang
Anestesiologi yangmelakukan
dilakukan. rumatan anestesi akan
7. menghentikan
Catat hasil rumatan Dokter spesialis
rumatan anestesi jika tindakan Anestesiologi
operasidi telah
dalamselesai
kartu
anestesi
atau adasetiap pemberian
penyulit yangobat-obatan atau cairan
tidak terartasi selama pengganti
operasi dengan
dan
mencantumkan dengan
dikomunikasikan jenis operator
cairannya, dalamvolumenya
memutuskan dan waktu
penghentian
memberikannya.
rumatan anestesia tersebut
UNIT TERKAIT IBS Catat hasil rumatan Dokter spesialis Anestesiologi terkait nomor seri,
8.
jenis, indikasi dan volume darah atau komponennya yang
ditransfusikan kepada penderita di dalam kartu anestesi setiap
melakukan transfusi darah atau komponennya
RUMAH SAKIT PERSIAPAN MESIN ANESTESI
PKU MUHAMMADIYAH
BLORA Nomer Dokumen Halaman :
Revisi ke : 00
053/PAB/SPO/O1/2018 1/1
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30
Persiapan mesin anestesi adalah tindakan yang harus dilakukan
oleh perawat anastesi anestesi sebelum melakukan pembiusan
PENGERTIAN pada pembedahan, sehingga tiap masalah yang mungkin timbul
akan dapat diantisipasi dengan baik demi kepentingan pasien
safety
Membuat Dokter Spesialis anstesi dan perawat anastesi
TUJUAN mempunyai tutunan dalam melakukan persiapan mesin anestesi
sebelum melakukan tindakan anestesi
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora
KEBIJAKAN Nomor : 0092/KEP.IV.6.AU/01/2018 Tentang pedoman Pelayanan
Anestesi dan sedasi di RS PKU Muhammadiyah Blora.
1. Sambung mesin anestesi dengan O2, N2O dan exhaust
sesuai dengan sambungannya.
2. Cek ada kebocoran sambungan atau tidak
3. Nyalakan mesin anestesi, cek fungsi mesin anestesi
4. Periksa ada tidaknya kebocoran bag
5. Periksa valve mesin anestesi dalam kondisi bersih.
PROSEDUR
6. Cek tubing mesin anestesi bersih dan pastikan sesuai
ukurannya
7. Pastikan sodalime masih cukup
8. Periksa vaporizer terisi dengan cukup obat anestesi inhalasi.
9. Nyalakan alat suction, cek fungsinya.
10. Cek fungsi meja operasi.
UNIT TERKAIT IBS
RUMAH SAKIT PELAYANAN SEDASI RINGAN
PKU MUHAMMADIYAH
BLORA Nomer Dokumen Halaman :
Revisi ke : 00
054/PAB/SPO/O1/2018 1/2
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan
OPERASIONAL 16 Januari 2018

( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)


NBM: 042006.30

Suatu keadaan yang dihasilkan oleh efek pemberian obat yang membuat
pasien dapat menoleransi kondisi atau prosedur yang tidak
PENGERTIAN menyenangkan. Dimana fungsi pernafasan dan cardiovascular tidak
terganggu atau terpengaruh. Walaupun mungkin fungsi kognitif dan
koordinasi terpengaruh
1. Memberikan acuan kepada dokter Spesialis Anastesi dalam
memberikan pelayanan sedasi yang aman dan nyaman dengan tetap
mengedepankan patient safety
TUJUAN
2. Meminimalisasi kesalahan yang dibuat dokter spesialis Anestesi yang
bekerja dan terdaftar mempunyai SIP di RS PKU Muhammadiyah
Blora dalam pemberian obat sedasi
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :
KEBIJAKAN 0092/KEP.IV.6.AU/01/2018 Tentang pedoman Pelayanan Anestesi dan
sedasi di RS PKU Muhammadiyah Blora
1. Dosis
 obat yang diberikan tidak boleh sampai menghilangkan kesadaran
(hanya resposn dengan rangsangan nyeri).
 Obat bolus yang diberikan tidak boleh melebihi dosis maksimal
untuk sedasi ,yang direkomendasikan
 Untuk anak-anak < 12 th sebaiknya tidak diberikan kecuali dalam
kondisi khusus dikarenakan alasan obstruksi jalan nafas yang
tidak terdeteksi serta bila tidak dalam pengawasan dan oleh orang
yang terlatih
 Pemberian obat diberikan secara titrasi, tetapi tetap tidak boleh
melebihi dosis maksimal sedasi

PROSEDUR 2. Evaluasi Pasien


Pasien yang dapat dilakukan minimal sedasi adalah pasien dengan
status fisik ASA I dan II. Pasien tetap harus diperiksa terlebih dahulu,
riwayat kesehatan dan penggunaan obat sebelumnya. Pasien
dengan status fisik ASA III dan IV mungkin memerlukan konsultasi
dan kerjasama dengan spesialis lain

3. Persiapan
- Jelaskan kepada pasien atau keluarga pasien tentang prosedur
pemberian sedasi bila diperlukan ada penandatanganan surat
persetujuan
- Tersedi O2 suply dan alat-alat bantuan nafas, baik pembebasan
jalan nafas maupun ventilasi tekanan positif
- Vital sign diukur sebelum pemberian
RUMAH SAKIT PELAYANAN SEDASI RINGAN
PKU MUHAMMADIYAH
BLORA Nomer Dokumen Halaman :
Revisi ke : 00
054/PAB/SPO/01/2018 2/2
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30
4. Tenaga dan alat
Personnel:
 Setidaknya ada satu orang tenaga yang terlatih Bantuan Hidup
Dasar (BLS)
Alat dan obat-obatan
 Alat pembebasan jalan nafas dan bantuan nafas harus tersedia
dan mudah dijangkau segera
 Obat-obatan emergency tersedia
 Tersedia antidote
PROSEDUR
5. Dokumentasi dan Monitoring
yang melakukan monitoring haruslah orang yang terbiasa atau terlatih
melakukan monitoring dan mengenali dengan baik alat-alat monitor
yang digunakan.Yang dimonitor setidaknya:
 Tensi
 Nadi
 FrekwensiNafas
 Skor sedasi
 Skoring Nyeri
UNIT TERKAIT IBS
RUMAH SAKIT PELAYANAN SEDASI MODERAT
PKU MUHAMMADIYAH
BLORA Nomer Dokumen Halaman :
Revisi ke : 00
055/PAB/SPO/01/2018 1/2
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 16 Januari 2018

( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)


NBM: 042006.30
suatu keadaan yang dihasilkan oleh efek pemberian obat yang membuat
pasien dapat menoleransi kondisi atau prosedur yang tidak
menyenangkan. Dimana obat tersebut mempengaruhi kesadaran
PENGERTIAN sebatas pasien tersebut masih bisa mengikuti perintah verbal saja atau
disertai dengan rangsangan sentuh minimal. Tidak memerlukan tindakan
untuk menjaga jalan nafas dan pernafasannya terjaga adekwat, disertai
stabilitas kardivaskuler
1. Memberikan acuan kepada dokter Spesialis Anastesi dalam
memberikan pelayanan sedasi yang aman dan nyaman dengan tetap
mengedepankan patient safety
TUJUAN
2. Meminimalisasi kesalahan yang dibuat dokter spesialis Anestesi yang
bekerja dan terdaftar mempunyai SIP di RS PKU Muhammadiyah
Blora dalam pemberian obat sedasi
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :
KEBIJAKAN 0092/KEP.IV.6.AU/01/2018 Tentang pedoman Pelayanan Anestesi dan
sedasi di RS PKU Muhammadiyah Blora
1. Dosis
 berikan obat secara bolus tidak boleh melebihi dosis sedasi
maksimal yang direkomendasikan
 Berikan pemberian obat secara titrasi, tetapi tetap tidak boleh
melebihi dosis sedasi maksimal
2. Evaluasi Pasien
LakukaN minimal sedasi pada pasien dengan status fisik ASA I dan
II. Pasien tetap harus diperiksa terlebih dahulu, riwayat kesehatan
dan penggunaan obat sebelumnya. Pasien dengan status fisik ASA
III dan IV mungkin memerlukan konsultasi dan kerjasama dengan
spesialis lain
3. Persiapan
Beritahu pasien atau keluarga pasien tentang prosedur pemberian
sedasi, pasien dipuasakan minimal 6 jam atau dipuasakan seperti
PROSEDUR
pada persiapan anastesi umum, harus dilakukan penandatanganan
surat persetujuan tersedianya O2 suply dan alat-alat bantuan nafas,
baik pembebasan jalan nafas maupun ventilasi tekanan positif Vital
sign diukur sebelum pemberian
4. Tenaga dan alat
Personel:
 Pengawasan dilakukan oleh minimal oleh seorang perawat
anastesi atau asisten anastesi dibawah pengawasan dr spesialis
anastesi
Alat dan obat-obatan
 Alat pembebasan jalan nafas dan bantuan nafas harus tersedia
dan mudah dijangkau segera
 Obat-obatan emergency tersedia
 Tersedia antidote
RUMAH SAKIT PELAYANAN SEDASI MODERAT
PKU MUHAMMADIYAH
BLORA Nomer Dokumen Halaman :
Revisi ke : 00
055/PAB/SPO/01/2018 2/2
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30

5. Dokumentasi dan Monitoring


Lakukan monitoring haruslah orang yang terbiasa atau terlatih
melakukan monitoring dan mengenali dengan baik alat-alat monitor
yang digunakan.Yang dimonitor setidaknya:
PROSEDUR  Tensi
 Nadi
 Skor sedasi
 Skor nyeri
 Pulse Oksimetri

UNIT TERKAIT IBS


RUMAH SAKIT PELAYANAN SEDASI BERAT
PKU MUHAMMADIYAH
BLORA Nomer Dokumen Halaman :
Revisi ke : 00
056/PAB/SPO/01/2018 1/2
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan
OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30
Adalah suatu keadaan dimana selama terjadi depresi kesadaran setelah
terinduksi obat, pasien sulit dibangunkan tapi akan berespon terhadap
rangsangan berulang atau rangsangan sakit. Kemampuan untuk
PENGERTIAN
mempertahankan fungsi ventilasi dapat terganggu dan pasien dapat
memerlukan bantuan untuk menjaga jalan nafas dan pernafasan. Fungsi
kardiovaskuler biasanya terjaga.
1. Memberikan acuan kepada dokter Spesialis Anastesi dalam
memberikan pelayanan sedasi yang aman dan nyaman dengan tetap
mengedepankan patient safety
TUJUAN
2. Meminimalisasi kesalahan yang dibuat dokter spesialis Anestesi yang
bekerja dan terdaftar mempunyai SIP di RS PKU Muhammadiyah
Blora dalam pemberian obat sedasi
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :
KEBIJAKAN 0092/KEP.IV.6.AU/01/2018 Tentang pedoman Pelayanan Anestesi dan
sedasi di RS PKU Muhammadiyah Blora
1. Dosis
 Berikan Obat secara bolus tidak boleh melebihi dosis sedasi
maksimal yang direkomendasikan
 Berikan pemberian obat secara titrasi, tetapi tetap tidak boleh
melebihi dosis sedasi maksimal

2. Evaluasi Pasien
Lakukan sedasi minimal pada pasien dengan status fisik ASA I dan II.
Pasien tetap harus diperiksa terlebih dahulu, riwayat kesehatan dan
penggunaan obat sebelumnya. Pasien dengan status fisik ASA III dan
IV mungkin memerlukan konsultasi dan kerjasama dengan spesialis
lain

3. Persiapan
Beritahu pasien atau keluarga pasien tentang prosedur pemberian
PROSEDUR
sedasi, pasien dipuasakan minimal 6 jam atau dipuasakan seperti
pada persiapan anastesi umum, harus dilakukan penandatanganan
surat persetujuan tersedianya O2 suply dan alat-alat bantuan nafas,
baik pembebasan jalan nafas maupun ventilasi tekanan positif Vital
sign diukur sebelum pemberian

4. Tenaga dan alat


Personnel:
 Pengawasan Dilakukan oleh oleh seorang perawat anastesi
dibawah dr spesialis anastesi
Alat dan obat-obatan
 Alat pembebasan jalan nafas dan bantuan nafas harus tersedia
dan mudah dijangkau segera
 Obat-obatan emergency tersedia
 Tersedia antidote
RUMAH SAKIT PELAYANAN SEDASI BERAT
PKU MUHAMMADIYAH
BLORA Nomer Dokumen Halaman :
Revisi ke : 00
056/PAB/SPO/01/2018 2/2
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30

5. Dokumentasi dan Monitoring


yang melakukan monitoring haruslah orang yang terbiasa atau terlatih
melakukan monitoring dan mengenali dengan baik alat-alat monitor
yang digunakan.Yang dimonitor setidaknya:
 Tensi
PROSEDUR
 Nadi
 Skor sedasi
 Skor nyeri
 Pulse Oksimetri

UNIT TERKAIT IBS


RUMAH SAKIT PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN MESIN
PKU MUHAMMADIYAH ANESTESI
BLORA Nomer Dokumen Halaman : 1/1
Revisi ke : 00
057/PAB/SPO/01/2018
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam memelihara dan
PENGERTIAN
mengoperasikan mesin anestesi
TUJUAN Alat terpelihara dan dapat digunakan setiap waktu
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :
KEBIJAKAN 0874/KEP/IV.6.AU/A/12/2016 Tentang pedoman Pelayanan Anestesi di RS
PKU Muhammadiyah Blora
I. Penggunaan
- Pastikan alat berfungsi dengan baik
- Pastikan veporizeir terisi dengan cairan inhalasi
- Tutup flow meter O2 dan flow meter NO2
- Sambung selang O2 yang ada pada regular O2 Instalasi Datex
ohmeda tipe S/3 aspire, lalu buka kran O2 perlahan-lahan
berlawanan arah dengan jarum jam
- Pastikan volume O2 sudah penuh angka 2000 sampai dengan
3000 liter)
- Flow meter O2 dapat digunakan dengan memutar kran ke kanan
sampai menunjukkan angka 4 sampai 5 liter
- Bila anasthesi dilakukan dengan semi open system, dihubungakan
alat ini dengan penderita pemakai selang penghubung dan masker
PROSEDUR - Buka kran veporizeir dengan perlahan-lahan dari angka 1 % sampai
dengan 4 %, hingga penderita sudah benar-benar teranasthesi, lalu
turunkan kran perlahan-lahan sampai volume 2
% untuk maintenance anasthesi
- Bila operasi sudah selesai, sudah menjahit kulit, tutup kran
veporizeir sampai angka 0
- Bila penderita sudah bernafas spontan, flow meter O2 tutup kembali
- Alat-alat diRBAikan kembali dengan keadaan tertutup
II. Pemeliharaan
- Bersihkan body alat
- Bersihkan selang dengan konektor
- Check volume flow O2 dan NO2

UNIT TERKAIT - IBS


- IPRS
RUMAH SAKIT PELAYANAN PRA ANESTESI DI
PKU MUHAMMADIYAH INSTALASI BEDAH SENTRAL
BLORA Nomer Dokumen Halaman : 1/1
Revisi ke :
058/PAB/SPO/01/2018
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30
Tindakan keperawatan atau medis sebelum pasien dilkukan operasi
PENGERTIAN
atau pembiusan.
 Pengecekan persiapan pasien sebelum operasi
TUJUAN  Menenangkan pasien sebelum operasi
 Mencegah atau mendeteksi dini komplikasi yang akan terjadi
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :
KEBIJAKAN 0092/KEP.IV.6.AU/01/2018 Tentang pedoman Pelayanan Anestesi di RS PKU
Muhammadiyah Blora.
Prasyarat:
a. SDM siap terlatih
b. Alat layak pakai
c. Aksesoris alat lengkap dan baik
d. Desain instalasi pipa gas medis harus dilengkapi kran-kran
preasure, gauge, alarm, memperhitungkan kapasitas gas yang
akan diperlukan
e. Lokasi sentral gas medis harus jauh dari sumber panas dan oli
PROSEDUR serta mudah dijangkau sarana transportasi, aman dan harus
terletak dilantai dasar.
f. Memiliki luas yang cukup, dilengkapi ventilasi, pencahayaan
yang memadai, memenuhi persyaratan spesifikasi
g. Sebelum dialirkan melaluui pipa ditribusi harus dilengkapi
penyaring atau filter
h. Instalasi gas medis harus dilengkapi test kebocoran
i. Dipasang alat pemadam kebakaran
j. Harus memenuhi persyaratan dan spesifikasi tabung gas medis
UNIT TERKAIT IBS
RUMAH SAKIT URAIAN TUGAS PERAWAT ANASTESI
PKU MUHAMMADIYAH
BLORA Nomer Dokumen Halaman : 1/1
Revisi ke : 0
059/PAB/SPO/01/2018
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30
Perawat anastesi adalah petugas yang melaksanakan pelayanan
PENGERTIAN anastesi untuk menunjang pelayanan pembedahan di IBS.

Melaksanakan pelayanan anastesi yang baik dan konstruktik bersama


TUJUAN dalam pelayanan pembedahan di IBS.

Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :


KEBIJAKAN 0874/KEP/IV.6.AU/A/12/2016 Tentang pedoman Pelayanan Anestesi di RS
PKU Muhammadiyah Blora
 Bertanggung jawab kepada kepala instalasi melalui kepala
keperawatan
 Menyiapkan, membersihkan alat-alat anastesi setiap hari
 Menyiapkan penderita untuk operasi
 Kolaborasi dengan dokter operator dalam pelayanan anastesi
(premedikasi, induksi, anastesi umum / lokal)
 Memeriksa persiapan dan perlengkapan penderita pada waktu
timbang terima, baik pra operasi maupun post operasi
 Memeriksa dan mencatat tanda-tanda vital pasien selama anastesi
PROSEDUR sampai dipindahkan keruang pulih sadar
 Menyiapkan, mencatat dan menyiapkan obat-obatan anastesi dari
penderita maupun farmasi
 Membuat laporan anastesi
 Membuat laporan keadaan alat-alat anastesi dan membuat rencana/
pengajuan permintaan barang/ alat-alat anastesi
 Ikut dalam scroben, terutama dalam hal perawatan alat-alat anastesi
 Mengikuti tata tertib IBS
 Mengikuti program kegiatan yang dilakukan di IB yang berhubungan
dengan masalah anestesi

UNIT TERKAIT Tim Anestesi


RUMAH SAKIT PELAYANAN ANESTESI UNTUK OBAT ANESTESI
PKU MUHAMMADIYAH
BLORA Nomer Dokumen Halaman : 1/1
Revisi ke : 00
060/PAB/SPO/01/2018
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30
Persiapan obat adalah tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh
Dokter Anestesiologi dan Reanimasi sebelum melakukan pembiusan
PENGERTIAN
pada pembedahan, sehingga tiap masalah yang mungkin timbul akan
dapat diantisipasi dengan baik demi kepentingan pasien safety
Membuat Dokter Anestesiologi dan Reanimasi mempunyai tutunan dalam
TUJUAN melakukan persiapan obat sebelum melakukan tindakan anestesi

Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :


KEBIJAKAN 0092/KEP.IV.6.AU/01/2018 Tentang pedoman Pelayanan Anestesi dan sedasi
di RS PKU Muhammadiyah Blora.
Tempat :
Ruang Kamar Operasi IBS RS PKU Muhammadiyah Blora
Persiapan obat :
1. Obat kegawatdaruratan
a. Lidocain, disiapkan dalam spruit 5 cc menjadi 20mg/cc
b. Adrenalin ampul, disiapkan dalam bentuk ampul
c. Efedrin ampul, disiapkan dalam spruit 10cc menjadi 5 mg/cc
d. Sulfas atropin ampul, disiapkan dalam spruit 3cc menjadi 0,25
mg/cc
2. Obat anestesi
a. Midazolam ampul, disiapkan dalam spruit 5cc menjadi 1mg/cc
b. Fentanyl ampul, disiapkan dalam spruit 3cc menjadi 50
microgram/cc
c. Morphin ampul, disiapkan dalam spruit 5cc menjadi 1 mg/cc
d. Propofol ampul, disiapkan dalam spruit 20cc menjadi 10 mg/cc
PROSEDUR e. Muscle relaxant ampul :
- Vecuronium ampul, siapkan dalam spuit 3cc menjadi 4 mg/cc
- Rocuronium ampul, siapkan dalam spuit 5cc menjadi 10
mg/cc
- Atracurium ampul, siapkan dalam spuit 5cc menjadi 10 mg/cc
f. Obat anestesi inhalasi :
- Halothan
- Isofluran
- Enfluran
- Sevofluran
g. Ranitidin ampul, obat post op
h. Ondansetron ampul, obat post op
i. Tramadol ampul, obat post op
j. Ketorolac ampul, obat post op
k. Prostigmin ampul, digunakan sebagai reversal. Akan dioplos
bersama sulfas atropine.
UNIT TERKAIT IBS
RUMAH SAKIT PEMASANGAN ENDOTRAKHEAL TUBE
PKU MUHAMMADIYAH ( INTUBASI ORO / NASAL )
BLORA Nomer Dokumen Halaman : 1/2
Revisi ke : 00
061/PAB/SPO/01/2018
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30
PENGERTIAN Indicator memasukan pipa ETT melalui plika vokalis kedalam trachea
 Agar jalan nafas dapat terpelihara dengan bebas atau adekuat
TUJUAN
 Memasukan obat anestesi inhalasi
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :
KEBIJAKAN 0874/KEP/IV.6.AU/A/12/2016 Tentang pedoman Pelayanan Anestesi di RS
PKU Muhammadiyah Blora.
1. Persiapan alat
 Pastikan oksigen dan perangkatnya berfungsi dengan baik
 Siapkan laringoskope dengan blade bengkok, lurus yang
lampunya menyala
 Mayo tube 3 buah yang disesuaikan dengan ukuran atau umur
pasien.
 Spuit 10 cc untuk mengembangkan cuff
 Plester untuk fiksasi ETT minimal 2 dengan ukuran yang telah
disesuaikan.
 Suction pump dengan kanula, yang disesuaikan dengan ukuran
ETT (maksimal diameternya 1/3 dari diameter ETT) dan berfungsi
dengan baik.
 Monitor EKG , satuan O2
 Stilen untuk membantu mengarahkan ujung ETT.
 Xilocain spray berfungsi dengan baik.
 Bantal intubasi ( dogrut ) tebal 5-10cm )
PROSEDUR  Stetoskop berfungsi dengan baik.
 Pipa ETT dengan 3 ukuran yang besar atau ukuranya setengah
diatas dan dibawah ukuran yang telah disesuaikan dengan pasien.
2. Siapkan obat
 Induksi golongan barbiturate (Pentotal, recopol, sapol) atau obat
induksi lain yang telah direncanakan sesuai kondisi pasien.
 Pelemas otot dengan kerja pendek (suysametorium) kerja sedang
(Curare) atau panjang (Panhurorium).
 Obat – obatan gawat darurat primer atropine, lidokain, epedrin yang
siap disprit.
3. Siapkan pasien
 Pasien diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan
dengan jelas oleh dokter ahli bedah atau perawat anetesi
yang mendapat tugas limpah.
 Inform concern.
4. Tindakan
 Oksigenasi 5-10 menit dengan masker (100%)
RUMAH SAKIT PEMASANGAN ENDOTRAKHEAL TUBE
PKU MUHAMMADIYAH ( INTUBASI ORO / NASAL )
BLORA Nomer Dokumen Halaman : 2/2
Revisi ke : 00
061/PAB/SPO/01/2018
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30
 Memasukan obat – obatan induksi, minta tolong kepada asisten
usahakan intubasi tidak dilakukan sendiri.
 Setelah tidur cukup dalam dengan melihat beberapa reflek
(umumnya reflek bulu mata) dilanjutkan dengan memasukan
obat pelemas otot.
 Lakukan revitalisasi yang cukup untuk cadangan oksigen 10-15
kali. Bila menggunakan golongan depolarizainagent, waktu
fasikulasi hentikaan sementara venrilan.
 Setelah diperkirakan cukup atur kepala pasien dengan kepala
ektensi ringan leher sedikit fleksi untuk mendapatkan sumbu
mulut, laring yang langsung pada garis yang sejajar (snapping of
the position).
 Tangan kiri anestesi memegang laringoskop dengan memasukan
ujung blade menyusuri bagian kanan lidah.
 Apabila ujung blade didepan epiglottis angkat blade, usahakan
PROSEDUR
jangan meggunakan tumpuan gigi pasien karena resiko patah.
 Setelah priska vokalis semprotkan xilokain spray secukupnya.
 Masukan ETT dengan lembut ke trachea.
 Kembangkan cuff, cek suara dengan meletakan stetoskop di
dada kanan atau dada kiri sampai suara di lapang paru kanan
dan kiri sama, bila suara nafas tidak sama kempiskan cuff tarik
ETT 1 cm, cek ulang sampai suara sama besar, kembangkan
cuff lagi.
 Pasang mayo tube.
 Fiksasi dengan menggunakan plester
 Sambung ETT melalui konektor dengan mesin anestesi atau
sumber oksigen.
 Lakukan control nafas selama nafas pasien belum spontan.
 Asisten membereskan beberapa peralatan yang tidak diperlukan

UNIT TERKAIT Tim Anestesi


RUMAH SAKIT PELAYANAN ANESTESI TEKNIK REGIONAL
PKU MUHAMMADIYAH BLORA CAUDAL BLOK
Nomer Dokumen Halaman 1/2
062/PAB/SPO/01/2018
Revisi ke :00
Direktur
Tgl diterbitkan
STANDAR PROSEDUR 15 Januari 2018
OPERASIONAL
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30
Tindakan anestesi untuk menghambat penghantaran sinyal nyeri dengan
PENGERTIAN cara memberikan obat anestesi ke dalam ruang epidural menggunakan
jarum khusus
Membuat Dokter Anestesiologi dan Reanimasi mempunyai tutunan
TUJUAN
dalam melakukan Regional Anestesi Caudal Blok
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :
KEBIJAKAN 0092/KEP.IV.6.AU/01/2018 Tentang pedoman Pelayanan Anestesi dan sedasi
di RS PKU Muhammadiyah Blora.
A. Persiapan Preoperative :
1. Inform consent dan persetujuan tindakan
2. Mengetahui jenis pembedahan yang akan dilakukan
3. Pengukuran berat badan
4. Identifikasi sacral hiatus
Peralatan :
1. Satu unit steril set berisi cawan , doek steril, desinfektan klamp,
kasa steril, povidone iodine dan alkohol
2. Jarum No. 21
3. Spuit untuk infiltrasi
4. Spuit untuk injeksi obat
Yang melakukan :
Anastesia regional dilakukan oleh dokter spesialis anestesiologi yang
kompeten di tempat yang tersedia sarana dan perlengkapan untuk
tindakan anestesia umum sehingga bila diperlukan dapat dilanjutkan atau
digabung dengan anestesia umum
Persiapan Alat dan obat :
1. Alat dan Mesin Anestesi
PROSEDUR
2. Bag and Mask + slang oksigen
3. Monitor (EKG, NIBP, Oksimetri denyut)
4. Laringoscope dengan berbagai ukuran
5. Suction unit &Kateter suction bersih dan steril
6. Sarung tangan steril
7. Xilocain spray 2 % & Jelly KY (lubrikan)
8. Endotracheal tube dengan ukuran yang sesuai
9. Stilet
10. Magil forcep
11. Mayo / oropharingeal tube (untuk yang melalui oral)
12. Spuit 10 cc untuk isuflasi balon
13. Stetoscope
14. Bantal Intubasi + 12 cm
15. Plester dan gunting
16. Bengkok.
17. Siap Jarum No. 21
18. Obat-obatan emergency.
19. Cairan lipid.
RUMAH SAKIT PELAYANAN ANESTESI TEKNIK REGIONAL
PKU MUHAMMADIYAH CAUDAL BLOK
BLORA NomerDokumen Halaman 2/2
Revisi ke :00
062/PAB/SPO/01/2018
Direktur

STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan


OPERASIONAL 16 Januari 2018

( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)


NBM: 042006.30.)

Persiapan Pasien
1. Jelasan tentang tujuan dan tindakan yang akan dilakukan.kedapa
pasien dan keluarga
2. Siapkan Informed consent.
3. Puasakan pasien.
4. Pasang infus, bila sudah terpasang yakinkan infus dalam keadaan
lancar.
5. Lakukan Support mental.
6. Posisikan pasien diatur posisi lateral.
7. Identifikasi area injeksi
B. Teknik :
1. Posisikan pasien lateral,prone atau jack-knife position
2. Identifikasi sacral cornua
3. Lakukan teknik steril anastetist dan sterilisasi /desinfeksi sacral
cornua
4. Infiltrasi local anastesi kulit dan underlying ligament
5. Insersi jarum 45⁰ dari sacrum diantara dua cornua
PROSEDUR 6. pastikanmenembus sacrococcygeal membrane ujung jarum akan
menyentuh ventral plate sacral canal
7. Tarik sedikit Jarum 1-2 millimeters dari periostium,kemudian sudut
dengan sacrum diturunkan 5 sampai 15 derajat
8. Perdalam Jarum (pada dewasa bisa sampai 2 cm)
9. Jika jarum pada posisi benar pada sacral canal,tidak didapatkan CSF
saat diaspirasi,dan beberapa millimeter air dapat diinjeksikan.
C. Lokal Anastesi :
1. penambahan ephineprine untuk single-dose local anestesi 5 mcg/cc
atau konsentrasi 1 : 200.000
2. Dosis local anastesi untuk sacral 0,5 cc/kg ,low thorax sampai sacral 1
cc/kg, sacral sampai mid thorax 1,25 cc/kg
3. Lokal anestesi yang digunakan bisa bupivacain 0,125 % - 0,25 %,
lidocain 1 %, ropivacain 0,2 %
4. Dosis maksimal lidocain 5 mg/kg, Bupivacain 2 mg/kg, Ropivacaine 3
mg/kg.
5. Dosis maksimal dengan penambahan ephineprine lidocaine 10 mg/kg,
Bupivacaine 3 mg/kg, tidak direkomendasikan penambahan
Ropivacaine.

UNIT TERKAIT IBS


RUMAH SAKIT PELAYANAN ANESTESI TEKNIK REGIONAL
PKU MUHAMMADIYAH EPIDURAL
BLORA Nomer Dokumen Halaman 1/3
Revisi ke :00
062/PAB/SPO/01/2018
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30.)
Tindakan anestesi untuk menghambat penghantaran sinyal nyeri
PENGERTIAN dengan cara memberikan obat anestesi lokal ke dalam ruang epidural
dengan menggunakan jarum khusus
Dokter Spesialis mempunyai tuntunan dalam setting dalam melakukan
TUJUAN
Regional Anestesi Epidural
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :
KEBIJAKAN 0092/KEP.IV.6.AU/01/2018 Tentang pedoman Pelayanan Anestesi di RS
PKU Muhammadiyah Blora.
Indikasi :
1. Untuk tindakan operasi perut dibagian bawah.
2. Untuk operasi orthopedi dan pembedahan extremitas bawah
Kontra Indikasi :
1. Kontaindikasi relatif
- Infeksi di sekitar tempat injeksi
- Lama pembedahan yang tidak jelas
2. Kontraindikasi absolut
- Pasien menolak
- Hipovolemia
- Koagulopati
- Adanya defisit dan kelainan neurologis
- Kenaikan tekanan intrakranial
- Infeksi di tempat tusukan
Komplikasi :
1. Trauma neurologis yang permanen
2. Sindrom kauda equina
PROSEDUR
3. Spinal hematom
4. Arachnoiditis
5. Meningitis
6. PDPH
7. High spinal
8. Gangguan kardiovaskular
Peralatan :
5. Satu unit steril set berisi cawan, doek steril, desinfektan klamp, kasa
steril, povidone iodine dan alkohol
6. Spinocan dengan ukuran yang sesuai
7. Spuit untuk infiltrasi
8. Spuit untuk injeksi obat spinal
Yang melakukan :
Anastesia regional dilakukan oleh dokter spesialis anestesiologi yang
kompeten di tempat yang tersedia sarana dan perlengkapan untuk
tindakan anestesia umum sehingga bila diperlukan dapat dilanjutkan
atau digabung dengan anestesia umum
RUMAH SAKIT PELAYANAN ANESTESI TEKNIK REGIONAL
PKU MUHAMMADIYAH EPIDURAL
BLORA Nomer Dokumen Halaman 2/3
Revisi ke : 00
062/PAB/SPO/01/2018
Direktur

STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :


OPERASIONAL 16 Januari 2018

( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)


NBM: 042006.30.)

PERSIAPAN ALAT DAN OBAT


20. Alat dan Mesin Anestesi
21. Bag and Mask + slang oksigen
22. Monitor (EKG, NIBP, Oksimetri denyut)
23. Laringoscope dengan berbagai ukuran
24. Suction unit &Kateter suction bersih dan steril
25. Sarung tangan steril
26. Xilocain spray 2 % & Jelly KY (lubrikan)
27. Endotracheal tube dengan ukuran yang sesuai
28. Stilet
29. Magil forcep
30. Mayo / oropharingeal tube (untuk yang melalui oral)
31. Spuit 10 cc untuk isuflasi balon
32. Stetoscope
33. Bantal Intubasi + 12 cm
34. Plester dan gunting
35. Bengkok.
36. Siap Jarum Spinal (Pencil/Quinkey)
PROSEDUR
37. Obat-obatan emergency.
38. Cairan lipid.

PERSIAPAN PASIEN
8. Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tujuan dan
tindakan yang akan dilakukan.
9. Informed consent.
10. Puasa.
11. Pemasangan infus, bila sudah terpasang yakinkan infus dalam
keadaan lancar.
12. Support mental.
13. Posisi pasien diatur posisi lateral.
14. Identifikasi area injeksi

PERSIAPAN OBAT
1. Obat Lokal anestesi,tanpa campuran adrenalin.
2. Obat lokal anestesi hyperbarik (Lidocain hyperbarik,
Bupivacaine hyperbarik, LevoBupivacain,Ropivacaine).
3. Adjuvan lokal anestesi; adrenalin, Nabic.
RUMAH SAKIT PELAYANAN ANESTESI TEKNIK REGIONAL
PKU MUHAMMADIYAH EPIDURAL
BLORA Nomer Dokumen Halaman 3/3
Revisi ke : 00
062/PAB/SPO/01/2018
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 16 Januari 2018

( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)


NBM: 042006.30.)
TEKNIK :
1. Monitor tanda – tanda vital (Irama ECG, Tekanan darah, Nadi, saturasi
oksigen, respirasi rate) sebelum, selama dan sesudah pemasangan
2. Pasien diberitahu
3. Cuci tangan sebelum melaksanakan tindakan
4. Petugas memakai sarung tangan steril
5. Disinfeksi area yang sudah diidentifikasi SAB
6. Diperkecil dengan doek steril
7. Dilakukan lokal anestesi di area SAB.
8. Dilakukan penyuntikan jarum spinal dengan tehnik pendekatan
paramedian.
9. Cek liquor (+), barbotage (+).
10. Injeksi Obat Anestesi hyperbarik secara perlahan sesuai dengan
PROSEDUR
keinginan ketinggian blok, disela dengan barbotage untuk meningkatkan
ketinggian blok.
11. Cek ketinggian blok dengan test pin prick, suhu
12. erasi head up atau head down sesuai dengan ketinggian yang
diinginkan.
13. Setelah yakin posisi blok tercapai maka posisi meja operasi
dipertahankan
14. Persiapan dan melakukan terapi efek samping dari hasil ketinggian
blok, mungkin mengalami hypotensi, mual, muntah bahkan apnoe.
15. Segera lakukan penatalaksana emergensi jika terjadi komplikasi
16. Monitor ketat pada menit pertama sampai dengan posisi stabil blok
17. Petugas mencuci tangan.

UNIT TERKAIT IBS


RUMAH SAKIT PELAYANAN INDUKSI ANESTESI
PKU MUHAMMADIYAH
BLORA Nomer Dokumen Halaman 1/1
Revisi ke : 00
063/PAB/SPO/01/2018
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30.)
Induksi anestesi adalah suatu rangkaian tindakan anestesi untuk mencapai
tahapan kedalaman anestesi sebelum dilakukan tindakan rumatan anestesi
PENGERTIAN dan pembedahan. Tindakan indakan induksi anestesi dapat diikuti dengan
insersi LMA atau intubasi ETT pada kondisi/ kasus tertentu.Induksi
anestesi dapat berupa induksi intravena dan induksi inhalasi.
1. Membuat Dokter Spesialis Anastesi mempunyai tutunan dalam
melakukan Induksi Anestesi
TUJUAN
2. Meminimalisasi kesalahan yang dibuat Dokter Spsialis Anestesi dalam
melakukan Induksi Anestesi
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :
KEBIJAKAN 0092/KEP.IV.6.AU/01/2018 Tentang pedoman Pelayanan Anestesi dan sedasi di
RS PKU Muhammadiyah Blora
Indikasi
Semua tindakan medis yang memerlukan tindakan anestesi, sebelum
tindakan rumatan anestesi.
Prosedur
1. Lakukan evaluasi Penderita preoperatif minimal dalam periode 24 jam
sebelum tindakan pada kasus tindakan elekif. Pada kasus urgent dan
emergency, evaluasi preoperatif disesuaikan dengan kondisi klinis
penderita dan jenis tindakan medis yang akan dikerjakan
2. Siapka obat, alat dan sarana anestesi dan sebelum dilakukan induksi
anestesi.
3. siapkan obat, alat dan sarana emergency sebelum dilakukan induksi
anestesi.
4. Pasang monitor meliputi EKG, Tekanan darah dan SpO2.
5. Berikan Premedikasi sebelum tindakan induksi anestesi dapat diberikan
sesuai dengan kondisi klinis penderita dan jenis operasi yang akan
PROSEDUR
dilakukan.
6. Berikan Preoksigenasi
7. Lakukan Induksi anestesi secara titrasi bertahap sampai dicapai
kedalaman anestesi yang diharapkan, dengan obat induksi intravena
maupun obat induksi inhalasi.
8. Monitoring secara ketat pada tiap-tiap tahap induksi anestesi, meliputi
EKG, tekanan darah dan SpO2.
9. Berikan muscle relaxan pada kondisi / kasus tertentu (sesuai kebutuhan).
10. Diikuti dengan instrumentasi seperti insersi LMA atau intubasi ETT
pada kondisi / kasus tertentu (sesuai kebutuhan).
11. Pemeriksa ketepatan instrumentasi meliputi posisi, kedalaman dan suara
nafas.
12. Monitoring secara ketat postinstrumentasi meliputi EKG, tekanan darah
dan SpO2.

UNIT TERKAIT IBS


RUMAH SAKIT MEMBUAT LAPORAN OPERASI
PKU MUHAMMADIYAH
BLORA Nomer Dokumen Halaman 1/1
Revisi ke : 00
064/PAB/SPO/01/2018
Direktur

STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :


OPERASIONAL 16 Januari 2016

( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)


NBM: 042006.30.)

Suatu kegiatan membuat laporan mengenai jalanya operasi, temuan


PENGERTIAN
serta kelainan – kelainan yang ada selama pembedahan.

TUJUAN Agar segala sesuatu yang mengenai operasi bisa terdokumentasi.

Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :


KEBIJAKAN 0874/KEP/IV.6.AU/A/12/2016 Tentang pedoman Pelayanan Anestesi di RS
PKU Muhammadiyah Blora.

1. Buat laporan setelah selesai operasi dokter operator membuat


laporan operasi mengenai jalanya operasi, temuan selama operasi,
system drainage, cara pembalutan, membuat instruksi pasca bedah,
diagnosa pasca operasi, tanggal dan jam operasi dan selesainya yang
tercamtum dalam blangko laporan operas
PROSEDUR
2. Dokter anastesi menulis laporan anestesi dalam catatan status
anestesi mengenai jalanya pembiusan, obat yang digunakan, instruksi
pasca pembiusan, perawatan dan program cairan diruangan
3. Tandatangani Semua blangko laporan oleh operator dan dokter
anaestsi.

1. Petugas IBS
UNIT TERKAIT 2. Dokter Bedah
3. Dokter Anestesi
RUMAH SAKIT PELIMPAHAN WEWENANG KEPADA PERAWAT
PKU MUHAMMADIYAH ANESTESI
BLORA
Nomer Dokumen Halaman 1/1
Revisi ke : 00
065/PAB/SPO/01/2018
Direktur

STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :


OPERASIONAL 16 Januari 2018

( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)


NBM: 042006.30.)

Merupakan wewenang dan tanggung jawab dokter anestesi dan reanimasi


yang dibantu oleh perawat anestesi sesuai dengan bidangnya. Adapun
PENGERTIAN pelayanan anestesi dan reanimasi yang dilakukan oleh perawat anestesi
adalah merupakan pelimpahan atau membantu tugas dari dokter anestesi
dan reanimasi

Adanya kesepakatan dalam melaksanakan tindakan medis, keperawatan


TUJUAN
sesuai dengan hak dan kewajibannya

Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :


KEBIJAKAN 0874/KEP/IV.6.AU/A/12/2016 Tentang pedoman Pelayanan Anestesi di RS
PKU Muhammadiyah Blora.

Ketentuan :
1. Melakukan tindakan anaesthesiologi pada pasien yang akan dilakukan
operasi baik di ruang instalasi bedah sentral ataupun emergency.
2. Tindakan perawatan dari persiapan hingga melakukan pengawasan
selama pasien belum sadar secara penuh.
3. Memberikan obat-obatan anestesi bila diperlukan baik dalam
persiapan, selama maupun pasca pembedahan sesuai perintah dokter
PROSEDUR anestesi.

Prosedur
1. Jika ada dokter spesialis anestesiologi, maka dapat dimintakan
instruksi tertulis serta berikut parafnya.
2. Jika dokter spesialis anestesiologi tidak ada di tempat tetapi masih
dapat dijangkau, maka dapat dimintakan instruksi secara lisan yang
kemudian dapat dikonfirmasikan tertulis berikut paraf.

UNIT TERKAIT IBS


RUMAH SAKIT PELAYANAN ANESTESI TEKNIK PERIPHERAL
NERVES BLOCK
PKU MUHAMADIYAH
Nomer Dokumen Halaman 1/3
BLORA Revisi ke : 00
066/PAB/SPO/01/2018
Direktur

STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :


OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30.)
Pelayanan anestesia blok syaraf perifer adalah tindakan pemberian
PENGERTIAN anestetik untuk memblok saraf sehingga tercapai anestesia dilokasi operasi
sesuai dengan yang diharapkan.
Dokter Spesialis mempunyai tuntunan dalam setting dalam melakukan
TUJUAN
Anestesi Peripheral Nerves Block
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :
KEBIJAKAN 0092/KEP.IV.6.AU/01/2018 Tentang pedoman Pelayanan Anestesi di RS PKU
Muhammadiyah Blora.
Persiapan alat:
 Spidol permanent untuk penanda tempat insersi
 Sarung tangan steril
 Betadine
 Alkohol
 Kasa steril
 mangkuk kecil steril 3 buah
 Doek steril
 Needle 23 G dan needle block
 Nerve stimulator
 Elektrode
 Spuit 10 cc (tergantung jumlah obat yang dimasukkan)
 Leucoplas/plester steril penutup luka
 Tempat sampah / bengkok
Obat yang digunakan :
1. lidocain, dosis 1-2%,maximal 3mg/kg BB jika tanpa adrenalin, hingga 7
mg/kgBB dengan adrenalin
2. Bupivakain,dosis 1-2 mg/KgBB jika tanpa adrenalin, maximal
PROSEDUR 2,5mg/KgBB jika memakai adrenalin
3. Ropivacaine, dosis 3-4mg/kg BB
Pelaksanaan :
1. Tentukan lokasi organ yang akan dilakukan block anestesi
2. Beri tanda dengan spidol permanent sebagai penanda tempat insersi
jarum
3. Tentukan indikasi block anestesi
 Analgesia pada pain managemen
 Anesthesia pada pembedahan
4. Pasang elektrode monitor EKG, manset tensi meter tekanan darah dan
pulse oximetri
5. Lakukan pemeriksaan fisik dasar
 Nadi
 Tekanan darah
 Pulse Oximetri
 VAS pain score
6. Tentukan kesadaran pasien saat prosedur block perifer
 Awake
 Sedasi dengan penambahan obat
PELAYANAN ANESTESI TEKNIK PERIPHERAL
RUMAH SAKIT NERVES BLOCK
PKU MUHAMMADIYAH
BLORA Nomer Dokume Halaman 2/3
Revisi ke : 00
O66/PAB/SPO/01/2018
Direktur

STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :


OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30.)
7. Posisikan pasien sesuai dengan block perifer yang dikehendaki
 Supine
 prone
 LLD
 RLD
8. Lakukan persiapan alat dan obat yang diletakkan diatas meja
disamping pasien.
 Obat emergency
 Suction siap dan berfungsi
 Obat anestesi regional yang dipilih
 Alat dan bahan steril dalam bak khusus (Kasa, mangkuk kecil steril 3
buah, forcep untuk pemegang kasa steril disinfeksi)
 Spuit berdasarkan kebutuhan
 needle spuit untuk membuat track sebelum insersi needle block
9. Tentukan teknik block yang dipakai:
 Memakai Nerve stimulator
 Injeksi melalui needle secara langsung dengan penanda
 menempatkan kateter secara kontinyu
10. Teknik pelaksanan block:
PROSEDUR  Lakukan cuci tangan dengan air mengalir dan antiseptik
 Pakai sarung tangan steril
 Lakukan disinfeksi pada daerah yang akan di insersi
 Tutup dengan doek lubang steril
 Campur obat dengan konsentrasi dan volume yang telah diperhitungkan
sebelumnya, dengan atau tanpa penambahan adrenalin.
 Sambungkan needle block dengan nerve stimulator (bila memakai
stimulator)
 Sambungkan spuit yang berisi obat anestesi pada cateter jarum
 Pasang elektrode untuk penanda “twitch”
 melakukan insersi needle 23 G untuk track
 Lakukan insersi needle block dengan memperhatikan twich yang
diharapkan sesuai dengan nervous yang dituju, dengan mengecilkan
rangsangan stimulator.
 Lakukan aspirasi pada setiap spuit, sebelum injeksi obat anestesi.
 Melakukan injeksi obat anestesi secara halus dan berhenti apabila ada
tahanan.
 Cek kembali twicth dengan menaikkan kembali rangsangan
stimulator
RUMAH SAKIT PELAYANAN ANESTESI TEKNIK PERIPHERAL
NERVES BLOCK
PKU MUHAMMADIYAH Nomer Dokumen Halaman 3/3
Revisi ke : 00
BLORA 066/PAB/SPO/01/2018
Direktur

STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :


OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30.)

11. Observasi setelah procedur blok perifer:


 Fungsi Vital
 EKG monitor (Bradikardi/takikardi/ aritmia)
 Tanda-tanda dini overdose obat anestesi regional
PROSEDUR  VAS pain score dan pencapaian blok syaraf perifer
 Komunikasikan Selalu dengan pasien dan tanyakan
apa yang dirasakan.
12. Dokumentasi:
Catat prosedur yang dilakukan dan hasil observasi di status
pasien
UNIT TERKAIT IBS
PELAYANAN ANESTESI TEKNIK REGIONAL SAB
RUMAH SAKIT
PKU MUHAMMADIYAH Nomer Dokumen Halaman 1/3
Revisi ke : 00
BLORA 067/PAB/SPO/01/2018
Direktur

STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :


OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30.)
Tindakan anestesi untuk menghambat penghantaran sinyal nyeri dengan
PENGERTIAN cara memberikan obat anestesi lokal ke dalam ruang subarachnoid
menggunakan jarum khusus
Membuat Dokter Spesialis mempunyai tutunan dalam setting dalam
TUJUAN
melakukan Regional Anestesi SAB
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :
KEBIJAKAN 0092/KEP.IV.6.AU/01/2018 Tentang pedoman Pelayanan Anestesi dan sedasidi
RS PKU Muhammadiyah Blora.
Indikasi :
3. Untuk tindakan operasi perut dibagian bawah.
4. Untuk operasi orthopedi dan pembedahan extremitas bawah

Kontra Indikasi :
1. Kontaindikasi relatif
- Infeksi di sekitar tempat injeksi
- Lama pembedahan yang tidak jelas
2. Kontraindikasi absolut
- Pasien menolak
- Hipovolemia
- Koagulopati
- Adanya defisit dan kelainan neurologis
- Kenaikan tekanan intrakranial
- Infeksi di tempat tusukan
PROSEDUR
Komplikasi :
1. Trauma neurologis yang permanen
2. Sindrom kauda equina
3. Spinal hematom
4. Arachnoiditis
5. Meningitis
6. PDPH
7. High spinal
8. Gangguan kardiovaskular

Peralatan :
1. Satu unit steril set berisi: Handscun Steril, kasa steril, povidone iodine dan
alcohol.
2. Spinocan dengan ukuran yang sesuai
3. Spuit 5 cc untuk injeksi obat spinal
RUMAH SAKIT PELAYANAN ANESTESI TEKNIK REGIONAL SAB
PKU MUHAMMADIYAH
Blora Nomer Dokumen Halaman 2/3
Revisi ke : 00
067/PAB/SPO/01/2018
Direktur

STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :


OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30.)
Yang melakukan :
Anastesia regional dilakukan oleh dokter spesialis anestesiologi yang
kompeten di tempat yang tersedia sarana dan perlengkapan untuk
tindakan anestesia umum sehingga bila diperlukan dapat dilanjutkan atau
digabung dengan anestesia umum
PERSIAPAN ALAT DAN OBAT
1. Alat dan Mesin Anestesi
2. Bag and Mask + slang oksigen
3. Monitor (EKG, NIBP, Oksimetri denyut)
4. Laringoscope dengan berbagai ukuran
5. Suction unit &Kateter suction bersih dan steril
6. Sarung tangan steril
7. Xilocain spray 2 % & Jelly KY (lubrikan)
8. Endotracheal tube dengan ukuran yang sesuai
9. Stilet
10. Magil forcep
11. Mayo / oropharingeal tube (untuk yang melalui oral)
12. Spuit 10 cc untuk isuflasi balon
13. Stetoscope
14. Bantal Intubasi + 12 cm
15. Plester dan gunting
PROSEDUR 16. Bengkok.
17. Siap Jarum Spinal (Pencil/Quinkey)
18. Obat-obatan emergency.
19. Cairan lipid.

PERSIAPAN PASIEN
1. Jelasan Pasien dan keluarga tentang tujuan dan tindakan yang akan
dilakukan.
2. Informed consent.
3. Puasa.
4. Pasang infus, bila sudah terpasang yakinkan infus dalam keadaan
lancar.
5. Support mental.
6. Atur Posisi pasien posisi lateral.
7. Identifikasi area injeksi

PERSIAPAN OBAT
1. Obat Lokal anestesi,tanpa campuran adrenalin.
2. Obat anestesi hyperbarik (Lidocain hyperbarik, Bupivacaine
hyperbarik, LevoBupivacain,Ropivacaine).
3. Adjuvan lokal anestesi; adrenalin, Nabic.
RUMAH SAKIT PELAYANAN ANESTESI TEKNIK REGIONAL SAB
PKU MUHAMMADIYAH
BLORA Nomer Dokumen Halaman 3/3
Revisi ke : 00
067/PAB/SPO/01/2018
Direktur

STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :


OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30.)

TEKNIK :
1. Monitor tanda-tanda vital (Irama ECG, Tekanan darah, Nadi, saturasi
oksigen, respirasi rate) sebelum, selama dan sesudah pemasangan
2. Pasien diberitahu
3. Cuci tangan sebelum melaksanakan tindakan
4. Petugas memakai sarung tangan steril
5. Desinfeksi area yang sudah diidentifikasi SAB
6. Lakukan lokal anestesi di area SAB.
7. Lakukan penyuntikan jarum spinal dengan tehnik pendekatan
paramedian.
8. Cek liquor (+), barbotage (+).
9. Injeksi Obat Anestesi hyperbarik secara perlahan sesuai dengan
PROSEDUR keinginan ketinggian blok,disela dengan barbotage untuk meningkatkan
ketinggian blok.
10. Cek ketinggian blok dengan test pin prick, suhu
11. Atur posisi head up atau head down sesuai dengan ketinggian yang
diinginkan.
12. Setelah yakin posisi blok tercapai maka posisi meja operasi
dipertahankan.
13. Siapan dan lakukan terapi efek samping dari hasil ketinggian
blok,mungkin mengalami hypotensi, mual, muntah bahkan apnue.
14. Segera lakukan penatalaksana emergensi jika terjadi komplikasi
15. Monitor ketat pada menit pertama sampai dengan posisi stabil blok
16. Cuci tangan.

UNIT TERKAIT IBS


RUMAH SAKIT MONITORING TINDAKAN ANESTESI DAN SEDASI
PKU MUHAMMADIYAH
BLORA Nomer Dokumen Halaman : 1/1
Revisi ke : 00
068/PAB/SPO/01/2018
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30.

Melakukan observasi dan mencatat informasi status fisiologis pasien


PENGERTIAN
selama menjalani tindakan anestesi dan sedasi
Mengupayakan fungsi vital pasien dalam batas – batas normal selama
TUJUAN manjalani pembedahan dan menjaga agar pasien tidak merasa nyeri dan
cemas serta pembedahan dapat berjalan lancar dengan baik.
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :
KEBIJAKAN 0092/KEP.IV.6.AU/01/2018 Tentang pedoman Pelayanan Anestesi di RS PKU
Muhammadiyah Blora.
1. Pemantauan tindakan anestesi dan sedasi, dikerjakan dokter spesialis
anestesiologi dan perawat yang terlatih.
2. Pemantauan tindakan anestesi dan sedasi dilakukan pada semua
jenis anestesi, umum maupun regional dan sedasi, baik yang
dilkukan dikamar operasi maupun di kuar kamar bedah.
3. Keamanan pasien selama anestesi (umur, regional, sedasi sedang
dan dalam) dan pembedahan memerlukan pemantauan fungsi vital
yang terus menerus/berkala.
4. Pemantuan dilakukan dengan mengukur alat pengukur tekanan darah,
pola EKG, dan saturasi oksigen.
5. Bila perlukan, antara lain pada kasus seperti operasi lebih 2 jam
pasien yang akan harus menjalani tirah baring pasca operasi, pasien
PROSEDUR
dengan penyakit yang berat, atau pasien dengan gangguan kesadaran,
dapat dipasang kateter urin dan kateter vena sentral.
6. Pemantauan minimal meliputi tekanan darah, laju nadi, laju nafas,
saturasi oksigen, perdaran dan keseimbangan cairan.
7. Apabila di pasang alat monitoring yang lain, dilakukan juga pemantauan
menggunakan alat tersebut.
8. Pemantauan dilakukan sejak pasien menjalani anestesi dan sedasi
dikamar operasi ( atau diluar kamar operasi) sampai dinyatakan selesai
dan keluar dari kamar operasi
9. Pemantauan tekanan darah dilakukan sedikitnya 5 menit, pemantauan
laju nadi, laju nafas, dan saturasi oksigen dilakukan secara kontinyu dan
di catat sedikitnya setiap 5 menit.

UNIT TERKAIT IBS


RUMAH SAKIT MONITORING SELAMA PEMBEDAHAN
PKU MUHAMMADIYAH
Nomer dokumen Halaman : 1/1
BLORA Revisi ke : 00
069/PAB/SPO/01/2018
Direktur

STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :


OPERASIONAL 16Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30.)

Melakukan observasi dan mencatat informasi status fisiologis pasein


PENGERTIAN
selama menjalani tindakan anestesi dan sedasi

Mengupayakan fungsi vital pasien dalam batas – batas normal selama


TUJUAN menjalani pembedahan dan menjaga agar pasien tidak merasa nyeri dan
cemas serta pembedahan dapat berjalan lancar dengan baik
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :
KEBIJAKAN 0092/KEP.IV.6.AU/01/2018 Tentang pedoman Pelayanan Anestesi di RS PKU
Muhammadiyah Blora.
1. Lakukan pengkajian hemodinamikk awal seperti: tekanan darah, nadi,
respirasi, suhu tubuh
2. Posisikan pasien sesuai jenis pembedahan yang akan dilakukan.
3. Pasang foto x-ray jika perlukan
4. Catat cairan preparat yang akan di gunakan preparasi.
5. Pasang alat elektrosurgeri pada daerah yang berlemak
6. Lakukan monitoring hemodinamik (Tensi, Nadi, Respirasim, Sp O2)
PROSEDUR setiap 30 menit sekali, selama operasi dan pasca operasi.
7. Catat alat yang dipasang di tubuh pasien, Seperti: Drainage, urin
catheter, traksi catether, tampon.
8. Catat alat yang ditanam dalam tubuh, Misalnya: protesis, plate, wire,
screw, nail, lensa.
9. Catat material operasi dan dilakukan PA atau tidak
10. Catat category luka, bersih atau terkontaminasi
11. Catat jumlah perdarahan
UNIT TERKAIT IBS
RUMAH SAKIT PERSIAPAN DAN PEMANTAUAN PASIEN SELAMA
PKU MUHAMMADIYAH OPERASI
BLORA
Nomer Dokumen Halaman
Revisi ke : 00
070/PAB/SPO/01/2018 1/2
Direktur

STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :


OPERASIONAL 16 Pebruari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
menjaga keselamatan pasien yang tercermin dalam setiap tindakan
PENGERTIAN
pemantauan dokter bedah/dokter pelaku tindakan dan perawat saat
pasien dilakukan tindakan/operasi dengan anestesi.
1. Menjaga keselamatan pasien saat operasi
TUJUAN 2. Mencegah komplikasi akibat anestesi local, baikkomplikasi cardiac
maupun respiratory yang dapatterjadi.
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :
KEBIJAKAN 0092/KEP.IV.6.AU/01/2018 Tentang Pedoman Pelayanan Bedah Sentral di
RS PKU Muhammadiyah Blora
Persiapan
1. Periksa kerapihan pakaian
2. Periksa kelengkapan atribut
Pelaksanaan
1. Lakukan pengkajian kembali keadaan fisik, emosi/ mental, status
nyeri, riwayat penyakit, alergi, resiko tindakan/ operasi dan lainnya
sesuai dengan data persiapan tindakan/ operasi oleh Dokter bedah/
Dokter pelaku tindakan yang lainnya/perawat.
2. Siapkan perlengkapan kegawat daruratan (emergency kit) dan
letakkan dekat atau sekitar area tindakan / operasi
3. Berikan anestesi pasien dan lanjutkan dengan tindakan/ operasi,
4. Lakukan pemantauan :
a. Tensi/ tekanan darah, respiratory rate (RR), saturasi oksigen
PROSEDUR
dan tingkat kesadaran.
b. Semua obat dan dosis yang digunakan selama tindakan / operasi
c. Respon hipersensitivitas pasien terhadap anestesi local yang
diberikan, seperti : urtikaria, takikardi, edema laring yang
menyebabkan sesak nafas, mual, muntah, demam, hipotensi
berat dan syok anafilaksis
d. Kejadian toksikasi meliputi : kegelisahan, kecemasan dan
diaforesis
5. Lakukan konsultasi pada dokter anestesi yang bertugas bila terjadi
kejadian yang tidak diharapkan sehubungan dengan system
kardiak maupun respiratory pasien.
RUMAH SAKIT PERSIAPAN DAN PEMANTAUAN PASIEN SELAMA
PKU MUHAMMADIYAH OPERASI
BLORA
Nomer Dokumen Halaman
Revisi ke : 0
068/PAB/SPO/01/2018 2/2
Direktur

STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :


OPERASIONAL 16 Pebruari
2016 ( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30.
6. Tuliskan semua hasil pemantauan dan kejadian selama tindakan/
operasi termasuk uraian pembedahan, dalam lembar Pemantauan
Pembedahan dengan Anestesi serta perawatan post tindakan baik
perawatan luka maupun obat-obatan yang harus dikonsumsi
dalam CPPT oleh Dokter bedah/ dokter pelaku tindakan serta
tuliskan semua tindakan dan respon pasien dalam lembar
implementasi oleh perawat untuk pasien dengan status rawat
inap
PROSEDUR
7. Bubuhkan tanda tangan dan nama terang petugas yang terkait
(dokter bedah/ dokter pelaku tindakan dan perawat), masukkan
kedalam rekam medis pasien.

Hal-hal yang perlu diperhatikan


Sebelum dilakukan tindakan/ operasi pastikan informed consent telah
ditandatangani oleh pasien

 Instalasi Bedah Sentral


 Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT
 Instalasi Rawat Jalan
 Kamar Bersalin
RUMAH SAKIT PEMANTAUAN PASIEN PASCA BEDAH
PKU MUHAMMADIYAH DI RECOVERY ROOM
BLORA Nomer Dokumen Halaman
Revisi ke : 00
071/PAB/SPO/01/2018 1/1
Direktur

STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :


OPERASIONAL 06 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30.
Kegiatan monitoring, pengawasan dan penatalaksanaan pasien pasca
PENGERTIAN
anestesi dan pembedahan di ruang pulih sadar (recovery room)
Memberikan acuan bagi tim bedah dan petugas ruang pulih sadar dalam
TUJUAN
pemantauan pasien pasca anestesi dan pembedahan.
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :
KEBIJAKAN 0092/KEP.IV.6.AU/01/2018 Tentang pedoman Pelayanan Anestesi dan
sedasi di RS PKU Muhammadiyah Blora.
Persiapan peralatan
 Tempat tidur dengan pengaman dan tiang infuse.
 Bed side monitor, termometer, tensimeter manual.
 Oksigen (O2), suction alat-alat resusistasi dan obat emergency

Pelaksanaan
1. Siapkan perlengkapan terlebih dahulu sebelum pasien post operasi
dipindahkan ke ruang recovery room.
2. Pindahkan pasien ketempat tidur dengan posisi tidur yang
memungkinkan patensi jalan nafas terjaga sesuai indikasi.
3. Lakukan pengawasan terhadap air way, breathing, circulation,
PROSEDUR tingkatkesadaran, keadaan umum, status hemodinamik pasien post
operasi.
4. Catat hasil pengawasan / monitoring pada status pasien.
5. Apabila terjadi kegawatan yang menyangkut anestesi/ pembedahan
laporkan segera kepada dokter penanggungjawab masing-masing.
6. Lakukan pemindahan pasien dari RR apabila telah memenuhi
criteria pemindahan yaitu: berdasarkan Aldrete score untuk pasien
dengan anestesi umum, Steward score untuk pasien anak, dan
bromage score untuk pasien dengan regional anestesi.
7. Pindahkan segera pasien post operasi yang membutuhkan
penanganan medis dan perawatan intensif dengan peralatan
khusus (ICU, HCU, PICU, NICU).
1. Ruang rawat jalan
UNIT TERKAIT 2. Ruangrawatinap
3. IBS
PEMBERIAN INFORMASI PASCA BEDAH
RUMAH SAKIT
PKU MUHAMMADIYAH Nomer Dokumen Revisi ke:00 Halaman
BLORA 072/PAB/SPO/01/2018 1/1
Direktur
STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :
OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga


keselamatan pasien yang tercermin dalam komunikasi yang dilakukan
PENGERTIAN
operator dan perawat kepada pasien dan atau keluarga mengenai
prosedur tindakan dan temuan setelah pasien menjalani operasi
1. Meningkatkan komunikasi efektif antara dokter dan pasien / keluarga
TUJUAN 2. Memberikan informasi sesegera mungkin tentang tindakan, alternatif
tindakan dan temuan intra operatif kepada pasien dan atau keluarga
Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :
KEBIJAKAN 0092/KEP.IV.6.AU/01/2018 Tentang pedoman Pelayanan Anestesi dan
sedasi di RS PKU Muhammadiyah Blora

A. Pasien dengan general/ regional anestesi


1. Panggil keluarga yang bertanggungjawab terhadap pasien
sampaikan jika operasi telah selesai dan informasikan keadaan
pasien saat in iserta beberapa waktu pasien akan di observasi
terlebih dahulu di ruang pulih sadar (RR), hingga pasien
dinyatakan layak pindah keruang perawatan / intensif.
2. Berikan informasi oleh dokter operator tentang jenis tindakan,
alternative tindakan, alat kedokteran yang digunakan (seperti
plate, screw dll), temuan intra operatif, komplikasi, hasil operasi
serta perawatan dan tindak lanjut pasca bedah seperti terapi
selanjutnya secara lisan dan dicatat di dalam rekam medic.
3. Informasikan jika ada specimen yang harus dilakukan
pemeriksaan, kemudian dokumentasikan dalam buku dengan
PROSEDUR ditanda tangani oleh keluarga dan perawat.
4. Berikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan atau keluarga
untuk perawatan pasca operasi

B. Pasien dengan tindakan local anestesi


1. Jelaskan kepada pasien dan atau keluarga bahwa tindakan/
operasi telah selesai.
2. Oleh dokter operator sampaikan hasil tindakan yang telah
dilakukan, temuan dan komplikasi jika ada serta sampaikan bila
ada specimen yang harus dilakukan pemeriksaan.
3. Berikan pendidikan kesehatan tentang perawatan pasca operasi di
rumah
4. Sampaikan biaya tindakan yang harus dibayarkan keluarga
sementara itu pasien bisa menunggu di counter.

UNIT TERKAIT IBS


RUMAH SAKIT MEMINDAHKAN PASIEN KE KERETA DORONG
PKU MUHAMMADIYAH
Nomer Dokumen Halaman 1/1
BLORA Revisi ke :00
073/PAB/SPO/01/2018
Direktur

STANDAR PROSEDUR Tgl diterbitkan :


OPERASIONAL 16 Januari 2018
( dr. Arief Tajally Adhiatma, MH. Kes)
NBM: 042006.30.
Kegiatan yang di lakukan untuk memindahkan pasien dari meja operasi ke
PENGERTIAN
kereta dorong untuk ditransportasikan pada ruang pemulihan.
Petugas dapat mengetahui langkah – langkah yang dilakukan pada saat
TUJUAN
memindahkan pasien ke kereta dorong.

Peraturan Direktur Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Blora Nomor :


KEBIJAKAN 0878/KEP/IV.6.AU/A/12/2016 Tentang Pedoman Pelayanan Bedah Sentral di
RS PKU Muhammadiyah Blora

1. Siapkan kereta dorong, pengalas dan selimut pasien.


2. Dekatkan kereta dorong/ brancard dengan meja operasi.
3. Sebelum dilakukan pemindahan perlu diperhatikan stabilisasi alat yang
terpasang pada pasien: infus, drain, kateter, NGT, slang O2, ER dll.
4. Angkat pasien dengan metode (log roll) dilakukan bersamaan dengan 3
PROSEDUR petugas, pindahkan ke kereta dorong/brancard
5. Atur posisi pasien, observasi (Air way, breathing, circulation), selimuti
agar tetap hangat
6. Pindahkan pasien ke ruang pulih sadar dengan tetap melakukan
pengawasan ketat meliputi air way, breathing dan circulation.

UNIT TERKAIT IBS

Anda mungkin juga menyukai