SEMARANG
Diajukan Oleh :
Tantri Suryani
20101440117088
REPUBLIK INDONESIA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Utomo Agus, 2019). Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa Commented [DH1]: Pakai penulisan angka ya. Pake mendeley
juga. Rubah semua untuk ke bawahnya.
pada tahun 2018 terdapat sekitar 705 juta penduduk berusia di atas 65 tahun di
dunia. Berdasarkan hasil Badan Pusat Statistik tahun 2018, presentase lansia
di Indonesia mencapai 9,27% atau sekitar 24,49 jutang orang (Badan Pusat
Statistik, 2018). Data Badan Pusat Statistik Kota Semarang tahun 2019,
jumlah penduduk lansia hanya 497 ribu jiwa atau sekitar 18% dari jumlah
Indonesia saat ini sudah menuju kepada kondsi populasi menua dengan
banyak perubahan yang terjadi pada lansia diantaranya tidak bisa melakukan
2014). Hipertensi adalah elevasi persisten dari tekanan darah sistolik (TDS)
pada level 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik (TTD) pada level
tekanan darah yang masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan
40% dan rata-rata dimulai pada usia 25 tahun. American Heart Association
hipertensi pada usia lebih dari 45 tahun dan 37% memiliki hipertensi pada usia
dewasa menderita hipertensi dan telah menbunuh 1,5 juta orang setiap
2018). Data Profil Kesehatan Dinas Kota Semarang tahun 2018 angka
kondisi kesehatan, dampak jika tekanan darah tidak terkontrol maka tekanan
darah tinggi dapat membebani jantung dan pembuluh darah secara berlebihan
adalah terapi musik, senam aerobik dan yoga, terapi diet dan herbal, dan terapi
progresif terhadap tekanan darah namun terapi ini akan lebih baik bila
dilakukan secara bersamaan dengan terapi relaksasi yang lain seperti terapi
musik. Terapi musik adalah sebuah proses interpersonal dimana tenaga yang
serta menstimulus tubuh untuk memproduksi molekul nitric oxide (NO) yang
bekerja pada tonus pembuluh darah. Mekanisme kerja tersebut berperan dalam
klasik 30 menit / hari disertai dengan latihan nafas perut selama satu bulan
2017). Sebenarnya semua jenis musik dapat digunakan sebagai terapi musik
menit yang bersifat rileks, karena apabila terlalu cepat maka secara tidak sadar
stimulus yang masuk akan membuat kita mengikuti irama tersebut, sehingga
Penelitian yang dilakukan oleh Riza tahun 2018 bahwa kombinasi teknik
relaksasi otot progresif dan terapi musik yang dilakukan selama 15-30 menit,
1 kali sehari selama 6 hari dapat memunculkan perasaan nyaman dan rileks.
penurunan tekanan darah sistole pada hari kesepuluh adalah 14,79 mmHg,
sedangkan rata-rata penurunan tekanan darah sistole pada kelompok kontrol
oleh Astuti tahun 2017 tentang penurunan tekanan darah diastolik pada lanjut
usia melalui intervensi relaksasi otot progresif dan terapi musik (Resik),
diastolik sesudah dilakukan relaksasi otot progresif dan terapi musik. Artinya
ada pengaruh relaksasi otot progresif dan terapi musik pada penderita
B. Rumusan Masalah
Relaksasi Otot Progresif dan Terapi Musik Terhadap Tekanan Darah pada
1. Masyarakat
3. Penulis
namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai
Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan Commented [DH2]: ata sambung jangan di depan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Oleh karena itu, Commented [DH3]: Kata sambung jangan di depan
3. Karakteristik Lansia
a. Perubahan fisik
1) Sel
Pada lansia, jumlah selnya akan lebih sedikit dan ukurannya akan
proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hati, juga ikut
2) Sistem persarafan
terhadap sentuhan.
3) Sistem pendengaran
4) Sistem penglihatan
5) Sistem kardiovaskular
darah perifer.
7) Sistem pernapasan
8) Sistem gastrointestinal
9) Sistem genitourinaria
menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan
c. Perubahan psikososial
mengalami pensiun. Berikut ini adalah hal-hal yang akan terjadi pada
masa pensiun :
mortality).
(Efendi, 2009)
5. Tipe Lansia
b. Tipe mandiri
memenuhi undangan.
pengkritik.
d. Tipe pasrah
e. Tipe bingung
a. Tipe optimis
b. Tipe konstruktif
toleransi tinggi, humoris, fleksibel dan sadar diri. Biasanya sifat ini
c. Tipe ketergantungan
pasif, tidak berambisi, masih sadar diri, tidak mempunyai inisiatif, dan
d. Tipe defensit
Lansia yang tidak mudah menyerah, serius, senang berjuang dan bisa
menjadi panutan.
f. Tipe pemarah frustasi
g. Tipe bermusuhan
menjadi tua sebagai hal yang tidak baik, takut mati, iri hati pada orang
berguna.
(Dewi, 2014)
tradisi dan keadaan yang berlaku. Adanya anggapan bahwa lansia tidak
c. Mitos berpenyakitan
d. Mitor senilitas
Adanya anggapan bahwa para lansia tidak lagi jatuh cinta dan
f. Mitos aseksualitas
tetap bergairah. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya para lansia yang
g. Mitos ketidakproduktifan
(Dewi, 2014)
lanjut ia akan tetap melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan pada tahap
sebagai berikut :
santai.
(Dewi, 2014)
1. Pengertian Hipertensi
sebagai evevasi persisten dari tekanan darah sistolik (TDS) pada level 140
mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolik (TDD) pada level 90 mmHg
adalah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila lebih dari 140/90
mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90
mmHg dan tekanan diatolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini
a. Pria berusia < 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darah pada
b. Pria berusia > 45 tahun, dikatakan hipertensi bila tekanan darahnya >
145/95 mmHg.
2010)
2. Klasifikasi Hipertensi
3. Penyebab Hipertensi
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum
berkembangnya hipertensi.
b. Hipertensi sekunder
karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal
2) Usia
yang berusia lebih dari 50 tahun, dengan hampir 24% dari semua
penyakit ginjal.
3) Jenis kelamin
wanita sampai kira-kira usia 55 tahun. Risiko pada pria dan wanita
4) Etnis
2014)
1) Obesitas
2) Merokok
darah.
setiap detiknya. Akan tetapi, dalam hal ini, kafein memiliki reaksi
tekanan darah.
5) Stres
6) Keseimbangan hormonal
5. Patofisiologi
Darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang
terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku
karena arterioskalierosis.
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat
tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga
tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh.
meningkat.
otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh
darah melalui beberapa cara : jika tekanan darah meningkat, ginjal akan
menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan
garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah
tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal dapat
arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa
respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap denyut jantung; dan juga
yang lebih banyak); mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal,
6. Manifestasi Klinik
dan sering disebut “silent killer”. Pada kasus hipertensi berat, gejala yang
dialami klien antara lain : sakit kepala (rasa berat di tengkuk), palpitasi,
kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula
cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil
(edema pada diskus optikus). Gejala lain yang umumnya terjadi pada
darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain
(Triyanto, 2014).
7. Komplikasi Hipertensi
Stroke dapat timbul akibat perdarahan tekanan tinggi di otak, atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan
tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-
terkena stroke adalah sakit kepala secara tiba-tiba seperti, orang bingung,
limbung atau bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh
terasa lemah atau sulit digerakkan (misalnya wajah, mulut, atau lengan
terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri
secara mendadak.
paru, kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan didalam paru-
(Setyoadi, 2011).
Respon relaksasi diperkirakan menghambat sistem saraf otonom
Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potters (2005), tujuan Commented [DH6]: Tahunnya yg lama diganti saja. Cari yg
terbaru.
c. Meningkatkan gelombang alfa otak yang terjadi ketika klien sadar dan
menggerakkan badannya.
(Setyoadi, 2011).
sendiri.
e. Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudian bagian kiri
dua kali.
a. Persiapan
Persiapan klien :
sepatu.
4) Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain yang sifatnya
mengikat ketat.
b. Prosedur
yang terjadi.
3) Pada saat kepalan dilepaskan, klien dipandu untuk merasakan
4) Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehingga klien
1) Gerakkan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai
maupun belakang.
punggung atas.
2) Punggung dilengkungkan.
rileks.
sebanyak-banyaknya.
bebas.
dan betis).
(Setyoadi, 2011)
D. TERAPI MUSIK perhatikan literature yg ada. 1 paragraf minimal 2-3
literatur.
ambang otak kita yang dalam keadaan stres menjadi secara fisiologis lebih
sekitar 60 ketukan / menit yang bersifat rileks, karena apabila terlalu cepat
maka secara tidak sadar stimulus yang masuk akan membuat kita
nada-nada dengan frekuensi tinggi, rentang nada begitu luas dan tempo
teraktivasi dan individu tersebut pun menjadi rileks. Saat keadaan rileks
inilah tekanan darah menurun. Selain itu pula alunan musik dapat
(NO). Molekul ini bekerja pada tonus pembuluh darah sehingga dapat
dalam terapi musik adalah disesuaikan dengan tujuan terapi bagi pasien
(Nurgiwiati, 2015).
menuju pada simptom penyakit. Terapi ini akan berhasil jika ada
manfaat, diantaranya :
berproduksi.
1) Daya ingat
ingat.
2) Konsentrasi
mahluk hidup.
peneliti dari The Neuro, melalui MRI scan membuktikan bahwa otak
atau disebut wujud fisik. Dalam raga terdapat jiwa yang berinteraksi
dengan musik melalui energi yang dihasilkan dari musik itu sendiri.
dialirkan.
instrumen musik. Dua hal ini sangat berbeda, dalam terapi musik
musik.
Terapi musik berkaitan erat dengan suara atau bunyi yang ada di
a. Prinsip resonansi
Tubuh manusia akan memberi respon jika ada getaran atau frekuensi
yang masuk. Setiap sel yang terdapat dalam tubuh adalah merupakan
resonator bunyi. Sel-sel baru terbentuk pada setiap organ tubuh yang
Pada saat kita sakit maka gelombang bunyi akan memberi harmoi pada
b. Prinsip ritmik
tubuh manusia.
organ tubuh. Timbre - warna suara juga memberi respon yang berbeda,
berbeda-beda.
Bunyi merupakan ekspresi dari energi, dan tubuh manusia terdiri dari
sistem energi. Maka tubuh akan dipengaruhi oleh berbagai jenis energi.
(Natalina, 2013)
a. Persiapan
musik pop, jazz, rock, country, dangdut, irama melayu dan lain-lain,
dari klien, keluarga atau dari tim kesehatan, dan tujuan harus realistik
yaitu dapat tercapai oleh klien dalam satuan waktu tertentu. Kemudian
b. Pelaksanaan
Pada situasi di klinik terapis dan tim kesehatan harus memiliki
kelompok diantaranya :
1) Mendengarkan musik
meningkatkan semangat.
2) Improvisasi musik
Kegiatan ini cocok untuk klien yang tidak mampu berbicara seperti
3) Re-kreasi musik
5) Menciptakan musik
Aktifitas ini cocok bagi klien dengan sakit terminal seperti kanker,
(Nurgiwiati, 2015)
BAB III
pada masa kini. Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih
dilakukan pemberian terapi relaksasi otot progresif dan terapi musik (Riza,
2018).
Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang lansia yang mengalami
gmn?
C. Fokus Studi
relaksasi otot progresif dan terapi musik terhadap tekanan darah pada lansia
dengan hipertensi.
literature.
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari
tekanan darah sistolik (TDS) pada level 140 mmHg atau lebih dan tekanan
3. Relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi otot dalam yang tidak
digital, lembar pengkajian tentang umur, jenis kelamin, indeks massa tubuh,
hasil pengukuran tekanan pre dan post, standar operasional tehnik relaksasi
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada studi kasus ini
adalah dengan lembar pengkajian dan lembar observasi tekanan darah pre dan
post diberikan tehnik kombinasi terapi relaksasi otot progresif dan terapi
musik.
consent.
tentang umur, jenis kelamin, indeks massa tubuh, riwayat hipertensi pada
keluarga.
pagi hari.
observasi setiap pre dan post diberikan intervensi terapi relaksasi otot
9. Melakukan observasi tentang hasil pengukuran tekanan darah pre dan post
11. Menyajikan hasil pengolahan data dalam bentuk tabel dan narasi.
1. Analisis Data
dan menganalisis data secara ilmiah dalam bentuk tabel dan grafik. Data
yang dianalisa pada kasus ini adalah hasil tekanan darah sebelum dan
2. Penyajian Data
maka data atau hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel dan
narasi.
Etika studi kasus yang harus ditaati oleh penulis dalam melaksanakan studi
1. Prinsip manfaat
to full disclosure)
c. Informed consent
harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan
Singapura. Elsevier.
2010.
Astuti F. Niken, Dwi Nurviyandari, dan Etty Rekawati. Penurunan Tekanan Darah
Media). 2017.
Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Jumlah Penduduk Kota Semarang. 2018.
Black, Joyce. M & Hawks, Jane, Hokanson. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Tim Bumi Medika. Berdamai dengan Hipertensi. Jakarta. Bumi Medika. 2017.
Natalina, Dian. Terapi Musik Bidang Kesehatan. Jakarta. Penerbit Wacana Media.
2013.
Efendi, Ferry & Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
2014.