Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah serta karunia-Nya kepada kita semua sebagai makhluk ciptaan-Nya yang
paling sempurna. Dan tak lupa pula shalawat serta salam kami haturkan ke pangkuan baginda
Nabi besar Muhammad SAW, karena berkat perjuangan dan usaha beliau kita semua dapat
menikmati Islam dengan sebaik-baiknya agama.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-
Nya kami sebagai penulis makalah yang berjudul “Pandangan Hukum Islam Tentang Bayi
Tabung” dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas dari mata kuliah Hukum Islam dari
program studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran dengan lancar dan tepat
waktu.

Dalam pembuatan makalah ini kami bertujuan untuk menguraikan dan menjelaskan
secara singkat mengenai pandangan hukum Islam tentang praktik Bayi Tabung yang dewasa
ini semakin sering dipakai sebagai alternatif lain dalam memiliki keturunan. Selain itu, kami
juga harapkan agar para pembaca betul-betul memahami dampak positif maupun negatif dalam
mengambil risiko praktik tersebut.

Akhir kata, kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu proses pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak sekali
kekurangan dalam isi makalah ini. Maka dari itu kami berharap agar para pembaca dapat
berkenan untuk memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan makalah kami
kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Anak merupakan sebuah karunia yang diberikan oleh Allah SWT. Banyak orang yang
menganggap bahwa memiliki anak merupakan sebuah kebanggaan tersendiri. Namun tidak
semua orang dikaruniai kemampuan untuk melanjutkan atau memiliki keturunan. Pada
awalnya, orang-orang yang diuji oleh Allah SWT dengan ketidakmampuan untuk
melanjutkan keturunan melakukan adopsi untuk bisa memiliki atau melanjutkan
keturunannya. Seiring berkembangnya zaman dan kemajuan teknologi, termasuk dalam
bidang medis, maka orang-orang yang tidak diberi kesempatan untuk memiliki keturunan
menemukan solusi lain selain dengan cara mengadopsi anak yaitu dengan cara alamiah
yang dibantu oleh bidang teknologi dan medis. Cara alamiah ini disebut dengan bayi
tabung.
Bayi tabung atau bahasa ilmiahnya dikenal dengan in vitro fertilisasion dalam
sejarahnya pertama kali dipraktikkan pada tahun 1978. Praktik pertama kali ini berhasil
menghasilkan bayi perempuan. Sejak saat itu, praktik bayi tabung mulai digalakkan, pun
tak terkecuali di Indonesia. Hukum Islam yang sejatinya mengatur seluruh aspek kehidupan
manusia pun mempunyai pandangan tersendiri mengenai peristiwa ini dengan harapan agar
keturunan yang dihasilkan sesuai dengan syariat Islam. Atas dasar penjelasan diatas, kami
tertarik untuk membuat makalah berjudul “Pandangan Hukum Islam mengenai Inseminasi
Buatan”.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Apa Pengertian Bayi tabung?
1.2.2 Bagaimana pandangan Islam terhadap Bayi tabung?

1.3 TUJUAN MAKALAH

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian bayi tabung

1.3.2 Untuk mengetahui proses terbentuknya bayi tabung

1.3.3 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi bayi tabung diadakan


1.3.4 Untuk mengetahui bayi tabung dalam pandangan agama Islam

1.4 MANFAAT MAKALAH

1.4.1 Menambah pengetahuan mengenai hukum Islam


1.4.2 Memberikan informasi mengenai perkembangan hukum Islam untuk masyarakat
1.4.3 Melatih diri untuk melakukan penelitian
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bayi Tabung


Bayi tabung merupakan proses pembuahan atau pertemuan sel telur dan sperma yang
terjadi di dalam sebuah wadah atau cawan petri. Awalnya, metode bayi tabung ini
digunakan untuk pengobatan bagi wanita dengan kerusakan tuba fallopi yang tidak bisa
diperbaiki. Namun, karena kesuksesan dari program bayi tabung untuk menghasilkan
keturunan, program bayi tabung mulai digunakan bagi pasangan yang mengalami
kesulitan dalam menghasilkan keturunan. Jadi bayi tabung adalah metode untuk
membantu pasangan yang mengalami kesulitan di bidang pembuahan sel telur wanita
oleh sel sperma pria. Pada mulanya program pelayanan ini bertujuan untuk menolong
pasangan suami-istri yang tidak memiliki keturunan secara alamiah. Namun kemudian
mulai ada perkembangan di mana program ini diterapkan juga pada pasturi yang
memiliki penyakit atau kelainan yang kemudian tidak dimungkinkan untuk mempunyai
keturunan. Pelayanan bayi tabung dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah
fertilisasi-in-vitro yang memiliki pengertian sebagai berikut: Fertilisasi-in-vitro adalah
pembuahan sel telur oleh sel sperma di dalam tabung petri yang dilakukan oleh petugas
medis. Inseminasi buatan pada manusia sebagai suatu teknologi reproduksi berupa
teknik menempatkan sperma di dalam vagina wanita, pertama kali berhasil
dipraktikkan pada tahun 1970. Awal berkembangnya inseminasi buatan bermula dari
ditemukannya teknik pengawetan sperma. Sperma bisa bertahan hidup lama bila
dibungkus dalam gliserol yang dibenamkan dalam cairan nitrogen pada temperatur -
321 derajat Fahrenheit.
2.2 Pandangan Islam Terhadap Praktik Bayi Tabung
Islam mengajarkan kita untuk tidak mudah berputus asa dan menganjurkan untuk
senantiasa berikhtiar dalam menggapai karunia Allah SWT. Dengan demikian pula
keinginan mempunyai keturunan setelah ada pernikahan yang sah betapa bahagianya
kita jika setelah menikah mendapatkan karunia yang sangat indah yaitu seorang
malaikat kecil yaitu bayi. Dan apabila kita tidak atau belum dikarunia seorang anak
maka hal yang satu satunya cara dalam bidang medis adalah bayi tabung akan tetapi
Islam mempunyai pandangan yang berbeda terhadap bayi tabung.
Ada 5 hal yang membuat bayi tabung menjadi haram yaitu:
1) Sperma yang diambil dari pihak laki-laki disemaikan kepada indung telur pihak
wanita yang bukan istrinya kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya
2) Indung telur yang diambil dari pihak wanita disemaikan kepada sperma yang
diambil dari pihak lelaki yang bukan suaminya kemudian dicangkokkan ke
dalam rahim si wanita
3) Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari sepasang suami
istri, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim wanita lain yang bersedia
mengandung persemaian benih mereka tersebut
4) Sperma dan indung telur yang disemaikan berasal dari lelaki dan wanita lain
kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si istri
5) Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari seorang suami
dan istrinya, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya yang lain

Jumhur ulama menghukuminya haram. Karena sama hukumnya dengan zina yang
akan mencampur adukkan nashab dan sebagai akibat, hukumnya anak tersebut tidak
sah dan nasabnya hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkannya. Sesuai
firman Allah dalam surat (At-Tiin: 4) yang berbunyi:

“Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-


baiknya”

Dan hadist Rasulullah Saw:

“Tidak boleh orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir menyirami air
spermanya kepada tanaman orang lain (vagina perempuan bukan istrinya).” HR.
Abu Daud At- Tarmidzi yang dipandang shahih oleh Ibnu Hibban.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Bayi tabung merupakan proses pembuahan atau pertemuan sel telur dan sperma yang
terjadi didalam sebuah wadah atau cawan petri. Bayi tabung atau bahasa ilmiahnya
dikenal dengan in vitro fertilisasion dalam sejarahnya pertama kali dipraktikkan pada
tahun 1978.
Dalam pandangan agama Islam, jumhur ulama menghukuminya haram karena hal
tersebut dianggap sama hukumnya dengan zina.
Ada 5 hal yang membuat bayi tabung menjadi haram yaitu:
1. Sperma yang diambil dari pihak laki-laki disemaikan kepada indung telur pihak
wanita yang bukan istrinya kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya.
2. Indung telur yang diambil dari pihak wanita disemaikan kepada sperma yang
diambil dari pihak lelaki yang bukan suaminya kemudian dicangkokkan ke
dalam rahim si wanita.
3. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari sepasang suami
istri, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim wanita lain yang bersedia
mengandung persemaian benih mereka tersebut.
4. Sperma dan indung telur yang disemaikan berasal dari lelaki dan wanita lain
kemudian dicangkokkan ke dalam rahim si istri.
5. Sperma dan indung telur yang disemaikan tersebut diambil dari seorang suami
dan istrinya, kemudian dicangkokkan ke dalam rahim istrinya yang lain.

3.2 SARAN
Mungkin tidak semua orang diberikan kemampuan dan kesempatan oleh Allah SWT
untuk dapat melanjutkan keturunannya dengan memiliki cara memiliki anak. Dan
mungkin benar bahwa dalam agama Islam sendiri menikah merupakan sebuah
kewajiban dikarenakan perlunya bagi seorang muslim untuk melanjutkan
keturunannya. Namun, bukan berarti cara-cara yang dikembangkan melalui teknologi
menjadi seluruhnya dibenarkan secara agama, karena banyak pula cara-cara termasuk
proses-proses medik yang dianggap bertentangan dengan ajaran Islam. Maka dari itu
kita harus lebih selektif dalam memanfaatkan teknologi, jangan sampai karena
manfaatnya bagus sampai-sampai kita lupa bahwa hal tersebut adalah haram. Ketika
kita tidak memiliki kemampuan untuk melanjutkan keturunan secara alami, sebaiknya
kita membantu saudara-saudara kita yang tidak memiliki keluarga dan tidak
berkecukupan dengan mengasuh dan menyantuni anak-anak yatim yang kurang
beruntung tersebut, karena dalam Islam sendiri dijelaskan mengenai keutamaan
perbuatan menyantuni anak-anak yatim Dari Sahl bin Sa’ad Radhiallahu ‘anhu dia
berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku dan orang yang
menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya.[HR al-Bukhari no.
4998 dan 5659]. Dalam hadist shahih ini dapat disimpulkan bahwa dalam Islam
seseorang yang menyantuni anak yatim memiliki posisi yang sangat dekat dengan
Rasulullah Saw di surga kelak.

Anda mungkin juga menyukai