Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikhtiologi atau “Ichthyology“ merupakan salah satu cabang ilmu biologi
yang mempelajari ikan secara ilmiah dengan penekanan pada taksonomi dan
aspek aspek lainnya. Kata ikhtiologi berasal dari pengertian ichtio = ikan dan
logos = ilmu, jadi di dalam ikhtiologi ini dicakup beberapa aspek baik mengenai
aspek biologi maupun ekologi ikan. Dalam mempelajari ihktiologi ini tidak
terlepas dari ilmu-ilmu yang lain karena saling berkaitan. Beberapa cabang ilmu
pengetahuan yang sangat terkait dengan ikhtiologi ini antara lain Taksonomi
Vertebrata, Morfologi dan Anatomi Hewan, Fisiologi, Genetika, dan Evolusi.
Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat
poikilotermis, memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta
tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki
kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk
menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau
gerakan air yang disebabkan oleh arah angin. Dari keseluruhan vertebrata, sekitar
50,000 jenis hewan, ikan merupakan kelompok terbanyak di antara vertebrata lain
yaitu sekitar 58% (13,630 jenis) dan 42% (9870 jenis) dari keseluruhan jenis ikan.
Jumlah jenis ikan yang lebih besar di perairan laut, dapat dimengerti karena
hampir 70% permukaan bumi ini terdiri dari air laut dan hanya sekitar 1%
merupakan perairan tawar.
Dalam perkembangannya, taksonomi ikan mengalami pergeseran terutama
pada taksa superkelas yang pada periode sebelumnya semua ikan dikelompokkan
ke dalam taksa kelas: Pisces. Taksonomi disusun berdasarkan ciri morphologi
(ciri bagian luar) dari suatu jenis ikan, kemudian ciri fisiologi, genetika, dan
ekologi. Kebenaran dan kesalahan dalam suatu taksonomi tergantung pada
perkembangan ilmu pengetahuan, teori dan metoda yang digunakan. Makin tinggi
tingkat ketelitian suatu pengetahuan yang digunakan dalam taksonomi akan makin
tinggi tingkat kebenaran taksonomi tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana taksonomi ikan ?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi ikan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui taksonomi ikan.
2. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi ikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Taksonomi Ikan
Taksonomi adalah susunan atau penggolongan untuk memberi nama suatu
jenis ikan berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh ikan tersebut. Taksonomi
berasal dari kata dalam bahasa Yunani taxis dan nomos. Taxis berarti susunan
atau pengaturan, atau hukum. Sehingga taksonomi dapat diartikan sebagai tatacara
atau penyusunan atau klasifikasi suatu organisme berdasarkan ketentuan yang
berlaku. Kata taksonomi dulu lebih sering digunakan untuk klasifikasi tumbuh-
tumbuhan, sedangkan untuk hewan lebih banyak digunakan istilah sistematika.
Namun sekarang kedua istilah tersebut dapat digunakan untuk hewan maupun
tumbuh-tunbuhan termasuk ikan.
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup
di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang
paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia.
Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan
kekerabatannya masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa
rahang (kelas Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang
rawan (kelas Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya
tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes).
Menurut Efendi dan Arifin (2012), dalam taksonomi dikenal tiga kelompok
yaitu :
1. Alpha taksonomi yaitu tingkatan pengendalian species, sifat dan pemberian
namanya.
2. Beta taksonomi menunjukkan susunan species dalam sistem klasifikasi
3. Gamma taksonomi menunjukkan analisa variasi yang terdapat di dalam species
untuk mempelajari evolusinya.
Taksonomi disusun berdasarkan ciri morphologi (ciri bagian luar) dari suatu
jenis ikan, kemudian ciri fisiologi, genetika, dan ekologi. Kebenaran dan
kesalahan dalam suatu taksonomi tergantung pada perkembangan ilmu
pengetahuan, teori dan metoda yang digunakan. Makin tinggi tingkat ketelitian

3
suatu pengetahuan yang digunakan dalam taksonomi akan makin tinggi tingkat
kebenaran taksonomi tersebut.
Penggolongan didalam taksonomi lebih banyak dilakukan berdasarkan ciri-
ciri suatu jenis ikan misalnya Kelas adalah tingkatan ikan dalam penggolongan
besar contohnya klas Chondrichthyes merupakan ikan bertulang rawan, Aghnatha
merupakan ikan yang tidak mempunyai rahang dan Teleostei atau Osteichthyes
merupakan kelompok ikan bertulang keras atau bertulang sebenarnya.
Penggolongan berikutnya adalah Ordo atau dalam bahasa Indonesia sering disebut
sebagai susunan. misalnya kelompok ikan yang mempunyai alat pernafasan
tambahan berupa labirinth dikelompokkan dalam ordo Labirithisi. Sedangkan
kelompok ikan yang dapat meloncat dari air dan beberapa saat berdiam di atas
akar pohon bakau, digolongkan dalam ordo Pleuronectiformes.
Perbedaan ciri-ciri pada suatu jenis ikan akan dikelompokkan tersendiri.
Bahkan pengelompokan setelah klas, sebelum masuk ke ordo atau setelah ordo
sebelum masuk ke famili, atau setelah famili sebelum masuk ke Genus apabila
terdapat ciri khusus yang specifik digolongkan tersendiri sebagai sub. Sehingga
ada sub klas, Sub ordo, sub famili atau sub genus bahkan sub species. Istilah sub
species lebih banyak digunakan untuk menunjukkan varietas, atau adanya
perbedaan sedikit ciri dari organisme yang sama dalam satu species.
2.2 Identikasi Ikan
Identifikasi ikan dapat digunakan untuk melihat suatu ikan termasuk ke
dalam suatu ordo apa dalam kelas pisces tersebut. Identifikasi sangat berhubungan
dengan taksonomi ikan. Cara mengidentifikasi ikan bisa dengan menggunakan
kunci identifikasi. Metode yang digunakan dalam bidang taksonomi terbagi
menjadi enam kategori yaitu 1) pengukuran morfometrik, 2) ciri meristik, 3) ciri-
ciri anatomi, 4) pola warna, 5) kariotipe, dan 6) elektroforesis. Pengukuran
morfometrik merupakan beberapa pengukuran standar yang digunakan pada ikan
antara lain panjang standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung
atau tinggi batang ekor. Keterangan mengenai pengukuran–pengukuran ini dibuat
oleh Hubbs & Lagler (1964).

4
Ciri meristik merupakan ciri-ciri dalam taksonomi yang dapat dipercaya,
karena sangat mudah digunakan. Ciri meristik ini meliputi apa saja pada ikan
yang dapat dihitung antara lain jari-jari dan duri pada sirip,jumlah sisik, panjang
linea literalis dan ciri ini menjandi tanda dari spesies. Ciri-ciri anatomi sulit untuk
dilakukan tetapi sangat penting dalam mendeskripsi ikan. Ciri-ciri tersebut
meliputi bentuk, kesempurnaan dan letak linea lateralis, letak dan ukuran organ-
organ internal, anatomi khusus seperti gelembung udara dan organ-organ elektrik.
Pola pewarnaan merupakan ciri spesifik, sebab dapat berubah sesuai dengan
umur, waktu, atau lingkungan dimana ikan tersebut didapatkan. Hal ini
merupakan bagian penting dalam mendeskripsi setiap spesies, misal pola
pewarnaan adalah ciri spesifik spesies, kondisi organ reproduksi, jenis kelamin.
Elektroforesis merupakan tehnik yang digunakan untuk mengevaluasi kesamaan
protein. Contoh jaringan diperlakukan secara mekanis untuk mengacak struktur
membran sel, agar melepaskan protein yang larut air.
1. Identifikasi Kelas Agnatha
Agnatha yang berasal dari bahasa latin: a artinya tidak, gnathos berarti
rahang. Semua ikan yang tidak mempunyai struktur rahang dikelompokkan ke
dalam superkelas agnatha. Superkelas ini mempunyai anggota, yaitu:
1) Kelas: Myxini (berasal
dari arti kata myxa =
lumpur, karena
kebiasaannya yang
berendam di dalam
lumpur); seperti pada ikan
hagfish. Ciri ikan dari
superkelas: Agnatha,
yaitu: mulut terdapat di ujung atau terminal dengan empat pasang tentakel,
kantung hidung mempunyai saluran ke pharynx, jumlah kantung insang 5-
15 pasang. Sistem reproduksinya sebagian hermafrodit. Misalnya ikan
Myxine dan Bdellostoma.

5
2) Kelas: Cephalaspidomorphi (berasal dari kata cephalae = kepala, kata
aspidos = tameng, atau perisai, dan arti kata morphe adalah bentuk). Ikan
yang termasuk kelas cephalaspidomorphi adalah ordo petromyzontes dengan
contohnya ikan lamprey. Ciri kelas ini, yaitu: memiliki mulut penghisap
dengan gigi-gigi tanduk, kantung hidung tidak berhubungan ke mulut, jumlah
kantung insang tujuh pasang. Ikan yang termasuk dalam kelas
cephalaspidomorphi misalnya Petromyzon dan Lamptera.
2. Identifikasi Kelas Chondrichthyes
Ikan yang tergolong ke dalam kelas chondrichthyes mempunyai ciri utama
bahwa struktur tubuhnya tersusun dari tulang rawan. Di samping itu mempunyai
ciri-ciri lain seperti:
a) Gigi tidak bersatu dengan rahang.
b) Tidak mempunyai gelembung renang.
c) Memiliki usus dengan katup-katup spiral.
Ikan dari kelas chondrichthyes mempunyai dua subkelas, yaitu:
1) Subkelas: Elasmobranchii, berasal dari kata elasmos yang artinya lempeng
dan kata branchia artinya insang. Berbagai ikan hiu, ikan pari listrik (rays),
ikan pari (skates) termasuk
dalam subkelas
elasmobranchii. Ciri utama
subkelas elasmobranchii
adalah mempunyai tipe
sisik plakoid atau sebagian
spesies tidak mempunyai
sisik, terdapat 5-7
lengkung insang dan
insang terdapat pada sekat
terpisah di sepanjang
pharynx. Di antara contoh
ikan subkelas ini adalah
Squalus dan Raja.

6
2) Subkelas: Holocephali, berasal dari
kata holo yang artinya seluruh, dan
cephala yang berarti kepala. Salah
satu contoh subkelas ini adalah
Chimaera atau ikan tikus namun ada
pula yang menyebutnya dengan ikan
hantu atau ghostfish (Gambar 1.2.). Jenis ini berasal dari pantai barat
Amerika Utara dengan penampilan dua pola warna yang cukup menarik.
Ciri utama subkelas holocephali yaitu mempunyai celah insang yang
ditutupi oleh operkulum, rahang memiliki lempeng-lempeng gigi, lubang
hidung tunggal, tubuh tanpa sisik, mempunyai organ tambahan clasper pada
jantan atau myxopterygium, gurat sisi merupakan lengkung terbuka.
Contoh: ikan Chimaera, dan Hydrolagus.
3. Identifikasi Kelas Osteichthyes
Ikan yang tergolong dalam kelas osteichthyes mempunyai ciri utama bahwa
struktur tubuhnya tersusun atas tulang sejati/tulang keras atau mengalami
osifikasi. Osteichthyes berasal dari kata osteon yang berarti tulang keras, tulang
sejati, dan dari kata ichthyos yang berarti ikan. Di samping itu mempunyai ciri:
a) Tubuh berbentuk fusiform agak oval meruncing dengan berbagai bentuk
variasi.
b) Celah insang tunggal di setiap sisi tubuh dengan penutup insang yang
disebut operculum.
c) Mempunyai gelembung renang berfungsi sebagai paru-paru.
Kelas osteichthyes terdiri atas:
1) Subkelas: Actinopterygii berasal dari kata actis yang berarti menjari, jari-
jari, dan dari kata pteryx yang berarti sayap atau sirip. Artinya ikan dengan
sirip yang berjari-jari. Ciri lain subkelas ini adalah sirip-sirip berpasangan
yang disokong oleh jari-jari dermal tanpa keberadaan lobus basal. Kantung
hidung terbuka hanya ke arah luar. Contoh umum ikan subkelas
actinopterygii, yaitu: salmo dan ikan perca.

7
2) Subkelas: Sarcopterygii berasal dari
kata sarcos yang berarti berdaging,
dan kata pteryx yang berarti sayap
atau sirip. Artinya ikan dengan sirip
berdaging, tubuh relatif berat. Ciri
subkelas ini adalah sirip-sirip
berpasangan dan tulang-tulang
kerangka dalam tubuh yang kokoh.
Lobus muscular terdapat pada dasar
anus dan sirip dorsal kedua. Ekor
subkelas ini berbentuk diphycercal,
ususnya dilengkapi dengan katup
spiral. Contoh: Latimeria (Coelacanth), Neoceratodus, Lepidosiren (ikan
paru-paru).

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa taksonomi disusun
berdasarkan ciri morphologi (ciri bagian luar) dari suatu jenis ikan, kemudian ciri
fisiologi, genetika, dan ekologi. Kebenaran dan kesalahan dalam suatu taksonomi
tergantung pada perkembangan ilmu pengetahuan, teori dan metoda yang
digunakan. Makin tinggi tingkat ketelitian suatu pengetahuan yang digunakan
dalam taksonomi akan makin tinggi tingkat kebenaran taksonomi tersebut.
Identifikasi ikan dapat digunakan untuk melihat suatu ikan termasuk ke dalam
suatu ordo apa dalam kelas pisces tersebut. Identifikasi sangat berhubungan
dengan taksonomi ikan. Cara mengidentifikasi ikan bisa dengan menggunakan
kunci identifikasi. Metode yang digunakan dalam bidang taksonomi terbagi
menjadi enam kategori yaitu 1) pengukuran morfometrik, 2) ciri meristik, 3) ciri-
ciri anatomi, 4) pola warna, 5) kariotipe, dan 6) elektroforesis. Ikan dapat
diidentifikasi dalam 3 kelas yaitu Agnatha, Chondrichthyes dan Osteichthyes.

Anda mungkin juga menyukai