Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KABUPATEN SIJUNJUNG

DINAS KESEHATAN
JL.Jend.Sudirman No.8 Tlp dan Fax ( 0754 ) 20056, Muaro Sijunjung 27511
e-mail ; dinkes@sijunjung.go.id, Website: http://dinkes.sijunjung.go.i

KERANGKA ACUAN PROGRAM


KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2019

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan lingkungan sebagai salah satu upaya kesehatan ditujukan untuk
mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, sebagaimana tercantum dalam Pasal 162 Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan. Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan
lingkungan selanjutnya diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014
tentang Kesehatan Lingkungan, yang pengaturannya ditujukan dalam rangka
terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat tersebut melalui upaya pencegahan
penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko kesehatan lingkungan di
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum.

Untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat terutama karena


meningkatnya penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh Faktor
Risiko Lingkungan, Pemerintah telah menetapkan Puskesmas sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan terdepan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Dalam pengaturan Puskesmas ditegaskan
bahwa salah satu upaya kesehatan masyarakat yang bersifat esensial adalah berupa
Pelayanan Kesehatan Lingkungan. Upaya kesehatan masyarakat esensial tersebut
harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar
pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan.

B. Tujuan

Tujuan Umum : Sebagai pedoman bagi petugas dalam menyelenggarakan


pelayanan kesehatan lingkungan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat melalui upaya preventif, promotif, dan
kuratif yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan.

Tujuan Khusus :

a. Menurunkan angka penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan


oleh Faktor Risiko Lingkungan dan meningkatnya kualitas kesehatan
lingkungan.

b. Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampuan, dan perilaku masyarakat


untuk mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
Faktor Risiko Lingkungan, serta untuk mewujudkan perilaku hidup bersih dan
sehat.
c. Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam
pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan dengan memberdayakan
masyarakat.

C. Sasaran

Sasaran dari program ini adalah :

1. Masyarakat

2. Klien yang bermasalah

3. Tempat-Tempat Umum

4. Tempat Pengelolaan Makanan

5. Rumah Warga

6. Tempat Institusi

7. Penanggungjawab program dan pelaksana program

8. Lintas Sektor

9. Tokoh Masyaratak dan tokoh agama

D.Ruang Lingkup Pedoman

Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan Puskesmas dilaksanakan di dalam


gedung dan luar gedung Puskesmas , meliputi:

1) Konseling;

2) Inspeksi Kesehatan Lingkungan.

3) Intervensi / tindakan kesehatan lingkungan.

4) Pemberdayaan masyarakat dengan STBM ( Sanitasi Total Berbasis


Masyarakat )

E.Batasan Operasional
Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan
yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari
aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan.
Pasien / Klien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatan
lingkungan untuk memperoleh pelayanan kesehatan lingkungan yang diperlukan,
baik secara langsung maupun tidak langsung di Puskesmas.

Faktor Risiko Lingkungan adalah hal, keadaan, atau peristiwa yang berkaitan
dengan kualitas media lingkungan yang mempengaruhi atau berkontribusi
terhadap terjadinya penyakit dan/atau gangguan kesehatan.

Konseling adalah hubungan komunikasi antara Tenaga Kesehatan Lingkungan


dengan pasien yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan masalah
kesehatan lingkungan yang dihadapi.

Inspeksi Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan pemeriksaan dan pengamatan


secara langsung terhadap media lingkungan dalam rangka pengawasan
berdasarkan standar, norma, dan baku mutu yang berlaku untuk meningkatkan
kualitas lingkungan yang sehat.

Intervensi Kesehatan Lingkungan adalah tindakan penyehatan, pengamanan, dan


pengendalian untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek
fisik, kimia, biologi, maupun sosial.

FLandasan Hukum
 Undang-undang No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
 Permenkes No. 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
 Peraturan Pemerintah No 66 Th 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
 Tambahan Lembaran Negara Penjelasan Atas Peraturan Pemerintah Nomor

66 Tahun 2014 tentang kesehatan lingkungan


 Permenkes No. 951/Menkes/SK/V/2000 tentang Upaya Kesehatan Dasar
 Permenkes No. 13 tahun 2015 tentang Pelayanan Kesling di Puskesmas
 Permenkes No. 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan


meliputi tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang memiliki kompetensi yang
sesuai dengan kegiatan.

Kemampuan teknis sumber daya manusia sebagaimana dimaksud sebelumnya


diperoleh melalui pendidikan dan/ atau pelatihan yang dibuktikan dengan sertifikat
kompetensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. Distribusi Ketenagaan

Berdasarkan permekes 75 Tahun 2014 standar ketenagaan kesehatan lingkungan


bagi Puskesmas adalah minimal satu
Dalam pelaksanaan program kesehatan lingkungan harus bermitra dengan:
1. Medis

Ikut menyelenggarakan pelayanan kesehatan lingkungan di dalam gedung


Kegiatan Pelayanan Kesling meliputi :
a) Konseling
b) Inspeksi Kesehatan Lingkungan
c) Intervensi Kesehatan Lingkungan

2. Paramedis (Bidan dan Perawat)


Pelaksana kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan di dalam dan di luar
gedung

3 Rekam Medik
a. Melakukan pencatatan kasus dalam gedung
b. Kegiatan rekam simpus dan pcare BPJS

4. Sopir
Melakukan tenaga transportasi untuk kegiatan di luar gedung

5. Tenaga kebersihan
Melakukan perawatan kebersihan baik di luar maupun di dalam gedung

B. PERAN LINTAS SEKTOR


Lintas Sektor Peran
Wali Nagari 1. Memberikan dukungan kepada nagari dalam memfasilitasi
kegiatan kesehatan lingkungan di masyarakat
2. Membantu memberikan informasi kepada masyarakat
tentang pelaksanaan program kesehatan lingkungan
Kepala Sekolah 1. Memberikan dukungan dalam bentuk menyediakan waktu
siswa dalam pelaksanaan penyuluhan kesehatan lingkungan
sekolah
2. Mendampingi tenaga sanitarian pada saat pelaksanaan
inspeksi kesehatan lingkungan sekolah

D. Jadwal Kegiatan

Jadwal pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan disepakati dan disusun


bersama lintas program

JENIS
NO LOKASI WAKTU PELAKSANA
KEGIATAN
1. KLINIK SANITASI PUSKESMAS
2. INSPEKSI
KESEHATAN
LINGKUNGAN
3. INTERVENSI
KESEHATAN
LINGKUNGAN
4 PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
DENGAN STBM
( SANITASI
TOTAL BERBASIS
MASYARAKAT )

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang

Kegiatan Klinik Sanitasi


Dalam melakukan kegiatan konseling harus ada tempat ruangan yang bersih,
ventilasi cukup, ada maket dan lembar balik.

B. Standar Fasilitas

Dalam pelaksanaan kegiatan program kesehatan lingkungan harus


dilengkapi dengan :
1. Sanitarian Kit
2. Leflet dan lembar Balik
3. Soundsystem jika diperlukan
4. Proyektor
5. Kertas berwana
6. Blanko Inspeksi Kesehatan Lingkungan
7. SOP/SPO
8. SDM
9. Lemari Arsip
10. Sarana Transportasi

BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan


Klinik Sanitasi adalah konseling pasien/klien dengan petugas kesehatan
lingkungan yang bertujuan untuk mengenali dan memecahkan masalah kesehatan
lingkungan yang dihadapi.
Petugas Kesehatan Lingkungan melakukan Inspeksi Sanitasi berupa
pemeriksaan dan pengamatan secara langsung terhadap media lingkungan dalam
rangka pengawasan berdasarkan standar, norma, dan baku mutu yang berlaku
untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang sehat.

Petugas Kesehatan lingkungan melakukan Intervensi berupa penyuluhan


personal, penyuluhan massa, rekomendasi kepada lintas program dan lintas sektor
yang terkait maupun advokasi terhadap pemilik/penanggungjawab.

B. Metode Pelayanan Kesehatan Lingkungan

1. Konseling dilakukan terhadap Pasien/Klien


2. Inspeksi Kesehatan Lingkungan dilakukan dengan cara:

a. Pengumpulan data dengan wawancara.

b. Pengamatan fisik media lingkungan;

c. Pengukuran media lingkungan di tempat;

d. Uji laboratorium; dan/atau

e. Analisis risiko kesehatan lingkungan.

3. Intervensi Kesehatan Lingkungan dapat berupa:

a..Komunikasi, informasi, dan edukasi, serta


penggerakan/pemberdayaan masyarakat;

b. Perbaikan dan pembangunan sarana;

c. Pengembangan teknologi tepat guna; dan/atau

d. Rekayasa lingkungan.

4. Pemberdayaan masyarakat dengan STBM (Sanitasi Total Berbasis


Masyarakat) berupa

a. Pemicuan

b. Tidak menjanjikan bantuan apapun

c. Menggali sumber daya yang ada di masyarakat


C. Langkah Kegiatan

Langkah kegiatan Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas meliputi


tahap Perencanaan, Pelaksanaan serta Pengawasan, Pengendalian dan
Penilaian.

1. Perencanaan
Perencanaan kegiatan Pelayanan Kesehatan lingkungan di Puskesmas
dilakukan melalui tahapan antara lain
a. Persiapan
Tahap persiapan meliputi pengumpulan data yang berkaitan
dengan upaya Kesehatan Lingkungan antara lain data
Cakupan layanan Air Bersih, Cakupan layanan fasilitas
sanitasi (Jamban, SPAL, Pengelolaan Sampah, Rumah Sehat)
data SDM kesehatan dan ketersediaan sarana prasarana yang
berkaitan.
b. Analisis Situasi
Dari hasil pengumpulan data akan didapatkan permasalahan
yang terkait resiko kesehatan lingkungan termasuk
diantaranya.

2. Penyusunan Rencana Anggaran Kegiatan

RAK disusun berdasarkan hasil evaluasi data tahun sebelumnya dan


hasil analisis masalah yang ditemukan.

3. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan

RPK disusun secara terpadu/terintegrasi dengan semua kegiatan yang


dilaksanakan di Puskesmas secara utuh merinci kegiatan-kegiatan yang
dibiayai dari berbagai sumber di Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

4. Penggerakkan dan Pelaksanaan Kegiatan

Penggerakkan dan Pelaksanaan kegiatan Kesehatan Lingkungan


meliputi tahapan yaitu :

a) Penempatan semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan


kegiatan puskesmas, sesuai dengan tugas dan funginya
masing-masing.
b) Pelaksanaan kegiatan secara terintegrasi.
c) Tiga pendekatan yang tergantung situasi dan kondisi target
sasaran antara lain
 Informasi untuk target atau sasaran,
 Legitimacy dengan menyakinkan individu/kelompok
sasaran bahwa kegiatan bermanfaat sehingga
pelaksanaan kegiatan mendapat dukungan,
 Prestige dengan menyakinkan bahwa dukungan
individu atau kelompok sasaran akan mendatangkan
kebanggaan baginya,
C.Pedoman Pelaksanaan Kegiatan :
1. Permenkes No.13 tahun 2015 tentang Pelayanan Kesehatan Lingkungan di
Puskesmas
2. Sk Kepala Puskesmas ........... No. Tentang Standart Pelayanan
Minimum
3. Buku panduan :
a. Buku panduan pelayanan klinik sanitasi dalam dan luar gedung
b. Buku panduan pelaksanaan STBM
c. Buku panduan pengamatan dan pengawasan faktor resiko kesehatan
lingkungan sekolah dan kantin sekolah
d. Buku panduan pengamatan dan pengawasan faktor resiko kesehatan
lingkungan puskesmas
e. Buku panduan pengamatan dan pengawasan faktor resiko kesehatan
lingkungan tempat pengelolaan makanan
f. Buku panduan pengamatan dan pengawasan Sarana Air Bersih
g. Buku panduan pengamatan dan pengawasan Tempat Pembuangan
Sampah
h. Buku panduan pengamatan dan pengawasan Tempat – Tempat Umum
i.. Buku panduan pengamatan dan pengawasan Depot Air Minum (DAM)
j. Buku panduan pengamatan dan pengawasan Industri Rumah Tangga

BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistic untuk pelaksanaan kegiatan Program Kesehatan


Lingkungan direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program maupun
lintas sector sesuai dengan tahapan kegiatan dan metode pembinaan Kesehatan
Lingkungan yang akan dilaksanakan.
Pendanaan Pembinaan Kesehatan Lingkungan menurut PERMENKES RI No
82 Tahun 2014 dapat berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Swasta ataupun Lembaga donor sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sumber pendanaan lain untuk kegiatan UKM dapat berasal dari BOK maupun
BPJS sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan Program Kesehatan


Lingkungan perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi
resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan.
Upaya pencegahan resiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan Kesehatan


Lingkungan perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas
sektor terkait dengan melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan
yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan.
Upaya pencegahan resiko terhadap karyawan harus dilakukan untuk tiap-tiap
kegiatan yang akan dilaksanakan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan program Kesehatan Lingkungan dimonitor dan dievaluasi


dengan menggunakan indikator sebagai berikut :

1. Cakupan penduduk yang memiliki akses air bersih : 95 %


2 Cakupan Penduduk yang menggunakan Jamban Sehat : 85 %
3 Cakupan TTU yang memenuhi syarat : 90 %
4 Cakupan TPM yang memenuhi syarat : 90 %
5 Cakupan Rumah Sehat : 67 %
6 Cakupan nagari yang melaksanakan STBM : 60 %

Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi tenaga puskesmas dan lintas sektor terkait
dalam pelaksanaan dan pembinaan kesehatan lingkungan dengan tetap
memperhatikan prinsip proses pembelajaran dan manfaat.

Keberhasilan kegiatan program kesehatan lingkungan tergantung pada


komitmen yang kuat dari pihak terkait dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam mengendalikan faktor faktor resiko dalam kesehatan lingkungan,
sehingga dapat menurunkan angka kesakitan penyakit yang berbasis lingkungan

Anda mungkin juga menyukai