Anda di halaman 1dari 19

I.

TUJUAN
Membandingkan komposisi vegetasi fisiognomi pada dua tapak berbeda
di kawasan kampus ITB Jatinangor.

1
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Rona Lingkungan
Terdapat 4 plot yang digunakan untuk kegiatan analisis
vegetasi yang seluruhnya berlokasi di Kampus ITB Jatinangor dan
merupakan kawasan hutan. Pada keempat plot dilakukan
pengambilan gambar rona lingkungan pada empat arah mata angin
yaitu utara, timur, selatan, dan barat. Dua plot diantaranya adalah
Hutan Campuran yang dibagi menjadi dua bagian yaitu Hutan
Campuran 1 dan Hutan Campuran 2. Berikut merupakan rona
lingkungan Hutan Campuran 1.

Gambar 2.1 Rona lingkungan Hutan Campuran 1 bagian utara.


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Gambar 2.2 Rona lingkungan Hutan Campuran 1 bagian timur.


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

2
Gambar 2.3 Rona lingkungan Hutan Campuran 1 bagian selatan.
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Gambar 2.4 Rona lingkungan Hutan Campuran 1 bagian barat.


(Sumber: Dokumentasi pribadi)
Hutan Campuran 1 memiliki kondisi tutupan yang cukup
rapat dan ternaung banyak tajuk. Vegetasi pohon pada kawasan
Hutan Campuran 1 relatif banyak ditemukan juga vegetasi habitus
lainnya memiliki jenis yang heterogen seperti ditunjukkan pada
Gambar 2.1-2.4,. Lantai-lantai kawasan hutannya pun banyak
ditutupi habitus kecil seperti herba tegak, herba merambat, dan
beberapa semai (anakkan pohon). Namun ada juga wilayah yang
tutupannya cukup terbuka seperti pada Gambar 2.3.
Selanjutnya berikur beberapa gambar rona lingkungan pada
kawasan Hutan Campuran 2.

3
Gambar 2.5 Rona lingkungan Hutan Campuran 2 bagian utara.
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Gambar 2.6 Rona lingkungan Hutan Campuran 2 bagian timur.


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Gambar 2.7 Rona lingkungan Hutan Campuran 2 bagian selatan.


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

4
Gambar 2.8 Rona lingkungan Hutan Campuran 2 bagian selatan.
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
Hutan Campuran 2 memiliki tutupan yang relatif sedang dan
vegetasi pohon yang cukup renggang seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.5-2.8. Vegetasi pohon dan habitus lainnya memiliki jenis-
jenis yang heterogen seperti pada kawasan Hutan Campuran 1. Pada
empat gambar tersebut dapat dilihat lantai-lantai kawasan Hutan
Campuran 2 ditutupi cukup banyak vegetasi tanaman kecil sejenis
herba tegak dan merambar, dan terdapat beberapa jenis semai
(anakkan pohon) yang baru saja tumbuh.
Plot selanjutnya adalah tapak Gmelina yang ditunjukkan
pada beberapa gambar rona lingkungan berikut.

Gambar 2.9 Rona lingkungan tapak Gmelina bagian utara.


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

5
Gambar 2.10 Rona lingkungan tapak Gmelina bagian timur.
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Gambar 2.11 Rona lingkungan tapak Gmelina bagian selatan.


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Gambar 2.12 Rona lingkungan tapak Gmelina bagian barat.


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

6
Gmelina atau yang sering disebut tapak Gmelina memiliki
tapak yang relatif sedang dengan tegakkan yang cukup renggang.
Vegetasi pada tapak ini pun relatif homogen seperti namanya
“Tapak Gmelina” yang berarti pada kawasan ini dipenuhi dengan
tumbuhan dengan genus Gmelina yaitu spesies Gmelina arborea
atau yang sering kita kenal dengan pohon jati putih
Tapak terakhir yang menjadi tempat untuk analisis vegetasi
adalah tapak Swietenia yang ditunjukkan dengan beberapa gambar
rona lingkungan berikut.

Gambar 2.13 Rona lingkungan tapak Swietenia bagian utara.


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Gambar 2.14 Rona lingkungan tapak Swietenia bagian timur.


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

7
Gambar 2.15 Rona lingkungan tapak Swietenia bagian selatan.
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Gambar 2.16 Rona lingkungan tapak Swietenia bagian barat.


(Sumber: Dokumentasi pribadi)
Seperti tapak Gmelina, Swietenia juga disebut sebagai tapak
Switenia. Tapak Switenia memiliki tutupan yang berbeda disetiap
rona pada arah mata angin tertentu. Pada bagian utara dan selatan,
tutupan tapak relatif rapat dengan vegetasi tumbuhan yang cukup
banyak, terlebih pada bagian utasa memiliki vegetasi yang beragam.
Sedangkan pda bagian selatan dan barat tutupan kawasan cukup
renggang dengan vegetasi tumbuhan yang mulai bercampur dengan
kawasan tapak Gmelina.

8
2.2 Komposisi Vegetasi Kawasan Hutan Kampus ITB Jatinangor
Tabel 2.1 Jumlah Spesies tiap Habitus pada Dua Tapak
Jumlah Spesies tiap Habitus
Tapak
Pohon Tiang Pancang Perdu Semai Herba
Hutan Campuran 8 2 0 0 2 13
Tapak Gmelina dan Switenia 2 2 1 1 2 14

Pada Tabel 2.1 ditunjukan jumlah total spesies yang


ditemukan pada dua tapak di kawasan hutan Kampus ITB
Jatinangor. Pada dua tapak tersebut memiliki keanekaragaman
spesies yang berbeda di setiap bentuk hidupnya (habitus). Spesies
terbanyak yang ditemukan terdapat pada tapak Hutan Campuran.
Karena Hutan Campuran ini merupakan kawasan tapak yang
heterogen sehingga banyak ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan
dibandingkan dengan tapak Gmelina dan Swietenia yang homogen
dan ditumbuhi 1-2 jenis tumbuhan berkayu.
Tumbuhan tidak berkayu seperti herba pada kedua tapak
memiliki jumlah total yang hampir sama, karena kemungkinannya
habitus herba yang dapat lebih cepat tumbuh dimana saja.
Dari keseluruhan data jumlah spesies pada Tabel 2.1, dua
dari jumlah spesies yang ditemukan pada habitus pohon berasal dari
famili Meliaceae. Pada habitus tiang memiliki kedudukan yang
sama, keempat spesies berasal dari famili yang berbeda. Pada
habitus pancang hanya ditemukan satu spesies yaitu dari famili
Lamiaceae. Begitu juga dengan habitus perdu didominasi satu
spesies yang berasal dari famili Fabaceae. Pada habitus semai
ditemukan masing-masing satu spesies dari dua famili yang berbeda
yaitu famili Lamiaceae dan Meliaceae. Sedangkan pada habitus
herba didominasi oleh spesies yang berasal dari famili Poaceae,
yang berjumlah 3 dari 14 spesies.
Tabel 2.2 Kerapatan dan frekuensi pohon di tapak Hutan Campuran

9
Pohon di Tapak Hutan Campuran (Luas plot : 0,04 Ha)
Jumlah individu per plot Jumlah Kr Total Kr Rf
No. Nama Spesies Fr Fr(%)
1 2 Total (Individu/Ha) (%)
1 Antidesma bunius 9 0 9 112,5 37,5 0,5 12,5
2 Gnetum gnemon 1 0 1 12,5 4,17 0,5 12,5
3 Pinus merkusii 2 0 2 25 8,33 0,5 12,5
4 Eucalyptus urophylla 0 6 6 75 25 0,5 12,5
5 Mimusops eminii 0 1 1 12,5 4,17 0,5 12,5
6 Swietenia macrophylla 0 2 2 25 8,33 0,5 12,5
7 Khaya antoteca 0 2 2 25 8,33 0,5 12,5
8 Delonix Regia 0 1 1 12,5 4,17 0,5 12,5
Total 24 300 100 4 100

Tabel 2.3 Kerapatan dan frekuensi pohon di tapak Gmelina dan Swietenia
Pohon di Tapak Gmelina dan Swietenia (Luas plot : 0,04 Ha)
Jumlah individu per Jumlah Kr Total Kr Rf
No. Nama Spesies Fr Fr(%)
3 4 Total (Individu/Ha) (%)
1 Gmelina arborea 29 3 32 400 82,05 1 66,67
2 Swietenia macrophylla 0 7 7 87,5 17,95 0,5 33,33
Total 39 487,5 100 1,5 100

Kerapatan total pohon pada dua tapak memiliki hasil yang


berbeda. Pada tapak Hutan Campuran memiliki kerapatan total 300
individu/ha dengan menggunakan luas plot 0,04 Ha saat analisis
vegetasi di lapangan yang berasal dari 8 spesies berbeda dan
didominasi oleh 9 individu spesies Antidesma bunius.
Pada tapak Gmelina dan Swietenia memiliki kerapatan total
487,5 individu/Ha dengan luas plot yang sama dengan tapak Hutan
Campuran. Kawasan tapak ini didominasi oleh kerapatan spesies
Gmelina arborea yang memiliki 32 individu.
Total kerapatan keseluruhan kawasan hutan Kampus ITB
Jatinangor adalah 787,5 individu setiap hektarnya.

2.3 Indeks Nilai Penting Vegetasi Kawasan Hutan Kampus ITB


Jatinangor
Nilai penting selanjutnya akan digunakan untuk menentukan
tipe komunitas pada kawasan tertentu yang diperoleh dari spesies
yang memiliki nilai penting paling tinggi. Nilai penting diperoleh
dari hasil penjumlahan kerimbunan relatif, kerapatan relatif, dan
frekuensi relatif. Berikut merupakan beberapa tabel yang
menghasilkan nilai penting setiap habitus pada dua tapak.
Tabel 2.4 Nilai penting habitus pohon di tapak Hutan Campuran

10
Pohon di Tapak Hutan Campuran (Luas plot : 0,04 Ha)
No. Nama Spesies Kr Rf (%) Kb Rf (%) Fr Rf (%) NP (%)
1 Antidesma bunius 37,50 29,71 12,5 79,71
2 Gnetum gnemon 4,17 5,30 12,5 21,96
3 Pinus merkusii 8,33 3,60 12,5 24,44
4 Eucalyptus urophylla 25,00 31,27 12,5 68,77
5 Mimusops eminii 4,17 1,79 12,5 18,46
6 Swietenia macrophylla 8,33 5,56 12,5 26,39
7 Khaya antoteca 8,33 21,41 12,5 42,25
8 Delonix Regia 4,17 1,36 12,5 18,03
Jumlah 100 100 100 300
Tabel 2.5 Nilai penting habitus pohon di tapak Gmelina dan Swietenia
Pohon di Tapak Gmelina dan Swietenia (Luas plot : 0,04 Ha)
Nama Spesies Kr Rf (%) Kb Rf (%) Fr Rf (%) NP (%)
1 Gmelina arborea 82,05 72,84 66,67 221,55
2 Swietenia macrophylla 17,95 27,16 33,33 78,45
Jumlah 100 100 100 300
Tabel 2.6 Nilai penting habitus pohon tingkatan tiang di tapak Hutan Campuran
Tiang di Tapak Hutan Campuran (Luas plot: 0,01 Ha)
No. Nama Spesies Kr Rf (%) Kb Rf (%) Fr Rf (%) NP (%)
1 Agathis dammara 9,1 12,23 50 71,33
2 Antidesma bunius 90,9 87,77 50 228,67
Jumlah 100 100 100 300
Tabel 2.7 Nilai penting habitus pohon tingkatan tiang di tapak Gmelina dan
Swietenia
Tiang di Tapak Swietenia dan Gmelina (Luas plot: 0,01 Ha)

No. Nama Spesies Kr Rf (%) Kb Rf (%) Fr Rf (%) NP (%)


1 Gmelina arborea 96,55 99,85 66,7 263,1
2 Swietenia macrophylla 3,45 0,15 33,3 36,9
Jumlah 100 100 100 300
Tabel 2.8 Nilai penting habitus pohon tingkatan pancang di tapak Gmelina dan
Swietenia
Pancang di Tapak Swietenia dan Gmelina (Luas plot: 0,0025 Ha)
No. Nama Spesies Kr Rf (%)Kb Rf (%)Fr Rf (%) NP (%)
1 Gmelina arborea 100 100 100 300
Jumlah 100 100 100 300
Tabel 2.9 Nilai penting habitus pohon tingkatan semai di tapak Hutan Campuran
Semai di Tapak Hutan Campuran (Luas plot: 0,0004 Ha)
No. Nama Spesies Kr Rf (%)Fr Rf (%) NP (%)
1 Gmelina arborea 0 0 0
2 Swietenia macrophylla 100 100 200
Jumlah 100 100 200
Tabel 2.10 Nilai penting habitus pohon tingkatan semai di tapak Gmelina dan
Swietenia

11
Semai di Tapak Gmelina dan Swietenia (Luas plot: 0,0004 Ha)
No. Nama Spesies Kr Rf (%) Fr Rf (%) NP (%)
1 Gmelina arborea 100 0,5 100,5
2 Swietenia macrophylla 0 0 0
Jumlah 100 0,5 100,5

Pada keempat tahapan hidup habitus pohon menghasilkan


spesies yang berbeda, semakin menurunnya tahapan hidup habitus
pohon maka semakin sedikit jumlah spesies yang ditemukan seperti
yang ditunjukan Tabel 2.4 – 2.10. Pada tingkatan pohon di tapak
Hutan Campuran terdapat 8 spesies dan menunjukan bahwa spesies
Antidesma bunius memiliki nilai penting yang terbesar. Hal ini
menunjukan komunitas spesies Antidesma bunius memiliki potensi
dan pengaruh lebih terhadap vegetasi tapak di Hutan Campuran.
Begitu juga dengan Gmelina arborea pada tapak Gmelina dan
Swietenia yang memiliki besar nilai penting tertinggi, dapat
menjelaskan pula bahwa spesies jati putih ini berpotensi dalam
vegetasi tapak tersebut.
Begitu juga pada tahapan hidup tiang, Antidesma bunius
mendominasi potensi vegetasi di tapak Hutan Campuran dan
Gmelina arborea di tapak Gmelina dan Swietenia karena kedua
spesies tersebut memiliki nilai penting tertinggi di masing-masing
tapaknya.
Pada tahapan hidup pancang hanya ditemukan satu spesies
pada satu tapak, yaitu spesies Gmelina arborea pada tapak Gmelina.
Dan untuk tahapan hidup semai, pada tapak Hutan
Campuran hanya ditemukan satu jenis anakkan pohon yaitu
Swietenia macrophylla. Pada tapak Gmelina dan Swietenia pun
hanya ditemukan satu jenis spesies semai yaitu Gmelina arborea.
Seperti pada tahapan pancang yang hanya memiliki satu spesies
tunggal, maka spesies itu memiliki nilai penting tinggi dan pasti
berpotensi tinggi pada tapak tersebut.
Tabel 2.11 Nilai penting habitus perdu pada tapak Gmelina dan Swietenia

12
Herba di Hutan Campuran (Luas plot: 0,0004 Ha)
No. Nama Spesies Kb Rf (%) Fr Rf (%) NP(%)
1 Caliandra tetragona 100 100 200,00
Jumlah 100 100 200

Pada habitus perdu hanya didapatkan satu jenis spesies tunggal


(Tabel 2.11) yang sudah pasti akan langsung menjadi perdu yang
memiliki vegetasi dan pengaruh besar terhadap tapak Gmelina dan
Swietenia.
Tabel 2.12 Nilai penting habitus herba pada tapak Hutan Campuran
Herba di Hutan Campuran (Luas plot: 0,0004 Ha)
No. Nama Spesies Kb Rf (%) Fr Rf (%) NP(%)
1 Asistasya gangetica 23,08 20,00 43,08
2 Centrosema pubescens 28,57 20,00 48,57
3 Elephantopus sp 0,00 0,00 0,00
4 Hyptis capitata 1,10 10,00 11,10
5 Ipomoea sp 6,59 10,00 16,59
6 Kyllinga monocephala 0,00 0,00 0,00
7 Mikania sp 0,00 0,00 0,00
8 Oplismenus sp 0,00 0,00 0,00
9 Panicum maximum 23,08 0,00 23,08
10 Paspalum conjugatum 16,48 30,00 46,48
11 Thunbergia alata 1,10 10,00 11,10
12 Trydax procumbens 0,00 0,00 0,00
13 Urena lobata 0,00 0,00 0,00
Jumlah 100,00 100,00 200,00

Tabel 2.13 Nilai penting habitus herba pada tapak Gmelina dan Swietenia
Herba di Tapak Gmelina dan Swietenia (Luas plot: 0,0004 Ha)
No. Nama Spesies Kb Rf (%) Fr Rf (%) NP(%)
1 Asystasya gangetica 0,00 0,00 0,00
2 Centrosema pubescens 0,00 0,00 0,00
3 Elephantopus sp 0,67 6,67 7,33
4 Hyptis capitata 0,67 6,67 7,33
5 Ipomoea sp 34,67 26,67 61,33
6 Kyllinga monocephala 0,67 6,67 7,33
7 Mikania sp 4,00 6,67 10,67
8 Oplismenus sp 8,00 13,33 21,33
9 Panicum maximum 0,00 0,00 0,00
10 Paspalum conjugatum 33,33 13,33 46,67
11 Thunbergia alata 0,00 0,00 0,00
12 Trydax procumbens 10,00 6,67 16,67
13 Urena lobata 4,00 6,67 10,67
14 Oxallis barrelieri 4,00 6,67 10,67
Jumlah 100,00 100,00 200,00

Tabel 2.12 dan 2.13 menunjukan beberapa spesies serupa


dari setiap tapaknya. Pada tapak Hutan Campuran nilai penting
terbesar adalah spesies herba Centrosema pubescens yang artinya

13
potensi dan pengaruh terbesar pada tapak ini karena adanya
Centrosema pubescens. Dan pada tapak Gmelina dan Swietenia,
Ipomoea sp memiliki pengaruh dan potensi besar pada kawasan
tersebut.

2.4 Keanekaragaman Vegetasi Kawasan Hutan Kampus ITB


Jatinangor
Tabel 2.14 Indeks keanekaragaman habitus pohon di Hutan Campuran
Pohon di Tapak Hutan Campuran (Luas plot : 0,04 Ha)
Jumlah
No. Nama Spesies Pi ln Pi Pi x ln Pi
Individu
1 Antidesma bunius 9 0,38 -0,98 -0,37
2 Gnetum gnemon 1 0,04 -3,18 -0,13
3 Pinus merkusii 2 0,08 -2,48 -0,21
4 Eucalyptus urophylla 6 0,25 -1,39 -0,35
5 Mimusops eminii 1 0,04 -3,18 -0,13
6 Swietenia macrophylla 2 0,08 -2,48 -0,21
7 Khaya antoteca 2 0,08 -2,48 -0,21
8 Delonix Regia 1 0,04 -3,18 -0,13
Jumlah 24 H' 1,73

Tabel 2.15 Indeks keanekaragaman habitus pohon di Gmelina dan Swietenia


Pohon di Tapak Gmelina dan Swietenia (Luas plot : 0,04 Ha)
Jumlah
No. Nama Spesies Pi ln Pi Pi x ln Pi
Individu
1 Gmelina arborea 32 0,82 -0,20 -0,16
2 Swietenia macrophylla 7 0,18 -1,72 -0,31
Jumlah 39 H' 0,47
Tabel 2.16 Indeks keanekaragaman habitus pohon tingkatan tiang di Hutan
Campuran
Tiang di Tapak Hutan Campuran (Luas plot: 0,01 Ha)
Jumlah
No. Nama Spesies Pi ln Pi Pi x ln Pi
individu
1 Agathis dammara 1 0,1 -2,3 -0,23
2 Antidesma bunius 10 0,9 -1 -0,9
Jumlah 11 H' 1,13

Tabel 2.17 Indeks keanekaragaman habitus pohon tingkatan tiang di Gmelina


dan Swietenia
Tiang di Tapak Swietenia dan Gmelina (Luas plot: 0,01 Ha)
Jumlah
No. Nama Spesies Pi ln Pi Pi x ln Pi
individu
1 Gmelina arborea 28 0,97 -0,03 -0,03
2 Swietenia macrophylla 1 0,34 -1,07 -0,36
Jumlah 29 H' 0,39

14
Tabel 2.18 Indeks keanekaragaman habitus pohon tingkatan pancang di
Gmelina dan Swietenia
Pancang di Tapak Swietenia dan Gmelina (Luas plot: 0,0025 Ha)
No. Nama SpesiesJumlah Individu Pi ln Pi Pi X Ln Pi
1 Gmelina arborea 9 1 0 0
Jumlah 9 H' 0
Tabel 2.19 Indeks keanekaragaman habitus pohon tingkatan semai di Hutan
Campuran
Semai di Tapak Hutan Campuran (Luas plot: 0,0004 Ha)
Jumlah
No. Nama Spesies Individu Pi ln Pi Pi x ln Pi
1 Gmelina arborea 0 0 0 0
2 Swietenia macrophylla 2 1 0 0
Jumlah 2 H' 0
Tabel 2.20 Indeks keanekaragaman habitus pohon tingkatan semai di Gmelina
dan Swietenia
Semai di Tapak Gmelina dan Swietenia (Luas plot: 0,0004 Ha)
Jumlah
No. Nama Spesies Individu Pi ln Pi Pi x ln Pi
1 Gmelina arborea 18 1 0 0
2 Swietenia macrophylla 0 0 0
Jumlah 18 H' 0

Pengukuraan indeks shannon-wiener dengan menggunakan jumlah


individu spesies dengan total individu secara keseluruhan.
Pengukuran ini juga yang akan menentukan tingkat
keanekaragaman mana yang paling tinggi dari seluruh habitus yang
menempati Kawasan ITB Jatinangor dengan menggunakan rumus:
H’= - Pi x ln Pi … (1)
Tingkat keanekaragaman terbesar pada habitus pohon adalah
pada tingkatan hidup pohon di tapak Hutan Campuran karena
memiliki nilai indeks shannon-wiener (H’) paling tinggi. Hal ini
diperkuat dengan jumlah spesies yang ada pada tingkatan hidup
pohon di tapak ini yang paling banyak (Tabel 2.14).
Tabel 2.21 Indeks keanekaragaman habitus perdu di Gmelina dan Swietenia
Perdu di Tapak Gmelina dan Swietenia (Luas plot: 0,0025)
No. Nama Spesies Kb Pi ln Pi Pi x ln Pi
1 Caliandra tetragona 37,5 1 0 0
Jumlah 37,5 H' 0

15
Pada habitus perdu tidak ada keanekaragaman karena hanya
ditemukan satu spesies dan hanya ditemukan di satu tapak saja. Ini
dapat dibuktikan dengan perhitungan indeks keanekaragaman (H’)
yang bernilai 0.
Tabel 2.22 Indeks keanekaragaman habitus herba di Hutan Campuran
Herba di Hutan Campuran (Luas plot: 0,0004 Ha)

No. Nama Spesies Kb total Pi ln Pi Pi x ln Pi

1 Asistasya gangetica 52,50 0,22 -1,51 -0,33


2 Centrosema pubescens 65,00 0,28 -1,27 -0,36
3 Elephantopus sp 0,00 0 0,00
4 Hyptis capitata 2,50 0,011 -4,51 -0,05
5 Ipomoea sp 15,00 0,065 -2,73 -0,18
6 Kyllinga monocephala 0,00 0 0,00
7 Mikania sp 0,00 0 0,00
8 Oplismenus sp 0,00 0 0,00
9 Panicum maximum 52,50 0,22 -1,51 -0,33
10 Paspalum conjugatum 37,50 0,16 -1,83 -0,29
11 Thunbergia alata 2,50 0,011 -4,51 -0,05
12 Trydax procumbens 0,00 0 0,00
13 Urena lobata 0,00 0 0,00
Jumlah 227,50 H' 1,6
Tabel 2.23 Indeks keanekaragaman habitus herba di Gmelina dan Swietenia
Herba di Tapak Gmelina dan Swietenia (Luas plot: 0,0004 Ha)
No. Nama Spesies Kb total Pi ln Pi Pi x ln Pi
1 Asistasya gangetica 0,00 0 0,00
2 Centrosema pubescens 0,00 0 0,00
3 Elephantopus sp 2,50 0,006 -5,12 -0,03
4 Hyptis capitata 2,50 0,006 -5,12 -0,03
5 Ipomoea sp 130,00 0,35 -1,05 -0,37
6 Kyllinga monocephala 2,50 0,006 -5,12 -0,03
7 Mikania sp 15,00 0,04 -3,22 -0,13
8 Oplismenus sp 30,00 0,08 -2,53 -0,20
9 Panicum maximum 0,00 0 0,00
10 Paspalum conjugatum 125,00 0,33 -1,11 -0,37
11 Thunbergia alata 0,00 0 0,00
12 Trydax procumbens 37,50 0,1 -2,30 -0,23
13 Urena lobata 15,00 0,04 -3,22 -0,13
14 Oxallis barrelieri 15,00 0,04 -3,22 -0,13
Jumlah 375,00 H' 1,6

Tabel 2.22 dan 2.23 merupakan tabel indeks


keanekaragaman habitus semai pada dua tapak yang berbeda. Pada
kedua tapak memiliki nilai indeks yang tidak jauh berbeda, dan
hampir sama. Hal ini dapat diperkuat dengan jumlah spesies yang
ditemukan hampir sama hanya selisish satu spesies saja. Dan

16
keanekaragaman tertinggi tersebut adalah pada herba yang berada di
Hutan Campuran.

2.5 Indeks Kesamaan Vegetasi antar Tapak pada Kawasan Hutan


Kampus ITB Jatinangor
Tabel 2.24 Indeks kesamaan vegetasi antar tapak
Jumlah Spesies tiap Habitus
Tapak
Pohon Tiang Pancang Perdu Semai Herba
Hutan Campuran 8 2 0 0 2 13
Tapak Gmelina dan Switenia 2 2 1 1 2 14
Spesies yang sama 1 0 0 0 2 13
Is 20 0 0 0 100 96,2963

Indeks kesamaan merupakan perhitungan untuk mengetahui


deraat perbedaan antar dua komunitas vegetasi (tapak). Perhitungan
dilakukan dengan persamaan indeks kesamaan Sorensen (Is) sebagai
berikut:
Is = (2 x jumlah spesies yang sama) / (jumlah spesies komunitas
1+jumlah spesies komunitas 2) … (2)
Dapat dilihat dari Tabel 2.24 indeks sorensen yang paling
tinggi adalah pada tingkatan hidup semai pada habitus pohon yaitu
100%, hal ini dikarenakan pada tingkatan hidup semai di kedua
tapak memiliki 2 jenis tumbuhan yang sama. Disusul juga oleh
habitus herba yang memiliki tingkat kesamaan vegetasi yang cukup
tinggi, karena sebagian besar spesies sama di kedua tapak tersebut.

2.6 Potensi Regenerasi Kawasan Hutan Kampus ITB Jatinangor


Untuk mengetahui potensi regenerasi dapat di tentukan
dengan melihat kelimpahan jumlah individu secara keseluruhan di
kawasan hutan Kampus ITB Jatinangor.

17
70
60

JUmlah individu
50
40
30
20
10
0
Pohon Tiang Pancang Semai
Tahapan hidup

Gambar 2.17 Grafik kelimpahan tahapan hidup pohon di Kawasan


ITB Jatinangor
Grafik diatas (Gambar 2.17) menunjukan jumlah total
individu tahapan hidup pohon di seluruh kawasan ITB Jatinangor
yang diperoleh dari hasil penjumlahan kedua tapak yang digunakan
pada analisis vegetasi kali ini. Dapat dilihat dari grafik tersebut
bahwa tahapan hidup pohon memiliki jumlah individu yang paling
banyak. Hal ini menunjukan bahwa potensi terbesar yang akan terus
meregenerasi dan ada pada tahapan hidup yang paling lama ialah
pohon.

18
III. KESIMPULAN

Pada dua vegetasi berbeda memiliki vegetasi yang beragam pada tiap
habitus maupun tahapan hidup pohon yang secara garis besar vegetasi pada
tapak Hutan Campuran lebih heterogen dibandingkan dengan tapak Gmelina
dan Swietenia

19

Anda mungkin juga menyukai