Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa)

darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 1995). Hal

ini dapat disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat, salah satunya adalah

pola makan yang kecenderungan masyarakat untuk mengkonsumsi makanan cepat

saji atau fast food. Komposisi makanan cepat saji tersebut banyak mengandung

karbohidrat dan lemak (Prapti, 2004). Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang

menjadi masalah pada kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, Diabetes Mellitus

tercantum dalam urutan keempat prioritas penelitian nasional untuk penyakit

degeneratif setelah penyakit kardiovaskuler, serebrovaskuler, rheumatic dan

katarak (Tjokroprawiro, 2006).

Hiperglikemik kronik pada DM berkontribusi terhadap munculnya

berbagai komplikasi, kerusakan jangka panjang, disfungsi dan kegagalan berbagai

organ seperti mata, ginjal, syaraf, jantung dan pembuluh darah. Penderita diabetes

mellitus dibandingkan dengan non-diabetes mellitus memiliki kecenderungan 2

kali lebih mudah mengalami thrombosis serebral, 25 kali menjadi buta, 2 kali

terjadi penyakit jantung koroner, 50 kali terjadi ulkus diabetic, dan 17 kali terjadi

gagal ginjal kronik (Tjokroprawiro, 2006).

Gagal Ginjak Kronik merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan

irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme


dan keseimbangan cairan dan elektrolit. Nefropati diabetic merupakan kelainan

degenerative vaskuler ginjal, mempunyai hubungan dengan gangguan

metabolisme karbohidrat atau intoleransi gula disebut juga diabetes mellitus.

Hipokalemia adalah ketidakseimbangan elektrolit dan diindikasikan oleh

tingkat rendah kalium dalam darah. Nilai dewasa normal untuk kalium 3,5 – 5,3

mEq/L. walaupun kadar kalium dalam serum hanya sebesar 2% dari kalium total

tubuh dan pada banyak kasus tidak mencerminkan status kalium tubuh. Resiko

hipokalemia bisa saja tinggi bila pengidap penyakit mengkonsumsi obat-obatan

diuretic yang dketahui dapat menghilangkan kalium.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis melakukan asuhan gizi pada

pasien diabetes mellitus disertai AKI dd/ CKD, CHF III, Hipokalemi, dan Selulitis

ec Cruris di Ruang 609/KHS Lantai 6 Dahlia Barat Rumah Sakit Budhi Asih.

1.2.Rumusan Masalah

Bagaimana perencanaan dan penatalaksanaan diet pada pasien Diabetes

Mellitus disertai AKI dd/ CKD, CHF III, Hipokalemi, dan Selulitis ec Cruris.

1.3.Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui perencanaan dan penatalaksanaan diet pada pasien Diabetes

Mellitus disertai AKI dd/ CKD, CHF III, Hipokalemi, dan Selulitis ec Cruris.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melakukan anamnesa riwayat gizi pasien

b. Mahasiswa mampu mengkaji data dengan metode NCP


c. Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan gizi pasien

d. Mahasiswa mampu menentukan diagnose gizi pasien

e. Mahasiswa mampu melakukan intervensi gizi

f. Mahasiswa mampu menyusun diet pasien sesuai dengan kebutuhan yang

telah direncanakan

g. Mahasiswa mampu memberi edukasi dan konseling gizi pada pasien

h. Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi pada pasien

i. Mahasiswa mampu melakukan food weighing sisa makanan pasien selama

3 hari intervensi

1.4.Manfaat

1.4.1 Bagi Mahasiswa

Dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerapkan ilmu

yang telah didaptkan selama perkuliahan mengenai penatalaksanaan diet

1.4.2 Bagi Instalasi Gizi

Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan dalam

penatalaksanaan diet pada pasien Diabetes Mellitus disertai AKI dd/ CKD, CHF

III, Hipokalemi, dan Selulitis ec Cruris.

1.4.3 Bagi Rumah Sakit

Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan dalam

penatalaksanaan diet pada pasien Diabetes Mellitus disertai AKI dd/ CKD, CHF

III, Hipokalemi, dan Selulitis ec Cruris.


1.5. Metode Pengambilan Data

Metode yang dilakukan dalam pengambilan data studi kasus ini adalah

dengan melakukan observasi serta meninjau pada buku status pasien. Wawancara

dilakukan dengan pasien dan keluarganya mengenai identitas pasien, riwayat

penyakit, recall 24 jam dan kebiasaan makan. Selain itu metode yang digunakan

adalah food weighing untuk menghitung sisa makanan pada pasien selama 3 hari

pengamatan.

1.5.1 Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung dengan pasien dan keluarganya

mengenai pola makan pasien, recall 24 jam, identitas diri serta riwayat penyakit

pribadi dan keluarga pasien.

1.5.2 Observasi

Observasi dilakukan dengan melihat :

a. Buku Status Pasien

Meninjau buku status pasien untuk melihat diagnosa medis pasien dan

perkembangan data laboratorium serta keadaan umum terkait penyakit yang

diderita pasien.

b. Menimbang Sisa Makanan Selama Intervensi 3 Hari (Jumat, 14 Februari

2020 – Senin, 17 Februari 2020)

Penimbangan pemberian intervensi makanan untuk pasien dilakukan pada

saat pemberian makan siang. Penimbangan sisa makanan dilakukan pada setiap

sisa makan pagi, selingan I, makan siang, selingan II, makan malam, dan selingan

III pasien untuk dianalisis asupan pasien selama di rumah sakit.


1.6.Waktu dan Tempat Pengamatan

Waktu : Jumat, 14 Februari – Senin, 22 Maret 2020

Tempat : Lantai 6 Dahlia Barat Kamar 601/KHS, RSUD Budhi Asih

Anda mungkin juga menyukai