Anda di halaman 1dari 5

A.

Pengertian penelitian
Penelitian merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu research. Kata research berasal dari
kata “re” (kembali) dan to search (mencari). Research artinya mencari kembali. Oleh karena itu,
penelitian pada dasarnya merupakan “suatu upaya pencarian” apabila suatu penelitian merupakan
usaha pencarian, maka timbul pertanyaan apakah yang dicari itu ? pada dasarnya yang dicari
adalah pengetahuan atau pengetahuan yang benar

Pengetahuan yang benar tersebut, dapat dipakai untuk menjawab pertanyaan dari ketidak
tahuan tertentu. Karena penelitian tidak akan dapat dilaksanakan kalau tidak diawali dengan
ketidaktahuan seseorang terhadap sesuatu, ia akan bertanya dan setiap pertanyaan akan
memerlukan jawaban. Untuk menjawab suatu pertanyaan, seseorang harus mempunyai
pengetahuan tentang hal yang ditanyakan. Apabila jawaban pertanyaan itu belum didapat. Maka
seseorang yang ingin menjawabnya harus mencari jawaban.

Lain halnya metode ilmiah yaitu suatu metode yang mengutamakan keyakinan bahwa setiap gejala
akan ditelaah dan dicari hubungan sebab akibatnya atau kecenderungan yang timbul. 1

Penelitian dilakukan dalam rangka suatu kegiatan ilmiah dimana seseorng berusaha untuk
mencari kebenaran yang didasarkan oleh pendapat dan hasil pengujian atas kebenaran dari temuan
orang yang dianggep sebagai ahli atau dihormati. Suatu penelitian dapat dianggap penelitian ilmiah
apabila dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Kriteria metode ilmiah ialah :2

a. Berdasarkan fakta artinya keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian, baik yang
dikumpulkan dan yang dianalisis harus berdasarkan fakta-fakta.
b. Bebas dari prasangka, dalam hal ini metode ilmiah harus memiliki sifat bebas dari
prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan-pertimbangan subjektif
c. Menggunakan prinsip analisis, dalam hal ini setiap masalah harus dicari dan ditemukan
sebab-sebab permasalah itu terjadi dan pemecahannya menggunakan analisis yang logis.

1
Soerjono soekanto, pengantar penelitian hokum, cet III, (penerbit Universitas Indonesia (UI-Press): Jakarta, 2007),
hlm 1
2
J. Myron Jacobstein and Roy M. Mersky , Fundamentals of legal research, (Newyork:The Foundations Press,
1973), e, IV., page 8.
d. Menggunakan hipotesis, dalam hal ini hipotesis digunakan untuk mengakumulasi
permasalahan serta memandu jalan pikiran kearah tujuan yang ingin dicapai sehingga hasil
yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran yang tepat
e. Menggunakan ukuran obyektif, dalam hal ini ukuran tidak diperkenankan menggunakan
hati nurani melainkan harus dibuat secara obyektif dan menggunakan prinsip pikiran sehat
f. Menggunakan teknik kuantifikasi, dalam hal ini ukuran kuantifikasi harus digunakan
kecuali untuk atribut yang tidak dapat dikuantifikasi

B. Tujuan

Tidak banyak berbeda dengan penelitian ilmu-ilmu social lainnya, maka di dalam penelitian
hukum pada umumnya juga bertujuan untuk :

1.
a. pengetahuan tentang gejala hokum, sehingga dapat merumuskan masalah
b. Meperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu gejala hokum,
sehingga dapat merumuskan hipotesa
2. Untuk menggambarkan secara lengkap aspek-aspek hokum dari :
a. Suatu keadaan
b. Perilaku pribadi
c. Perilaku kelompok
Tanpa di dahului hipotesa (akan tetapi harus ada masalah)
3.
a. mendapatkan keterangan (tentang frekuensi peristiwa hokum
b. Memperoleh data mengenai hubungan antara suatu gejala hokum dengan gejala lain
( yang biasanya berlandaskan hipotesa)
4. Menguji hipotesa yang berisikan hubungan-hubungan sebab-akibat (harus didasarkan
pada hipotesa)
Disamping tujuan-tujuan umum tersebut diatas, yang secara garis besar tidak berbeda
dengan tujuan pada penelitian ilmu ilmu social lainnya, maka pada penelitian hokum
terdapat tujuan-tujuan tertentu yang dapat membedakannya dari tujuan penelitian padal
ilmu-ilmu social lainnya. Secara khusus, maka tujuan penelitian hokum adalah
sebaagai berikut :
1. Mendapatkan azaz-azaz hokum dari :
a. Hokum positif tertulis
b. Rasa susila warga masyarakat
2. Sistematika dari perangkat kaidah-kaidah hokum di dalam suatu kodifikasi vatau
peraturan perundang-undangan tertentu. Kecuali dari sistematikanya, juga diteliti
taraf konsistensi nya
3. Taraf sinkronisasi baik secara vertical maupun horizontal dari peraturan hokum
yang tertulis. Hal ini dapat dilakukan terhadap bidang tertentu yang diatur oleh
hokum dalam kaitannya dengan bidang-bidang lain yang mungkin mempunyai
hubungan timbal balik
4. Perbandingan hokum yang terutama di fokuskan pada perbedaan yang terdapat
didalam aneka macam sistim (tata) hokum
5. Sejarah hokum yang menitik beratkkan pada perkembangan hokum
6. Identifikasi terhadap hokum tidak tertulis atau hokum kebiasaan
7. Efektivitas dari hokum tertulis maupun hokum kebiasaan yang tercatat (beschreven
maupun yang gedocumenteerd
C. Kegunaan
Kegunaan penelitian berkenaan dengan manfaat ilmiah dan praktis dari hasil penelitian
a. Kegunaan ilmiah yaitu untuk memberi perkembangan ilmu pengetahuan yang ada
relevansinya dengan bidang ilmu yang sedang dipelajari.
Misalnya, untuk memberikan sumbangan pemikiran atau menambah informasi bagi
perkembangan ilmu manajemen pendidikan tentang factor-faktor yang mempengaruhi
kinerja guru.
b. Kegunaan praktis yaitu kegunaan penelitian bagi dunia praktis dilapangan
Misalnya untuk mengatasi persoalan menurunnya kinerja sekolah dan perbaikan
system pendidikan dsb
Metodologi Penelitian Hukum

Metodologi penelitian hukum yang berkembang di tanah air yang melahirkan pemikiran
dan konsep yang berbeda satu sama yang lain . Perkembangan pemikiran dan diskursus tentang
paradigma penelitian hukum telah membawa banyak perubahan yang signifikan utamanya para
pengguna tipologi penelitian hukum yaitu penstudi hukum. Melihat dan mencermati kondisi yang
sedang berlangsung saat ini maka penulis melakukan upaya rekonstruksi berupa tipologi penelitian
hukum.

Dalam perkembangan metodologi penelitian hukum mengalami perngaruh terhadap


perkembangan social. Karena metodologi hokum penelitiannya terkait dengan paradigma
epistemology dalam metodologi seperti positivisme logis, rasionalisisme kritis, empirisme analitis.
3

Tipologi Penelitian Hukum

Tipologi Penelitian pada umumnya mempunyai perbedaan tipologi penelitian hukum soerjono
soekanto, berpendapat bahwa tipologi penelitian hokum dapat dibagi dalam hukum normatif dan
hokum empiris. Hal ini di ungkapkan sebagai berikut :

a. Penelitian hokum normatif


Di dalam penelitian hokum yang sosiologis dipergunakan metode dan teknik yang
digunakan dalam penelitian ilmu social penelitian hokum normative (legal research)
biasanya hanya merupakan studi dokumen yakni : menggunakan sumber data sekunder ,
yang berupa peraturan-peraturan dan perundang-undangan keputusan pengadilan, teori
hokum dan pendapat para sarjana hokum terkemuka itu pula sebabnya digunakan secara
kualitatif 4
Penelitian hokum normatif atau biasa disebut penelitian yuridis normative terdiri atas :
1. Penelitian terhadap asas-asas hokum

3
Yudisial, K. (2015). Mengagas Peradilan Etik Di Indonesi. Jakarta: Komisi Yudisial., hlm 13
4
Didik J Rachbini, Rianto Adi. Jakarta. Granit, hlm 92
2. Penelitian terhadap sistematika hokum
3. Penelitian terhadap taraf sinkronisasi hokum
4. Penelitian sejarah hokum
5. Penelitian perbandingan hokum
b. Penelitian hukum empiris
Penelitian hukum empiris atau sosiologis terdiri atas :
1. Penelitian terhadap identifikasi hukum
2. Penelitian terhadap efektivitas hukum

Sejalan hal diatas, soetandyo wingjosoebroto, membagi penelitian hukum ke dalam :

1. Penelitian doctrinal, yang terdiri atas :


a. Penelitian yang berupa usaha inventarisasi hukum positif
b. Penelitian yang berupa usaha penemuan asas-asas dan dasar falsafah (dokma/doktrin)
hukum positif
c. Penelitian yang berupa usaha penemuan hokum in concerto yang layak diterapkan
untuk menyelesaikan suatu perkara hukum tertentu

2. Penelitian Nondoktrinal

Penelitian Nondoktrinal yaitu penelitian berupa studi-studi empiris untuk menemukan teori-teori
mengenai proses bekerja nya hokum di dalam masyarakat. Tipologi penelitian yang terakhir ini
sering disebut socio legal research .

Anda mungkin juga menyukai