Penentuan kadar kolesterol darah (Metode Liebermann-Burchard).
Tabung sentrifuge diisi aseton alkohol dan plasma darah lalu
dihomogenkan dengan vorteks. Aseton alkohol berfungsi untuk melarutkan lemak. Larutan direbus dengan penangas air mendidih sampai mulai mendidih dan didinginkan. Larutan disentrifuge pada 3000 rpm selama 15 menit untuk memisahkan supernatan dengan presipitatnya. Supernatan diinkubasi sampai seluruh aseton alkohol menguap. Supernatan mengandung kolesterol sedangkan presipitat mengandung lemak. Penguapan aseton alkohol berfungsi untuk mencegah adanya letupan jika supernatan ditambah dengan asetat anhidrat. Residu ditambah khloroform lalu dihomogenkan dengan vorteks. Khloroform berfungsi untuk mengekstraksi kolesterol. Larutan kolesterol dalam khloroform diencerkan dengan campuran asam sulfat dan asetat anhidrit (1:30). Campuran tersebut berfungsi untuk melepaskan ikatan antara kolesterol dengan khloroform. Blanko dibuat dengan mencampur khloroform dan asetat anhidrat. Blanko dibuat dengan tujuan sebagai kontrol. Tabung tersebut ditempatkan dalam ruang gelap selam kurang lebih 15 menit hingga terbentuk warna hijau. Larutan dibaca pada panjang gelombang 680 nm. Kadar kolesterol dalam darah dihitung dengan persamaan Y= 0,5372 X + 0,0342. Absorbansi larutan yang diamati adalah 0,743 A sedangkan kadar kolesterol pada larutan yang diamati adalah 2,6388 mg/mL. Menurut Romanoff (1993), kandungan kolesterol darah ayam berkisar antara 1,02 sampai 1,23 mg/mL. Berdasarkan hasil yang diperoleh, kolesterol darah ayam tersebut termasuk tinggi karena melampaui kisaran normal. Perbedaan kadar kolesterol hasil perhitungan dengan kisaran normal dapat disebabkan oleh umur, jenis, kelamin, konsentrasi lemak pakan, total energi, dan temperatur lingkungan (Williamson, 1994). Campuran larutan alkohol aseton akan melarutkan kolesterol dan komponen lemak yang lain dan menyebabkan presipitasi protein. Pelarut organic yang telah melarutkan kolesterol dapat dihilangkan dengan cara evaporasi pada waterbath yang mendidih. Residu kolesterol yang kering dilarutkan dalam khloroform, kemudian ditentukan kadarnya menggunakan reaksi Liebermann-Burchad secara spektrofotometri. Warna hijau merupakan indicator adanya kolesterol. Larutan kolesterol dalam khloroform bila ditambah anhidrida asam asetat dan asam sulfat pekat, maka larutan tersebut mula-mula merah, kemudian biru dan hijau. Kolesterol dalam darah dipengaruhi oleh faktor genetik, pakan serta kerja hati dan getah empedu (Poedjiadi dan Supriyanti, 2007)
Williamson, R. H.. 1994. Text Book of Endocrinology. 5th Ed. W. B.
Soonders Co. Philapdelphia. London. Poedjadi, Anna dan F. M. Supriyanti. 2007. Dasar-Dasar biokimia. UI Press. Jakarta. Romanoff, A.L. dan A. J. Romanoff. 1993. The Avian Egg. 2nd Edition. John Willey And Sons Inc. New York.