Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

The General Theory of Employment, Interest, and Money adalah karya tulis
Keynes yang paling terkenal. Buku ini ditulis sebagai reaksi terhadap depresi besar-
besaran yang terjadi tahun 1930-an yang tidak berhasil dipecahkan dengan metode
Klasik dan Neo-klasik. Dalam bukunya, Keynes menerangkan bahwa pemerintah
harus melakukan campur tangan dalam mengendalikan perekonomian nasional
dengan kebijakan-kebijakan secara aktif sehingga mempengaruhi gerak
perekonomian.
Pandangan-pandangan Keynes terus diperbarui dan dikembangkan oleh
pendukung-pendukungnya, baik dari golongan Neo-keynesian maupun Post
Keynesian. Penerus ajaran Keynes banyak berjasa dalam mengembangkan teori-teori
yang berhubungan dengan usaha menjaga stabilitas perekonomian. Teori-teori
tersebut menerangkan dan mengantisipasi fluktuasi ekonomi (business cycle) dan
teori-teori yang berhubungan dengan pertumbuhan dan pendapatan.
Aliran ini juga mencoba untuk mencari solusi atas kegagalan dari ekonomi
liberal yang mengusung asas laissez-faire yang beranggapan pasar dan sektor swasta
akan mencapai optimal tanpa campur tangan pemerintah. Pandangan-pandangan
mereka disebut Keynesian karena teori-teori mereka diturunkan dari teori determinasi
pendapat Keynes. Adapun tokoh Keynesian yang dibahas dalam makalah ini adalah
Simon Kuznets dan Paul Samuelson beserta corak pemikiran ekonomi aliran
Keynesian.

Depresi besar dunia tahun 1930-an telah membuktikan beberapa kesalahan dari
ajaran ekonomi mazhab klasik dengan metode deduktif logisnya. Teori mazhab klasik
tentang tenaga kerja, tabungan, dan uang, dan dalam hal tertentu juga teorinya tentang
permintaan dan penawaran yang akan selalu mencampai titik seimbang dengan
mekanisme pasar dan masih butuh penyempurnaan. Dari sekian banyak orang yang
mencoba untuk menyempurnakan pandangan-pandangan klasik ini, kita tidak boleh
melepaskan peran orang yang satu ini, yaitu John Maynard Keynes. Tulisan ini tidak
akan memberikan kumpulan teori-teori ekonomi Keynes seperti fungsi konsumsi dan
sebagainya, karena banyak orang yang lebih ahli dari itu. Perlu untuk diketahui,

1
besarnya pengaruh Keynes melahirkan sebuah aliran yang disebut Keynesian, yaitu
sekumpulan teori dan kebijaksanaan ekonomi yang terintegrasi yang berasal dari
Keynes, yang sekalipun berdasarkan paradigma liberalisme, percaya bahwa
perekonomian yang teratur hanya dapat dicapai melalui pengawasan dan intervensi
pemerintah (Sastradipoera, 2007: 234) .
Aliran Keynesian pada masanya menekankan pembahasan tentang teori
fluktuasi ekonomi, menganalisis hal-hal yang dapat menyebabkan perekonomian
menjauh dari posisi keseimbangan sehingga tidak stabil, dan yang lebih penting adalah
apa tindakan dan kebijakan yang dapat dilakukan untuk mencegah gerak perekonomian
yang berfluktuasi tersebut agar menjadi lebih stabil, serta peduli terhadap pertumbuhan
ekonomi. Berbeda dengan pada masa pemikiran aliran Klasik, masalah fluktuasi
ekonomi hanya dibicarakan selintas saja hal ini dikarenakan sudah begitu melekatnya
kepercayaan orang pada pendapat Klasik yang mengatakan bahwa perekonomian akan
selalu menuju pada suatu keseimbangan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana peran pemerintah dalam pemikiran Keynes?
2. Siapa sajakah tokoh-tokoh yang berperan dalam pemikiran Teori Keynes?

1.3 Tujuan Penulisan


Sehingga dari rumusan masalah di atas dapat di simpulkan tujuan penulisan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana peran pemerintah dalam pemikiran Keynes
2. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh yang berperan dalam pemikiran Teori
Keynes

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teori Keynes
Ekonomi keynesia adalah nama suatu teori yang diambil dari john maynard Keynes,
seorang ekonom inggris yang hidup antara tahun 1883 sampai 1946. Aliran keynesia
muncul untuk mengatasi krisis yang melanda eropa pasca perang dunia 1. Pada saat itu
teori klasik dan neo klasik sudah tidak mampu lagi menjelaskan fenomena yang terjadi
dan mengatasi krisis yang dihadapi.

1. Dasar filsafat teori Keynes

Inti dari ideology keynesianisme adalah untuk mengatasi masalah krisis ekonomi,
Pemerintah harus melakukan lebih banyak campur tangan secara aktif dalam mengendalikan
perekonomian nasional. Kegiatan produksi dan pemilikan faktor-faktor produksi masih dapat
dipercayakan kepada swata. Tetapi pemerintah wajib melakukan kebijakan-kebijakan untuk
mempengaruhi perekonomian.

Misalnya dalam masa depresi pemerintah harus bersedia melakukan kegiatan-kegiatan


yang langsung dapat menyerap tenaga kerja yang tidak dapat bekerja pada swasta. Walaupun
hal ini dapat menyebabkan defisit dalam anggaran belanja negara. Dalam hal ini Keynes tidak
percaya pada sistem liberalisme yang mengkoreksi diri sendiri, untuk kembali pada posisi full
employment secara otomatis. Full employment hanya dapat dicapai dengan tindakan-tindakan
terencana, bukan datang dengan sendirinya

2. Tentang Pasar Tenaga Kerja

Berbeda dengan teori klasik yang menganggap permintaan dan penawaran terhadap
tenaga kerja selalu seimbang(equilibrium) karena harga-harga fleksibel. Menurut Keynes
pasar tenaga kerja jauh dari seimbang, karena upah tidak pernah fleksibel. Sehingga
permintaan dan penawaran hampir tidak pernah seimbang sehingga pengangguran sering
terjadi. Menurut Keynesian pengganguran bisa terjadi terus menerus dan jenis penganguran
tersebut ada tiga macam:

a. Penganguran karena adanya pergeseran tingkat dari berbagai sektor dan ini bersifat
sementara (frictional unemployment). Penganguran ini disebabkan karena adanya perubahan
struktur dalam ekonomi dan orang-orang berpindah dari satu pekerjaan kepekerjaan lain.
Masa transisi perpindahan pekerjaan ini menyebabkan timbulnya penganguran sementara.

Misalnya ada suatu industry yang tutup karena tidak efisien lagi untuk diteruskan
sehingga orang-orang harus mencari pekerjaan baru. Proses mencari pekerjaan baru
memerlukan waktu dan bahkan adakalanya pekerja tersebut harus dilatih kembali untuk
memasuki lapangan pekerjaan baru. Contoh lain adalah adanya perpindahan dari satu

3
pekejaan kepekerjaan lain dan sementara pekerjaan baru belum dapat maka status pencari
kerja tersebut adalah pengangguran

b. Penganguran musiman yang jumlahnya tergantung dengan musim (seasonal


unemployment). Penganguran ini disebabkan karena adanya faktor musim dari suatu jenis
pekerjaan. Misalnya disektor pertanian ada musim puncak dimana banyak pekerja dan
adapula musim senggang atau tidak ada pekerjaan sama sekali sehingga petani menjadi
mengangur dan mencari pekerjaan lain

c. Penganguran yang dibuat (institutional unemployment) penganguran ini timbul karena


adanya kebijaksanaan pemerintah. Seperti upah minimum yang menyebabkan permintaan
terhadap tenaga kerja berkurang. Sementara itu penawaran kerja dari pencari kerja cukup
banyak sehingga timbul penganguran

Timbulnya ketiga jenis penganguran tersebut diatas disebabkan oleh karena tidak
fleksibelnya harga-harga. Termasuk harga tenaga kerja (upah) dan lambatnya reaksi rasional
dari para pelaku ekonomi sehingga tidak terjadi full employment. Tidak full employment
berarti akan ada orang yang tidak mendapat pekerjaan.

Teori pasar tenaga kerja Keynesian ini cukup relevan dalam konteks pasar tenaga
kerja Indonesia. Harga-harga barangdan upah buruh tidak fleksibel kebawah, bahkan harga
bisa naik tanpa sebab yang jelas dan kalau sudah naik tidak bisa turun.

Upah buruh minimum diduga juga ikut berperan dalam mempertahankan harga yang
tinggi. Sehingga permintaan terhadap tenaga kerja tidak naik dan menambah penganguran
walaupun faktor sempitnya lapangan kerja merupakan faktor terpenting yang menyebabkan
jumlah pengangguran yang besar saat ini.

Terbatasnya permintaan tenaga kerja akibat sektor produksi tidak tumbuh tinggi maka
banyak tenaga kerja Indonesia yang menawarkan tenaganya keluar negeri seperti Malaysia
.Pelaku ekonomi juga lambat dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi . hal ini
karena informasi yang terbatas dan asimetris. Misalnya petani didesa tidak tahu bahwa harga
input atau produksi pertanian telah berubah. Ketidaktahuan ini biasannya menjadi
menjadikan posisi petani sangat lemah dibandingkan dengan pedagang dan pengusaha besar
lainnya.

3. Tentang Pasar barang

Menurut Keynesian permintaan barang tidak selalu sama dengan penawaran karena tidak
semua income dibelanjakan tetapi sebagian dari pendapatan tersebut akan disimpan dalam
bentuk tabungan (saving). Tabungan tidak menambah permintaan efektif terhadap barang dan
jasa kalau tidak segera diinvestasikan sehingga akan terjadi kelebihan stok barang atau

4
kelebihan produksi barang (penawaran). Apa akibat dari ketidak seimbangan permintaan
dengan penawaran ini terhadap perekonomian Negara? Ada dua akibat yang akan terjadi.

Pertama para produsen akan mengrangi jumlah produksi mereka pada tahun dan
periode berikutnya artinya output atau hdp akan berkurangpada tahun berikutnya. Bila output
berkurang maka dampaknya akan sangat serius terhadap variable makro karena income,
lapangan,pekerja,konsumsi, investasi dan seterusnya akan menurun. Kedua akibat dari
turunnya GDP dan income maka harga-harga akan turun karena turunnya permintaan akibat
penurunan income. Apabila harga-harga (harga barang dan harga tenaga kerja) tidak kaku
tetapi fleksibel dan turun sebanding dengan penurunan income, seperti yang diasumsikan
oleh teori klasik maka keadaan down turn ini tidak akan berlangsung lama karena harga yang
turun akan kembali mendorong naiknya permintaan (sesuai dengan hukum permintaan dan
penawaran).

Naiknya permintaan akan mendorong produsen kembali meningkatkan produksi


mereka dan keadaan terpuruk akan segera terkoreksi kembali. Pabrik dan industry tidak akan
tutup sehingga para buruh tidak banyak yang kena PHK. Berbeda dengan teori klasik yang
mengasumsikan harga-harga adalah fleksibel kenyataanya menurut Keynes, harga tidak
fleksibel tetapi kaku (rigid), tidak mau turun, akibatnya permintaan akan turun dan produksi
tidak akan naik, sehingga ekonomi akan terjebak pada resesi atau depresi.

Keadaan sebaliknya bisa juga terjadi yaitu terjadinya kelebihan permintaan dan
kekurangan produksi. Misalnya produsen membuat perhitungan yang optimis dengan
menambah investasi sehingga permintaan aggregate naik (ingat investasi adalah komponen
aggregate demand). Bila kapasitas terpasan pabrik sudah penuh maka tidak akan terjadi
peningkatan produksi sehingga produksi berkurang dan sementara permintaan naik, kenaikan
permintaan dan kekurangan produksi ini akan ditransmisikan kedalam inflasi.

4. Tentang Pasar uang

Teori keynesian dalam hal uang , tidak setuju dengan pendapat bahwa permintaan
uang hanya ditentukan oleh kebutuhan transaksi dimana transaksi ini dipengaruhi oleh
volume barang. Harga barang dan kecepatan perputaran uang. menurut Keynesian permintaan
uang ditentukan oleh tiga faktor yaitu:

a. Kebutuhan transaksi (transaction motive)

Kebutuhan ini tergantung dari volume barang, harga dan konstanta.

b. Kebutuhan untuk berjaga-jaga (precautionary motive)

Suatu kebutuhan untuk menghadapi situasi yang tidak normal atau darurat, misalnya
sakit, kecelakaan atau ada kebutuhan mendadak yang memerlukan uang yang tidak terduga
sebelumnya. Jumlah kebutuhan untuk jenis ini sama dengan kebutuhan transaksi, yakni
tergantung dengan income. Bila dilihat secara prinsip maka kebutuhan jenis ini juga hampir
sama dengan spekulasi

5
c. Kebutuhan untuk berspekulasi (speculation motive) atau investasi

Kebutuhan spekulasi adalah kebutuhan untuk mencari keuntungan dari permainan


resiko dan keberuntungan. Menurut Keynes uang tidak akan memberikan penghasilan apa-
apa misalnya dalam bentuk bunga. Rugi kalau disimpan dalam jumlah yang terlalu banyak.
Pada waktu teori ini dicetuskan oleh Keynes uang memang tidak memberikan keuntungan
apa-ap kecuali untuk mempermudah proses transaksi sehari-hari.

Sebagai alternatif dari memegang uang adalah membeli asset lain seperti obligasi
(bonds) yang dikeluarkan pemerintah, karena obligasi memberikan pendapatan berupa bunga.
Dalam perkembangannya sekarang uang telah bisa memberikan keuntungan dalam bentuk
bunga bila disimpan dibank, walaupun tidak diinvestasikan keusaha-usaha produktif tetapi
bunganya sangat rendah dibandingkan dengan deposito atau investasi lainnya.

B. Peran Pemerintah dalam pemikiran Keynes

Seperti yang telah disebutkan di awal, inilah yang membedakan antara kaum
klasik dengan Keynes. Dalam pemikiran Keynes, pemerintah mempunyai andil yang
besar. Sebenarnya Keynes percaya dengan slogan laissez-faire-laissez-passer klasik
bahwa dengan mekanisme pasar perekonomian akan selalu menemukan jalannya sendiri
menuju titik keseimbangan, tetapi hal itu membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan
kata-kata Keynes yang termashur adalah “dalam jangka panjang kita akan mati”
(Deliarnov, 1995: 146). Dengan argumen itulah peran pemerintah bukan lagi dibutuhkan
tetapi adalah sebuah keharusan.
Keynes dan pengikutnya berpendapat bahwa pemerintah seharusnya melakukan
intervensi melalui kebijaksanaan fiskal dan moneter untuk mendorong kesempatan kerja
penuh, stabilitas harga, dan pertumbuhan ekonomi. Mereka menyarankan, untuk
memerangi depresi dan resesi ekonomi, seharusnya dilakukan dengan cara meningkatkan
belanja pemerintah atau mengurangi pajak yang dapat menambah belanja konsumsi
sektor swasta. Mereka juga menyarankan agar penguasa moneter menambah pasokan
uang untuk menurunkan suku bunga dengan harapan agar kebijaksanaan itu mampu
mendukung investasi. Untuk menghadapi inflasi yang disebabkan oleh permintaan
keseluruhan yang berlebihan, pemerintah sebaiknya mengurangi belanja, meningkatkan
pajak untuk mengurangi belanja konsumsi sektor swasta, atau mengurangi pasokan uang
untuk meningkatkan suku bunga, yang akan dapat meredam belanja investasi berlebihan
(Sastradipoera, 2007: 247).

6
Kaitannya dengan peran pemerintah – dengan mendekati pemikiran Marx –
Keynes mengusulkan adanya pajak progresif yang dikombinasikan dengan berbagai
tindakan jaminan sosial dan pelayaan umum agar pendapatan dapat merata. Karena
distribusi pendapatan yang tidak merata cenderung akan meningkatkan tabungan dan
membatasi investasi (yang dalam hal ini menurut Keynes, mempunyai faktor yang besar).

C. Tokoh-tokoh yang berperan dalam pemikiran Teori Keynes

1. Pemikiran-pemikiran Ekonomi Simon Kuznet (1901-1985)

Simon Kuznets terkenal dalam bidang ekonomi atas studinya tentang pendapatan
nasional dan komponen-komponennya. Ia pernah memenangkan hadiah Nobel di bidang
ekonomi pada tahun 1971 atas usahanya mempelopori pengukuran dan analisis atas sejarah
pertumbuhan pendapatan nasional negara-negara maju.
Pada awalnya kuznet seorang ahli statistik, yang banyak berkecimpung dengan
pengumpulan dan analisis data. Termasuk pula di dalamnya data ekonomi. Karena banyak
mengumpulkan data-data ekonomi, ia menjadi tertarik dengan bidang ekonomi. Buku yang
ditulis Kuznets yang ada hubungan dengan ekonomi antara lain : National Income and Its
Composition (1941), Economic change (1953), dan Modern Economic Growth, Rate,
Structure and spread (1960). Dalam karyanya yang pertama, Kuznets banyak
menyumbangkan pemikiran tentang hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan
pendapatan nasional.

a. Pendapatan nasional
Berkat jasa Kuznets, pengertian-pengertian pokok dalam kerangka teori Keynes dapat
diwujudkan secara kuantitatif-empiris. Hubungan antara pendapatan nasional, konsumsi,
tabungan, pengangguran, inflasi, dan harga-harga dapat dikaji dan diamati menurut analisis
kurun waktu (time series analysis). Dengan analisis time series, kita dapat menghitung
pertumbuhan ekonomi lebih eksak.
Begitu juga dengan analisis kurun waktu, kita tidak hanya dapat mengetahui apa yang
sedang atau sudah terjadi. Kita bahkan bisa meramal, memperkirakan, dan skaligus

7
mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan terjadi pada masa-masa yang akan
datang.
Manfaat Pendapatan Nasional yaitu;
1. Dapat mengetahui dan memperbandingkan kegiatan ekonomi dari tahun ke tahun.
2. Untuk mengukur tinggi rendahnya taraf hidup dan kemakmuran suatu bangsa.
3. Dapat mengetahui struktur perekonomian suatu negara.
4. Membandingkan antara neraca pendapatan nasional dengan neraca pembayaran
internasional, sehingga dapat diketahui seberapa besar hubungan luar negeri terhadap
perekonomian nasional.
b. Petumbuhan ekonomi
Menurut Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang
kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi
bagi para penduduknya. Definisi ini memiliki tiga komponen utama yaitu.: pertama,
pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus
persediaan barang; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi
yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang
kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya
penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu
pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.
c. Pengukuran Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)
Menurut Kuznet PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang
diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu. PDB dapat dihitung
dengan memakai dua pendekatan, yaitu pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan.
Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran adalah:

PDB = Konsumsi + Investasi + Pengeluaran Pemerintah + Ekspor – Impor

Di mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasi
oleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impor
melibatkan sektor luar negeri.

8
2. Pemikiran-pemikiran Ekonomi Paul Samuelson

Samuelson memperoleh pendidikan ekonomi di Harvard. Disamping memperdalam


ekonomi ia juga sangat mahir dalam ilmu matematika. Jasa Samuelson sangat terlihat dalam
melakukan kodifikasi pemikiran-pemikiran Keynes, kemudian ia melengkapinya dengan
pemikiran-pemikiran baru yang lebih luas jangkauannya dengan pendekatan matematika.
Buku Samuelson antara lain : Foundation of Economic Analysis (1947) dan economics
(1948). Dalam buku Economics, Samuelson memperlihatkan bagaimana perdagangan luar
negeri dimasukkan dalam kerangka teori ekonomi makro, mengenai lalulintas perdagangan
dan pembayaran internasional. Atas jasa Samuelson, banyak negara yang terdorong untuk
lebih membuka pasarnya terhadap perekonomian internasional, termasuk Indonesia.
Samuelson memperjelas hubungan antara kebijakan fiskal dengan keseimbangan
dalam lalulintas pembayaran internasional. Hal ini memperllihatkan peranan foreign trade
multiplier (dampak multiplier yang berasal dari perdangan luar negeri) dan berbagai
kemungkinan penyimpangan dari keseimbangan internasional. Di sini dapat dilihat adanya
integrasi mengenai segi ekuilibrium internasional kedalam kerangka umum teori ekonomi
makro.
Sementara itu, dalam buku Foundation of Economic Analysis, ia memperlihatkan
bagaimana hubungan timbal balik saling memperkuat antara faktor pengganda (multiplier)
dengan proses akselerasi (accelerator). Permintaan efektif masyarakat dipengaruhi oleh
autonomous investment (investasi yang besarnya ditentukan oleh perekonomian itu sendiri).
Dampak investasi terhadap perekonomian menjadi berlipat ganda karena adanya multiplier,
besarnya angka pengganda ini sangat ditentukan oleh kecenderungan menkonsumsi
masyarakat. Makin besar kecenderungan mengkonsumsi, makin besar angka pengganda,
makin besar pula dampak investasi terhadap perekonomian. Dampak investasi terhadap
perekonomian menjadi jauh lebih besar karena adanya akselerasi.
Prinsip akselerator secara sederhana adalah perubahan dalam pendapatan nasional
akan menyebabkan terjadinya perubahan dalam jumlah investasi. Perubahan dalam investasi
menyebabkan bertambahnya pendapatan nasional melalui proses akselerasi, yang bersifat
kumulatif. Interaksi antara multiplier dan accelerator berdampak terhadap pendapatan
nasional menjadi semakin berlipat ganda.

9
BAB III
KESIMPULAN

Keynesian merupakan aliran yang mendukung dan mengembangkan teori-teori dari


Keynes. Sebagaimana kita ketahui teori-teori dari Keynes cukup mendunia pada masanya.
Aliran Keynesian mengembangkan teori-teori dari Keynes seperti teori yang berhubungan
dengan usaha menjaga stabilitas ekonomi dan mengantisipasi fluktuasi ekonomi, serta teori
yang berhubungan dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional.
Dalam mengatasi persoalan ekonomi, Keynesian percaya pemerintah harus campur
tangan secara aktif dan sadar mengendalikan perekonomian ke arah posisi Full Employment,
sebab mekanisme ke arah posisi tersebut tidak bisa diandalkan secara otomatis. Keynesian
menganggap kebijakan fiskal lebih efektif dalam usaha menstabilkan perekonomian. Berbeda
dengan kaum moneteris, yang menganggap kebijakan moneter lebih efektif dalam
memecahkan persoalan ekonomi dengan cara menekan atau menambah jumlah uang beredar.
Ketika aliran Keynesian mencoba untuk menekan fluktuasi ekonomi agar
perekonomin mendekati keadaan stabil, aliran Sisi Penawaran justru berpendapat lebih baik
meningkatkan pendapatan nasional melalui pemanfaatan sumber daya penuh, daripada
mencoba menekan atau meredakan fluktuasi ekonomi.
Dua tokoh yang sangat memberi sumbang pemikiran atas kesempurnaan pemikiran
Keynes adalah Simon Kuznet dan Paul Samuelson. Kuznets banyak menyumbangkan
pemikiran tentang hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan pendapatan nasional. Ia
merintis perhitungan pendapatan nasional sejak periode 1929-1932 dan hasilnya 1934
diterbitkan pertama kali sebagai hasil penghitungan Pendapatan Nasional Amerika.
Sedangkan Samuelson, berjasa dalam memperkenalkan lalulintas perdagangan dan
pembayaran internasional. Atas jasanya banyak negara yang terdorong untuk lebih membuka
pasarnya terhadap perekonomian internasional, termasuk Indonesia. Dengan demikian
pemikiran-pemikiran Keynesian mengarah kepada ekonomi Makro.

10
DAFTAR PUSTAKA

 Wardahcheche. 2014. Makalah John Maynard Keynes. Dapat dilihat di


www.wardahcheche.blogspot.com

 Deliarnov. 1995. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

 Sastradipoera, Komaruddin. 2007. Sejarah Pemikiran Ekonomi. Bandung: Kappa-Sigma

11

Anda mungkin juga menyukai