Anda di halaman 1dari 3

Kondisi perekonomian Indonesia secara makro dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan kondisi

relatif stabil dengan pencapaian yang cukuo positif dalam berbagai indikator. Namun demikian, ada
beberapa isu strategis yang akan dihadapi Indonesia dalam beberapa tahun ke depan terkait dengan
aspek kependudukan (demografi) yang akan bersentuhan dengan perekonomian. Dalam pandangan
banyak pengamat, paling tidak ada dua megatren yang terjadi dalam perekonomian Indonesia yang
tonggaknya terjadi di tahun 2010. Pertama adalah revolusi kelas menegah yang dimulai sejak tahun
2010 seiring terlampauinya pendapatan perkapita kita USD 3000 pertahun. Kedua adalah adanya
fenomena bonus demografi yang terjadi karena meningkatnya jumlah penduduk produktif yang
berpotensi menjadi engine of growth bagi perekonomian.

Bonus demogradi adalah bonus atau peluang yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya
proporsi penduduk produktif dalam evolusi kependudukan. Di Indonesia fenomena ini terjadi karena
proses transisi demografi yang berkembang sejak beberapa tahun lalu dipercepat oleh keberhasilan kita
menurunkan tingkat fertilitas, meningkatkan kualitas kesehatan dan program-program pembangunan
yang dijalankan.

Menurut guru besar demografi Universitas Indonesia Prof. Dr. Sri Moertiningsih Adioetomo, Indonesia
sudah mendapat bonus demografi mulai 2010 dan akan mencapai puncaknya sekitar tahun 2020 hingga
tahun 2030. Berdasarkan data BPS hasil sensus penduduk tahun 2010 ngka rasio ketergantungan kita
adalah 51,3%. Bonus demografi tertinggi biasanya didapatkan angka ketergantungan berada di rentang
antara 40-50%, yang berarti bahwa 100 orang usia produktid menanggung 40-50 orang usia tidak
produktif.

Bonus demografi terjadi karena adanya tingkat kelahiran yang tinggi pada tahun 1960-1970 sehingga
menyebabkan banyaknya jumlah penduduk usia produktif. Sebagian besar penduduk yang termasuk
dalam bonus demografi disebut para generasi milenial, yaitu generasi yang melek teknologi.

Generasi milenial sangat akrab dengan penggunaan media komunikasi berbasis digital. Para ahli banyak
mengatakan bahwa generasi milenial adalah mereka yang lahit pada pertengahan tahun 1990 sampai
dengan 2000-an. Penggunaan teknologi digital pada kalangan generasi milenial membuat negara
Indonesia menjadi salah satu pengguna internet terbesar di dunia. Hal ini tentunya akan berdampak
pada perubahan pola hidup dan budaya pada masyarakt Indonesia. Hal yang paling terasa adalah
ketergantugnan masyarakat pada smartphone. Hampir setiap masyarakat Indonesia saat ini memiliki
smartphone dari yang harganya mahal sampai yang paling mahal.

Di negara-negara maju seperti di Eropa sudah melewati masa keemasan bonus demografi, sementara
beberapa negara Asia seperti Cina kini sudah mulai menikmatinya. Bonus demografi di negara-negara
Eropa terjadi bervariasi antara tahun 2950-2000. Cina mulai menikmati bonanza bonus demogradi sejak
tahun 1990 dan akan berlangsung sampai 2015. India, hampir sama dengan kita, mendapatkan bonus
demografi sejak tahun 2010. Sementara di negara-negar Afrika, bonus demografi akan didapatkan
hingga tahun 2045.
Ada beberapa isu strategis berkaitan dengan potensi permasalahan peluang dan ancaman
kependudukan dalam rangka percepatan pembangunan melalui pemanfaatan bonus demografi. Isu-isu
tersebut yaitu:

a. Dalam visi Indonesia 2025 Indonesia ditargetkan menjadi negara maju 12 besar dunia dan tahun
2045 menjadi negara maju 8 besar dunia.
b. Dalam waktu awal masuknya bonus demografi, Indonesia dihadapkan pada kondisi internal
sebagai berikut:
- Ketimpangan penduduk produktif di wilayah perkotaan dan pedesaan
- Ketimpangan kepadatan penduduk antar wilayah
- Kondisi penduduk usia produktif perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki
- Rata-rata lama sekolah 7,5 tahun (rata-rat pendidikan rendah)
- Angka harapan hidup laki-laki 69 tahun dan perempuan 72,9 tahun
- Tpak perempuan jauh lebih rendah dibandingkan tpak laki=laki
- Tingkat pengangguran terbuka mencapai 71,4%. Tahun 2010, dimana diperkotaan
tingkat pengangguran terbuka lebih besar dibandingkan tingkat pengangguran di
pedesaan.
- Lapangan kerja masih didominasi oleh sektor pertanian
- Tingkat pendidikan penduduk yang bekerja masih didominasi tamatan sekolah dasar
- Ketimpangan tingkat upah diperkotaan dan pedesaan serta ketimpangan upah laki-laki
dan perempuan
- Investasi pendidikan di Indonesia relatif rendah dibanding dengan negara lain di dunia
c. Sementara dilihat dari faktor eksternal yang dapat menjadi peluang dan ancaman percepatan
pembangunan melalui penfaatan bonus demograsi adalah:
- Liberalisasi perdagangan dan intergrasi ekonomi (AEC) menuntut daya saing
sumberdaya manusia yang tinggi
- Sementara daya saing sumberdaya manusia Indonesia realtif sangat rendah dibanding
negara lain di dunia

Berdasarkan kondisi tersebut maka untuk dpat menjadikan peluang bonus demografi sebagai mesin
pertumbuhan maka diperlukan strategi sebagai berikut:

 Pemerataan pembangunan antar wilayah


 Pengembangan kesetaraan gender
 Peningkatan akses pendidikan menengah dan tinggi bagi seluruh penduduk
 Peningkatan kualitas penduduk yang bekerja
 Percepatan perubahan struktur ekonomi yangmengarah pada sektor jasa yang dominan
 Peningkatan investasi pendidikan

Untuk memanfaatkan jendela peluang (Bonus Demografi) menjadi pertumbuhan yang ditargetkan pada
Visi Indonesia 2025 tersebut tidak dapat dicapai dengan hanya potensi jumlah tenaga kerja produktif
yang besar saja, akan tetapi juga perlu diidentifikasi dan dikembangkan faktor-faktor lain yang
mendukung pemanfaatan peluang bonus demografi menjadi pertumbuhan ekonomi. Faktor tersebut
adalah pembentukan kapital, pendidikan, kesehatan dan perubahan struktur ekonomi yang terjadi.

Adanya momen bonus demografi merupakan peluang pembangunan yang harus dimanfaatkan menjadi
mesin pertumbuhan menuju target 8 besar negara maju tahun 2045. Pemanfaatan bonus demografi
tersebut dilakukan melalui pengembangan mutu modal manusia yang dapat memanfaatkan bonus
demografi sebagai mesin pertumbuhan melalui peningkatan produktivitas. Pemanfaatan bonus
demografi juga perlu disertai dengan upaya mengurangi ketimpangan antar wilayah dan ketimpangan
gender. Untuk meningkatakan mutu modal manusia maka diperlukan investasi sumberdaya manusia,
melalui peningkatan kemudahan akses terhadap pendidikan dan kesehatan, dan penyediaan lapangan
pekerjaan.

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang pentign dalam pengembangan sumber daya manusia.
Pendidikan tidak hanya menambah pengetahuan, akan tetapi juga meningkatkan keterampilan bekerja,
dengan demikian meningkatkan produktivitas kerja. Pendidikan dipandang sebagai investasi yang
imbalannya dapat diperolah beberapa tahun kemudian, Harapan terhadap hasil investasi modal dalam
diri manusia sebagai level yang lebih tinggi dalam pendapatan, kemampuan bekerja selama hidup dan
apresiasi yang lebih tinggi dalam aktivitas non pasar dan keterkaitannya.

Anda mungkin juga menyukai