Anda di halaman 1dari 7

Nama : Hardi Yuliansah

Budi Surya Rahmadi


Govinsah Ikhsan
Kelas : X TBSM 2

BAB 9
PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN INTEGRASI NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PENGERTIAN INTEGRASI NASIONAL SECARA UMUM


Secara etimologi, integrasi nasional berasal dari bahasa Latin yaitu Integrate yang artinya
memberi tempat bagi unsur tertentu demi mewujudkan suatu keseluruhan. Sementara itu, kata
Nasional berasal dari bahasa Inggris yaitu Nation yang artinya bangsa. Jadi istilah Nasional
ini mengandung beberapa pengertian yaitu kebangsaan dan bersifat bangsa sendiri.
Secara umum integrasi nasional secara politis adalah penyatuan berbagai kelompok sosial
dan budaya dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional.
Sementara itu, secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan yang beranekaragam untuk mencapai suatu keserasian fungsi dalam
kehidupan bermasyarakat.
Integrasi nasional juga dapat diartikan sebagai suatu usaha maupun proses yang memiliki
tujuan untuk mempersatukan perbedaan – perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga
dapat tercapai keserasian dan keselarasan secara nasional.
Dari berbagai uraian mengenai pengertian integrasi nasional dapat disimpulkan bahwa
integrasi nasional merupakan bentuk persatuan dan kesatuan antara beragam kelompok sosial
dan budaya dalam suatu negera yang bertujuan untuk mewujudkan keserasian dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

PENGERTIAN INTEGRASI NASIONAL MENURUT AHLI


Beberapa ahli juga mengemukakan tentang pengertian integrasi nasional, diantaranya adalah:
1. Menurut Arfani Integrasi nasional adalah pembentukan suatu identitas nasional dan
penyatuan berbagai kelompok sosial dan budaya ke dalam suatu kesatuan wilayah.
2. Menurut Saafroedin Bahar pengertian integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh
unsur suatu negara dengan pemerintah dan wilayahnya. Mengintegrasikan berarti membuat
untuk atau menempurnakan dengan jalan menyatukan unsur-unsur yang awalnya terpisah.
3. Menurut Nazaruddin Sjamsuddin, integrasi nasional adalah proses penyatuan suatu bangsa
yang mencakup semua aspek kehidupan yaitu sosial, politik, ekonomi, dan budaya.
4. J. Soedjati Djiwandono mengatakan bahwa pengertian integrasi nasional adalah cara
bagaimana kelestarian persatuan nasional yang dalam arti luasnya dapat didamaikan dengan
hak menentukan nasib sendiri.
Soedjati juga berpendapat bahwa integrasi nasional Indonesia adalah hasrat dan kesadaran
untuk bersatu sebagai suatu bangsa, menjadi satu kesatuan bangsa resmi, serta direalisasikan
dalam satu kesepakatan nasional melalui sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928.
5. Myron Weiner mengatakan bahwa integrasi nasional adalah proses penyatuan dari
berbagai kelompok sosial dan budaya dalam satu kesatuan wilayah dan dalam suatu identitas
nasional. Demikian, menurutnya integrasi itu ada lima jenis yaitu integrasi nasional, integrasi
wilayah, integrasi nilai, integrasi elit-massa, dan integrasi tingkah laku.
6. Menurut Howard Wriggins integrasi nasional adalah penyatuan bagian yang berbeda-beda
dari suatu masyarakat menjadi suatu kesatuan yang lebih utuh atau memadukan beberapa
masyarakat kecil menjadi suatu kesatuan.

SYARAT INTEGRASI NASIONAL


Agar tercipta suatu integrasi nasional, suatu bangsa ataupun negara harus mempunyai
beberapa hal yang kuat adan pokok. Berikut adalah syarat integrasi nasional:
1. KESADARAN
Rasa kesadaran merupakan hal yang penting dalam mewujudkan integrasi nasional,
khsusunya kesadaran akan perbedaan dan saling menghargai antara satu dengan yang lainnya.
Selain itu juga adanya rasa kesadaran akan pentingnya saling berhubungan antara satu dengan
yang lainnya dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2. ADANYA KONSENSUS BERSAMA
Untuk masyarakat yang majemuk seperti Indonesia ini, pastinya ada suatu kesepakatan atau
konsensus bersama mengenai aturan dan nilai dalam menjalani kehidupan berbangsa dan
bernegara. Hal itu bertujuan agar keragaman tidak menjadi penghalang untuk mewujudkan
nilai persatuan dan kesatuan.
3. ADANYA NILAI DAN NORMA
Dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara pastinya ada nilai dan norma yang harus
ditaati oleh setiap anggotanya. Hal itu memang sudah menjadi kesepakatan bersama sebagai
pedoman dalam kehidupan sehari-hari maupun bernegara.
Nilai dan norma tersebut sebenarnya ada yang berbeda antara suatu kelompok dengan yang
lainnya. Namun, untuk nilai dan norma yang sama itu seringkali dalam skala nasional yang
sifatnya universal atau menyeluruh bagi setiap masyarakat meskipun mereka juga beragam.

JENIS INTEGRASI NASIONAL


Integrasi nasional sebenarnya bisa diterapkan dalam beragam bentuk atau jenis. Hal itu
tergantung pada situasi ataupun kondisi suatu masyarakat atau negara yang ada. Begitu pula
dengan caranya yang berbeda-beda pula. Berikut adalah jenis integrasi nasional yang juga
menjadi strategi terwujudnya integrasi:
1. ASIMILASI
Asimilasi merupakan proses percampuran dua kebudayaan atau lebih menjadi satu
kebudayaan yang baru yang sifatnya melebur, sehingga kebudayaan yang baru terbentuk
tidak memeiliki ciri-ciri kedua atau lebih kebudayaan pembentuknya.
Dalam hal ini, negara berusaha meleburkan beberapa kebudayaan agar dijadikan menjadi satu
kebudayaan yang sifatnya lebih mudah diterima oleh semua masyarakat. Pastinya hal itu
bertujuan untuk mewujudkan integrasi nasional di tengah keberagaman budaya dan sosial
masyarakat. Cara ini cukup efektif untuk mencegah adanya saling klaim ataupun sifat
etnosentrisme yang berlebihan.

2. AKULTURASI
Akulturasi adalah percampuran dua macam atau lebih kebudayaan menjadi satu kebudayaan
baru denga tidak menghilangkan sifat atau ciri-ciri budaya yang asli pembentuknya. Hal ini
bisa diterapkan dalam suatu negara untuk menciptakan integrasi nasional di tengah
keragaman budaya masyarakat.
Pemerintah atau negara bisa menjadikan cara ini sebagai suatu hal yang cukup inovatif dalam
menciptakan persatuan dan kesatuan masyarakatnya. Meskipun demikian juga tetap
menghargai dan memelihari nilai-nilai budaya tertentu dengan baik sebagai bentuk identitas
budaya maupun sosial.
3. PLURALIS
Pluralis merupakan paham yang menghargai adanya perbedaan dalam masyarakat ataupun
negara. Paham ini berusaha mewujudkan integrasi nasional dengan cara memberi kesempatan
bagi semua unsur perbedaan yang ada di masyarakat untuk lebih maju dan berkembang.
Bisa dikatakan paham ini sangat demokratis dan sangat tepat untuk diterapkan di Indonesia.
Usaha pemberian kesempatan untuk setiap unsur keragaman yang ada tersebut didasarkan
pada hak masing-masing komponen, sehingga semua bebas melakukannya dengan baik dan
tidak melanggar norma dan nilai persatuan dan kesatuan.

4. NORMATIF
Integrasi normatif ini terwujud karena adanya norma-norma tertentu yang telah disepakati
oleh masyarakat. Dengan berlakunya norma tersebut artinya masyarakat telah bersatu dan
sepakat untuk menjalankan dan menaatinya. Jadi, adanya norma tertentu bisa mempersatukan
masyarakat yang beragam di suatu negara.

5. INSTRUMENTAL
Integrasi nasional dalam bentuk instrumental ini terlihat sangat nyata karena memang dari
fisik orang atau masyarakat. Hal itu bisa terbentuk karena adanya kesamaan atau
keseragaman antar individu atau kelompok dalam lingkungan hidup.

6. FUNGSIONAL
Integrasi fungsional terbentuk karena adanya kesamaan fungsi tertentu dalam suatu
masyarakat. Mereka yang merasa mempunyai kesamaan fungsi atau peran cenderung mudah
bersatu dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

7. KOERSIF
Integrasi koersif ini terjadi karena adanya paksaan dari pihak penguasa atau pemerintah. Jadi,
sifatnya tidak secara suka rela ketika bersatu dalam suatu hal. Integrasi semacam ini pastinya
tidak bisa bertahan lama dan kuat karena memang sifatnya yang terpaksa.

FAKTOR PENDORONG INTEGRASI NASIONAL


Terciptanya suatu integrasi nasional biasanya didorong oleh beberapa hal, khususnya yang
berkaitan dengan rasa persamaan. Berikut adalah faktor pendorong terciptanya integrasi
nasional:
1. RASA SENASIB-SEPERJUANGAN
Faktor ini merupakan hal yang sangat realistis dan sering terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Seperti halnya pada masa kolonialisme dulu di
Indonesia banyak sekali masyarakat yang berasal dari berbagai kalangan maupun suku
bersatu, bersama-sam melawan kolonialisme Belanda.
Mereka tidak mempedulikan perbedaan yang ada termasuk perbedaan usia dan agama. Hal
itu disebabkan karena mereka mempunyai rasa senasib yaitu sama-sama dijajah dan
seperjuangan yaitu sama-sama berjuang melawan kolonialisme. Mereka menggunakan
berbagai cara dari diplomasi hingga perang fisik juga melalui organisasi-organisasi tertentu.
Hingga akhirnya masyarakat Indonesia berhasil memproklamirkan diri sebagai bangsa dan
negara yang merdeka pada 17 Agustus 1945.

2. PEMAKNAAN IDEOLOGI NASIONAL


Setiap negara mempunyai ideologi tersendiri sebagai pedoman dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, termasuk Indonesia dengan Pancasilanya. Ideologi pancasila ini tidak bisa
digantikan dengan ideologi lain karena memang itu merupakan keputusan final yang telah
dirancang oleh founding father kita sebagai pandangan hidup.
Meskipun Indonesia mempunyai banyak perbedaan atau keragaman, namun bisa tetap bersatu
karena masyarakat senantiasa menanmkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Jadi, setiap masyarakat Indonesia mempunyai
pemaknaan yang relatif sama terhadap ideologi Pancasila.

3. KEINGINAN BERSATU
Tidak semua perbedaan membuat perpecahan, justru sebaliknya keragaman itu membawa
suatu masyarakat pada suatu keinginan untuk bersatu. Keinginan tersebut salah satunya
bertujuan untuk memperkuat suatu kelompok maupun negara. Mengingat persatuan
merupakan cita-cita atau nilai-nilai dalam Pancasila yang harus diterapkan dalam kehidupan.
Seperti halnya ketika terjadi peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Para pemuda
Indonesia yang berasal dari berbagai daerah, suku, dan latarbelakang bersatu mengucapkan
sumpah yang bertujuan membentuk persatuan bangsa, negara, dan bahasa Indonesia.

4. ANTISIPASI ANCAMAN LUAR


Ancaman dari luar bisa mempersatukan kelompok atau bangsa dalam suatu negera. Indonesia
sudah sekian lama merdeka dengan beragam kebudayaan dan bentangan wilayah yang
berdaulat. Hal itu memungkinkan terjadinya suatu ancaman dari luar seperti pengambilan
wilayah atau pulau paling luar.
Hal itu menjadi kekuatan tersendiri bagi bangsa Indonesia untuk tetap bersatu dan
mempertahankan kedaulatan wilayah Indonesia. Begitu pula dengan masalah kebudayaan,
dimana masyarakat Indonesia cenderung fanatik dengan hal-hal yang berkaitan dengan
budaya. Ketika suatu budaya yang sudah lama berkembang di Indonesia kemudian diklaim
oleh negara lain, hal itu akan membuat bangsa Indonesia terusik dan menjadi bersatu untuk
mempertahankan eksistensi kebudayaan tersebut.

FAKTOR PENGHAMBAT INTEGRASI NASIONAL


Terciptanya suatu integrasi nasional juga bisa terhambat akibat beberapa hal. Terlebih lagi
dengan negara Indonesia yang mempunyai beragam perbedaan dan bentangan wilayah yang
sangat luas. Hal itu pastinya menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Berikut
adalah beberapa faktor penghambat integrasi nasional:
1. KURANGNYA PENGHARGAAN TERHADAP KEMAJEMUKAN
Tidak semua orang bisa memahami dan menghargai perbedaan yang ada. Mereka cenderung
sulit untuk diajak mewujudkan persatuan dan kesatuan di tengah keragaman bangsa. Padahal
kemajemukan sendiri merupakan kekayaan bangsa yang tidak ternilai harganya.
Oleh sebab itu, setiap masyarakat perlu memahami arti toleransi dan semacamnya, khususnya
di Indonesia ini. Hal itu mengingat bahwa realita yang ada Indonesia mempunyai beragam
agama dan budaya. Setiap orang atau kelompok masyarakat mempunyai agama ataupun
kebudayaan yang berbeda-beda. Begitu pula mereka tidak bisa dipaksa dan tidak bisa di
samakan mengenai hal itu.

2. KUATNYA PAHAM ETNOSENTRISME


Beberapa orang ataupun masyarakat di suatu daerah masih memegang teguh paham
etnosentrisme. Paham ini menganggap bahwa etnis tertentu jauh lebih baik dan dominan dari
yang lainnya. Hal ini biasanya terjadi dalammasyarakat pedalaman atau tradisional yang sulit
pula dirubah cara pandang dan berpikirnya. Hal itu kemudian menyebabkan sulitnya terjadi
integrasi nasional.
Oleh karena itu, paham nasionalisme perlu ditingkatkan dan disebarluaskan di seluruh lapisan
masyarakat di Indonesia. Paham nasionalisme bukan hanya diberikan melalui pendidikan
atau pengajaran saja, namun juga dalam bentuk prakteknya khususnya untuk yang masih
dasar.

3. KETIMPANGAN PEMBANGUNAN
Pembangunan dalam suatu negara belum tentu mengalami kemerataan. Ada beberapa daerah
atau wilayah yang masih sangat jauh dari kata sejahtera atau makmur. Demikianlah yang
disebut dengan ketimpangan pembangunan dan hal itu menjadi penghambat terciptanya
integrasi nasional.
Masyarakat yang berada di wilayah yang cukup tertinggal akibat ketimpangan pembangunan,
cenderung acuh dengan rasa persatuan nasional. Bahkan bisa membuat masyarakat tersebut
menentang pemerintah. Hal itu kemudian bisa menimbulkan perpecahan antara pemerintah
dengan masyarakat tertentu.
Agar hal itu tidak terjadi, sebaiknya pemerintah berusaha memeratakan pembangunan yang
ada, khususnya untuk daerah yang tertinggal dan terluar. Tujuannya bukan hanya untuk
meningkatkan kesejahteraan penduduk, namun juga untuk mempersatukan dan mempererat
hubungan antara pemerintah dengan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai