Bab21414321009 PDF
Bab21414321009 PDF
LANDASAN TEORI
23
24
a. Sumber (komunikator)
1) Kredibilitas
Dalam menyampaikan kebijakan penyiaran, kompetensi dari
narasumber terutama saat acara formal seperti seminar atau membina
masyarakat sangat diperhatikan. Pejabat tertentu yang terkait penyiaran
maupun opinin leader dan akademisi sebagai penentu kredibilitas suatu
komunikator
2) Daya tarik
Narasumber yang kredibel juga dituntut menarik dalam mengemas
penyajian materinya sehingga pesan yang dikomunikasikan dapat dengan
mudah sampai kepada publik. Setiap strategi yang dilakukan memiliki
tujuan masing-masing. Tujuan sentral komunikasi menurut R.Wayne
pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas terdiri atas tiga tujuan utama,
yakni : (Effendy, 2006 : 32)
a) To secure understanding, komunikasi mengerti pesan yang
diterimanya.
b) To establish accepance, penerimaan pesan yang diterima
komunikan harus dibina.
c) To motivate action, memoivasi setiap kegiatan.
akan dicapai oleh komunikator. Tidak sedikit ahli yang menyatakan bahwa
tujuan komunikasi hendaknya dinyatakan secara eksplisit karena tujuan
komunikasi berkaitan erat dengan khalayak sasaran dalam strategi komunikasi.
Menurut Onong Uchjana Effendy (1984:35), intinya strategi adalah
perencanaan atau planning dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan yang
hanya dapat dicapai melalui taktik operasional. Sebuah strategi komunikasi
hendaknya mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk mengetahui
bagaimana berkomunikasi dengan khalayak sasaran. Strategi komunikasi
mendefinisikan khalayak berbagai tindakan yang akan dilakukan, mengatakan
bagaimana khalayak sasaran akan mempeoleh manfaat berdasarkan sudut
pandangnys, dan bagaimana khalayak sasaran yang lebih besar dapat dijangkau
secara lebih efektif.
a. Komunikator
1) Daya tarik
1) Kredibilitas
a. Pesan Komunikasi
30
media adalah bahwa media adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan
pesan-pesan komunikasi. Media komunikasi kini tidak lagi terbatas pada
media massa yang memiliki beberapa karakteristik media massa masing-
masing. Kehadiran internet sebagai media komunikasi telah melahirkan
berbagai media komunikasi modern baru. Dalam strategi komunikasi, kita
perlu mempertimbangkan pemilihan media komunikasi yang tepat dan dapat
menjangkau khalayak sasaran dengan tepat dan cepat serta. Pemilihan media
komunikasi dalam strategi komunikasi disesuaikan dengan tujuan yang
hendak dicapai, pesan yang akan disampaikan, serta teknik komunikasi yang
digunakan.
c. Khalayak Sasaran
1
www.simbi .kemenag.go.id/penerangan agama islam/bimbingan-penyuluh-agama-islam /560-
pedoman penyuluhan.pengembangan –materi-penyuluh-agama-islam. (01/04/2018 )(22:00)
34
2
www.simbi .kemenag.go.id/penerangan agama islam/bimbingan-penyuluh-agama-islam /560-
pedoman penyuluhan.pengembangan –materi-penyuluh-agama-islam. (01/04/2018 )(22:00)
35
1. Landasan Filosofis
Sebagai landasan filosofis dari keberadaan Penyuluh Agama adalah: (Arifin,
2009: 32)
3
Jurnal ramin “peran dan fungsi penyuluh agama islam dalam masyarakat”. Pdf (ejournal.bandung-
kemenag.go.id diakses pada 11/12/2017 pukul 22.00 WIB) Hal. 1
36
2. Landasan Hukum
h. Peraturan Menteri Agama nomor 13 tahun 2012 tentang organisasi dan tata
kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama.
b. Fungsi Konsultatif
c. Fungsi Advokatif
5
www.simbi .kemenag.go.id/penerangan agama islam/bimbingan-penyuluh-agama-islam /560-
pedoman penyuluhan.pengembangan –materi-penyuluh-agama-islam. (01/04/2018 )(22:00)
6
www.simbi .kemenag.go.id/penerangan agama islam/bimbingan-penyuluh-agama-islam /560-
pedoman penyuluhan.pengembangan –materi-penyuluh-agama-islam. (01/04/2018 )(22:00)
40
7
DEPAG RI. Pengembangan Materi Penyuluhan Agama Islam. Jakarta. 2002, hlm. 1
41
1) Remaja Mesjid
2) Karang Taruna
3) Pramuka
c. LPM, terdiri dari kelompok binaan:
1) Majelis Taklim
2) Pondok Pesantren
3) TKA/TPA
d. Binaan khusus, terdiri dari kelompok binaan:
1) Panti Rehabilitasi/Pondok Sosial
2) Rumah Sakit
3) Masyarakat Gelandangan dan pengemis (gepeng)
4) Komplek wanita tunasusila
5) Lembaga Pemasyarakatan
e. Daerah Terpencil, terdiri dari kelompok binaan:
1) Masyarakat daerah terpencil
2) Masyarakat suku terasing.
E. Materi Penyuluhan
1. Materi Agama
a. Akidah
1) Ibadah
1. Thaharah
2. Shalat
3. Zakat
4. Puasa
5. Haji.
c. Muamalah meliputi:
1) Hukum Perdata (Al-qanunu‟I khas) terdiri dari:
2) hukum niaga
3) hukum nikah
4) hukum waris
5) dan lain-lain.
6) Hukum Publik (Al-qanunul‟I „am) terdiri dari:
7) hukum jinayah (pidana)
8) hukum Negara
9) hukum perang dan damai
10) dan lain-lain.
43
d. Akhlak
Dalam garis besarnya akhlak Islam dibagi dalam dua bidang, yakni:
2. Materi Pembangunan
Bahan dan informasi untuk materi pembangunan adalah hal-hal yang
memiliki keterkaitan langsung dengan masalah:
b. Pembinaan jiwa persatuan, watak dan jatidiri banga (nation) and character
building);
8
www.simbi .kemenag.go.id/penerangan agama islam/bimbingan-penyuluh-agama-islam /560-
pedoman penyuluhan.pengembangan –materi-penyuluh-agama-islam. (01/04/2018 )(22:00)
45
manusia yang berhubungan dengan akidah atau yang berhubungan dengan ke-
Tuhanan yang diyakininya. Toleransi dalam pergaulan hidup antara umat
beragama, yang didasarkan kepada; setiap agama menjadi tanggung jawab
pemeluk agama itu sendiri dan mempunyai bentuk ibadat (ritual) dengan
system dan cara tersendiri yang ditaklifkan (dibebankan) serta menjadi
tanggung jawab orang yang pemeluknya atas dasar itu, maka toleransi dalam
pergaulan hidup antar umat beragama bukanlah toleransi dalam masalah-
masalah keagamaan, melainkan perwujudan sikap keberagamaan pemeluk
suatu agama dalam pergaulan hidup antara orang yang seagama, dalam
masalah-masalah kemasyarakatan atau kemaslahatan umum. (hafidz, 2014:39)
b. Sikap Toleransi Dalam Beragama
Dalam memantapkan Toleransi beragama perlu dilakukan suatu upaya-
upaya yang mendorong terjadinya toleransi beragama secara mantap antara
lain adalah sebagai berikut: (hafidz, 2014:39)
1. Memperkuat dasar-dasar toleransi antar umat beragama, dengan
pemerintah.
2. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk
upaya mendorong dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk
hidup rukun dan bertoleransi dalam bingkai teologi dan implementasi
dalam menciptakan kebersamaan dan sikap toleransi.
3. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif dalam
rangka memantapkan pendalaman dan penghayatan agama.
4. Melakukan eksplorasi secara luas tentang pentingnya nilai-nilai
kemanusiaan dari seluruh keyakinan plural umat manusia yang
fungsinya dijadikan sebagai pedoman bersama dalam melaksanakan
prinsip-prinsip berpolitik dan berinteraksi sosial satu sama lainnya
dengan memperlihatkan adanya sikap keteladanan dan tolernasi.
5. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi
kemanusiaan yang mengarahkan kepada nilai-nilai Ketuhanan, agar
46
sekarang adalah hal-hal yang berkaitan dengan agama. Entah mungkin murni
disebabkan karena agama, melainkan hanya sebatas dijadikan alat untuk
tujuan tertentu. Idealnya setiap agama tidak mengajarkan pemeluknya untuk
berbuat kekerasan, apalagi merusak kemanusiaan. Dengan begitu, islam
mengajarkan pemeluknya bersikap adil dan menghormati pemeluk agama lain
yang baik dan tidak memerangi sesame manusia. Sebagaimana firman allah
SWT dalam surat al mumthanah ayat 8-9:
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil dan
terhadap orang orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak pula
kamu dan negrimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku
adil.(8) sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai
kawanmu orang-orang yang mmgusirmu. Dan barang siapa menjadikan
mereka sebagai kawan maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (9)”
(abbas, 2014:55-56)