Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wanita yang telah menekankan bahwa bagian dari kepuasan mereka pada
asuhan di awal kehamilan adalah berkaitan dengan persepsi mereka bahwa
profesional tenaga kesehatan mempercayai rasa sakit yang mereka derita, bukan
mengabaikan ataupun menganggap mereka bertingkah berlebihan seperti halnya
nyeri, mual merupakan gejala yang dikatakan oleh pasien (subjektif) dan jika gejala
tersebut menyebabkan stres pada wanita, ia berhak diberi cara yang paling
memungkinkan untuk mengatasi masalah tersebut. Akibat meremehkan rasa mual dan
muntah yang dirasakan wanita pada saat kehamilan terbukti berkontribusi dalam
meningkatkan ketegangan emosional, stres psikologi, dan keterlambatan yang tidak
semestinya dalam menemukan penanganan yang tepat, terutama jika kondisi menjadi
patologi (Tiran, 2008).
Mual dan muntah umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan,
disertai kadang-kadang oleh emesis, sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu
keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini
masih fisiologik bila melampaui sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan
dan disebut hiperemesis gravidarum (Yeyeh, dkk, 2009).
Keadaan hiperemesis gravidarum yang sangat patologis jauh lebih jarang
terjadi dibandingkan mual dan muntah secara logis. Kelly (1996 : 306)
memperkirakan bahwa hiperemesis gravidarum yang sangat patologis terjadi dalam 1
: 5 kehamilan, dan Walters (1999) menyatakan bahwa insidennya adalah antara tiga
dan sepuluh per seribu kehamilan. Kuscu dan Koyunchu (2002) meyakini bahwa
kisarannya adalah antara satu dan dua puluh per seribu kehamilan. Dalam studi power
et al (2001) sekitar 2,4% wanita yang mengalami mual muntah memerlukan
hospitalisasi untuk hiperemesis gravidarum (Tiran, 2008).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hiperemesis Gravidarum?
2. Apa etiologi dari Hiperemesis Gravidarum?
3. Bagaimana patofisiologi pada Hiperemesis Gravidarum?
4. Bagaimana manifestasi klinis pada Hiperemesis Gravidarum?
5. Apa saja komplikasi pada Hiperemesis Gravidarum?
6. Bagaimana pencegahan Hiperemesis Gravidarum?
7. Bagaimana penatalaksanaan pada Hiperemesis Gravidarum?
8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada Hiperemesis Gravidarum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Hiperemesis Gravidarum.
2. Untuk mengetahui etiologi pada Hiperemesis Gravidarum.
3. Untuk mengetahui patofisiologi pada Hiperemesis Gravidarum.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis pada Hiperemesis Gravidarum.
5. Untuk mengetahui komplikasi pada Hiperemesis Gravidarum.
6. Untuk mengetahui pencegahan Hiperemesis Gravidarum.
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada Hiperemesis Gravidarum.
8. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada Hiperemesis Gravidarum.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar
1. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan selama masa hamil.
Muntah yang membahayakan ini dibedakan dari morning sickness normal yang
umum dialami wanita hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan
berlangsung selama trimester pertama kehamilan (Varney, 2006).
Hiperemesis gravidarum adalah morning sickness dengan gejala muntah terus
menerus, makan sangat kurang sehingga menyebabkan gangguan suasana
kehidupan sehari-hari (Nugroho, 2010).
Hiperemesis gravidarum merupakan mual muntah yang berlebihan dan
merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum dan paling menyebabkan
stres yang dikaitkan dengan kehamilan (Tiran, 2008).
Hiperemesis gravidarum adalah gejala mual muntah yang wajar dan sering
kedapatan pada kehamilan trimester pertama, mual biasanya terjadi pada pagi hari,
tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih
terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama
kurang lebih 10 minggu (Wiknjosastro, 2007).
2. Etiologi
Menurut Wiknjosastro (2007), penyebab hiperemesis gravidarum belum
diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor
toksik. Juga tidak ditemukan kelainan biokimia. Perubahan-perubahan anatomik
pada otak, jantung, hati dan susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin
serta zat-zat lain akibat inasisi. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang
telah ditemukan oleh beberapa penulis sebagai berikut :
a. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yang sering dikemukan adalah primigravida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola
hidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor
hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon
khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b. Faktor Organik
Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik
akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap
perubahan ini merupakan faktor organik.
c. Faktor alergi
Sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak, juga disebut
sebagai salah satu faktor organik.
d. Faktor psikologik
Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini,
rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan
dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah
sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup.
3. Patofisiologi
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat yang biasa terjadi pada
trimester I bila perasaan mual muntah terjadi terus menerus dapat mengakibatkan
cadangan karbohidrat, dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi karena
oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam
aseto-asetik, asam hidroksida dan aseton darah.
Mual menyebabkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasi menyebabkan
hemokonsentrasi, sehingga aliran darah kejaringan berkurang. Hal ini
menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen kejaringan berkurang pula.
Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi
robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma molarry-weiss)
dengan akibat perdarahan gastrointestinal (Mansjoer, 2000).
4. Manifestasi Klinis
Menurut Wiknjosastro (2007), batas jelas manifestasi klinis antara mual yang
masih fisiologik dalam kehamilan dan hiperemesis gravidarum tidak ada tetapi
bila keadaan umum penderita terpengaruh. Hiperemesis gravidarum, menurut
berat ringannya gejala dapat dibagi kedalam 3 tingkatan:
a. Tingkatan I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita,
ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan
merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 permenit,
tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering
dan mata cekung.
b. Tingkatan II
Penderita tampak lemah dan apatis, turgor kulit lebih mengurang, lidah
mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang
naik dan mata sedikit ikteris. Berat badan turun dan mata menjadi cekung,
tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton dapat
tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma yang khas dan
dapat pula ditemukan dalam kencing.
c. Tingkatan III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari
somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat dan tensi
menurun. Komplikasi total terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai
ensefalopati wernicke, dengan gejala : nistagmus, diplopia dan perubahan
mental. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan,
termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya
payah hati.
5. Komplikasi
Menurut Mansjoer (2000) komplikasi hiperemesis gravidarum adalah
ensefalopati wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia, dan perubahan mental
serta payah hati dengan gejala timbulnya ikterus.
6. Pencegahan
Menurut Mansjoer (2000) prinsip pencegahan hiperemesis gravidarum adalah
mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis :
a. Penerangan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis.
b. Makan sedikit-sedikit tapi sering. Berikan makanan selingan seperti
biskuit, roti kering dan teh hangat saat bangun pagi dan sebelum tidur.
Hindari makanan berminyak dan berbau. Makanan sebaiknya dalam
keadaan panas atau sangat dingin.
c. Defekasi tidur.
7. Penatalaksanaan
Menurut Wikjosastro (2007) penatalaksanaan hiperemesis gravidarum adalah :
a. Obat-obatan
Apabila dengan cara pencegahan keluhan dan gejala tidak mengurangi
maka diperlukan pengobatan. Sedativa yang sering diberikan adalah
phenobarbital. Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6. Anti
histaminika juga dianjurkan seperti dramamin, avomin pada keadaan lebih
berat diberikan antiemetik seperti disiklomin, hidrokhloride atau
khlorpromasin.
b. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran udara yang baik catat cairan yang keluar. Hanya dokter dan
perawat yang boleh masuk kedalam kamar penderita, sampai muntah
berhenti dan penderita mau makan. Tidak diberikan makanan/minuman
dan selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
c. Terapi Psikologik
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa sakit oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
d. Cairan Parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukose 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter
sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin
B complek dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein dapat diberikan
pula asam amino secara intravena.
e. Penghentian Kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila keadaan
memburuk. Delirium, kebutaan, takhikardi, ikterus, anuria dan perdarahan
merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian
perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk
melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena disatu pihak
tidak boleh dilakukan terlalu cepat tetapi dilain pihak tidak boleh
menunggu sampai terjadi gejala irreversibel pada organ vital.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu
proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan pasien (Nursalam, 2001).
Pada pengkajian, data yang perlu dikaji adalah identifikasi pasien, meliputi :
nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, penanggung jawab,
riwayat obstetri, dan riwayat kehamilan.
Yang perlu dikaji pada pasien dengan hiperemesis gravidarum menurut
Doengoes (2001), yaitu :
a. Sirkulasi
Hipertensi, perdarahan
b. Integritas Ego
Dapat mengekpresikan perasaan tidak adekuat.
c. Makanan / Cairan
Penambahan berat badan mungkin tidak sesuai dengan masa gestasi
(penambahan yang lebih kecil dapat berakibat negatif bagi janin). Diabetes
dependen-insulin pada ibu : Adanya gangguan pola makan (misal :
anoreksia nervosa, bulimia, atau obesitas).
d. Keamanan
Infeksi (misal : penyakit kelamin (PHS), penyakit inflamasi pelvis).
Adanya gangguan kejang, derajat/metode kontrol. Pemajanan bermakna
pada radiasi, kimia toksik, atau infeksi teratogen (misal : rubela,
toksoplasmosis, sitomegalo virus, human immunodeficiency virus/AIDS
dan PHS lain. infeksi pascanatal (misal : meningitis, ensefalitis),
kekurangan stimulasi/nutrisi pascanatal). Presentasi bokong (khususnya
pada anensefali).
e. Seksualitas
Riwayat pernah melakukan aborsi dua kali atau lebih pada trimester
pertama, kematian janin, atau anak dengan abnormalitas kromosom.
Trauma kelahiran atau penyimpangan transmisi secara genetik yang dapat
diidentifikasiInteraksi sosial. Pernikahan antar-keluarga (konsanguinitas).
Rasa bersalah/menyalahkan diri sendiri dan/atau pasangan yang membawa
gen detektif.
f. Penyuluhan / Pembelajaran
Riwayat/keturunan keluarga yang positif diketahui ada penyimpangan
genetik atau penyimpangan keturunan (misal : sel sabit, fibrosis kistik,
hemofilia, phenilketonuria, cacat kraniospinal, malformasi ginjal,
talasemia, korea huntington), penyimpangan pada keluarga (kanker,
penyakit jantung, diabetes, alergi), abnormalitas kongenital (sindrom
down, retardasi mental, kerusakan tubu neural) atau penyimpangan
metabolik bawaan dari lahir (misal : penyakit urin sirup maple, penyakit
tay-sachs). Latar belakang etnik pada resiko penyimpangan khusus (misal:
black african, mediteranian, ashkenazin jewish). Penggunaan obat
(alkohol, obat bebas, diresepkan atau obat jalanan, obat anti konvulsan).
2. Analisa Data
Analisa data adalah pemeriksaan dan mengkategorikan informasi untuk
mendapatkan sebuah kesimpulan tentang kebutuhan pasien (Doengoes, 1999).
Ada 2 tipe data, yaitu :
a. Data subjektif, adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian.
b. Data objektif, adalah data yang didapat di observasi dan diukur.
3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga
atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan
yang aktual atau potensial (Hidayat, 2001).
Adapun prioritas diagnosa keperawatan menurut Doengoes (2001), adalah :
a. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual muntah
b. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh
hormonal
c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan yang berlebih
d. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi
e. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan malnutrisi ibu
f. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan yang normal
berhubungan dengan kurang pemahaman tentang perubahan fisiologi/
psikologi normal.
4. Rencana/Perencanaan
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan yang meliputi tujuan perawatan, menetapkan pemecahan masalah,
dan menentukan tujuan perencanaan untuk mengatasi masalah pasien (Hidayat,
2001). Rencana tindakan yang diperlukan pada pasien dengan hiperemesis
gravidarum menurut Doengoes (2001) adalah :
a. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual muntah :
 Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
 Kriteria hasil : memberi makanan yang mengandung vitamin, mineral,
protein dan besi.

No Intervensi Rasional
1. Tentukan keadekuatan kebiasaan Kesejahteraan janin/ibu tergantung
asupan nutrisi dulu/sekarang dengan pada nutrisi ibu selama kehamilan
menggunakan batasan 24 jam. sebagaimana selama 2 tahun
sebelum kehamilan.
2. Dapatkan riwayat kesehatan, catat
usia (khususnya kurang dari 17 Remaja dapat cenderung
tahun, lebih dari 35 tahun. malnutrisi/anemia dan klien lansia
mungkin cenderung
3. Pastikan tingkat pengetahuan obesitas/diabetes gestasional.
tentang kebutuhan diet.
Menentukan kebutuhan belajar
Berikan informasi tertulis/verbal khusus pada periode pranatal, laju
4. yang tepat tentang diet pranatal dan basal metabolik meningkat 20%-
suplemen vitamin/zat besi setiap 25%.
hari.
Materi referensi yang dapat
5. Timbang berat badan klien, pastikan dipelajari dirumah, meningkatkan
berat badan pregravid biasanya. kemungkinan klien memilih diet
seimbang.
Tinjau ulang frekuensi dan beratnya
6. mual/muntah kesampingkan muntah Ketidakadekuatan penambahan
pernisiosa (hiperemesis berat badan pranatal dan/atau
gravidarum). dibawah berat badan normal masa
kehamilan, meningkatkan resiko
7. Pantau kadar hemoglobin (Hb) retardasi pertumbuhan intra uterin.

8. Buat rujukan yang perlu sesuai Mual/muntah trimester I dapat


indikasi (misal : pada ahli diet, berdampak negatif pada status
pelayanan sosial). nutrisi pranatal, khususnya pada
periode kritis perkembangan janin.

Mengidentifikasi adanya anemia


dan potensial penurunan kapasitas
pembawa oksigen ibu.

Mungkin diperlukan bantuan


tambahan terhadap pilihan nutrisi.

b. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh


hormonal
 Tujuan : ketidaknyamanan teratasi
 Kriteria hasil : mengidentifikasi tindakan-tindakan yang memberikan
kenyamanan.

No Intervensi Rasional
1. Catat adanya/derajat rasa tidak Memberikan informasi untuk
nyaman minor. memilih informasi, petunjuk
terhadap respon klien pada
Evaluasi derajat ketidaknyamanan ketidaknyamanan dan nyeri.
2. selama pemeriksaan internal.
Ketidaknyamanan selama
3. Anjurkan penggunaan bra pemeriksaan internal dapat terjadi
penyokong tinjau perawatan puting khususnya pada klien asing yang
telah mengalami infibulasi.
Kaji adanya hemoroid. Perhatikan
4. keluhan-keluhan gatal, bengkak, Memberikan sokongan yang sesuai
perdarahan. untuk jaringan payudara yang
membesar, menguatkan jaringan
Instruksikan penggunaan kompres areolar.
5. es, panas.
Penurunan mortilitas
6. Mual/muntah : anjurkan gastrointestinal, perubahan usus
meningkatkan asupan karbohidrat serta tekanan pada sistem
saat bangun tidur. pembuluh darah oleh pembesaran
uterus memberi kecendrungan
7. Tambahkan suplemen kalsium setiap terjadinya hemoroid.
hari bila asupan produk susu
dikurangi Menurunkan ketidaknyamanan
dan bengkak, meningkatkan
mortilitas G1.

Menurunkan kemungkinan
gangguan gastrik yang dapat
disebabkan oleh efek asam
hidroklorid pada lambung yang
kosong.

Membantu dalam memperbaiki


keseimbangan kalsium/fostor dan
menurunkan kram otot.

c. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan


cairan yang berlebih.
 Tujuan : kekurangan volume cairan tidak terjadi.
 Kriteria hasil : mengidentifikasi dan melakukan tindakan untuk
menurunkan frekuensi dan keparahan mual/muntah.

No Intervensi Rasional
1. Tentukan frekuensi/beratnya mual/ Memberikan data berkenaan
muntah dengan semua kondisi.
Peningkatan kadar hormon
Tinjau ulang riwayat kemungkinan gonadotropin korionik (HcG),
2. masalah medis lain. perubahan metabolisme
karbohidrat dan penurunan
3. Anjurkan klien mempertahankan mortilitas gastrik memperberat
masukan/haluaran tes urine, dan mual muntah pada trimester I.
penurunan berat badan setiap hari.
Membantu dalam
4. Kaji suhu dan turgor kulit, membran mengenyampingkan penyebab lain
mukosa, TD, suhu, masukan/ untuk mengatasi masalah khusus
haluaran. dalam mengidentifikasi intervensi.

5. Anjurkan peningkatan masukan Membantu dalam menentukan


minuman berkarbonat, makan enam adanya muntah yang tidak dapat
kali sehari dengan jumlah yang dikontrol
sedikit.
Indikator dalam membantu untuk
mengevaluasi tingkat/kebutuhan
hidrasi.

Membantu dalam meminimalkan


mual/muntah dengan menurunkan
keasaman lambung.

d. Keletihan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energi


 Tujuan : kebutuhan energi terpenuhi, letih berkurang
 Kriteria hasil : melaporkan adanya peningkatan energi.
No Intervensi Rasional
1. Tentukan siklus tidur bangun yang Membantu menyusun prioritas
normal dan komitmen terhadap yang realistik dan waktu untuk
pekerjaan, keluarga, komunitas dan menguji komitmen.
diri sendiri.
Istirahat untuk memenuhi
Anjurkan tidur siang 1 sampai 2 jam kebutuhan metabolik berkenaan
2. setiap hari, 8 jam tidur malam. dengan pertumbuhan jaringan
ibu/janin.
3. Pantau kadar Hb, jelaskan peran zat
besi dalam tubuh, anjurkan Kadar Hb rendah mengakibatkan
mengkonsumsi suplemen zat besi kelelahan lebih besar karena
setiap hari sesuai indikasi. penurunan jumlah pembawa
oksigen.

e. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan malnutrisi ibu.


 Tujuan : nutrisi ibu dan janin terpenuhi
 Kriteria hasil : memulai perilaku yang meningkatkan kesehatan
sendiri dan janin.

No Intervensi Rasional
1. Diskusikan pentingnya Kesejahteraan janin secara
kesejahteraan ibu. langsung berhubungan dengan
kesejahteraan ibu, khususnya
Diskusikan tingkat aktivitas normal selama trimester I. Saat
2. dan latihan, anjurkan latihan perkembangan sistem organ paling
secukupnya bukan latihan berat. rentan terhadap cedera dari faktor
lingkungan/keturunan.
Tinjau ulang kebiasaan dua budaya
3. diet klien. Aliran darah ke uterus dapat
menurun sampai 70% karena
4. Kaji terhadap kemungkinan resiko latihan keras.
tinggi berkenaan dengan kelainan
genetik. Malnutrisi pada ibu dihubungkan
dengan IUGR pada janin dan bayi
5. Berikan informasi tentang hal yang berat badan lahir rendah.
dapat mengakibatkan terjadinya
perkembangan abnormal seperti Klien yang beresiko terhadap
sinar-x, alkohol, nikotin, virus hidup kelainan genetik tertentu dapat
yang dilemahkan, kelompok virus membutuhkan tes untuk
STORCH. menentukan apakah janin
terpengaruh.
Diskusikan bentuk transmisi infeksi
6. tertentu. Membantu klien membuat
keputusan/pilihan tentang
7. Anjurkan penghentian penggunaan perilaku/ lingkungan yang dapat
tembakau. meningkatkan kesehatan.

Kaji perkembangan uterus melalui Di Amerika Serikat, toxoplasma


8. pemeriksaan internal. gondii paling sering di
transmisikan pada feses kucing,
budaya lain melalui makanan
mentah atau daging tidak dimasak
dengan tepat.

Merokok mempengaruhi sirkulasi


plasenta. Scor apgar rendah pada
kelahiran.

Memberikan informasi tentang


gestasi janin, mengidentifikasi
kehamilan multipel.

f. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan berhubungan dengan


kurang pemahaman tentang perubahan fisiologi/psikologi yang normal.
 Tujuan : mengungkapkan pemahaman tentang perubahan
fisiologi, kebutuhan-kebutuhan individu
 Kriteria hasil : menjelaskan perubahan fisiologi/psikologi normal
berkaitan dengan kehamilan trimester pertama.

No Intervensi Rasional
1. Buat hubungan perawat-klien yang Peran penyuluh/konselor dapat
mendukung dan terus menerus. memberikanbimbingan antisipasi
dan meninngkatkan tanggung
Evaluasi pengetahuan dan jawab individu terhadap
2. keyakinan budaya saat ini kesehatan.
berkenaan dengan perubahan
fisiologi/psikologi yang normal Memberi informasi untuk
pada kehamilan. membantu mengidentifikasi
kebutuhan-kebutuhan dan
Identifikasi siapa yang membuat membuat rencana perawatan.
3. dukungan/instruksi dalam
kebudayaan klien. Membantu menjamin
kualitas/kontinuitas asuhan
Berikan hubungan antisipasi, karena orang pendukung
4. meliputi diskusi tentang nutrisi, mungkin lebih berhasil daripada
latihan, tindakan yang nyaman, dokter/perawat/ bidan dalam
istirahat, pekerjaan, perawatan memberikan informasi.
payudara, aktivitas seksual, dan
kebiasaan/gaya hidup sehat. Informasi mendorong
penerimaan tanggung jawab dan
5. Jawab pertanyaan tentang meningkatkan keinginan untuk
perawatan dan pemberian makan melakukan perawatan diri.
bayi.
Memberikan informasi yang
6. Identifikasi tanda bahaya dapat bermanfaat untuk
kehamilan, seperti perdarahan, membuat pilihan.
kram, nyeri abdomen akut, sakit
Membantu klien membedakan
kepala dan tekanan pelvis. yang normal dan abnormal
sehingga membantunya dalam
Identifikasikan hal yang mencari perawatan kesehatan
membahayakan pada janin. pada waktu yang tepat.
7.
Janin paling rentan dalam
trimester I selama periode kritis
perkembangan organ.

5. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang
spesifik (iyer et al, 1996 dalam buku Nursalam, 2001).
Tahap pelaksanaan dimulai setelah perencanaan disusun dan ditujukan pada
masing-masing oders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
Tujuan dan pelaksanaan adalah membantu klien mencapai tujuan yang telah
diterapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping (Nursalam, 2001).
Menurut Nursalam (2001), tindakan keperawatan meliputi tindakan
independen, dependen dan interdependen.
a. Independen, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perawat tanpa petunjuk dan
perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
b. Dependen, yaitu tindakan yang dilakukan oleh perawat atas petunjuk dan
perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
c. Interdependen yaitu tindakan keperawatan yang memerlukan suatu kerjasama
dengan tenaga kesehatan lainnya.

6. Evaluasi
Evaluasi adalah tahapan terakhir dari proses keperawatan. Evaluasi
menyediakan nilai informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah
direncanakan dan merupakan perbandingan dari hasil yang telah dibuat pada tahap
perencanaan (Hidayat, 2001).
Evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan,
pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan apakah informasi yang telah
dikumpulkan telah mencukupi dan apakah perilaku yang diobservasi telah sesuai
diagnosa yang perlu di evaluasi dalam hal keakuratan dan kelengkapan. Tujuan
dan intervensi di evaluasi adalah untuk menentukan apakah tujuan tersebut dapat
dicapai secara efektif (Nursalam, 2001).
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. W DENGAN DIAGNOSA MEDIS
HIPEREMESIS GRAVIDARUM DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN : MUAL
DI PUSKESMAS BANJARMANGU I KABUPATEN BANJARNEGARA

I. PENGKAJIAN
a. Biodata
1. Biodata pasien
Nama : Ny. W
Umur : 36 tahun
Status : menikah
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Alamat : Desa Kesenet, Banjarmangu, Kab.
Banjarnegara
2. Biodata penanggungjawab
Nama : Tn. D
Hubungan : Suami
Umur : 35 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 18 April 2018 pasien
mengatakan mual kurang lebih 6 kali sehari dan muntah kurang lebih
3 kali sehari terutama pada pagi hari, tidak nafsu makan, badan terasa
lemah, lemas, setiap makan selalu mual dan terkadang muntah. Pasien
juga mengatakan kehamilan sebelumnya tidak mengalami mual
sehingga pasien tidak tahu bagaimana cara mengatasi mual dan
muntah yang dialaminya.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan saat ini hamil yang kedua, HPHT : pada tanggal
22 Januari 2018, dengan usia kehamillan 10 minggu, pasien
mengatakan mual-mual setiap hari kurang lebih 6 kali terutama di pagi
hari ketika umur kehamilan 8 minggu dan sampai sekarang masih mual
kadang disertai dengan muntah kurang lebih 3 kali sehari, pasien juga
mengatakan badannya lemas, tidak nafsu makan, setiap mencium dan
melihat makanan rasanya mual. Pasien belum tahu bagaimana cara
mengatasi mual dan muntah
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan tidak memiliki sakit yang menurun atau menular,
pasien hanya mengalami batuk dan pilek biasa. Pasien mangatakan
pernah dirawat di RS karena OP caesar sewaktu melahikan anak
pertama dengan indikasi janin belum masuk pintu atas panggul.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan kedua orang tua dari pasien dan suami pasien
maish hidup, pasien mengatakan dikeluarganya tidak ada yang
memiliki penyakit menrun seperti darah tinggi dan kencing manis,
tidak ada yang memiliki penyakit menular seperti TBC. Pasien juga
mengatakan dikeluarganya tidak ada yang mengalami mual dan
muntah sewaktu hamil.
c. Riwayat Obstetri
1. Menarche
Pasien pertama menstruasi pada usia 13 tahun dengan lama menstruasi
3-7 hari, dengan siklus teratur 1 bulan 1 kali, tidak pernah mengalami
dismenore, dan jarang mengalami keputihan.
2. Riwayat Perkawinan
Pasien mengatakan menikah 1 kali pada usia 28 tahun, pada tanggal 21
juni 2008, pasien sudah menikah selama 9 tahun, dan sudah memiliki 1
anak perempuan hasil perkawinannya yang sekarang berusia 8 tahun,
pasien sekarang sedang hamil anak yang kedua dengan umur
kehamilan 11 minggu.
3. Riwayat Kehamilan
Pada riwayat kehamilan saat ini, HPHT pada tanggal 22 Januari 2018,
HPL tanggal 29 Oktober 2018, TB 151 cm, BB sebelum hamil 52 kg,
BB selama hamil menjadi 48 kg, pasien mengalami penurunan BB
sebangak 4 kg, LILA 24 cm, usia gestasi 11 minggu, dengan keluhan
mual kurang lebih 6 kali sehari dan muntah kurang lebih 3 kali sehari,
Fundus teraba 3 cm diatas symphisis, letak janin belum diketahui, DJJ
terdengar
4. Riwayat Persalinan
Pada pengkajian riwayat persalinan yang lalu pasien mengatakan pada
tahun 2009 saat usia kehamilan 36+2 minggu pasien melahirkan anak
pertamanya, berjenis kelamin perempuan, melalui proses persalinan
sesar, penolong dokter spesialis kandungan, dengan panjang badan 50
cm, berat badan 3000 gr, keadaan lahir bayi normal tidak ada kelainan
dan sehat, sekarang anaknya sudah berusia 8 tahun.
d. Pengkajian Fungsional
1. Pola Nutrisi
Pasien mengatakan sebelum hamil makan 3x sehari dengan porsi
sedang kurang lebih 1 piring sedang dengan lauk ayam, tempe, tahu,
ikan dan sayur-sayuran, tetapi saat hamil ini tidak nafsu makan, jika
makan 1-2 sendok pasien langsung mual terkadang muntah. Pasien
mengatakan sebelum hamil minum air putih cukup yaitu kurang lebih 7
gelas sehari. Pasien mengatakan saat hamil tetap bisa minum air putih
tetapi yang dingin kurang lebih 1 liter sehari.
Hal ini dibuktikan dengan pasien terlihat lemas, konjungtiva anemis,
tekanan darah 110/70 mmHg, berat badan pasien sebelum hamil 52 kg,
berat badan sekarang 48 kg, tinggi badan 151 cm, LILA 27 cm, IMT
pasien 21.
2. Pola Eliminasi
Pasien mengatakan sebelum hamil pasien BAB 2 hari sekali, dengan
konsistensi lembek dan baunya khas. Saat hamil pasien jarang BAB,
sudah 2 minggu pasien tidak BAB tetapi masih bisa kentut. Pasien
mengatakan sebelum hamil BAK dalam satu hari kurang lebih 1,2 liter
dengan warna kuning jernih dengan baunya khas. Saat hamil pasien
juga mengatakan tidak mengalami gangguan BAK, BAK lancar kurang
lebih 1,5 liter sehari dengan warna kuning jernih dengan baunya khas.
Dibuktikan dengan tidak adanya edema, turgor kulit cukup.
3. Pola Aktivitas
Pasien mengatakan dapat beraktivitas sehari tanpa bantuan orang lain
seperti makan, mandi/toileting, berpakaian, mobilitas ditempat tidur,
berpindah dan ambulasi/ROM. Tetapi pasien belum bisa melakukan
aktivitas yang berat seperti mencuci. Dibuktikan dengan pasien
nampak lemas dan hanya tiduran serta duduk-duduk saja.
4. Pola Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan sebelum hamil tidurnya teratur dan nyenyak dalam
satu hari pasien dapat tidur kurang lebih 7 jam, pasien tidur jam 10
malam dan bangun jam 5 pagi, sekarang saat hamil pasien tidak bisa
tidur nyenyak dan teratur karena mual yang terus-menerus serta pasien
khawatir jika mualnya tidak hilang, pasien mengatakan hanya bisa
tidur kurang lebih 3 jam dalam satu hari, pasien dapat tidur pada pukul
2 pagi dan bangun jam 5 dan sedikit-sedikit terbangun karena mual dan
khawatir mualnya akan mengganggu kehamilannya, pasien juga
khawatir kalau mualnya tidak sembuh-sembuh.
Dibuktikan dengan wajah pasien nampak lesu, lemas, gelisah dan
pucat, ada bayangan hitam di bawah mata, tekanan darah 110/70
mmHg.
5. Pola Kognitif dan Persepsi
Pasien mengatakan mengalami gangguan pada penglihatannya karena
minus, tetapi indera yang lain masih berfungsi dengan baik.
Dibuktikan dengan saat dilakukan pengkajian pasien menggunakan
alat bantu indera yaitu kaca mata, pendengaran pasien masih berfungsi
dengan baik pasien dapat memberikan respon ketika diajak berbicara,
pasien mual ketika mencium bau masakan, pasien merasa mual ketika
makan-makanan yang lembek.
Pasien mengatakan saat ini sedang hamil yang kedua, tetapi pasien
khawatir karena setiap hari mengalami mual dan muntah dan berat
badannya turun serta tidak nafsu makan. Pasien khawatir akan
berdampak buruk terhadap bayinya. Namun pasien tetap yakin bahwa
bayinya akan baik-baik saja, jika ia tetap memeriksakan kehamilannya
secara rutin.
6. Pola Reproduksi
Pasien seorang istri dan seorang ibu berusia 36 tahun, pasien baru
menikah 1 kali dan memiliki 1 orang anak permpuan berumur 8 tahun,
saat ini pasien sedang hamil anak keduanya dengan umur kehamilan 11
minggu, saat melahirkan anak pertamanya pasien menjalani operasi
sectio casarea karena kepala janin belum masuk PAP, pasien tidak
pernah menjalani operasi pada alat kelaminnya, pasien mengatakan
tidak ada masalah dalam berhubungan seksual.
7. Psikologi
Pada pengkajian penerimaan ibu terhadap kehamilannya, pasien
mengatakan senang dengan kehamilannya karena kehamilannya sudah
direncanakan. Namun pasien khawatir karena pada kehamilan saat ini
pasien mengalami mual dan muntah, pasien khawatir mual dan
muntahnya akan mengganggu kehamilannya. Maka dari itu pasien
mengatakan selalu melakukan pemeriksaan kehamilannya ke
Puskesmas, untuk mengetahui perkembangan dan kondisi bayinya.
Kemudian, pada pengkajian penerimaan ibu terhadap peran barunya,
pasien mengatakan sangat senang karena akan menjadi ibu yang
memiliki 2 anak yang sangat diharapkannya.
e. Pemeriksaan Fisik
TD : 100/70 mmHg
N : 94x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,5 ⁰C
BB Sebelum : 52 kg
BB Sesudah : 48 kg
TB : 151 cm
LILA : 27 cm
Usia Gestasi : 11 minggu.
1. Kepala
Pada pemeriksaan bentuk kepala meshocepal, tidak terdapat masa
abnormal, tidak ada luka bekas operasi, rambut bersih, keriting, ada
sedikit uban dan tidak ada ketombe.
2. Mata
Bentuk simetris, pupil isokor (3mm/3mm) reflek cahaya baik, fungsi
penglihatan baik, cekung, konjungtiva anemis, sclera tidak icterik,
mata sayu, kelopak mata cekung.
3. Hidung
Bentuk simetris, bersih, tidak ada secret, tidak ada polip, fungsi
penciuman baik.
4. Telinga
Bentuk simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik.
5. Mulut
Mulut bersih, gigi berlubang, tidak ada stomatitis, lidah bersih,
kemampuan berbicara baik.
6. Leher
Pada leher dan tengkuk tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid,
tidak ada peningkatan JVP dan ada kaku kuduk.
7. Dada
Pada pemeriksaan dada dari hasil inspeksi dan palpasi bahwa bentuk
dada simetris tidak ada nyeri tekan.
8. Paru-Paru
Pemeriksaan inspeksi ditemukan adanya pergerakan dinding dada
simetris, gerakan nafas normal, tidak ada retraksi dinding dada, palpasi
vocal fremitus kiri dan kanan simetris, tidak ada krepitasi, perkusi
berbunyi sonor dan pada auskultasi ditemukan suara vesikuler dan
tidak ada suara nafas tambahan.
9. Jantung
Pemeriksaan jantung, dilakukan inspeksi tidak terlihat ictus cordis di
ICS V, palpasi teraba ictus cordis di ICS V, perkusi ditemukan bunyi
redup dan pada auskultasi ditemukan suara reguler SI>S2, tidak ada
bunyi murmur dan bunyi gallop.
10. Payudara
Pada pemeriksaan payudara bentuknya simetris, payudara membesar,
tidak teraba massa, puting menonjol, areola bersih berwarna kehitaman
dan tidak ada nyeri tekan.
11. Abdomen
Pemeriksaan abdomen inspeksi abdomen membesar sesuai dengan
umur kehamilan, terlihat ada bekas luka operasi, palpasi ditemukan
TFU 3 jari di atas simpisis, dan tegang, tidak ada nyeri ulu hati, tidak
ada distensi, bunyi timpani dan bising usus 11x/menit pada regio
epigastrium. DJJ sudah terdengar, dan ibu merasa kurang nyaman.
12. Punggung
Kemudian pada punggung terasa nyeri dan tidak ada luka jejas.
13. Genetalia
Genetalia bersih, tidak mengalami keputihan, tidak ada edema. Bentuk
panggul ginekoid. Integumen dari hasil pemeriksaan kulit berwarna
cokelat, turgor kulit cukup, akral hangat, tidak ada luka.
14. Ekstremitas
Pada pemeriksaan ekstremitas atas anggota gerak lengkap, berfungsi
dengan baik, tidak ada edema, dengan kekuatan otot penuh,
ekstremitas bawah anggota gerak lengkap, berfungsi dengan baik, tidak
ada edema dan kekuatan otot penuh.
f. Analisa Data
No. Data Etiologi Problem
1 DS : Pasien mengatakan mual Peningkatan Mual
kurang lebih 6x sehari dan Estrogen
muntah dengan frekuensi 3x
sehari, mual terutama dipagi
hari, jika mencium bau
masakan pasien mual. Pasien
mengatakan khawatir karena
pada kehamilan sebelumnya
pasien tidak mengalami mual,
sehingga pasien tidak tahu
bagaimana cara mengatasi
mual, pasien khawatir jika
mual dan muntah dapat
membahayakan bayinya.
DO :
saat dilakukan pengkajian
pasien mual-mual sambil
memeganggi plastik, pasien
hamil 11 minggu, konjungtiva
anemis, tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 94x/menit, suhu
36,5 ⁰C, respirasi 20x/menit.
BB sebelum hamil 52 kg, BB
sekarang 48 kg, jadi dapat
disimpulkan pasien
mengalami penurunan BB
sebesar 7%, LILA 27 cm,
IMT 21, BB ideal hamil 49,85
kg.

g. Diagnosa Keperawatan
1. Mual berhubungan dengan peningkatan estrogen
h. Perencanaan
Diagnosis NOC NIC
Keperawatan
Mual Setelah dilakukan tindakan Manajemen mual :
keperawatan selama 3x24 jam, 1. Dorong pasien
diharapkan mual dan muntah pasien untuk memantau
hilang dengan kriteria hasil : pengalaman diri
Mengenali Omset Mual terhadap mual
Indikator Awal Tujuan 2. Dorong pasien
Mengenali 2 5 untuk belajar
omset mual strategi mengatasi
Mendeskripsikan 2 5 mual sendiri
faktor penyebab 3. Lakukan
mual penilaian lengkap
Menggunakan 2 5 terhadap mual,
langkah-langkah termasuk
pencegahan frekuensi, durasi,
Menghindari 3 5 tingkat
faktor penyebab keparahan, dan
Menghindari bau 3 5 faktor-faktor
yang tidak pencetus,
menyenangkan evaluasi
Keterangan Skala : pengalaman mual
1 : Tidak pernah ditunjukan individu yang
2 : Jarang ditunjukan lalu (misalnya
3 : Kadang-kadang ditunjukan kehamilan,
4 : Sering ditunjukan mabuk darat)
5 : Secara konsisten ditunjukan 4. Dapatkan riwayat
diet pasien seperti
makanan yang
disukai dan tidak
disukai dan
disesuaikan
dengan
kebudayaan,
evaluasi dampak
dari mual pada
kualitas jidup
(makan, tidur,
aktivitas, prestasi
kerja, tanggung
jawab peran)
5. Identifikasi
faktor-faktor
yang dapat
menyebabkan
mual seperti obat-
obatan.
6. Ajari penggunaan
teknik non
farmakologi
untuk mengatasi
mual seperti
dengan
menggunakan
aroma therapy
inhalsi lemon dan
minuman jahe.
7. Berikan informasi
mengenai mual
itu berlangsung.
Penahapan Diet :
1. Tawarkan
makanan 6 kali
dengan porsi
kecil dibanding
makan 3 kali
(jika diperlukan)
2. Temukan cara
untuk
memasukkan
makanan
kesukaan pasien
kedalam diet
yang dianjurkan.

i. Implementasi
Tanggal/Jam Diagnosa Implementasi
Keperawatan
Rabu, 18 Mual 1. Mengkaji keadaan umum pasien
April 2018
09.00
09.30 2. Mengukur tanda-tanda vital
09.45 3. Mengkaji keluhan pasien
10.00 4. Melakukan penilaian lengkap terhadap
mual
10.10 5. Mengajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologi untuk mengatasi mual
dengan menggunakan aroma therapy
inhalsi lemon.
10.15 6. Informasi mengenai mual, penyebab
mual, dan berapa lama mual itu akan
berlangsung
Kamis, 19 Mual 1. Mengkaji keadaan umum pasien
April 2018
08.40
09.00 2. Menganjurkan pasien untuk makan
sedikit tapi sering
10.00 3. Mengajarkan pasien cara membuat
minuman jahe untuk mengurangi mual
Jumat, 20 Mual 1. Mengkaji keadaan umum pasien
April 2018
08.45
09.00 2. Menganjurkan pasien jika merasa mual
digunakan teknik yang sudah diajarkan
dengan respon pasien memilih untuk
menggunakan aroma therapy inhalsi
lemon.

j. Evalusai
Hari, Diagnosa Evaluasi
Tanggal Keperawatan
Rabu, 18 Mual S : Pasien mengatakan meskipun sekarang
April 2018 hamil yang kedua, pasien mengatakan
masih merasa mual kurang lebih 6x sehari
dan ini masih muntah sebanyak kurang
lebih 3x
O : Pasien tampak lemas, pucat, tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi 9x/menit, suhu
36,5⁰C, pernafasan 20x/menit, LILA 27
cm, BB sebelum hamil 52 kg, BB sekarang
48 kg, TB 151 cm, IMT 21. BB ideal hamil
49 -85kg. Berdasarkan data subjektif dan
objektif tersebut dapat penulis simpulkan
bahwa
A : Masalah mual berhubungan dengan
kehamilan trimester 1 belum teratasi.
Kamis, 19 Mual S : Pasien mengatakan mual kurang lebih
April 2018 4x sehari dan muntahnya kurang lebih 2x
sehari. Pasien mengatakan lebih nyaman
menggunakan aroma therapy inhalsi lemon
ketika merasakan mual karena
menyegarkan. Pasien mengatakan tadi pagi
makan biskuit habis 4 keping.
O : Pasien tampak masih lemas, turgor kulit
cukup, mukosa bibir lembab, konjungtiva
tidak anemis. TD 110/90 mmHg, nadi
80x/menit, respirasi 20x/menit, suhu
36,2⁰C.
A : Bahwa masalah mual berhubungan
dengan kehamilan trimester 1 teratasi
sebagian
Juamat, 20 Mual S : pasien mengatakan sudah tidak mual
April 2018 lagi dan muntah lagi, pasien sudah bisa
makan walaupun baru 6 sendok makan
nasi, pasien juga sudah menggunakan
aroma therapy inhalsi lemon dan minuman
jahe.
O : pasien tampak segar, tidak lemas,
turgor kulit cukup, mukosa bibir lembab,
konjungtiva tidak anemis, tekanan darah
120/90 mmHg, nadi 82x/menit, respirasi
22x/menit, suhu 36,5⁰C.
A : Masalah mual berhubungan dengan
kehamilan teratasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum adalah morning sickness dengan gejala muntah terus
menerus, makan sangat kurang sehingga menyebabkan gangguan suasana kehidupan sehari-
hari. penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa
penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik. Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat
yang biasa terjadi pada trimester I. Batas jelas manifestasi klinis antara mual yang masih
fisiologik dalam kehamilan dan hiperemesis gravidarum tidak ada tetapi bila keadaan umum
penderita terpengaruh. Komplikasi hiperemesis gravidarum adalah ensefalopati wernicke
dengan gejala nistagmus, diplopia, dan perubahan mental serta payah hati dengan gejala
timbulnya ikterus. prinsip pencegahan hiperemesis gravidarum adalah mengobati emesis agar
tidak terjadi hiperemesis yaitu penerangan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan
proses fisiologis, makan sedikit-sedikit tapi sering. penatalaksanaan hiperemesis gravidarum
adalah obat-obatan, isolasi, terapi psikologik.

B. Saran
Diharapkan kepada pasien dan keluarga setelah dilakukan tindakan keperawatan dan
pendidikan kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan lebih mengerti tentang
hiperemesis gravidarum yang telah menyebabkan mual muntah.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn. E, (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Doengoes, Marilynn. E, (2001). Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Edisi 2. Jakarta : EGC.

Effendy, Nasrul, (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. Jakarta


: EGC.

Hidayat, A. Aziz Alimul, (2001). Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta :


EGC.

Mansjoer, Arif, (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius.

Maimunah, Siti, (2005). Kamus Istilah Kebidanan. Jakarta : EGC.

Nursalam, (2001). Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 1. Jakarta : EGC.

Nugroho, Taufan, (2001). Buku Ajar Obstetri. Yogyakarta : Nuha Medika.

Tiran, Denise, (2008). Mual dan muntah kehamilan. Jakarta : EGC.

Varney, Helen, (2006). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta : EGC.

Wiknjosastro, Hanifa, (2007). Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Yeyeh, Rukiyah Al, (2009). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta : TIM

Anda mungkin juga menyukai