Anda di halaman 1dari 8

I.

Akseptor Keluarga Berencana (KB)3


1. Pengertian
Akseptor adalah peserta KB, Pasanganusia subur (PUS) yang menggunakan
salah satu alat kontrasepsi atau obat kontrasepsi.
2. Jenis Akseptor Keluarga Berencana
a. Akseptor Baru
Pasangan subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu alat
kontrasepsi atau pasangan usia subur yang menggunakan kembali salah satu
cara atau alat kontrasepsi setelah berakhir masa kehamilannya (baik kelahiran
yang berakhir dengan keguguran, lahir mati, ataupun yang lahir hidup)
b. Akseptor Lama
Pasangan usia subur yang melakukan kunjungan ulang termasuk pasangan
usia subur yang menggunakan alat kontrasepsi kemudian pindah atau ganti ke
cara atau alat yang lain atau mereka yang pindah klinik baik dengan
menggunakan cara yang sama maupun cara atau alat yang berbeda.
c. Akseptor Aktif (Curent User-CU)
Pasangan usia subur yang pada saat ini masih menggunakan salah satu cara
atau alat kontrasepsi.
d. Akseptor Aktif Kembali
Pasangan usia subur yang telah berhenti menggunakan cara atau alat
kontrasepsi selama tiga bulan atau lebih yang tidak diselingi oleh suatu
kehamilan dan kembali menggunakan alat kontrasepsi baik dengan cara yang
sama maupun berganti cara setelah berhenti atau istirahat paling kurang tiga
bulan berturut-turut dan bukan karena hamil.

3. Metode Kontrasepsi4,5
Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya mempunyai
fungsi mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma,
menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma. Kontrasepsi yang ideal harus
dapat bekerja dalam waktu yang tahan lama, mempunyai efektifitas yang tinggi,
aman, mudah dalam menggunakan dan melepaskannya dan memiliki beberapa atau
tidak sama sekali efek samping. Jenis metode atau alat kontrasepsi dibagi menjadi:
a. Kontrasepsi sterilisasi
 Tubektomi
Keutungan dari tubektomi adalah motivasi hanya dilakukan satu kali
saja, evektivitas hampir 100%, tidak mempengaruhi libido seksualis,
kegagalan dari pihak pasien tidak ada. Indikasi tubektomi dilakukan
secara sukarela oleh wanita yang memenuhi syarat yaitu : umur termuda
25 tahun dengan anak 4 hidup, umur 30 tahun dengan anak 3 hidup,
umur 35 tahun dengan 2 anak hidup.
b. Kontrasepsi teknik
 Coitus Interruptus (senggama terputus)
Ini adalah kontrasepsi tertua dan masih banyak digunakan sampai saat
ini. Keuntungan penggunaan cara ini adalah tidak membutuhkan biaya,
alat-alat, maupun persiapan. Akan tetapi efektivitas cara ini secara
umum dianggap masih kurang karena sering terjadi kegagalan. Banyak
hal yang menyebabkan terjadinya kegagalan pada metode ini
diantaranya: adanya pengeluaran air mani sebelum ejakulasi yang dapat
mengandung sperma, terlambatnya pengeluaran penis dari vagina,
pengeluaran semen dekat vagina dapat menyebabkan kehamilan.

 Sistem kalendar (pantang berkala)


Prinsip dari pantang berkala ialah tidak melakukan persetubuhan pada
masa subur istri. Efek samping dari metode ini adalah pantang yang
terlampau lama dapat menimbulkan frustasi. Secara teoritis daya guna
dari metode ini adalah 15 kehamilan per 100 tahun-wanita; Daya guna
dapat ditingkatkan dengan mengkombinasikan dengan cara rintangan,
misalnya dengan menggunakan kondom atau obat spermatisid di
samping pantang berkala.
 Prolonged lactation (menyusui)
Menyusui eksklusif merupakan suatu metode kontrasepsi sementara
yang cukup efektif, selama klien belum mendapat haid dan waktunya
kurang dari enam bulan pasca persalinan. Efektifnya dapat mencapai
98%. MAL efektif bila menyusui lebih dari delapan kali sehari dan bayi
mendapat cukup asupan perlaktasi.
c. Kontrasepsi mekanik
 Kondom
Menurut riwayatnya kondom sudah dipakai sejak mesir kuno.
Mekanisme kerja kondom adalah menghalangi masuknya sperma
kedalam vagina sehingga pembuahan dapat dicegah. Jenin kondom ada
2 yaitu kondom karet dan kondom kulit. Kondim kulit terbuat dari usus
domba. Daya guna dari kondom secara teoritis kegagalan terjadi hanya
jika kondom tersebut robek oleh karena kurang hati-hati. Beberapa
keuntungan dari penggunaan kondom adalah: murah, mudah didapat,
tidak memerlukan pengawasan, mengurangi kemungkinan penularan
penyakit kelamin. Efek samping pada sebagian kasus terdapat reaksi
alergi terhadap kondom karet.

Gambar 1. Kontrasepsi kondom


 Spermatisida
Preparat spermatisid terdiri dari 2 komponen, yaitu bahan kimia yag
mematikan sperma. Mekanisme kerja tablet atau busa spermatissid yang
diletakan dalam vagina. Gerakan-gerakan senggama akan menyebarkan
busa meliputi serviks, sehingga secara mekanis menutupi ostium uteri
eksternum dan mencegah masuknya sperma kedalam kanalis servikalis.
Daya guna spermatisid secara teoritis ialah 3 kehamilan per 100 tahun-
wanita. Daya guna pemakaian ialah 30 kehamilan per 100 tahun –
wanita. Efek samping walaupun jarang berupa reaksi alergik.
 Vaginal diafragma
Cara menggunakan diagfragma vagina adalah dengan memasukan alat
ini kedalam vagina sebelu koitus agar sperma tidak amsuk sampai ke
uterus. Diagfragma vagina sering dianjurkan penggunaannya pada
keadaan dimana tidak tersedia cara yang lebih baik, jika frekuensi koitus
tidak seberapa tinggi dan jika metode kontrasepsi lain seperti pil,
AKDR, atau cara lain untuk sementara waktu harus dihentikan.
Umumnya diagfragma vagina tidak menimbulkan efek samping.

Gambar 2. Kontrasepsi vaginal diafragma


Kekurangan dari diagfragma vagina adalah tingkat
kegagalannya lebih tinggi,diperlukan motivasi yang cukup
kuat,umumnya hanya cocok untuk wanita yang terpelajar, pemakaian
tidak teratur dapat menimbulkan kegagalan. Keuntungannya adalah
hampir tidak ada efek samping, dengan motivasi yang baik dan
pemakaian yang baik dapat memberikan hasil yang cukup memuaskan,
dapat dipakai sebagai pengganti pil atau AKDR pada wanita yang tidak
boleh menggunakan pil dan AKDR.
 IUD (Intra Uterine Device) atau AKDR
Mekanisme kerja AKDR berlum di ketahui dengan pasti. Saat ini
pendapat terbanyak mengatakan bahwa mekanisme kerja dari alat ini
adalah saat AKDR di letakkan di dalam kavum uteri, AKDR akan
menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan
sbukan leukosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma.

Gambar 3. IUD
Efek samping penggunaan AKDR adalah perdarahan, rasa nyeri dan
kejang di perut, eksplusi ( pengeluaran sendiri). Komplikasi panggunaan AKDR
adalah infeksi, perforasi dan kehamilan.
Kontra indikasi pemasangan AKDR
1. kontra indikasi mutlak
Kehamilan, adanya infeksi yang aktif pada traktus genitalis, adanya
tumor yang ganas, metroragia yang berlum di sembuhkan.
2. Kontra indikasi relative
Mioma uteri, insufisiensi servix uteri, uterus dengan perut pada
dindingnya, dan erosi porsiones uteri.
d. Kontrasepsi Hormonal
 Pil Kontrasepsi
Pil-pil kontrasepsi hormonal terdiridari komponen erterogen dan
komponen progestan, atau salah satu dari komponen itu. Mekanisme
kerja pil yang mengandung esterogen adalah dengan menekan sekresi
dari FSH sehingga maturitas dari foikel dan ovarium trganggu. Karena
pengaruh eterogen dari ovarium tidak ada, tidak terdapat pengeluaran
LH. Di tegah-tengah daur haid pengaru FSH dan LH sagat kurang
sehingga menyebabka gangguan dari ovulasi. Komponen progesterone
yang terkandung didalam pil kombiasi adalah memperkuat daya
esterogen untuk mencegah terjadinya obulasi. Sedangkan progesterone
dalam jumlah yang cukup tinggi dapat mempengaruhi ovulasi. Efek
samping dari penggunaan pil kombinasi adalah efek esterogenik (mual,
retensi cairan, sakitkepala, fluor albus), efek androgenic atau efek
metabolik.
Gambar 4. Kontrasepsi pil
Kontraindikasi penggunaan kontrasepsi pil
1. Kontra indikasi mutlak
Yang termasuk kontraindikasi mutlak diantaranya tumor yang
dipengaruhi hormone eterogen dan progesterone, penyakit liver aktif
yang akut dan kronis, diabetes mellitus, dan kehamilan.
2. Kontraindikasi relatif diantaranya depresi, migrein, mioma uteri,
hipertensi dan amenore dan oligomenorea. Pembagian pil kombinasi
pada wanita yang mempunyai kelainan tersebut diatas harus diawasi
secara teratur, dan terus menerus.
 Obat Suntikan ( depo Provera)
Depo-provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan untuk
tujuan kontrasepsi parentral, mempunyai efek progesterone yang kuat
dan sangat efektif. Mekanisme kerja obat ini menghalangi terjadinya
ovulasi dengan menekan pembentukan Releasing Factor dari
hipotalamus, menyebabkan lender serviks bertambah kental, sehingga
menghambat penetrasi sperma. Keuntungan menggunakan depot ialah
efektivitasnya yang tinggi, sederhana pemakaiannya, cocok untuk ibu-
ibu yang menyusui anak, dan bersifat reversible. Kekurangan metode ini
ialah sering menimbulkan perdarahan yang tidak teratu dan amenore.

Gambar 5. Obat suntikan


 Norplant
Sinonim : Alat kontrasepsi bawah kulit, implant, KB susuk.
Norplant adalah alat kontrasepsi yang mengandung levonorgesterel
yang dibungkus dalam kapsul siastic silicon dan di susukkan dibawah
kulit. Jumlah kapsul yang disusukkan dibawah kulit adalah sebanyak 6
kapsul. Levonogestrel adalah suatu progestin yang dipakai dalam pil KB
seperti mini pil kombinasi atau pada AKDR yang bioaktif. Mekanisme
kerja Norplant adalah dengan mengentalkan lender cerviks uteri
sehingga menyulitkan sperma untuk penetrasi, menimbulkan perubahan
pada endometrium sehingga tidak cocok untuk implantasi zygote.

Gambar 6. Norplant

Indikasi penggunaan Norplant


1. wanita yang ingin menggunakan kontrasepsi jangka waktu
yang lama tetapi tidak bersedia menjalani kontrasepsi
mantap atau menggunakan AKDR.
2. Wanita yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi pil yang
mengandung esterogen.

Kontraindikasi penggunaan Norplant

1. Kehamilan atau disangka hamil


2. Penderita penyakit Liver
3. Kanker payudara
4. Kelainan jiwa (psikosis, Neurosis)
5. Varikosis
6. Riwayat kehamilan ektopik
7. Diabetes mellitus dan kelainan kardiovaskular.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Pemilihan Kontrasepsi6,7


Terdapat banyak faktor yang memengaruhi seseorang dalam pemilihan
kontrasepsi yang akan digunakan. Faktor yang menjadi pertimbangan seseorang dalam
memilih alat kontrasepsi antara lain faktor individu, faktor kesehatan, dan faktor
metode kontrasepsi seperti biaya, dan efek samping. Menurut Bulatao terdapat
determinan yang mempengaruhi pembatasan fertilitas seperti faktor motivasi untuk
mengatur fertilitas yang dapat dipengaruhi oleh paritas dan besar keluarga yang
diinginkan, sedangkan faktor biaya untuk mendapatkan kontrasepsi dipengaruhi oleh
karakteristik individu dan struktur sosial. Pemilihan kontrasepsi tak seorangpun boleh
memaksa seorang wanita atau PUS untuk menggunakan alat KB tertentu yang bukan
menjadi pilihannya. Akan tetapi dalam pemilihannya sebaiknya PUS calon pengguna
kontrasepsi seharusnya mengetahui semua hal bahkan sekalipun itu adalah efek
sampingnya.
1. Menjarangkan Kehamilan
Pada fase menjarangan kehamilan dimana periode usia istri anatara 20-30 tahun
merupakan periode paling baik untuk melahirkan dengan jumlah anak 2 orang atau
jarak kelahiran 2-4 tahun. Alasan menjarangkan kehamilan pada usia ini ada beberapa
yaitu pada usia ini merupakan usia terbaik untuk mengandung dan melahirkan. Ciri -
ciri kontrasepsi yang diperlukan pada usia ini yaitu efektifitas cukup tinggi,
reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih mengharapkan punya anak lagi, dapat
dipakai 2 sampai 4 tahun.
2. Mengakhiri Kesuburan
Pada periode umur istri diatas 30 tahun, merupakan masa mengakhiri kesuburan setelah
mempunyai dua orang anak. Alasan mengakhiri kesuburan untuk fase ini yaitu alasan
medis. Pilihan utama pada umur ini adalah kontrasepsi mantap. Pada usia ini
kontrasepsi yang diperlukan yaitu efektifitasnya tinggi karena apabila terjadi kegagalan
akan meningkatkan resiko pada bayi dan ibu selain itu biasanya pada usia ini mereka
sudah tidak mengharapkan anak lagi, dapat dipakai jangka panjang, tidak menambah
kelainan yang sudah ada sebab pada usia tua kelainan seperti penyakit jantung, darah
tinggi keganasan dan metabolik biasanya meningkat oleh karena itu sebaiknya tidak
diberikan cara kontrasepsi yang menambah kelainan.

Anda mungkin juga menyukai