3. Metode Kontrasepsi4,5
Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya mempunyai
fungsi mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma,
menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma. Kontrasepsi yang ideal harus
dapat bekerja dalam waktu yang tahan lama, mempunyai efektifitas yang tinggi,
aman, mudah dalam menggunakan dan melepaskannya dan memiliki beberapa atau
tidak sama sekali efek samping. Jenis metode atau alat kontrasepsi dibagi menjadi:
a. Kontrasepsi sterilisasi
Tubektomi
Keutungan dari tubektomi adalah motivasi hanya dilakukan satu kali
saja, evektivitas hampir 100%, tidak mempengaruhi libido seksualis,
kegagalan dari pihak pasien tidak ada. Indikasi tubektomi dilakukan
secara sukarela oleh wanita yang memenuhi syarat yaitu : umur termuda
25 tahun dengan anak 4 hidup, umur 30 tahun dengan anak 3 hidup,
umur 35 tahun dengan 2 anak hidup.
b. Kontrasepsi teknik
Coitus Interruptus (senggama terputus)
Ini adalah kontrasepsi tertua dan masih banyak digunakan sampai saat
ini. Keuntungan penggunaan cara ini adalah tidak membutuhkan biaya,
alat-alat, maupun persiapan. Akan tetapi efektivitas cara ini secara
umum dianggap masih kurang karena sering terjadi kegagalan. Banyak
hal yang menyebabkan terjadinya kegagalan pada metode ini
diantaranya: adanya pengeluaran air mani sebelum ejakulasi yang dapat
mengandung sperma, terlambatnya pengeluaran penis dari vagina,
pengeluaran semen dekat vagina dapat menyebabkan kehamilan.
Gambar 3. IUD
Efek samping penggunaan AKDR adalah perdarahan, rasa nyeri dan
kejang di perut, eksplusi ( pengeluaran sendiri). Komplikasi panggunaan AKDR
adalah infeksi, perforasi dan kehamilan.
Kontra indikasi pemasangan AKDR
1. kontra indikasi mutlak
Kehamilan, adanya infeksi yang aktif pada traktus genitalis, adanya
tumor yang ganas, metroragia yang berlum di sembuhkan.
2. Kontra indikasi relative
Mioma uteri, insufisiensi servix uteri, uterus dengan perut pada
dindingnya, dan erosi porsiones uteri.
d. Kontrasepsi Hormonal
Pil Kontrasepsi
Pil-pil kontrasepsi hormonal terdiridari komponen erterogen dan
komponen progestan, atau salah satu dari komponen itu. Mekanisme
kerja pil yang mengandung esterogen adalah dengan menekan sekresi
dari FSH sehingga maturitas dari foikel dan ovarium trganggu. Karena
pengaruh eterogen dari ovarium tidak ada, tidak terdapat pengeluaran
LH. Di tegah-tengah daur haid pengaru FSH dan LH sagat kurang
sehingga menyebabka gangguan dari ovulasi. Komponen progesterone
yang terkandung didalam pil kombiasi adalah memperkuat daya
esterogen untuk mencegah terjadinya obulasi. Sedangkan progesterone
dalam jumlah yang cukup tinggi dapat mempengaruhi ovulasi. Efek
samping dari penggunaan pil kombinasi adalah efek esterogenik (mual,
retensi cairan, sakitkepala, fluor albus), efek androgenic atau efek
metabolik.
Gambar 4. Kontrasepsi pil
Kontraindikasi penggunaan kontrasepsi pil
1. Kontra indikasi mutlak
Yang termasuk kontraindikasi mutlak diantaranya tumor yang
dipengaruhi hormone eterogen dan progesterone, penyakit liver aktif
yang akut dan kronis, diabetes mellitus, dan kehamilan.
2. Kontraindikasi relatif diantaranya depresi, migrein, mioma uteri,
hipertensi dan amenore dan oligomenorea. Pembagian pil kombinasi
pada wanita yang mempunyai kelainan tersebut diatas harus diawasi
secara teratur, dan terus menerus.
Obat Suntikan ( depo Provera)
Depo-provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan untuk
tujuan kontrasepsi parentral, mempunyai efek progesterone yang kuat
dan sangat efektif. Mekanisme kerja obat ini menghalangi terjadinya
ovulasi dengan menekan pembentukan Releasing Factor dari
hipotalamus, menyebabkan lender serviks bertambah kental, sehingga
menghambat penetrasi sperma. Keuntungan menggunakan depot ialah
efektivitasnya yang tinggi, sederhana pemakaiannya, cocok untuk ibu-
ibu yang menyusui anak, dan bersifat reversible. Kekurangan metode ini
ialah sering menimbulkan perdarahan yang tidak teratu dan amenore.
Gambar 6. Norplant