Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh eksotoksin dari
Clostridium tetani. Clostridium tetani merupakan bakteri gram positif yang bersifat anaerob. Clostridium tetani menghasilkan dua macam eksotoksin yaitu tetanospasmin dan tetanolisin. Penyebab utama tetanus adalah tetanospasmin yang bersifat neurotoksin.
Mekanisme terjadinya tetanus disebabkan karena tetanospasmin yang
dapat memecah VAMP (vesicle-associated membrane protein) sehingga terjadi hambatan dalam pelepasan GABA (Gamma Aminobutyric Acid) dan glisin. Hal ini dapat menyebabkan tidak terkontrolnya pelepasan asetilkolin sehingga kontraksi otot menjadi berlebihan.
Manifestasi klinis yang muncul karena toksin tetanus adalah terjadinya
hiperaktivitas otot rangka pada seluruh tubuh. Sehingga akan terjadi kekakuan otot rangka. Manifestasi klinis tersebut antara lain seperti trismus/lockjaw, rhisus sardonicus, opistotonus, perut kaku seperti papan, kejang umum tonik tanpa disertai hilangnya kesadaran, retensi urine dan terjadi overaktivitas simpatis.
Dalam menegakkan diagnosis tetanus, kita perlu mencari adanya port de
entry untuk masuknya bakteri Clostridium tetani. Selain itu kita juga melihat dari berbagai macam manifestasi klinis yang muncul. Hal ini disebabkan karena tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk menegakkan diagnosis tetanus.
Penatalaksaan tetanus harus dilakukan sesegera mungkin dan setepat
mungkin. Terdapat tiga macam prinsip dalam penatalaksanaan tetanus yaitu mengatasi akibat eksotoksin yang sudah terikat pada susunan saraf pusat, menetralisasi toksin yang masih beredar di dalam darah dan menghilangkan kuman penyebab tetanus. Sehingga dengan prinsip tersebut diharapkan proses penyembuhan dan prognosis tetanus menjadi lebih baik walaupun biasanya terjadi lambat sekitar 2-4 bulan.