Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

SUMBER PEMBIAYAAN

MATA KULIAH : MANAJEMEN PAJAK

KELOMPOK 3

Hani Kustyanti Kusnadi 1619104004

Fasya Yosifa 1619103006

Diana Siti Mardiana 1619103007

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS WIDYATAMA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PEMILIHAN SUMBER PEMBIAYAAN

Salah satu kunci sukses dalam memulai bisnis adalah melalui pembiayaan.

Pembiayaan tersebut, terdiri dari dua bentuk yaitu melalui pembiayaan internal dan

pembiayaan eskternal. Umumnya, perusahaan lebih cenderung memilih pendanaan

yang berasal dari pembiayaan internal dibandingkan dengan sumber pembiayaan

yang berasal dari pembiayaan eksternal seperti hutang. Apabila digunakan dana yang

berasal dari eskternal urutan pembiayaan yang disarankan perusahaan yaitu, yang

pertama dari laba ditahan, utang dan modal.

Keputusan perusahaan dalam menentukan sumber biaya yang akan digunakan

akan mengasilkan dampak bagi perusahaan tersebut. Ketika sumber pembiayaan

internal digunakan, maka akan timbul opportunity cost, dan ketika biaya eksternal

digunakan, maka akan timbul biaya modal sebesar biaya bunga yang dibebankan

kreditor. Dalam hal ini,fungsi keuangan utama yang dilakukan oleh manajer

keuangan dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan aktivitas pencarian

biaya perlumempertimbangkan hal-hal dalam pemenuhan kebutuhan biaya

perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah

1. Menjelaskan Dan Menganalisis Dampak Dari Menahan Laba (Pendanaan

Internal)

2. Dampak Mendanaan Melalui Modal (Equity Financing Dan Distribusi

Laba (Distributing Dividend)

3. Dampak Dari Pendanaan Dari Hutang (Debt Financing) Terutama Oleh

Pemegang Sahamnya

4. Menjelaskan Pengertian Dan Contoh Factoring And Leasing

5. Contoh Penerapan Hybrid Financial Instruments Dan Menganalisis

Manajemen Perpajakan Dari Onshore Versus Offshore Financing.


BAB II

PEMBAHASAN

RETAINED EARNING

Laba yang tidak dibagi, merupakan sebagian atau keseluruhan laba yang diperoleh

perusahaan yang tidak dibagikan oleh perusahaan kepada pemegang saham dalam

bentuk dividen.

Jumlah laba yang tidak dibagi ini dapat digunakan oleh perusahaan untuk tambahan

modal atau untuk memperbesar modal perusahaan. Keputusan untuk membagi atau

tidak atas Laba Ditahan kepada pemegang saham akan ditentukan dalam Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS).

Laba Ditahan (Retained Earnings) dalam penyajian laporan Neraca ada pada posisi

Pasiva. Laba Ditahan (Retained Earnings) merupakan kumpulan laba tahun berjalan

dari sejak tahun pertama perusahaan berdiri sampai dengan sekarang setelah

dikurangi dengan dividen yang dibagi.

Laba Ditahan (Retained Earnings) biasanya ada pada perusahaan yang berbentuk PT

(Perseroan Terbatas). Salah satu cara bagi pemilik perusahaan mengetahui bagaimana

kinerja dari perusahaannya selama beberapa tahun adalah dengan mengetahui

bagaimana pertumbuhan Laba Ditahan (Retained Earnings).


Perlakuan Perpajakan Atas Laba Ditahan (Retained Earnings)

 Laba Ditahan (Retained Earnings) bukan merupakan objek pajak penghasilan

karena sudah dikenakan pajak pada saat sebagai laba tahun berjalan. Jadi Laba

Ditahan (Retained Earnings) adalah laba komersial setelah dikurangi pajak

penghasilan.

 Laba Ditahan (Retained Earnings) akan dikenakan pajak penghasilan apabila

dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen dengan syarat-syarat

tertentu.

 Pada prakteknya untuk menghindari pajak penghasilan perusahaan seringkali

membagikan dividen secara terselubung, misalnya berbentuk tambahan

saham, pemberian harta dan lain-lain.

 Apabila perusahaan membagikan dividen secara terselubung apabila diketahui

oleh kantor pajak akan dikenakan pajak penghasilan serta sanksi dibidang

perpajakan.

 Dalam perusahaan berbentuk CV (Perseroan Komanditer) tidak terdapat Laba

Ditahan (Retained Earnings) karena digabungkan dengan modal dari CV

(Perseroan Komanditer).

 Dalam perusahaan berbentuk CV (Perseroan Komanditer) apabila pemilik

mengambil uang atau apapun dari perusahaan baik yang berasal dari laba
tahun berjalan maupun laba tahun-tahun sebelumnya bukan merupakan objek

pajak penghasilan, karena merupakan pengambilan prive.

Dampak dari Menahan Laba

Metode pendanaan internal ini tidak praktis ketika suatu perusahaan baru

memulai bisnisnya. Alasannya, setiap ada aliran arus kas positif atas kegiatan operasi

(atau penjualan aset) dipakai untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Namun, jika

dalam perencanaan jangka panjang, perusahaan dapat merencanakan suatu transisi

dari pembiayaan eksternal berubah menjadi pembiayaan internal.

Laba ditahan secara umum bukan merupakan suatu pembatasan pembayaran,

sebagai tambahan, dengan menggunakan pembiayaan internal maka akan membuat

suatu perusahaan tumbuh tanpa memberikan kewenangan manajemen (atau bagian

dari peningkatan nilai perusahaan di masa depan) kepada pemilik modal baru. Jika

perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan

pembentukan dana intern (pembiayaan internal) akan semakin besar. Tetapi jika

perusahaan menahan labanya secara berlebihan terutama dengan tujuan menghindari

pajak juga dilarang. Dengan tidak pernah membagi deviden maka para pemegang

saham tidak terkena pajak deviden, hanya terkena pajak Capital Gains saja.

Ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan

bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang rendah daripada

yang tinggi.
 Pertumbuhan laba mungkin dianggap menghasilkan kenaikan harga

saham, dan keuntungan modal yang pajaknya rendah akan menggantikan

dividen yang pajaknya lebih tinggi.

 Pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual. Karena adanya

efek nilai waktu, satu dolar pajak yang dibayarkan di masa

mendatang mempunyai biaya efektif yang lebih rendah daripada satu dolar

yang dibayarkan hari ini.

 Jika selembar saham dimiliki seseorang sampai meninggal sama sekali tidak

ada pajak keuntungan modal yang terutang, ahli waris yang

menerima saham itu dapat menggunakan nilai saham pada hari kematian

sebagai dasar biaya mereka, dengan demikian mereka terhindar dari pajak

keuntungan modal.

Karena adanya keuntungan – keuntungan pajak ini, para investor mungkin

lebih suka perusahaan menahan sebagian besar laba perusahaan. Jika demikian maka

para investor akan mau membayar lebih tinggi untuk perusahaan yang pembagian

dividennya rendah daripada perusahaan sejenis yang pembagian dividennya

tinggi.

Adanya upaya terjadinya penghindaran pajak dari bagian laba ditahan

tersebut. Seharusnya, laba ditahan akan dikenai pajak penghasilan apabila telah

dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen. Namun praktiknya, untuk

menghindari pajak penghasilan, perusahaan sering kali membagikan dividen secara


terselubung. Perilaku menahan laba dan menghindari pajak dividen itulah yang akan

berimplikasi pada tergerusnya penerimaan pajak.

PENDANAAN MODAL

Sebagian besar analisis ekonomi teknik berkaitan dengan total modal yang

digunakan, tanpa memperhatikan dari mana sumber modal tersebut diperoleh; oleh

karena itu, analisis ekonomi teknik lebih cenderung mengevaluasi proyeknya itu

ketimbang kepentingan para penyedia modal. Pembiayaan dapat dilakukan dengan

dua cara.

1. Pendanaan Dengan Modal Pinjaman

Jika tambahan modal diperlukan hanya untuk jangka waktu relatif pendek, biasanya

kurang dari lima tahun dan lebih sering lagi kurang dari dua tahun, perusahaan dapat

meminjam dana dari sebuah bank atau agen peminjaman lainnya dengan

menandatangani sebuah surat utang (note) jangka pendek. Surat utang merupakan

janji tertulis untuk membayar kembali jumlah yang dipinjam berikut sejumlah bunga,

pada tanggal tertentu di masa datang. Agen peminjaman biasanya memerlukan aset

berwujud (tangible) sebagai jaminan pinjaman atau setidaknya akan membuat

kepastian bahwa posisi keuangan perusahaan peminjam dapat diandalkan sehingga

hanya terdapat risiko minimal.


a. Obligasi Jangka Panjang.

Obligasi pada dasarnya adalah surat utang (note) jangka panjang dari peminjam

untuk si pemberi pinjaman, dengan ketentuan jangka pembayaran kembali serta

persyaratan-persyaratan lainnya. Jika nilai nominal obligasi telah dibayar, obligasi

dikatakan telah dibatalkan (retired) atau ditebus (redeemed). Tingkat suku bunga

yang dicantumkan dalam obligasi disebut sebagai bond rate dan pembayarannya

dihitung dari perkalian nilai nominal dengan tingkat bunga obligasinya.

b. Penebusan Obligasi.

Obligasi menggambarkan utang dan bunga obligasi merupakan biaya dalam

menjalankan bisnis. Selain biaya periodik, perusahaan juga harus melihat tanggal

jatuh tempo obligasi tersebut dan membayar kembali jumlah pokoknya kepada

pemegang obligasi. Dibawah ini adalah siklus hidup pendanaan sebuah obligasi.

Dampak pendanaan melalui modal (equity financing)

Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana. Pemenuhan dana tersebut

dapat berasal dari sumber intern ataupun sumber ekstern. Namun umumnya

perusahaan cenderung menggunakan modal sendiri sebagai modal permanen dari

pada modal asing yang hanya digunakan sebagai perlengkap apabila dana yang

diperlukan kurang mencukupi. Karena itu, para manajer keuangan dengan tetap

memperhatikan cost of capital perlu menentukan struktur pendanaan dalam upaya


menetapkan apakah kebutuhan dana perusahaan dipenuhi dengan modal sendiri

ataukah dipenuhi dengan modal asing.

Dalam melakukan keputusaan pendanaan, perusahaan dituntut untuk

mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi sumber-sumber dana ekonomis

guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya.

2. Pendanaan Dengan Modal Ekuitas

Jika sebuah proyek dibiayai 100% modal ekuitas, maka analisis ekonomi teknik

dapat dilakukan tanpa secara eksplisit menetapkan biaya modal sebagai sebuah

beban. Artinya, bunga yang dibebankan itu dan resiko bisnis yang berkaitan

dengan modal utang dapat diabaikan sehingga analisis dapat disederhankan.

Jadi dampak dari pendanaan dari pinjaman dan ekuitas adalah jika pemberi

modal pinjaman tidak memperoleh bagian dari keuntungan yang dihasilkan

penggunaan modal, tentu bunga yang mereka peroleh berasal dari pembiayaan

perusahaan. Bagi perusahaan, Bunga yang mereka bayarkan untuk pinjaman

adalah beban yang dapat dikurangkan dari pajak (tax deductible).

Mempertimbangkan pengembalian yang diharapkan (expected return) dan resiko

pengembalian adalah bagian dari investor ekuitas atas laba perusahaan dalam

bentuk distribusi laba atau reinvestasi laba. Distribusi laba adalah pembayaran

dividen kepada pemegang saham. Dividen dapat dibayar langsung dalam bentuk

tunai atau deviden saham, atau secara tidak langsung melalui pembelian kembali

saham.
Untuk para investor, pemilihan waktu pembayaran dapat direkayasa sehingga

pembayaran dilakukan dalam meminimalisasi pajak. Dividen dapat dibayarkan

ketika tarif pajak menurun, atau dividen terbatas dapat dibayarkan, sehingga

pengembalian saham dilakukan dalam rangka pemberian penghargaan. Dengan

demikian, pajak ditunda dan kemudian ditransformasi ke dalam penghasilan dari

keuntungan modal yang dipajaki dengan tarif rendah.

a. Saham biasa

Nilai saham biasa merupakan sebuah ukuran terhadap laba/keuntungan yang akan

diterima melalui kepemilikan saham, dan tergantung kepada faktor dividen dan harga

pasar. Harga pasar akan dipengaruhi oleh dividen, kondisi perekonomian secara

umum. Harga pasar dapat secara drastis berubah oleh adanya spekulasi yang

menyebabkan tidak akuratnya lagi harga pasar sebagai ukuran nilai saham aktual.

b. Laba ditahan

Biaya jenis modal ini (laba ditahan) biasanya diasumsikan identik dengan tingkat

pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham biasa. Alasannya adalah laba

ditahan diinvestasikan kembali didalam perusahaan dan biaya peluang (opportunity

cost) pemilik perusahaan (pemegang saham) setidaknya harus sebesar ea. Jika tidak,

dana ini akan didistribusikan sebagai dividen.


c. Dana penyusutan

Dana yang disisihkan sebagai cadangan penyusutan biasanya ditahan dan digunakan

dalam sebuah usaha. Dana ini dapat diinvestasikan kembali dan menjadi sumber

modal internal penting untuk mendanai proyek baru. Sebagai akibatnya, dana

penyusutan memberikan dana investasi yang terus berputar yang dapat digunakan

untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian, dana tersebut, merupakan

sebuah sumber modal penting untuk mendanai usaha baru perusahaan. Jelas bahwa

penyusutan harus dikelola dengan baik sehingga tersedia modal yang diperlukan

untuk menggantikan kembali peralatan penting ketika waktu penggantian tiba.

Dampak Dari Distribusi Laba (distributing dividend)

Distribusi laba kepada para pemegang saham disebut juga dividen. Pembagian

deviden dapat dilakukan dengan 4 bentuk: (a) uang tunai (kas), (b) harta selain kas,

(c) surat utang (scrip dividen), (d) saham perusahaan itu sendiri (stock dividen).

Kebanyakan distribusi dividen menyebabkan berkurangnya jumlah saldo laba,

pengecualian terhadap pengurangan dimaksud berlaku untuk (a) dividen saham

dalam bentuk pemecahan saham, (b) dividen likuidasi (pembagian aktiva kepada

seluruh persero untuk mengembalikan seluruh atau sebagian modal resmi

perusahaan, dan (c) pembagian lainnyayang bukan merupakan dividen dalam

pengertian akuntansi komersial, tetapi diperlakukan seperti itu dalam ketentuan

perpajakan.
Untuk tujuan pajak, pengertian dividen lebih luas dari apa yang disebutkan

itu. Penjelasan pasal 4 (1) (g) UU PPh 1984 memasukkan 6 elemen dalam pengertian

dividen, yaitu (a) pencatat tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran; (b)

penerima atau perolehan dari pembelian kembali sebagaian atau seluruh saham yang

disetor; (c) pembayaran kembali sebagian atau seluruh penyetoran modal, sepanjang

terdapat laba dari tahun-tahun lampau. Kecuali dalam pengecilan modal statute; (d)

pembayaran kepada atau penerbitan tanda-tanda laba; (e) laba yang dibagikan

kepada pemegang obligasi yang berpartisipasi dalam laba; (f) pengeluaran

perusahaan untuk keperluan pribadi persero yang dibebankan sebagai biaya

perusahaan. Selain itu, setiap transaksi bisnis antara perusahaan dan persero dengan

harga yang kurang wajar terdapat elemen yang dapat dikarakterisasikan sebagai

deviden. Demikian juga penghapusan piutang kepada pemegang saham.

Dalam pembagian deviden terdapat tiga tanggal untuk dipertimbangkan, yaitu

tangggal pengumuman, pendaftaran, dan pembayaran. Deviden resmi terutang oleh

badan saat secara resmi dilakukan pengumuman pembagian deviden. Untuk tujuan

pemajakan, sesuai dengan ketentuan pasal 23 dan pasal 26, dengan terutangnya

deviden itu terutang pula PPh pasal 23 dan pasal 26.

Adakalanya, dividen dibagikan dalam bentuk barang (selain kas) misalnya

sekuiritas (perusahaan lain). Secara komersial, terdapat dua alternative penilaian

barang yang dibagikan perusahaan itu, yaitu menurut nilai buku dan menurut nilai

pasar (mungkin dengan penilian dan penyesuaian). Apabila dinilai, menurut harga
pasar akan menimbulkan laba (rugi) bagi perusahaan. Dalam ketentuan perpajakan

disebutkan nilai yang dipakai adalah harga pasar.

Dengan alas an likuiditas, perusahaan dapat membagikan deviden dalam

bentuk obligasi, promes atau surat utang yang lain (scrip dividend). Apabila atas

utang scrip dividend dibayar bunga masa pembayaran itu merupakan biaya

perusahaan. scrip dividend juga menimbulkan permasalahan PPh Pasal 23 dan Pasal

26 sama seperti dalam kasus dividen barang.

Demikian juga kalau perusahaan membagi dividen saham (scrip dividend),

akan memunculkan kasus PPh pasal 23 dan Pasal 26. Saham yang dibagi dapat

berasal dari (a) saham dalam portepel; (b) pencetakan baru; (c) treasury stock. Pada

umumnya, dividen tidak dibagikan kepada pemegang treasury stock yang berupa

perusahaan sendiri, melaingkan dapat dibagikan sebagai dividen kepada para

persero. Perkiraan saldo laba didebet dengan nilai pasar merupakan agio (disagio)

transaksi treasury stock.

Apabila dividen dibayarkan untuk pengecilan saldo laba maka muncul dividen

likuidasi. Untuk tujuan pemajakan. Dividen likuidasi yang melibihi setoran

dikenakan pajak penghasilan yang juga harus dipotong oleh perusahaan pembagi

dividen kecuali dividen itu dibagikan kepada perseroan terbatas, koperasi, yayasan,

dan organisasi sejenis.


Dampak dari Pendanaan Melalui Modal (Equity Financing) dan Distribusi

Laba ( Distributing Dividend)

Dampak dari Pendanaan Melalu Modal dapat dibedakan dengan dua Pendanaan Modal,

yaitu :

1. Pendanaan Dengan Modal Pinjaman

Jika tambahan modal diperlukan hanya untuk jangka waktu relatif pendek, biasanya kurang dari

lima tahun dan lebih sering lagi kurang dari dua tahun, perusahaan dapat meminjam dana dari

sebuah bank atau agen peminjaman lainnya dengan menandatangani sebuah surat utang (note)

jangka pendek. Surat utang

merupakan janji tertulis untuk membayar kembali jumlah yang dipinjam berikut se

jumlah bunga,pada tanggal tertentu di masa datang. Agen peminjaman biasanya memerlukan

aset berwujud (tangible) sebagai jaminan pinjaman atau setidaknya akan membuat kepastian

bahwa posisi keuangan perusahaan peminjam dapat diandalkan

sehinggahanya terdapat risiko minimal.

2. Pendanaan Dengan Modal Ekuitas

Jika sebuah proyek dibiayai 100% modal ekuitas, maka analisis ekonomi teknik

dapat dilakukan tanpa secara eksplisit menetapkan biaya modal sebagai sebuah

beban. Artinya, bunga yang dibebankan itu dan resiko bisnis yang berkaitan

dengan modal utang dapat diabaikan sehingga analisis dapat disederhankan.


Jadi dampak dari pendanaan dari pinjaman dan ekuitas adalah jika pemberi

modal pinjaman tidak memperoleh bagian dari keuntungan yang dihasilkan

penggunaan modal, tentu bunga yang mereka peroleh berasal dari pembiayaan

perusahaan. Bagi perusahaan, Bunga yang mereka bayarkan untuk pinjaman

adalah beban yang dapat dikurangkan dari pajak (tax deductible).

Mempertimbangkan pengembalian yang diharapkan (expected return) dan resiko

pengembalian adalah bagian dari investor ekuitas atas laba perusahaan dalam

bentuk distribusi laba atau reinvestasi laba. Distribusi laba adalah pembayaran

dividen kepada pemegang saham. Dividen dapat dibayar langsung dalam bentuk

tunai atau deviden saham, atau secara tidak langsung melalui pembelian kembali

saham.

Untuk para investor, pemilihan waktu pembayaran dapat direkayasa sehingga

pembayaran dilakukan dalam meminimalisasi pajak. Dividen dapat dibayarkan

ketika tarif pajak menurun, atau dividen terbatas dapat dibayarkan, sehingga

pengembalian saham dilakukan dalam rangka pemberian penghargaan. Dengan

demikian, pajak ditunda dan kemudian ditransformasi ke dalam penghasilan dari

keuntungan modal yang dipajaki dengan tarif rendah.


DEBT FINANCING

Modal kerja yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk menjalankan

kegiatan bisnis tidaklah sedikit. Oleh sebab itu, perusahaan seringkali

mengandalkan pihak luar sebagai ladang dana untuk memenuhi kebutuhan

modal kerja, salah satunya melalui pembiayaan utang atau debt financing.

Debt financing ialah mekanisme pendanaan melalui jalur pinjaman

(utang) yang didapat dari pihak lain di luar pendanaan internal. Dalam hal ini,

pihak yang memberi pinjaman akan berstatus sebagai kreditur, di mana ia

berhak atas pengembalian utang yang diberikan, baik pokok utang maupun

bunganya.

Berbeda dengan pembiayaan ekuitas yang mengharuskan perusahaan

penerima modal kehilangan sebagian kepemilikan saham, dalam debt

financing perusahaan hanya berkewajiban untuk melunasi utang berikut

dengan bunga sehingga persentase kepemilikan saham dalam perusahaan

tidak berkurang sedikit pun.

Bentuk Debt Financing

Penerbitan obligasi merupakan bentuk debt financing yang paling

popular di antara bentuk-bentuk lainnya seperti tagihan, pinjaman bank, atau

wesel. Obligasi sendiri ialah surat utang berjangka waktu lebih dari setahun
dengan suku bunga tertentu yang dikeluarkan perusahaan untuk menghimpun

dana dari investor (kreditur).

Ketika obligasi diterbitkan, investor yang membeli obligasi tersebut

akan menyediakan dana sesuai dengan jumlah pinjaman yang ditawarkan

perusahaan. Adapun jumlah pinjaman (pokok obligasi) tersebut wajib

dibayarkan kembali oleh perusahaan sesuai tanggal yang disepakati.

Selain pokok obligasi, investor juga berhak atas pembayaran kembali

bunga atau kupon obligasi setiap tahunnya sesuai dengan suku bunga tertentu.

Keunggulan Debt Financing

Mengandalkan debt financing sebagai sumber pendanaan perusahaan

merupakan pilihan yang tepat. Sebab, debt financing mempunyai beberapa

keunggulan seperti yang berikut ini.

1. Persentase saham tidak berkurang

Keunggulan utama dari debt financing, yaitu pemegang saham

dalam perusahaan tersebut dapat mempertahankan persentase

kepemilikan saham. Hal itu terjadi lantaran dalam debt financing

tidak melibatkan aksi jual-beli ekuitas (saham). Selain itu, tidak

pula ada penerbitan saham baru yang akan menyebabkan

terjadinya dilusi saham.


2. Pertahanan kontrol perusahaan tidak terintervensi

Jika dalam pembiayaan ekuitas seorang pemodal berpotensi besar

menjadi pemegang kontrol dalam perusahaan melalui hak suara

dan kepemilikan saham mayoritas, hal itu tidak terjadi pada debt

financing. Sebab, dalam debt financing, seorang kreditur hanya

berhak atas pengembalian pokok dan bunga pinjaman sehingga

tidak memiliki hak suara dalam penentuan kebijakan perusahaan.

3. Perencanaan lebih mudah

Perlu digarisbawahi bahwa penerbitan obligasi maupun jenis utang

lainnya mempunyai jangka waktu dan besaran pembayaran (pokok

dan bunga) yang sudah ditetapkan di awal. Dengan demikian,

perusahaan dapat mengetahui persis berapa jumlah pokok dan

bunga yang akan dibayar setiap bulannya. Hal itu akan

memudahkan perusahaan dalam membuat perencanaan anggaran

yang lebih matang.

Kekurangan Debt Financing

Kendati debt financing amat diandalkan karena keunggulan yang

dimilikinya, tentu saja ada faktor risiko atau kekurangan yang melengkapi.

Berikut adalah tiga kekurangan utama dalam debt financing.


1. Persyaratan kualifikasi

Persyaratan kualifikasi menjadi kekurangan pertama yang dimiliki

debt financing. Pasalnya, perusahaan membutuhkan

pemeringkatan kredit yang cukup baik untuk dapat menerima

pembiayaan dari kreditur. Hal itu berkaitan langsung dengan

kredibilitas perusahaan yang akan menambah kepercayaan

investor.

2. Disiplin

Sebuah perusahaan yang tidak disiplin secara keuangan akan sulit

menjalankan mekanisme debt financing. Sebab, dalam debt

financing perusahaan yang menerima pendanaan harus secara

disiplin membayar pinjaman dan bunga setiap bulannya dengan

tepat waktu. Oleh karena itu, bisnis suatu perusahaan yang

bergantung pada pembiayaan utang dianggap mempunyai risiko

yang lebih besar oleh calon investor.

3. Jaminan

Memang benar bahwa dalam debt financing, perusahaan tidak akan

kehilangan ekuitasnya. Namun, perusahaan penerima debt

financing berpotensi untuk kehilangan aset yang dijadikan sebagai

jaminan atas pinjaman tersebut.

1. Dampak dari Pendanaan melalui Utang (Debt Financing) Terutama oleh

Pemegang Sahamnya
Utang merupakan salah satu bentuk pendanaan yang dipilih oleh perusahaan

untuk mendanai kegiatan operasionalnya. para pemegang saham cenderung

menghindari utang yang ekstream baik utang jangka pendek maupun utang jangka

panjang, karena akan menurunkan nilai perusahaan. Jika dipaksakan memungkinkan

munculnya biaya kebangkrutan yang terdiri dari legal fee dan distress price (aset

perusahaan yang dihargai murah sewaktu dinyatakan bangkrut).

Pendanaan berupa utang dibagi menjadi dua yaitu: utang jangka pendek

(kurang dari satu tahun) lazim digunakan untuk kebutuhan jangka pendek terdiri atas

hutang dagang dan kewajiban yang masih harus dibayar seperti upah dan pajak, dan

utang jangka panjang merupakan hutang yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu

tahun, biasanya berbentuk hipotek dan obligasi. Jika terjadi likuidasi, kreditor akan

dibayar terlebih dahulu dari hasil penjualan aktiva tetap yang digunakan sebagai

jaminan dalam perjanjian kreditnya, dimana hal tersebut diukur menggunakan rasio

solvabilitas/leverage yaitu kemampuan perusahaan untuk melunasi

seluruh utang yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. yang

dapat membawa dampak menguntungkan atau merugikan.

Risiko mempengaruhi pilihan pembiayaan termasuk risiko operasi dan risiko

keuangan. Risiko operasi dapat dihasilkan dari siklus ekonomi. Jika siklus ekonomi

atau perusahaan menurun maka arus uang akan menurun, ini mempengaruhi

kemampuan perusahaan membayar bunga dan pokok bunga. Risiko keuangan muncul

dari fluktuasi tingkat bunga. Karena utang memiliki risiko keuangan yang tinggi.
Tetapi, biaya bunga sering lebih rendah daripada pembiayaan utang. Alasan

utamanya adalah bahwa pembayaran bunga pada umumnya dapat mengurangi pajak.

Dalam situasi ini, mereka bertindak sebagai pelindung pajak (tax shield) untuk

mengurangi keseluruhan pajak entitas. Tetapi makin tinggi menggunakan utang,

maka makin tinggi risiko kebangkrutan, hal ini menurunkan EVA.

Nilai tambah juga menurun pada beberapa poin karena pemberi pinjaman

membebankan tingkat bunga lebih tinggi untuk tambahan bunga sebagai risiko

kegagalan perusahaan yang meningkat. Ini menetralkan peningkatan pengembalian

dari investasi solvabilitas.

Struktur modal- perpaduan terbaik antara utang dan modal-berfariasi

brdasarkan industri dari waktu ke waktu. Peminjam dapat membuat patokan terhadap

norma industri dan menyedikan pinjaman lebih kepada perusahaan dalam industri

tertentu. Juga, perusahaan dengan tarif pajak yang tinggi memperoleh keuntungan

dari utang karena perlindungan pajak.

Contoh :

Suatu perusahaan dengan tarif pajak 40% yang meminjam dengan bunga 8%,

maka perusahaan mempunyai biaya utang setelah pajak dari rumus Kd= r(1-t) sebesar

8% (1-40%) = 4,8% adalah utang setelah pajak. Perusahaan lain dengan tarif pajak

sebesar 70% dengan bunga sebesar 8%, maka biaya utang setelah pajak adalah

sebesar 2,4%.
FACTORING

Dalam kondisi normal, ketika perusahaan memperoleh piutang dari pelanggan.

Piutang tersebut akan ditagihkan ke pelanggan sehingga dapat memperoleh kas.

Ketika kas diperoleh piutang akan hilang dan kas perusahaan akan bertambah. Itu

adalah keadaan normalnya, pada kondisi sekarang sudah terjadi perubahan dan sudah

mulai banyak perusahaan yang melakukan penjualan piutangnya ke entitas lain. Hal

ini dilakukan untuk segera memperoleh kas, dan mempercepat cash to cash operating

cycle. Kegiatan melakukan penjualan piutang ke pihak lain disebut dengan factoring

atau anjak piutang.

Adapun Alasan perusahaan melakukan anjak piutang diantaranya adalah :

1. Jika perusahaan dalam keadaan terdesak dimana, keadaan kas menipis,

kemampuan untuk memperoleh pinjaman dana akan berkurang, sehingga kas

tipis ini kan sulit digunakan untk pembayaran bunga pinjaman.

2. Waktu dan biaya yang dikeluarkan bila melakukan penagihan memakan

waktu lama dan biaya besar.

Aktivitas anjak piutang akan terlibat tiga entitas yaitu :

1. Nasabah adalah pihak pihak yang menjual piutang.

2. Perusahaan anjak piutang adalah perusahaan pembiayaan ataupun bank yang

membeli piutang dari nasabah.

3. Debitur adalah pihak yang memiliki utang kepada nasabah.


Skema Transaksi dalam aktivitas anjak piutang dapat dilihat dalam skema di bawah

ini :

Sumber : https://www.slideshare.net/heckaathaya/presentasi-pembiayaan

Leasing

Leasing adalah suatu kontrak antara pemilik aktiva yang disebut dengan lessor dan

pihak yang memanfaatkan aktiva tersebut yang disebut lessee untuk jangka waktu

tertentu. Salah satu manfaat dari leasing adalah lessee dapat memanfaatkan aktiva

tersebut tanpa harus memiliki aktiva tersebut. Sebagai kompensasi manfaat yang

dinikmati, maka lessee mempunyai kewajiban membayar secara periodik sebagai


sewa aktiva yang digunakan. Manfaat lain adalah bahwa lessee tidak perlu

menanggung biaya perawatan, pajak dan asuransi.

Bentuk-bentuk leasing adalah :

1. Sale and lease stock

2. Operating lease, dan

3. Financial and capital leases

Hybrid Financialn Istruments

Dalam inovasi instrumen keuangan dengan menggunakan hybrid financial instrument

akan memberikan keuntungan bagi perusahaan saaat menghadapi risiko investasi

yang besar. Karakteristik yang mencampurkan karakteristik instrumen utang dan

sekaligus karakteristik instrument modal, dapat dilihat dalam tabel berikut.

Menurut Duncan, hybrid financial instruments didefinisikan sebagai instrumen

keuangan yang memiliki karakteristik ekonomi yang tidak konsisten, baik secara
parsial maupun keseluruhan terhadap bentuk legalnya. Sementara itu, OECD

mendefinisikan hybrid financial instruments sebagai instrumen keuangaan yang

diklasifikan berbeda diantara negara-negara yang terlibat dalam transaksi instrumen

tersebut, misalnya sebagai pinjaman di satu negara dan sebgai model negara lainnya.

OFFSHORE

Perusahaan Offshore

Perusahaan lepas pantai merujuk pada mereka yang mendaftar di negara tertentu yang

menawarkan opsi pajak preferensial. Perusahaan yang beroperasi di luar negeri sering

kali dapat menyesuaikan diri dengan cepat dengan perbedaan budaya dan perbedaan

bahasa. Karena fleksibilitas dan kapasitas mereka untuk beradaptasi dengan

lingkungan kerja yang berbeda, mereka dapat mengambil keuntungan dari

keuntungan seperti penghematan biaya tinggi dan akses yang lebih baik ke tenaga

kerja terampil.

Biasanya, mendaftar sebagai perusahaan lepas pantai sederhana dan mudah.

Prosesnya juga membutuhkan sedikit waktu dan uang untuk bisa melaluinya. Namun,

ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi perusahaan untuk mendaftar dan

mempertahankan status sebagai perusahaan lepas pantai. Selain itu, sering ada

pembatasan pada perusahaan lepas pantai yang melarang mereka melakukan bisnis di

negara mana pun yang mereka daftarkan. Selain itu, negara tuan rumah perusahaan

lepas pantai terkadang harus membayar biaya tahunan yang biasanya ditetapkan.
Sebagai gantinya, perusahaan lepas pantai biasanya tidak akan diminta oleh negara

tuan rumah untuk membayar pajak, atau mereka akan dikenakan pajak sangat sedikit.

Selain itu, sejumlah negara tuan rumah menawarkan privasi yang menguntungkan

dan persyaratan keuangan untuk perusahaan lepas pantai. Ini mungkin termasuk tidak

mengharuskan perusahaan lepas pantai untuk menyerahkan laporan keuangan dan

dokumen audit, antara lain. Sebagai bonus tambahan, pemilik perusahaan biasanya

tidak diharuskan untuk tinggal di negara tuan rumah dan bahkan mungkin memiliki

kemampuan untuk mengoperasikan perusahaan mereka dari negara asal masing-

masing.

Perusahaan juga mempertimbangkan offshoring operasi mereka karena banyak

negara tuan rumah memiliki biaya tenaga kerja yang lebih rendah dan lebih banyak

fleksibilitas dalam hal sumber daya yang mereka dapat memanfaatkan proyek yang

diberikan. Oleh karena itu, perusahaan dapat mengimplementasikan proyek baru

dengan lebih cepat.

Sementara perusahaan lepas pantai tentu memiliki sejumlah manfaat ekonomi untuk

memanfaatkan, mendaftar sebagai perusahaan lepas pantai memang memiliki

kekurangannya. Sebagai permulaan, memutuskan yurisdiksi lepas pantai mana untuk

mendaftar membutuhkan waktu dan penelitian. Karena ini merupakan keputusan

besar, banyak perusahaan dapat mengambil manfaat dari mempekerjakan seorang

profesional untuk membantu dalam evaluasi. Langkah penting berikutnya adalah


untuk mempertimbangkan dampak regulasi dan aturan dari yurisdiksi tertentu,

pengaruh mereka terhadap tujuan keseluruhan perusahaan. pada tahap ini sangat

penting untuk memeriksa pajak dan peraturan privasi serta persyaratan pelaporan.

Semua ini harus dipelajari sebelum keputusan dibuat.

Apa itu Offshore?

Istilah lepas pantai mengacu pada lokasi di luar batas nasional seseorang, terlepas dari

apakah lokasi itu berbasis darat atau air. Istilah ini dapat digunakan untuk

menggambarkan bank asing, perusahaan, investasi, dan deposito.

Suatu perusahaan dapat secara sah pindah ke luar negeri untuk tujuan penghindaran

pajak atau untuk menikmati peraturan yang santai. Lembaga keuangan luar negeri

juga dapat digunakan untuk tujuan terlarang seperti pencucian uang dan penggelapan

pajak.

Lepas Pantai dapat merujuk ke berbagai entitas atau akun berbasis asing. Untuk

memenuhi syarat sebagai di luar negeri, akun atau entitas harus berbasis di negara

lain selain dari negara asal pelanggan atau investor. Banyak negara, teritori, dan

yurisdiksi memiliki pusat keuangan lepas pantai (OFC). Ini termasuk pusat-pusat

terkenal seperti Swiss, Bermuda, atau Kepulauan Cayman, dan pusat-pusat yang

kurang terkenal seperti Mauritius, Dublin, dan Belize. Tingkat standar peraturan dan

transparansi sangat berbeda di antara OFC.


Pendukung OFCs berpendapat bahwa mereka meningkatkan aliran modal dan

memfasilitasi transaksi bisnis internasional. Para kritikus berpendapat bahwa

offshoring adalah cara untuk menyembunyikan liabilitas pajak atau keuntungan

haram dari pihak berwenang.

Dalam hal kegiatan bisnis, offshoring sering disebut sebagai outsourcing — tindakan

membangun fungsi bisnis tertentu, seperti manufaktur atau pusat panggilan, di negara

selain negara tempat bisnis paling sering melakukan bisnis. Ini sering untuk

mengambil keuntungan dari kondisi yang lebih menguntungkan di negara asing,

seperti persyaratan upah yang lebih rendah atau peraturan yang lebih longgar, dan

dapat menghasilkan penghematan biaya yang signifikan untuk bisnis.

Bisnis dengan penjualan yang signifikan di luar negeri, seperti Apple Inc. dan

Microsoft Corp, dapat mengambil kesempatan untuk mempertahankan keuntungan

terkait di rekening luar negeri di negara-negara dengan beban pajak yang lebih

rendah. Pada tahun 2018, diperkirakan bahwa lebih dari $ 3 triliun laba ditahan di

luar negeri, di lebih dari 300 perusahaan AS.


ONSHORE

Perusahaan dalam negeri berbeda dari perusahaan luar negeri karena mereka terdaftar

di negara-negara yang tidak menawarkan opsi pajak preferensial. Biasanya,

perusahaan-perusahaan ini berada di negara-negara yang lebih maju secara ekonomi.

Selain itu, tidak seperti perusahaan lepas pantai, perusahaan darat diizinkan untuk

melakukan bisnis di wilayah hukum mana pun yang mereka daftarkan. Juga, tidak

seperti perusahaan lepas pantai, pemilik perusahaan darat biasanya tidak memiliki

privasi sebanyak rekan-rekan lepas pantai mereka karena lebih banyak informasi

tentang perusahaan darat yang diberikan kepada publik. Ini membuat banyak

perusahaan darat lebih tunduk pada kontrol negara.

Manfaat mendaftarkan perusahaan darat sangat banyak. Pertama-tama, perusahaan

tersebut akan mendapat keuntungan dari pengurangan biaya tenaga kerja terampil.

Ini, dikombinasikan dengan tidak adanya hambatan budaya dan bahasa, membuat

outsourcing ke negara lain di daerah asal jauh lebih menguntungkan. Namun, perlu

dicatat dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan di garis tengah dan lepas pantai,

biayanya jauh lebih tinggi.

Ada kelemahan lain untuk membuka perusahaan onshore. Sebagai permulaan,

perusahaan darat sering harus menghabiskan lebih banyak uang dan sumber daya

untuk merekrut dan melatih karyawan tentang proyek. Mereka juga mengalami

kesulitan mempertahankan sumber daya


DAFTAR PUSTAKA

Ikasari, (2017). “Sumber Pembiayaan”


https://www.academia.edu/38332873/Sumber_Pembiayaan. 11/02/2020
https://www.investopedia.com/terms/o/offshore.asp
https://tbffinance.com/what-is-the-difference-between-offshore-onshore-and-mid-
shore-companies/
http://www.wibowopajak.com/2014/03/pengertiandefinisi-laba-ditahan.html

Anda mungkin juga menyukai