Anda di halaman 1dari 10

EFFECT OF DIFFERENT DOSE OF VITAMIN E ADDED TO FEED

DIET ON GONAD MATURATION OF CLIMBING PERCH


(Anabas testudineus Bloch)

By

Nopri Bangun Harahap1), Netti Aryani2), Hamdan Alawi2)

ABSTRACT

The research was conducted from September-November 2014 at the Fish


Hatchery and Breeding Laboratory Faculty of Fisheries and Marine Science
University of Riau. The objective of the research was to examine the optimal
doses of vitamin E added to feed diet on the gonad maturation of the climbing
perch (Anabas testudineus Bloch) such as Gonad Maturation Level, Gonad
Somatic Index (GSI), fecundity and egg diameter. A completetely randomized
design with three replicationwas used and four treatments.The treatmen in this
research were P0 (pellet+Vit E 0 mg), P1 (pellet+Vit E 150 mg), P2 (pellet+Vit E
300 mg) and P3 (pellet + Vit E 450 mg).
The results of research indicate that dosage vitamin E 300 mg was the
best dosage for gonad maturation, reared for 56 days and the total fish reached
Gonad Maturations Level IV 14 individuals (77,78%), Index Gonad Somatic
(IGS) 9,232%, fecundity of 4.010 and egg diameter 0,698mm. The temperature
range from 26-280C, pH 5-6 and DO 4-5 ppm.

Keyword : Vitamin E, Gonad Maturation, Climbing Perch (Anabas testudineus


Bloch)

1)
Student of Faculty of Fisheries and Marine Science, Riau University
2)
Lecture of Faculty of Fisheries and Marine Science, Riau University

Pendahuluan
Ikan betok merupakan jenis habitat perairan menimbulkan suatu
blackwater fish, yaitu ikan yang kekhawatiran terjadinya penurunan
memiliki ketahanan terhadap tekanan populasi ikan betok di kemudian hari
lingkungan dan termasuk jenis ikan (Budiman et al., 2002). Oleh karena
lokal air tawar Indonesia yang itu, untuk melindungi ikan ini dari
banyak tersebar dibeberapa perairan kepunahan perlu dilakukan budidaya.
umum di pulau Kalimantan, Di daerah Riau ikan betok
Sumatera dan Jawa. Penangkapan belum banyak dibudidayakan.Salah
terhadap ikan betok di alam semakin satu kendalanya adalah belum
meningkat dan terjadinya kerusakan adanya benih untuk menunjang
kegiatan tersebut. Permasalahan Kampar dengan panjang 8-10 cm
yang ingin diatasi adalah melakukan dengan berat 10-14 g, wadah
pematangan ikan betok secara penelitian berupa bak fiber
terkontrol sehingga benih dapat berjumlah 12 buah, pakan buatan
diperoleh secara optimal. Salah satu dengan merk FF-999 dan Vitamin E.
program penting untuk sinkronisasi Adapun alat yang digunakan adalah
tingkat kematangan gonad, ovulasi timbangan, kertas grafik, mikroskop
dan pemijahan adalah dengan mikrometer, alat bedah,
penambahan vitamin E pada pakan thermometer, pH meter, DO meter,
buatan. Vitamin E adalah vitamin alat tulis dan alat dokumentasi.
yang berperan penting untuk Rancangan percobaan yang
perkembangan gonad yaitu untuk digunakan adalah Rancangan Acak
proses fertilisasi dan mempengaruhi Lengkap (RAL) satu faktor dengan
fekunditas (Izquierdoet al., 2001). tiga kali ulangan. Sebagai perlakuan
Penelitian ini bertujuan adalah vitamin E (Alfa tokoperol)
untuk mengetahui dosis Vitamin E berbentuk cairan yang ditambahkan
yang optimal dalam pakan untuk kedalam pakan uji masing-masing :
pematangan gonad yang meliputi P0= vitamin E 0 mg/kg pakan
jumlah ikan uji matang gonad, (kontrol)
Indeks Kematangan Gonad (IKG), P1 = vitamin E 150 mg/kg pakan
P2 = vitamin E 300 mg/kg pakan
fekunditas dan diameter telur ikan
P3 = vitamin E 450 mg/kg pakan
betok yang dipelihara selama 56 hari Parameter yang diamati pada
dalam lingkungan terkontrol. penelitian ini adalah :
Manfaat dari penelitian ini a). Jumlah induk matang gonad TKG
diharapkan dapat memberikan IV
informasi mengenai pemberian pakan b). Indeks Kematangan Gonad (IKG)
yang ditambah vitamin E untuk (Effendie,
merangsang kematangan gonad ikan 2002)
betok sehingga berguna untuk usaha c). Fekunditas
pemijahan pada budidaya ikan (Effendie, 1979)
betok. d). Diameter Telur
Metode Penelitian e). Kualitas Air
Penelitian ini dilaksanakan
Prosedur pada penelitian ini
pada bulan September sampai bulan yaitu calon induk diadaptasikan pada
Nopember 2014 yang bertempat di wadah pemeliharaan selama 2
laboratorium Pembenihan dan minggu. Setelah adaptasi diberi
Pemuliaan Ikan (PPI) Fakultas pakan dengan perlakuan penambahan
Perikanan dan Ilmu Kelautan Vitamin E (0,150,300 dan 450 mg/kg
pakan). Pemeliharaan dilakukan
Universitas Riau. Bahan yang
selama 56 hari dengan pengamatan
digunakan pada penelitian yaitu ikan satu kali dalam 2 minggu. Data yang
uji berupa ikan betok berjumlah 72 diperoleh dari penghitungan
ekor yang diperoleh dari sungai
parameter dilakukan uji normalitas Hasil dan Pembahasan
dan uji homogenitas dilanjutkan Jumlah Ikan Uji Matang Gonad
dengan analisis variansi (ANAVA). Jumlah ikan uji yang matang
Jika perlakukan berpengaruh nyata gonad (TKG IV) selama 56 hari
maka dilanjutkan dengan uji pemeliharaan dapat dilihat pada tabel
Newman-Keuls. 1.
Tabel 1. Jumlah Ikan Uji (ekor) yang Mencapai Tingkat Kematangan Gonad
(TKG IV) Selama 56 Hari Pemeliharaan
Jumlah Ikan TKG IV
(Hari ke-) Persentase
Perlakuan Jumlah Rata-rata
(%)
14 28 42 56
P0 0 0 1 2 3 1+1,0000a 16,67
ab
P1 0 1 2 4 7 2,3+0,57735 38,89
c
P2 1 3 5 5 14 4,6+0,57735 77,78
c
P3 0 2 3 5 10 3,3+1,1547b 55,56

Dari Tabel 1. Dapat dilihat dengan baik sehingga kandungan


bahwa keempat pengamatan yang dalam pakan dapat dimanfaatkan
dilakukan semakin lama oleh ikan untuk proses pematangan
pemeliharaan maka semakin banyak gonad. Grafik jumlah ikan betok
ikan uji yang mencapai TKG IV . yang mencapai TKG IV selama 56
Hal ini disebabkan karena ikan dapat hari pemeliharaan dapat dilihat pada
merespon pakan yang diberikan Gambar 1.
6
5
Jumlah ikan uji yang

5
mencapai TKG IV

4 P0
3 P1
2 P2
1
P3
0
I (Hari ke-14) II (Hari ke-28) III (Hari ke-42) IV (Hari ke-56)

Gambar 1. Grafik Hari Pengamatan dan Jumlah Ikan Uji TKG IV Selama 56
Hari Pemeliharaa
Dari Gambar 1. diketahui ini menunjukkan bahwa penambahan
bahwa waktu pencapaian matang Vitamin E pada pakan dapat
gonad IV tercepat pada pengamatan mempercepat pematangan gonad
ke I (hari ke-14) dengan jumlah ikan ikan betok. Verakunpiriya et
uji yang matang tertinggi diperoleh al.,(1996) menyatakan bahwa salah
pada perlakuan P2 yang satu faktor yang sangat menentukan
menggunakan pakan + vitamin E 300 dalam pematangan gonad adalah
mg kemudian diikuti P3 dan P1. vitamin E. Morfologi induk dan
Kondisi yang berbeda pada gonad ikan betok pada akhir
perlakuan P0, dimana pencapain penelitian (hari ke-56) dapat dilihat
TKG IV baru diperoleh pada pada Gambar 2.
pengamatan ke III (hari ke-42). Hal
Gambar 2. Morfologi Induk dan Gonad dari Masing-masing Perlakuan pada
Pengamatan IV Hari ke-56

Dari Gambar 2. dapat dilihat menjadi besar. Selanjutnya induk dan


bahwa morfologi yang paling bagus gonad ikan betook yang mencapai
terlihat pada P2 yang ditandai TKG IV dapat dilihat pada Gambar
dengan ukuran gonad yang lebih 3.
besar dibandingkan dengan PO,P1
dan P3. Effendie (1997) menyatakan
bahwa tiap-tiap spesies ikan waktu
pertama kali gonadnya matang tidak
sama, demikian pula dengan ikan
yang sama spesiesnya. Menurut Gambar 3. (a) Induk dan (b) Gonad
Verakunpiriya et al.,(1996), vitamin Ikan Betok (Anabas
E dan asam lemak esensial testudineus Bloch) TKG
dibutuhkan secara bersamaan untuk IV
pematangan gonad ikan. Dari Gambar 3.(a) dapat
Djojosoebagio (2006), dilihat ciri-ciri ikan betok yang sudah
menyatakan bahwa Vitamin E akan mencapai TKG IV. Menurut
membentuk enzim untuk proses Kesteven (1968) dalam Karmila
biosintesa hormon steroid kedalam (2012), TKG IV ditandai dengan
aliran darah menuju hati, hormon ini ovarium berwarna orange kemerah-
akan merangsang hati untuk merahan, telur dapat dibedakan
melaksanakan proses vitelogenesis dengan jelas, bentuknya bulat telur,
yang menghasilkan vitelogenin ovarium mengisi kira-kira dua
(pembentuk butir-butir telur). pertiga sampai penuh rongga perut.
Hubungan Vitamin E dengan Dari Gambar 3.(b) juga dapat dilihat
vitelogenin dalam perkembangan bahwa gonad yang sudah matang
oosit yaitu melalui prostaglandin, terdapat banyak pembuluh darah. Hal
dalam hai ini prostaglandin disintesis ini dikarenakan oleh proses
secara enzimatik dengan vitelogenesis yang berlangsung
menggunakan asam lemak esensial, dihati telah berakhir dimana hasil
sedangkan Vitamin E dapat dari proses tersebut dibawa oleh
mempertahankan keberadaan asam pembuluh darah menuju ke gonad
lemak tersebut karena salah satu sehingga gonad menjadi matang dan
fungsi Vitamin E adalah sebagai pembuluh darah tampak lebih
antioksidan. Hal ini menyebabkan banyak dan terlihat jelas oleh mata
pertambahan jumlah vetelogenin (Sukendi, 2007).
pada oosit dan meningkatkan bobot
gonad sehingga persentase IKG
Indeks Kematangan Gonad (IKG) betok dari masing-masing perlakuan
Rata-rata nilai Indeks dapat dilihat pada Gambar. 4.
Kematangan Gonad (IKG) ikan

(IKG) (%) dari masing-


Kematangan Gonad
9,232
masing perlakuan
10
Rata-rata Indeks

8 7,616
6,645
6
4,105
4
2
0
P0 P1 P2 P3
Perlakuan

Gambar 4. Histogram Nilai Indeks Kematangan Gonad (IKG) Ikan Betok


pada Setiap Perlakuan
pada setiap perlakuan. Arfah et al,
Dari Gambar 4. dapat dilihat
(2013), vitamin E mempengaruhi
bahwa Nilai Indeks Kematangan
biosintesis vitelogenin atau proses
Gonad (IKG) ikan uji selama
vitelogenesis di hati. Oksidasi
penelitian berkisar antara 4,105-
lemak yang terjadi pada vitelogenin
9,232%. Nilai rata-rata tertinggi
dicegah dengan vitamin E sebagai
pada perlakuan P2 (9,232+0,44%),
antioksidan terhadap lemak.Hal ini
diikuti perlakuan P3, perlakuan P1
menyebabkan pertambahan jumlah
dan perlakuan terendah pada P0.
vitelogenin pada oosit dan
Peningkatan nilai indeks
meningkatkan bobot gonad
kematangan gonad dapat
sehingga persentase IKG menjadi
disebabkan oleh perkembangan
lebih besar. Selanjutnya Tang,
oosit (Tyler,1991). Pada saat proses
(2004) menambahkan bahwa
vitelogenesis berlangsung, granula
semakin besar persentase IKG,
kuning telur bertambah jumlah dan
ukurannya sehingga volume oosit maka semakin tinggi tingkat
kematangan telur ikan tersebut.
membesar dan akhirnya akan
Selain itu, vitamin E dan
menyebabkan meningkatnya nilai
asam lemak esensial juga
indeks kematangan gonad (Yaron,
dibutuhkan secara bersamaan untuk
1995). Penambahan vitamin E
pematangan gonad ikan, dan dosis
dalam pakan dapat mempengaruhi
vitamin E di dalam pakan akan
proses kematangan gonad, hal ini
bergantung kepada kandungan asam
terlihat dari peningkatan IKG yang
lemak esensial yang ada di dalam
besar dari setiap pemeriksaan pada
pakan tersebut. Semakin tinggi
perlakuan yang menggunakan
kandungan asam lemaknya, maka
vitamin E dibandingkan dengan
kebutuhan vitamin E juga semakin
perlakuan tanpa vitamin E
tinggi (Watanabe et al.,1991). Dari
(kontrol).
penelitian ini diketahui bahwa dosis
Perbedaan nilai IKG ini
vitamin E yang terbaik untuk
disebabkan oleh peranan vitamin E
pematangan gonad ikan betok
dalam proses perkembangan gonad
adalah vitamin E 300 mg/kg pakan.
Fekunditas
Fekunditas merupakan Nilai fekunditas individu dan
jumlah telur yang dihasilkan dalam fekunditas/gram berat induk ikan
satu siklus reproduksi.Tingginya betok dari masing-masing
nilai fekunditas menggambarkan perlakuan selama penelitian
kualitas induk betina yang baik. dicantumkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Fekunditas (butir) Ikan Betok dari Masing-masing Perlakuan


P0 P1 P2 P3
Ulanga F F/g F F/g F F F/g
n individ indu individ indu individ F/g individ indu
u k u k u induk u k
1 1.721 58 3.141 275 3.392 345 2.045 159
2 - 3.075 222 5.114 518 3.899 328
3 1.678 80 3.099 211 3.524 301 2.978 254
a b b
Rata-rata 1.699 69 3.105 236 4.010 388 2.974b 247

Dari Tabel 2. dapat dilihat pakan. Pada penelitian ini pakan


bahwa nilai fekunditas yang tertinggi buatan yang diberikan memiliki
diperoleh pada perlakuan P2 rata-rata kadar protein kasar sebesar 38%.
4.010+958,37 (388 butir/g induk), Djuhanda (1981) menambahkan
diikuti perlakuan P1 dan perlakuan bahwa besar kecilnya fekunditas
P3 kemudian perlakuan P0.. dipengaruhi oleh makanan,ukuran
Fekunditas mempunyai hubungan ikan dan kondisi lingkungan serta
atau keterpautan dengan bobot tubuh dapat juga dipengaruhi oleh diameter
dan bobot gonad ikan. Pertumbuhan telur. Selain itu, Vitamin E juga
bobot dan panjang ikan cenderung dapat mempengaruhi fekunditas.
meningkatkan fekunditas secara Menurut Mokoginta et al.,(2000),
linear (Bagenal, 1978 dalam Andy, vitamin E merupakan salah satu
2004). Nikolsky (1963) menyatakan nutrien penting dalam proses
bahwa pada umumnya fekunditas perkembangan gonad yaitu untuk
meningkat dengan meningkatnya proses fertilisasi yang mempengaruhi
ukuran ikan betina. Semakin bagus fekunditas dan untuk mempercepat
mutu pakan maka pertumbuhan ikan fase perkembangan oosit. Vitamin E
semakin cepat dan fekunditasnya dengan jumlah tertentu di dalam
semakin besar. Menurut Syandri et pakan yang mencukupi kebutuhan
al., (2008),faktor yang menentukan ikan dapat mempertahankan
fekunditas ikan adalah mutu pakan. keberadaan asam lemak di dalam
Dalam beberapa pelelitian terlihat telur.
bahwa nutrien penentu dalam
Diameter Telur
perkembangan induk agar Hasil rata-rata pengukuran
menghasilkan telur yang berkualitas diameter telur selama penelitian
dan kuantitas baik adalah protein dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Diameter Telur (mm) Ikan Betok dari Masing-masing Perlakuan
Diameter telur
Ulangan
P0 P1 P2 P3
1 0,625 0,655 0,696 0,67
2 0 0,665 0,7 0,685
3 0,64 0,655 0,7 0,68
Rata-rata 0,633+0,36525a 0,658+0,000a 0,698+0,00231a 0,678+0,00764a

Dari Tabel 3. dapat dilihat diketahui bahwa fungsi utama


bahwa ukuran diameter telur yang vitamin E adalah sebagai antioksidan
paling besar terletak pada perlakuan yang dapat mencegah terjadinya
P2 (0,698+0,00231 mm). Perlakuan oksidasi lemak (Darwisito et al.,
penambahan Vitamin E pada pakan 2006).
tidak berbeda nyata dengan kontrol,
tetapi pada perlakuan penambahan Kualitas Air
vitamin E menunjukkan diameter Kualitas air merupakan salah
telur yang lebih besar dibanding satu faktor pembatas baik langsung
dengan kontrol. Dalam hal ini maupun tidak langsung. Dalam usaha
hubungan vitamin E dengan budi daya ikan, kualitas air yang
perkembangan diameter telur melalui terkontrol dengan baik dapat
prostaglandin yang disintesis secara mendukung kelangsungan hidup ikan
enzimatik dengan menggunakan dalam meningkatkan pertumbuhan
asam lemak esensial (Djojosoebagio, dan pematangan. Adapun kualitas air
1996 dalam Yulfiperius et al., 2003). yang diukur selama penelitian di
Sedangkan vitamin E dapat wadah pemeliharaan dapat dilihat
mempertahankan keberadaan dari pada Tabel 4.
asam lemak esensial tersebut, karena
salah satu fungsi dari vitamin E Tabel 4. Hasil Pengukuran Kualitas
adalah sebagai antioksidan, sehingga Air pada Masing-masing
dapat dikatakan bahwa Perlakuan Selama
perkembangan diameter telur dapat Penelitian
dipengaruhi oleh kadar vitamin E Parameter Hasil Alat
0
pada pakan yang diberikan kepada Suhu 26-28 C termometer
induk ikan. Faktor yang pH 5-6 pH indikator
mempengaruhi besar kecilnya DO 4-5 ppm DO meter
diameter telur disebabkan adanya
perbedaan kandungan nutrien di Dari Tabel 4. dapat dilihat
dalam telur. Vitamin E dengan bahwa suhu pada wadah
jumlah tertentu di dalam pakan yang pemeliharaan masih berada pada
mencukupi kebutuhan ikan dapat batas kisaran normal untuk
mempertahankan keberadaan asam pemeliharaan ikan betok (Anabas
lemak di dalam telur. Peranan lemak testudineusBloch) yaitu berkisar 26-
sebagai energi yang cukup besar, 280 C. Woynarovich dan Horvarth
maka lemak dalam telur harus (1980) menjelaskan bahwa kenaikan
diupayakan ada dan dijaga dan penurunan suhu secara
keberadaannya agar selalu dalam 0
mendadak tidak lebih dari 5 C tidak
kondisi optimal, seperti sudah akan mempengaruhi kondisi ikan.
Hal ini sesuai dengan hasil dengan dosis 300 mg/kg
pengukuran selama penelitian bahwa pakanmenghasilkan ikan betok
perubahan suhu baik kenaikan mencapai TKG IV selama 56 hari
maupun penurunan hanya berkisar pemeliharaan dengan jumlah
20C sehingga tidak mempengaruhi individu yang matang gonad sebesar
kondisi fisiologis ikan untuk 77,78% (14 ekor), Indeks
pematangan gonad. Kematangan Gonad 9,232+0,4418%,
Hasil pengukuran pH air fekunditas sebesar
didapatkan berkisar 5-6, kondisi ini 4.010+958,367butir dan diameter
masih dikategorikan pada suasana telur 0,698+0,00231 mm.
normal. Boyd (1986)
menyatakan bahwa kisaran pH yang Daftar Pustaka
baik untuk tumbuh dan berkembang
bagi organisme air adalah 6-9, Arfah H, Melati dan Setawati M.
karena pada pH ini metabolisme 2013. Suplementasi
organisme tidak akan terganggu. Vitamin E dengan Dosis
Selanjutnya Suriansyah et al.,(2009) Berbeda pada Pakan
menambahkan bahwa ikan betok Terhadap Kinerja
hidup diperairan rawa dengan pH air Reproduksi Induk Betina
rendah antara 4-6, sehingga tidak Ikan Komet (Carassius
akan mempengaruhi pematangan auratus auratus). Jurnal
gonad ikan tersebut. Akuakultur Indonesia 12(1)
Kandungan oksigen (O2) : 14-18
terlarut yang diperoleh selama
penelitian berkisar antara 4-5 ppm. Bagenal, T.B. and E. Braum,
Kadar oksigen terlarut kurang dari 1 1968.Eggs and Early Life
ppm secara umum dapat History, dalam W.E. Ricker
menyebabkan kematian pada ikan. ed. Methods foe
Sedangkan apabila kurang dari 4 Assesments of Fish
ppm ikan masih dapat bertahan hidup production in Fresh Water.
akan tetapi tingkat kematangan
gonad akan terhambat.Boyd (1986) Boyd, C. E. 1986. Water Quality
mengatakan bahwa kisaran optimum Management in Pond.For
oksigen terlarut bagi pertumbuhan Aquaculture Departement
ikan adalah 5 ppm.Sedangkan of Fisheris and Allied
menurut Sedana (1996) bahwa batas Experiment Station.
toleransi oksigen terlarut minimal 2 Elsevier Publishing
ppm. Company. Newyork 550.

Kesimpulan Budiman.A. A.J. Arie dan A. H


Dari hasil penelitian dapat Tiakrawidjaya. 2002. Peran
disimpulkan bahwa penggunaan Museum Zoologi dalam
vitamin E dengan dosis berbeda Penelitian dan Konseruasi
memberikan pengaruh terhadap Keanekaragaman Hayati
pematangan gonad ikan betok (lkan). Jurnal lktiologi
(Anabas testudineusBloch). lndonesia. (2) : 51 -52.
Perlakuan yang terbaik adalah P2
Darwisito, S., M.Z. Junior., D.S.
yaitu penggunaan pakan + vitamin E
Sjafei., W. Manalu, dan
A.O. Sudrajat. 2006. Kajian Gandus Kota Palembang.
performans reproduksi Skripsi.Fakultas Pertanian
perbaikan pada kualitas Universitas
telur dan larva ikan nila Muhammadiyah
(Oreochromis niloticus) Palembang. (tidak
yang di beri vitamin E dan dipublikasikan)
minyak ikan berbeda dalam
pakan. Prosiding Seminar Kesteven, GL.1968. Mammals of
Nasional Ikan IV.Fakultas Fisheries Science Part 1.An
Perikanan dan Introduction to Fisheries
llmuKelautan Universitas Science. FAO of The UN.
Sam Ratulangi Jatiluhur. Rome-43 p.

Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Mokoginta, I; D. Jusadi; M.


Armico.Bandung Press.190 Setiawati; dan M. A.
hal. Suprayudi. 2000.
Kebutuhan asam lemak
Djojosoebagio, S dan Wiranda, P. esensial, vitamin dan
1996. Fisiologi nutrisi. mineral dalam pakan induk
Edisi ke-3. Penerbit Pangasius suchi untuk
Universitas Indonesia, reproduksi. Hibah Bersaing
Jakarta. VII/1 -2 Perguruan
Tinggi/Tahun Anggaran
Effendie, M.I. 1979. Metode 1999/2000. Institut
Biologi Perikanan. Yayasan Pertanian Bogor.
Dewi Sri. Bogor. 102 hal.
Nikolsky GV. 1963. The Ecology of
Effendie, M.I. 1997. Biologi Fishes.UK:Academic Press.
Perikanan. Yayasan London. 325 hal.
Pustaka Nusatama.
Yogyakarta.163 hal. Suriansyah, Agus OS dan Junior,
MZ. 2009. Studi
Effendie, M.I. 2002. Metode Pematangan Gonad Ikan
Biologi Perikanan. Yayasan Betok (Anabas testudineus)
Dewi Sri. Bogor. 112 hal. dangan Rangsangan
Hormon. Journal of
Izquierdo M. S., Fernandez-Palacios Tropical Fisheries, 4 (1) :
H., Tacon A. G. J. 386-396.
2001.Effect of Broodstock
Nutrition on Reproductive Syandri,H dan Y. Basri; N. Aryani;
Performance of Azrita. 2008. Kajian kadar
Fish.Aquaculture.197 : 25- nutrisi telur ikan Bilih
42. (Mystacoulecus
padangensisBlkr) dari
Karmila. 2012. Analisis tingkat limbah hasil penangkapan
kematangan gonad ikan nelayan di Danau
betok (Anabas testudineus) Singkarak. Jurnal Perikanan
di perairan rawa banjiran dan Kelautan, 13,1 : 118 –
Desa Polukerto Kecamatan 126.
Tang, U.M. dan Affandi, R. meal and raw krill for
2004.Biologi Reproduksi improvement of quality of
Ikan.Pekanbaru :Pusat red sea bream Pagrus
Penelitian Kawasan Pantai major eggs. Bull. Jpn.
dan Perairan Iniversitas Soc. Sci. Fish. 57 (4) :
Riau.. 681-694.

Tyler C. 1991. Vitellogenesis in Woynarovich dan Horvath. 1980.


salmonid. P: 295-299. In: The Artificial Propagation
A.P. Scott, J.P. Sumpter, of Warm Water fin Fishes
D.E. Kinne and M.S. Rolfe A Manual for Extention
(Eds.). Proceeding of the FAO Fish Tech Pap (201) :
Fourth International 183.
Symposium on the
Reproductive Physiology of Yaron Z. 1995. Endocrine control of
Fish. Norwich. gametogenesis and
spawning induction in the
Verakunviya, V. T. Watanabe, K. carp. Aquaculture, 129: 49-
Musshiake, V Kiron, S 73.
Shuichi, and T Takeuchi.
1996. Effects of Broodstock Yulfiperius, I., Mokoginta, dan D.
Diets on Chemical Jusadi. 2003. Pengaruh
Components of Milt and kadar vitamin E dalam
Eeg Produced by pakan terhadap kualitas
Yellowtail. Fisheries telur ikan patin (Pangasius
Scientific Japan. 62 (4) : hypophthalmus). Jurusan
1207-1215. Perikanan Fakultas
Pertanian Universitas
Watanabe, T., M.J. Lee, J. Hazairin. Bengkulu. Jurnal
Mitzutani, T. Yamada, S. lktiologi Indonesia,volume
Satoh, T Takeuchi, N. 3.
Yossida, T. Kitada and T.
Arakawa. 1991. Effective
components in cuttlefish

Anda mungkin juga menyukai