Anda di halaman 1dari 10

Air Mata Perkawinan Air Tuba

ooooo...ooooo....ooooooooo Kemana akan kubawa derita hati yang luka


Kau dustaaa........
Dendam benci karena cinta
Kaauuuuu... dustaaa.....
Walaupun emas permata beribu kau kata
Siapakah orangnya .....aaaaaaa
cinta
Siiiiaapa............
Namun akhirnya kau membuat luka
Siiiiaapa............
Kasih sungguh kejam hatimu pada diriku

Katakanlah siapakah orang yang telah Rupanya sudah biasa kau menghianati cinta

mendahului aku Air susu kau balas air tuba


Katakanlah siapakah orang yang telah
mendahului aku Reff :
Andainya kau katakan sebelum perkawinan tak Akupun menyadari orang tak punya
akan menjadi rasa penyesalan Tapi jangan diriku terlalu kau hina
Walau bagi dirimu tiada mengapa
**
Tapi bagi diriku kau buat kecewa
Malam pertama kudambakan
Telah berakhir dengan....
Biarlah derita ini ku tanggung sendiri
Kekecewaan dan penuh penyesalan
Karna diriku sudah tiada berarti tiada berarti

Apa arti tangisanmu.....uuu


Didepan penghulu......... Yang lalu biar berlalu lupakan saja semua
Apa arti tangisanmu.....uuu Lebih baik kini kita berpisah
Didepan penghulu......... Kalau ku tahu begini tak mau aku bercinta
Air susu kau balas air tuba
Kalau dirimu tak suci lagi
Andaiku tahu.... sejak bercinta
Tak akan tejadi perkawinan ini

Yang paling menyakitkan ohhhh........


Yang paling menyakitkan hatiku ini
Orang makan nangkanya aku dapat getahnya
Ooohhh aku dapat getahnya
Anak Siapa Bunga Dahlia
Bungaku.. Dahlia...

bagaimana aku tak akan bersedih Duhai bunga pujaan

barulah menikah sebulan lamanya Kau bunga dahlia


Oh bunga kesayangan
tiba-tiba saja kudengar istriku
Kau bunga dahlia

hamil tiga bulan sudah


Bunga nan cantik menawan
tega nian ia menghianati aku Menjadi sebutan
Sungguh indah ditaman
Di taman kerinduan
perbuatan siapa dia anak siapa
Sungguh indah ditaman
walaupun ketika aku kawin dia
Di taman kerinduan

Banyak bunga nan molek


perbuatan siapa dia anak siapa Tak semolek dahlia
Oh.. bunga.. dahlia..
walaupun ketika aku kawin dia

Datanglah kumbang
Menghampirinya
saat itu ia seorang janda
Menghisap sari bunga dahlia
oh tuhan tunjukkanlah Bunga ditaman
Kini layu ditangan
Kumbang tiada belas kasihan
bagaimana bila ia lahir nanti
Bungaku malu malu
siapa yang akan mengakui anaknya
Merunduk pucat warnanya
Bungaku malu malu

betapa pedihnya pada saat itu Bersedih sesali dirinya

kuterima semua ini Layulah sudah bunga impian


Layulah sudah bunga dahlia

apa yang terjadi pada diriku


Bungaku dahlia
perbuatan siapa dia anak siapa
Duhai bunga pujaan
walaupun ketika aku kawin dia
Kau bunga dahlia
perbuatan siapa dia anak siapa Oh bunga kesayangan
Kau bunga dahlia
walaupun ketika aku kawin dia

Bungaku.. Dahlia..
Dua Dua

Dua..Dua Dua..Dua
Dua kali kau ingkari Dua kali kau ingkari
Dua ..Dua Andaikan cinta
Dua kali hianati Yang sesungguhnya
Tak mungkin dirimu
Sadarkah engkau kasih Berbuat dusta
Mengapa engkau pergi Rupanya kamu memang sengaja
Dan kini engkau menyakiti Membuat derama sandiwara cinta
Berdosakah diriku Cukup sudah kurasa
Atau salah padamu Cinta 2 berbisa
Mungkin juga kau jemu Dua kali kau ingkari
Rayu rayu cinta palsu Sadarkah engkau kasih
Mengapa engkau pergi
Dua..Dua Dan kini engkau menyakiti
Dua kali kau ingkari Berdosakah diriku
Andaikan cinta Atau salah padamu
Yang sesungguhnya Mungkin juga kau jemu
Tak mungkin dirimu Rayu rayu cinta palsu
Berbuat dusta
Rupanya kamu memang sengaja Dua..Dua
Membuat derama sandiwara cinta Dua kali kau ingkari
Cukup sudah kurasa
Cinta 2 berbisa

Dua..Dua
Dua kali kau ingkari
Sadarkah engkau kasih
Mengapa engkau pergi
Dan kini engkau menyakiti
Berdosakah diriku
Atau salah padamu
Mungkin juga kau jemu
Rayu rayu cinta palsu
Gadis atau Janda Gadis Pantura
Sudah berulang kali aku bermain cinta
Jadi baru abang yang adik cinta Bintang-bintang gemerlapan

Pemuda yang gangguku semuanya buaya Rembulan terang bersinar

Abang jadi ragu pada dirimu Mengantarkan berjalan ke ujung timur

Kau masih gadis atau sudah janda Syalala intan, syalala …

Baik katakan saja jangan malu Gadis manis di dalam kereta


Cukup meresahkan jiwa

Memangnya mengapa aku harus malu?


Abang tentu dapat tuk membedakannya Siapa siapakah namamu nona
Bolehkah aku bertanya

Kau katakan saja yang sesungguhnya Dia tersenyum menyambut mesra


Rupanya dia gadis pantura

Sesungguhnya diriku... Cukup meresahkan jiwa

Oh, memang sudah janda


Pantai utara memberi warna

Walaupun kau janda tetap kucinta Gairah kehidupan cinta di perjalanan


Terasa indah indahnya panorama hatiku

Kau masih gadis atau sudah janda


Baik katakan saja jangan malu Bulan dan bintang bersinar terang
Seakan-akan tahu dan turut menyaksikan gelora

Memangnya mengapa aku harus malu? hati berdua

Abang tentu dapat tuk membedakannya Rupanya sudah terjalin cinta terjalin cinta

Kau katakan saja yang sesungguhnya Syalala intan, hai syalala …


Gadis manis di dalam kereta

E: Malu ah... Cukup meresahkan jiwa

M: Malu ama siapa?


E: Nanti didenger orang Siapa siapakah namamu nona

M: Mana? Nggak ada orang Bolehkah aku bertanya

E: Itu.. Dia tersenyum menyambut mesra

M: Mana? Rupanya dia gadis pantura

E: Ituuu... Cukup meresahkan jiwa

M: Oh.. Cukup meresahkan jiwa

E: E... kalo janda masih mau khan? Cukup meresahkan jiwa

M: O tentu dong Cukup meresahkan jiwa

E: Anaknya banyaak... Cukup meresahkan jiwa

M: Nggak pa pa, yang penting kalo saya cinta?! Cukup meresahkan jiw

Sesungguhnya diriku... Oh, memang sudah janda


Walaupun kau janda tetap kucinta
Marilah segera kita kawin saja
Jangan Mengharap Jangan Pura-Pura
Hoo..o..o.. tiada berguna

Dikau mengharapkan Jangan Pura-Pura Engkau Menangis

Kasihmu kembali Jangan Pura-Pura Engkau Bersedih

Hoo..o..o.. baiklah kau cari Kebencianku Tak Dapat Kau Tukar

Jalanmu sendiri Dengan Air Mata

Usah kau menanti

Sakit Dihatiku Bagai Disayat

Biarlah kutanggung semua derita Oleh Tajamnya Pisau Berkarat

Derita jiwaku yang slalu tersiksa

Tersiksa karena hati putus asa Aku Bukan Bersedih Karna Pernikahanmu

Penawar tak guna yang engkau berikan Yang Membuat Kecewa Kau Dustai Aku

Hoo..o..o.. tiada berguna Sekian Lamanya Bercinta Denganku

Dikau mengharapkan Tapi Kau Menikah Dengan Orang Lain

Kasihmu kembali

Hoo..o..o.. usah kau sesali Kejam Dan Teganya

Yang telah terjadi

Oh nasibnya diri Alasanmu Saja Karna Terpaksa

Kutahu Semua Dusta Belaka

Biarlah kutanggung semua derita

Derita jiwaku yang slalu tersiksa

Tersiksa karena hati putus asa

Penawar tak guna yang engkau berikan

Hoo..o..o.. tiada berguna

Dikau mengharapkan

Kasihmu kembali

Hoo..o..o.. usah kau sesali

Yang telah terjadi

Oh nasibnya diri
Kertas Dan Api Khana

Masikah kau ingat janji janjimu Ohhhh hoo khana


Saat pertama engkau nyatakan cinta
Khana Khana engkau lah gadis india
Kau bilang hanyalah satu dalam hatimu
Khana Khana engkaulah gadis pujaan

Dulu kau katakan lebih baik mati Senyum serta gayamu sungguh mempesona
Apabila harus berpisah dari diriku
Khana Khana engkau lah gadis india

Ternyata semua janji janjimu Pandang matamu penuh cahaya

Hanya permainan sandiwara cintamu Mengundang rasa ingin bercinta


Untuk meluluhkan hati seorang lelaki
Aduhai khana engkau bagaikan sekuntum

Reff : Bunga mawar berseri

Untuk apa kau hadir disini bila cinta kau tinggal Khana Khana membuat hati tergoda
disana
Khana Khana engkau lah gadis india
Hanya menambah luka dihatiku
Berkepanjangan hari derita yg kian menyiksa
batin ini
Korban dari kepalsuan cintamu

Mengapa dulu ku dicinta


Bila untuk dikhianati oh oh oh
Baru aku tahu siapakah dirimu
Tiada mungkin kertas membungkus api

Kau bakar cintamu yang suci


Kupinta Maafmu Kursi Pelaminan Biru

Aku berani bersumpah kepadamu Kursi pelaminan biru di malam pengantin

tak mungkin lagi 'kusakiti hatimu Janur kuning menghias di ruang tamu
Tapi bencanaaa... Datang melandaaa..

'Ku tahu dahulu aku yang bersalah Diaa.. Istriku tercinta.. Tanpa

tapi kali ini aku menyadarinya Seizinku.. Telah pergi..


Ayah bundanya pun tak tahu.. Kemana.. Oooh..

Aku mengharapkan rujuk kembali Rimbanya..

aku tak kuasa jauh darimu


baru kali ini 'kumerasa membutuhkanmu Kursi pelaminan biru di malam pengantin
Janur kuning menghias di ruang tamu.

Sedih 'kurasa berpisah dengammu


karena tiada tempat 'kumengadu Dengan seorang kekasih pertama
Sengaja datang melarikan dia..

Kasih dengarkanlah ratapan hatiku


yang setiap saat memanggil namamu Penjahat cinta bertopengkan dewa
Sungguh pengecut kau bersandiwara

Semoga kau buka pintu dihatimu Akan ku rebut dari tangannya

untuk memaafkan semua kesalahanku Karna dia resmi menjadi milikku

Itulah yang 'kuharapkan darimu oh sayang Kursi pelaminan biru di malam pengantin
Janur kuning menghias di ruang tamu
Tapi bencana datang melanda..
Dia istriku tercinta tanpa
Seizinku telah pergi
Ayah bundanya pun tak tahu kemana ooh..
Rimbanya

Kursi pelaminan biru di malam pengantin


Janur kuning menghias di ruang tamu..
Pagar Makan Tanaman Pelaminan Kelabu

Engkau teman karibku lebih dari saudara Kau bagaikan Rahwana


Menculik dewi Shinta
Jangankan makan minum tidur kita berdua Dari tangan si Rama

Bukankah engkau tahu dia itu milikku


Kursi pelaminan biru di malam pengantin
Janur kuning menghias di ruang tamu
Namun begitu tega kau rampas segalanya
Tapi bencana datang melanda
Inikah balasannya ahklak teman setia Dia istriku tercinta tanpa seizinku telah pergi
Ayah bundanya pun tak tahu kemana oh
rimbanya

Reff :
Kursi pelaminan biru di malam pengantin
Putus kini lah sudah persaudaraan kita Janur kuning menghias di ruang tamu

Yang lama kita bina susah senang bersama * Dengan seorang kekasih pertama
Sengaja datang melarikan dia
Apa arti berteman dibelakang kau menikam..2x Penjahat cinta bertopengkan dewa
Sungguh pengecut kau bersandiwara
Akan ku rebut dari tangannya
Kau bagaikan pagar yang makan tanaman Karna dia resmi menjadi milikku

Sungguh tiada aku menduga Kursi pelaminan biru di malam pengantin


Janur kuning menghias di ruang tamu
Engkau teman karibku lebih dari saudara
repeat *
Namun begitu tega kau rampas segalanya

Kursi pelaminan biru di malam pengantin


Janur kuning menghias di ruang tamu
Tapi bencana datang melanda
Dia istriku tercinta tanpa seizinku telah pergi
Ayah bundanya pun tak tahu kemana oh
rimbanya

Kursi pelaminan biru di malam pengantin


Janur kuning menghias di ruang tamu
Rembulan Bersinar Lagi Sejengkal Tanah

* Demi cintamu... kurela berkorban....


Rembulan bersinar lagi

Mendungpun tiada lagi Cuma cuma cuma kamu, yang aku cinta

Hati yang seakan mati Kasihku.. sayangku.. Ooooh .... pujaanku..


Janganlah janganlah, kau tinggalkan diriku...
Kini gairah kembali

Rembulan bersinar lagi Mana mana mana mungkin, hidup tanpamu..


Belaian kasihmu Ooooh .... kudambakan..
Tak mungkin tak mungkin ku hidup sendirian...
#

Mawar tumbuh bersemi Reff

Indah di taman hati Seribu cinta yang datang, selalu ku hadang..


Hanya satu kuharapkan, dirimu seorang..
Kan kujaga kusirami
Sejengkal tanah yang hilang, akan aku genggam..
Agar tetap berseri Begitu pula cintaku, akan kupertahankan..

Aku tak mau


Sampai langitpun menjadi bumi
Kehilangan dirimu
Atau bumipun menjadi langit..
Hampir saja, hampir saja

Putus asa, bunuh diri Mana mana mana mungkin, hidup tanpamu..
Belaian kasihmu Oooh .... kudambakan
Kalau saja sampai
Tak mungkin tak mungkin ku hidup sendirian
Kita tidak bertemu lagi

Hati yang seakan mati

Kini gairah kembali

Rembulan bersinar lagi

(ulangi #)

(ulangi *)
Terimalah Dia Yang Malang Zubaidah
Ku suka kamu (ya ya ya ya)
Tapi bila benar hapus nodaku
Aku sayang kamu (ah masa iya)
Hanya itulah pintaku kasih
Kalau kau tak percaya belahlah dadaku
Kepada dirimu
Di dalam jantungku terukir matamu

Kalau kau tak percaya coba lihatlah


Repeat *
Di dalam hatiku terlukis wajahmu

Zubaedah zubaedah sayangku


Biar seayah lain ibu

[Reff:]
**
Percayalah sayang aku masih bujangan
Sudah hamil tiga bulan korban rayuan
Langit dan bumi yang menjadi saksinya
Perbuatan lelaki tak berperikemanusiaan
Ku pantang berdosa walau ada maunya
Aku seorang suami takkan serendah itu
Pacarpun tak punya hanya dirimu saja
Dan sebagai lelaki punya harga diri
(yang benarkah ucapanmu
Tidakkah engkau kasihan dia sebatang kara
Yang aku juga suka kamu
Ataukah merasa iba engkau sesama wanita
Ah ah ah aku suka kamu)

Zubaedah zubaedah zubaedah sayangku


***

Terima dia dengan rela


[Repeat reff]
Dialah adikku satu-satunya

Bila lahir nanti kita asuh anaknya


(yang benarkah ucapanmu
Dalam keluarga
Yang aku juga suka kamu
Terima dia dengan rela
Ah ah ah aku suka kamu)

Ku suka kamu (ya ya ya ya)


Repeat **, ***
Aku sayang kamu (ah masa iya)

Kalau kau tak percaya belahlah dadaku

Di dalam jantungku terukir matamu

Kalau kau tak percaya coba lihatlah

Di dalam hatiku terlukis wajahmu

Anda mungkin juga menyukai