1. Bacalah puisi berulang-ulang sehingga kita memahami betul apa isi puisi tersebut.
2. Tambahkan kata-kata atau tanda baca-tanda baca yang sengaja dihilangkan penyairnya. Perlu
digarisbawahi bahwa penambahan kata-kata atau tanda baca harus sesuai dengan pemahaman kita
(orang yang akan memparafasekan puisi) terhadap isi puisi yang kita baca. Penambahan kata-kata dan
tanda baca diberi simbol berupa tanda kurung, tujuannya supaya memudahkan kita dalam
mengembangkan kata-kata.
3. Ubahlah puisi (disertai kata-kata dan tanda baca yang telah kita tambahkan sebelumnya) ke dalam
bentuk prosa.
Mudahkan cara mengubah puisi menjadi prosa? baiklah untuk memperjelas cara-cara di atas berikut
contoh memparafasekan puisi ke dalam prosa. Puisi yang diambil adalah puisi karangan Taufiq Ismail yang
berjudul Karangan Bungan. Berikut puisinya.
Karangan Bunga
Bentuk puisi di atas sangat sulit jika kita hendak merubahnya ke dalam bentuk prosa atau
memparafrasekannya. Namun jangan khawatir, kita berpedoman bahwa dalam setiap puisi pasti ada kata
yang sengaja dihilangkan oleh pengarangnya. Tugas kita adalah mengembalikan bagian-bagian yang
hllang tersebut. Seperti pada contoh penambahan kata-kata atau tanda baca berikut.
Setelah penambahan kata dan tanda baca seperti di atas, sekarang kita lebih mudah untuk mengubah
puisi tersebut menjadi sebuah prosa. Hasilnya parafrasenya sebagai berikut.
Pada suatu sore, datanglah tiga anak kecil ke Salemba dalam langkah malu-malu. Mereka menyerahkan
sebuah karangan bunga yang berpita hitam. Karangan bunga itu diserahkan sebagai tanda ikut berduka
cita terhadap kakak mereka (orang yang mereka anggap sebagai kakak), yang telah ditembak mati pada
siang itu.