Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia merupakan manifestasi lebih lanjut dari adanya defisiensi besi,

tetapi gejala anemia ini sebenarnya dapat dimisalkan seperti puncak gunung

es dalam laut, dimana sesungguhnya masalah-masalah yang berkaitan

dengan adanya kekurangan zat besi jauh lebih besar. Zat besi sangat

diperlukan oleh tubuh antara lain untuk pertumbuhan, bekerjanya berbagai

macam enzim dalam tubuh, menanggulangi adanya infeksi, membantu

kemampuan usus untuk menetralisir zat-zat toksit dan yang paling penting

ialah diperlukan untuk pembentukan hemoglobin (Proverawati dan Siti, 2010 ;

122).

Pada masa hamil, volume darah meningkat seiring dengan kebutuhan zat

besi anda. Zat besi adalah komponen utama hemoglobin, yaitu bagian darah

yang mengangkut oksigen ke sel-sel tubuh anda dan bayi. Suplementasi zat

besi semasa hamil terbukti membantu mencegah defisiensi zat besi.

Kekurangan zat besi dapat mempertinggi resiko komplikasi disaat persalinan

dan resiko melahirkan bayi berat lahir rendah dan prematur (Imelda, 2009 ;

40).

Anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai penurunan kadar

hemoglobin kurang dari 11 g/dl selama masa kehamilan pada trimester 1 dan

ke-3 dan kurang dari 10 g/dl selama masa post partum dan trimester 2. Darah

akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau

Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan


dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah.

Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut : plasma 30%, sel darah 18%

dan hemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai

sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara

32 dan 36 minggu (Proverawati dan Siti, 2009 ; 76).

Anemia defisiensi besi pada wanita hamil merupakan problema

kesehatan yang dialami oleh wanita di seluruh dunia terutama di negara

berkembang. Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization = WHO)

melaporkan bahwa ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35 –

75% serta semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia kehamilan.

Menurut WHO 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan

anemia pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan

oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling

berinteraksi (Proverawati dan Siti, 2010 ; 131).

Di Indonesia, prevalensi anemia dikalangan pekerja memang masih

tinggi. Studi mengenai anemia pada pekerja wanita yang dilakukan di Jakarta,

Tangerang, Jambi dan Kudus membuktikan hal itu. Dilaporkan, anemia

menurunkan produktivitas 5 – 10% dan kapasitas kerjanya 6,5 jam per

minggu. Anemia yang menyebabkan turunnya daya tahan juga membuat

penderita rentan terhadap penyakit, sehingga frekuensi tidak masuk kerja

meningkat. Maka benarlah bila disimpulkan, anemia defisiensi zat besi sangat

mempengaruhi produktivitas kerja seseorang. Namun, menurut penelitian lain,

produktivitas dapat ditingkatkan sampai 10 – 20% setelah pekerja mendapat

suplemen zat besi (Nurhaeni, 2008; 109).


Di Jawa Tengah ibu hamil pada tahun 2007 menunjukkan bahwa

prevalensi anemia adalah 57,7%. Masih lebih tinggi dari angka nasional yakni

50,9% (BPS, 2007 Profil Kesehatan Jawa Tengah). Pada tahun 2008 jumlah

ibu hamil di Kota Semarang berjumlah 29.261 orang. Ibu hamil yang diukur

kadar Hb kurang dari 10 gr% ada 20,79% (Dinas Kesehatan Kota Semarang,

2010). Sedangkan di Semarang, ibu hamil yang mempunyai tingkat konsumsi

Fe kurang yaitu 57,9%. Ibu hamil yang minum tablet besi dengan

menggunakan air teh ada 56,9% dan sisanya dengan air putih, air sirup dan

pisang. Jumlah rata-rata tablet besi yang diperoleh responden selama hamil

159,47 tablet. Konsumsi tablet besi yang diperoleh ibu hamil rata-rata 61,11

tablet dengan jumlah terendah 15 tablet dan tertinggi 96 tablet. Presentase

tablet besi yang diminum ibu hamil dibandingkan dengan tablet besi yang

diperoleh 38,32%. Proporsi kadar Hb ibu hamil trimeseter III diperoleh hasil

63,2% memiliki kadar Hb < 11 gr%. Melihat tingginya proporsi anemia maka

disarankan pada ibu hamil untuk meningkatkan konsumsi protein hewani

terutama golongan Meat factor, menghindari konsumsi tablet besi dengan air

teh. Perlunya sistem pantau konsumsi tablet besi dari pihak puskesmas dan

peningkatan konsumsi vitamin C pada ibu hamil terutama dari makanan

sehari-hari (Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, 2008).

Di puskesmas Guntur 177 yang minum tablet Fe secara rutin adalah 45%,

sedangkan yang minum tablet Fe secara tidak rutin adalah 55% (Puskesmas

Guntur Kota Semarang, 2010).

Dalam rangka menanggulangi masalah anemia tersebut telah dilakukan

upaya Program Perbaikan Program yang telah dilakukan pemerintah meliputi :

Peningkatan suplementasi tablet besi pada ibu hamil dengan memperbaiki


sistem distribusi dan monitoringnya secara terintegrasi dengan program

lainnya seperti UPGK, pelayanan ibu hamil, dan lain-lain. Suplementasi tablet

besi kepada anak sekolah remaja putri dan wanita pekerja yang tinggal di

daerah miskin sedangkan di daerah lain suplementasi berlandaskan kepada

kemandirian yang didukung dengan kegiatan kampanye peningkatan

konsumsi tablet besi. Peningkatan KIE untuk meningkatkan konsumsi tablet

besi dan bahan makanan alamiah sumber zat besi (Waryana, 2010 ; 49 – 50).

Departemen kesehatan telah melaksanakan program penanggulangan

ABG dengan membagikan tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD)

kepada ibu hamil sebanyak 1 tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari

selama masa kehamilan (Waryana, 2010 ; 55).

Wanita hamil merupakan salah satu kelompok (disamping anak usia pra

sekolah, serta bayi) yang diprioritaskan dalam program suplementasi. Dosis

suplementatif yang dianjurkan dalam satu hari adalah dua tablet (satu tablet

mengandung 60mg Fe dan 200 µg asam folat) yang dimakan selama paruh

kedua kehamilan karena pada saat tersebut kebutuhan akan zat besi sangat

tinggi (Arisman, 2004; 152).

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “ Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tablet

Fe dan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe di Puskeesmas Guntur II

Kabupaten Demak”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :


a. Bagaimana kejadian ibu hamil minum tablet besi?
b. Apakah cara mengkonsumsi tablet besi pada ibu hamil berhubungan

dengan kejadian anemia?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara cara mengkonsumsi tablet Fe dengan tingkat anemia.


2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet

besi.
b. Untuk mengetahui kejadian anemia.
c. Untuk mengetahui hubungan antara cara mengkonsumsi tablet besi

dengan kejadian anemia.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Dapat mengetahui hubungan cara mengkonsumsi tablet besi dengan

kejadian anemia.
2. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan masyarakat tentang kejadian anemia pada ibu

hamil yang berhubungan dengan cara mengkonsumsinya.


3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian dapat dijadikan dasar untuk melakukan penelitian

mengenai cara meningkatkan konsumsi ibu hamil minum tablet besi.


4. Bagi Tenaga Kesehatan (Bidan)
Dapat mengetahui hubungan cara mengkonsumsi tablet besi dengan

tingkat anemia pada ibu hamil, sehingga mampu memotivasi ibu hamil

untuk mengkonsumsi tablet besi secara teratur yang bertujuan untuk

mengurangi kejadian anemia.

E. Keaslian Penelitian
Penulis : Mas’adah
Judul Penelitian : Hubungan Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III

Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Dengan Kejadian

Anemia Di Puskesmas Mijen I Kabupaten Demak.


Metode Penelitian : Sesuai dengan tujuan penelitian maka jenis penelitian

yang digunakan adalah korelasional. Dimana


penelitian bertujuan untuk melihat korelasi (hubungan)

antara variabel satu dengan variabel yang lain, Untuk

mengetahui Hubungan Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil

Trimester III Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Dengan

Kejadian Anemia Di Puskesmas Mijen I Kabupaten

Demak.
Waktu : Bulan Mei 2010.
Tempat : Di Puskesmas Mijen I Kabupaten Demak.
Hasil : Hubungan Tingkat Kepatuhan Ibu Hamil Trimester III

Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Dengan Kejadian

Anemia Di Puskesmas Mijen I Kabupaten Demak.

Pada Distribusi Frekuensi Tingkat Kepatuhan,

responden sebagian besar patuh sebanyak 16

responden (53,3%). Sedangkan sebagian kecil

responden dengan tidak patuh sebanyak 14 responden

(46,7%). Berdasarkan status Hb bahwa responden

yang tidak anemia dan anemia sama yaitu sebanyak

15 (50%) responden. Pada kejadian tidak patuh

dengan masalah tidak anemia sebanyak 4 (28,6%)

responden, sedangkan pada kategori tidak patuh

dengan masalah anemia sebanyak 10 (33,8%)

responden.

Anda mungkin juga menyukai

  • Pengertian Pengetahuan
    Pengertian Pengetahuan
    Dokumen3 halaman
    Pengertian Pengetahuan
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • Ingin KB Yang Aman
    Ingin KB Yang Aman
    Dokumen16 halaman
    Ingin KB Yang Aman
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • 58 Langkah APN
    58 Langkah APN
    Dokumen7 halaman
    58 Langkah APN
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • KB Kalender
    KB Kalender
    Dokumen9 halaman
    KB Kalender
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • Aki Dan Akb
    Aki Dan Akb
    Dokumen4 halaman
    Aki Dan Akb
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • Puisi Firda
    Puisi Firda
    Dokumen1 halaman
    Puisi Firda
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • Nasi Padang
    Nasi Padang
    Dokumen2 halaman
    Nasi Padang
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • Tari
    Tari
    Dokumen7 halaman
    Tari
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat
  • Ukuran Lapangan Badminton
    Ukuran Lapangan Badminton
    Dokumen5 halaman
    Ukuran Lapangan Badminton
    nur indah syafitri
    Belum ada peringkat